Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH I

PEMINDAH DAYA II

“TRANSMISI OTOMATIS”

Disusun :

MUHAMMAD SANDI 5152122004

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Transmisi Otomatis” yang merupakan Salah satu tugas dari Mata Pelajaran Otomotif
Penulis menyadari betul bahwa isi makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai
penyempurnaan makalah ini, sehingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak
yang membaca, seiring dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu selesainya makalah ini.

Medan, September 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi penghantar energy dari
mesin ke diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar dan menggerakkan
mobil.Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam
mobil merupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi)
antara600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0
sampai2500 rpm.Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi
manualdan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan
gabunganantara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir
yang barudapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek
tertentu saja.Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang
banyak dipergunakan dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Biasanya pada
transimimanual terdiri dari 3 sampai dengan 7 speed.Transmisi semi otomatis adalah
transmisi yang dapat membuat kita dapatmerasakan sistem transmisi manual atau
otomatis, bila kita sedang menggunakan sistemtransmisi manual kita tidak perlu
menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisi ini pedal kopling sudah teratur
secara otomatis.Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque
converter,Planetary gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter berfungsi
sebagaikopling otomatis dan dapat memperbesar momen mesin. Sedangkan Torque
converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner, dan Stator. Stator terletak diantara
impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF (Automatic Transmition Fluid).
Momenmesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida

B. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang pengertian Transmisi otomatis.
2. Untuk mengetahui apa saja komponen utama dari Transmisi otomatis.
3. Mengetahui bagaimana cara kerja dari Transmisi otomatis.
4. Mengetahui fungsi dari Transmisi otomatis.
5. Mengetahui apa saja keunggulan,kelemahan dan cara merawat Transmisi otomatis.
BAB II
PEMBAHASAN

BASIC TRANSMISI OTOMATIS

BAGIAN-BAGIAN DALAM TRANSMISI OTOMATIS


A. Pengertian Transmisi otomatis

Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan


secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini
digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi
otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti
halnya pada roda gigi pada transmisi manual.

B. Mode transmisi otomatis

Transmisi otomatik dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke


posisi tertentu. Posisi tuas transmisi otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L,
sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah. Mesin hanya bisa dihidupkan
pada posisi P ataupun N saja.

Umumnya moda transmisi otomatik adalah seperti berikut:

 P (Park) adalah posisi untuk kendaraan parkir, Transmisi terkunci pada posisi ini
sehingga kendaraan tidak bisa didorong.
 R (Reverse) adalah posisi untuk memundurkan kendaraan.
 N (Neutral) adalah posisi gir netral, hubungan mesin dengan roda dalam keadaan bebas.
 D (Drive) adalah posisi untuk berjalan maju pada kondisi normal.
 2/S (Second) adalah posisi untuk berjalan maju di medan pegunungan .
 1/L (Low) adalah posisi maju pada gir ke satu, hanya digunakan pada saat mengendarai
pada medan yang sangat curam.

Sedangkan opsionalnya adalah :

 3 adalah posisi untuk berjalan maju dan transmisi tidak akan berpindah pada
 Posisi gir atas.
 O/D (Over Drive) adalah posisi supaya perpindahan gir pada transmisi terjadi pada
putaran mesin yang lebih tinggi

C. Jenis-jenis transmisi otomatis.


Transmisi otomatis dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
• Automatic transaxle, digunakan untuk kendaraan FF (Front-engine, Front-wheel-drive).
• Automatic transmission, digunakan untuk kendaraan FR (Front-engine, Rear-wheel-
drive)
D. Komponen dan fungsi transmisi otomatis, yaitu :
1. Planetary gear unit
Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin,
menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan
kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai
mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang
berat dengan tenaga yang ringan.

Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut:

Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang
besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan
kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang
tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:

gambar. Planetary gear unit

Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary
carrier.Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat
gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya.
Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di
sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier
dikombinasikan dalam unit planetary carrier. Penggantian input pada planetary carrier,
output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung
dan akselerasi.

2. Torque conventer

Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada
bagian ini juga terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan
dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin.

gambar. potongan torque conventer

Fungsi dari torque converter adalah :

1) Melipat gandakan momen yang dihasilkan oleh mesin.


2) Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin menuju ke
transmisi.
3) Menyerap getaran mesin.
4) Melembutkan putaran mesin.
5) Sebagai pompa oli ke hidraulic control system.

Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar
dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump
impeller, turbine runner, dan stator.

Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu
menghasilkan tekanan yang di pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin
dihidupkan. Pada saat kendaraan di derek dan roda yang berhubungan dengan drive axle,
output shaft dan intermediate shaft serta bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat
berbahaya jika kendaraan di derek pada jarak yang jauh atau pada kecepatan yang cukup
tinggi.

a. Pump impeller

Pump impeller disatukan dengan converter case dan converter case


dihubungkan ke poros engkol melalui drive plate, ini berarti pump impeller akan
berputar saat poros engkol berputar. Pump impeler berfungsi untuk melemparkan
fluida (ATF) ke turbine runner agar turbine runner ikut berputar. Pump impeller
terdiri dari vane dan guide ring. Guide ring berfungsi untuk membentuk celah yang
memperlancar aliran minyak.

b. Turbine runner

Turbine runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, ini
berarti turbine runner berfungsi untuk menerima lemparan fluida dari pump impeller
dan memutarkan over drive input shaft transmisi. Turbine runner terdiri dari vane dan
guide ring. Arah vane pada turbine runner berlawanan dengan vane pump impeler.

c. Stator

Stator ditempatkan di tengah-tengah antara pump impeller dan turbine runner.


Dipasang pada poros stator yang diikatkan pada transmission case melalui one way
clutch. Stator berfungsi mengarahkan fluida dari turbine runner agar menabrak bagian
belakang vane pump impeller, sehingga memberikan tambahan tenaga pada pump
impeller.

One way clutch memungkinkan stator hanya berputar searah dengan poros
engkol. Oleh karena itu, stator akan berputar atau terkunci tergantung dari arah dorongan
minyak pada vane stator.
gambar. konstruksi pump impeller,stator, dan turbine runner

3. Hydraulic control unit.

Hydraulic control system merubah beban mesin (sudut pembukaan throttle


valve) dan kecepatan kendaraan menjadi bermacam-macam tekanan hidrolik yang
akan menentukan shifting.
Sistem ini terdiri dari oil pump, governor valve, dan valve body. Oil pump
drive gear berhubungan dengan pump impeller pada torque converter dan selalu
berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan mesin. Governor valve
digerakkan oleh drive pinion dan mengubah putaran (kecepatan) drive pinion shaft
menjadi hydraulic signal yang dikirimkan ke valve body. Valve body menyerupai
jalan yang berliku-liku, mempunyai jalur-jalur yang banyak sebagai saluran minyak
transmisi. Pada jalur-jalur ini dipasang banyak katup yang membuka dan menutup
jalur-jalur ini untuk mengirimkan dan menghentikan “hydraulic signal”ke bagian-
bagian planetary gear unit.

gambar. hidraulic control unit

4. Pompa oli

Mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli


membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle
otomatis dengan menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).
gambar. pompa oli

5. Cluch

Kopling-kopling multiplat menghubungkan dua komponen berputar dari


susunan roda gigi planet. Planetary gear unit menggunakan beberapa kopling
multiplat, yaitu kopling maju (forward clucth) (C1) dan kopling langsung (direct
clucth) dan kopling mundur (reverse clucth) (C2)

6. Brake

Berfungsi nahan komponen planetary gear unit agar tidak berputar


Brake atau rem dibagi dua :

1) Rem-rem multiplat (multiplate brakes)


Mempunyai fungsi yang sama seperti pita rem dan dibuat
dengan cara yang sama dengan kopling multiplat. Rem multiplat mengunci
atau menahan sebuah komponen putar dari susunan roda gigi planet ke casing
transmisi.
gambar. multiplate brake

2) Pita rem (brake band)


Pita rem ditempatkan di luar sekitar dari teromol kopling langsung
(direct clucth drum). Salah satu ujung pita rem ini diletakkan ke casing
transmisi dengan sebuah pena (pin), sedangkan ujung yang lain melekat
dengan piston rem (brake piston) dimana dioperasikan dengan tenaga hidrolik

cara kerja brake band :


Pada brake tipe brake band, brake band menjepit brake drum
yang dihubungkan dengan anggota planetary gear set sehingga mencegah
anggota untuk berputar. Ketika tekanan hidrolik dikenakan ke piston, piston
bergerak ke kiri dalam silinder piston, menekan pegas bagian luar (outer
spring). Pegas bagian dalam (inner spring) memindahkan gerakkan ke
batang piston (piston rod), menggerakkan ke kiri dengan piston, dan
menekan salah satu pita rem, mengurangi pertautan pita. Ketika pegas
bagian dalam menekan, piston berhubungan langsung dengan bahu batang
piston dan gaya gesek yang tinggi ditimbulkan antara pita rem dan teromol.
Karena ujung yang lain dari pita rem tetap pada casing transmisi dan
diameter pita berkurang. Pita rem mengklaim dengan keras teromol,
memegang agar tidak dapat bergerak, dimana menyebabkan teromol dan
susunan dari roda gigi planet dibuat tetap ke casing transmisi. Ketika fluida
bertekanan dibuang dari silinder, piston dan batang piston didorong
kembali oleh pegas sehingga teromol terbebas dari pita rem.
gambar. brake band

E. Prinsip pemindahan tenaga

Bila kita memasang dua buah kipas angin A dan B berhadapan satu sama lain,
kemudian kipas angin A dihidupkan, maka kipas angin B akan ikut berputar dengan arah
yang sama. Ini terjadi karena aliran udara dari kipas angin A membentur daun (vane)
kipas angin B dan selanjutnya kipas angin B akan terbawa berputar. Dengan kata lain,
terjadi pemindahan tenaga dari kipas angin A ke kipas angin B melalui angin sebagai
perantara. Torque converter bekerja dengan cara yang sama, pompa impeller memainkan
peranan kipas A dan turbine runner sebagai kipas B. perantaranya adalah fluida (ATF).
Dalam keadaan yang sama, pompa impeller diputarkan oleh mesin yang
memberikan energy dinamik pada minyak. Karena gaya centrifugal minyak dengan
energy dinamik mengalir sepanjang permukaan kurva pompa impeller dan keluar dari
bagian tengah kebagian luar dengan kecepatan yang tinggi, dan dengan sudut yang
tertentu mendorong kipas-kipas turbine runner untuk memberikan momen . Momen ini
adalah tenaga yang memutarkan turbin sama dengan pompa impeller dan memungkinkan
keduanya berputar dalam satu kesatuan. Ini adalah cara kerja kopling fluida.

gambar. prinsip pemindah tenanga menggunakan media kipa


F. Prinsip pemberasan momen

Pada kedua kipas yang diceritakan sebelumnya ditambahkan air duct, udara yang
mengalir ke kipas B akan dikembalikan ke kipas A dari belakang melaui air duct. Ini akan
menyebabkan energi yang tertinggal di udara setelah melalui kipas B akan membantu putaran
kipas A. Dalam torque converter, stator berfungsi sebagai air duct.

gambar. prinsip pembesaran momen

G. Penyebab kerusakan transimisi otomatis.


1. Tak memindahkan posisi tuas ke N waktu berhenti lama
Terkadang sopir mobil matic terbuai dengan keringanan yang
diberikannya. Terhitung saat berhenti lama di dalam kemacetan atau waktu lampu
merah. Keadaan ini bikin transmisi bekerja ekstra, lantaran mesti bekerja disaat
suplai angin fresh terbatas. Baiknya, geser posisi tuas ke N saat anda tengah
berhenti dengan saat yang kian lebih 60 detik. Hal semacam ini mempunyai
tujuan supaya pelumas di transmisi tak meningkat mencolok saat hadapi keadaan
seperti itu.

2. Segera tancap gas sesudah memindah tugas ke D


Karena tergesa-gesa, sering ingindara mobil matic segera memindahkan
posisi tuas ke D serta mencapai pedal gas saat itu, walau sebenarnya transmisi
butuh saat untuk lakukan sistem " Engage " dengan memindahkan desakan fluida
ke arah torque conventer. Apabila rutinitas ini tak dihentikan, maka katup
solenoid didalam transmisi lebih gampang rusak hingga rusaknya rawan terjadi.
3. Kerap lakukan engin brake berlebihan
Untuk beroleh engine brake, transmisi automatis bisa dipakai pada posisi
gigi yang lebih rendah. Tetapi baiknya kerjakan perpindahan pada putaran mesin
di bawah 3000 Rpm. Karena, apabila di atas angka itu, mengakibatkan terjadi
hard friction yang kurangi usia gunakan dari kopling gesek di dalam transmisi
matic.

4. Mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi


Untuk memperoleh kekuatan berakselerasi maksimal, putaran mesin juga
butuh dijaga. Satu diantaranya dengan mempertahankakn posisi gigi yang pas,
supaya mesin bekerja diputaran yang cukup tinggi.
Namun tingkah laku ini tak pas saat kita memakai transmisi matic,
lantaran transmisi ini memakai kampas kopling basah, bikin selip jadi benar-benar
gampang berlangsung, terlebih apabila pengemudi sering memindahkan posisi
tuas transmisi yang berefek pada longgarnya beraring pada mainshaft. Peristiwa
ini ditandai dengan tanda-tanda makin lamanya perpindahan pada gigi yang ada.
Hal semacam ini cuma dapat berlangsung saat putaran mesin nyaris pada Redline.
anjuran saya janganlah kurangi gigi pada waktu putaran tinggi.

5. Perpindahan dari D ke R waktu melaju.


Pengoperasian tuas saat ingindara akan parkir, pasti membutuhkan
kecepatan tangan dalam memindahkan tuas. Namun, bila dikerjakan dengan
kasar, maka transmisi automatis bisa menyebabkan rusaknya internal ataupun
eksternal ditransmisi. Di dalam, rusaknya yang berlangsung pada planetrary gear
serta one way clutch. Sesaat komponen di luar transmisi yang dapat dipengaruhi
seperti cross joint pada as kopel, engine mounting serta as roda pada penggerak
roda depan.

6. Menahan transmisi di posisi gigi 1


Terkadang keperluan engine brake serta performa akselerasi dijalan alami
penurunan atau menanjak yang curam membutuhkan transmisi ada di posisi gigi
1. Namun, baiknya keadaan ini cuma dipergunakan saat dibutuhkan saja. Dalam
keadaan normal, hal semacam ini butuh dihindari. Karena, beban kopling makin
berat, terlebih apabila dilanjutkan dengan perpindahan ke posisi gigi yang lebih
tinggi pada transmisi automatis. Di mana tetap memakai katup bikin performa
komponen per di balik aktuator piston itu dapat punya masalah disebabkan
desakan berlebihan. Hal semacam ini lalu menyebabkan perpindahan jadi tak
nyaman atau menyentak. Bila hingga berlangsung, terpaksa mesti lakukan
pergantian komponen.
H. Persoalan yang umumnya berlangsung pada pemakai mobil matic
1. Dijalan kencang tiba-tiba lost power (ngedrop)
2. Gigi seperti terkunci di gigi teratas, bila masuk dari N ke D. Walau pedal gas
diinjak untuk menggerakan mobil (harusnya mobil matic, saat telah dimasukan ke
posisi D maju pelan)
3. Tombol OD (Over Drive tidak berjalan)
4. Telah masuk gigi R, mobil tak mundur
5. Bau terbakar di area transmisi
6. Mobil dipacu pada kecepatan tinggi
7. Sulit oper gigi

I. Kontrol serta penangganan pertama pada transmisi otomatis


1. Reset ECU, bila hasil tetap sama juga atau tetap ada masalah ditransmisi lanjut ke
langkah berikutnya.
2. Bersihkan Body Valve pada transmisi matic sekalian ubah oli maticnya. Ingat, ubah
oli transmisi sesuai sama dengan spesifikasi dari pabrik, bila hasil tetap sama juga
atau tetap ada masalah ditransmisi lanjut ke langkah berikutnya.
3. Menguras oli transmisi, dengan maksud bersihkan kotoran-kotoran yang telah
mengendap dikomponen transmisi, diluar itu juga bersihkan kotoran yang menyumbat
lubang aliran oli matic. Menguras oli matic ini tak bisa dikerjakan di bengkel
sembarangan, soalnya tak seluruhnya bengkel mempunyai alat menguras oli matic
namanya (ATF Exchanger), bila hasil tetap sama juga atau masih ada masalah di
transmisi maka bawa ke bengkel trasnsmisi matic.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sistem transmisi dalam otomotif, adalah system yang berfungsi untuk


konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-
beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi
menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
· Transmisi menggunakan roda gigi-roda gigi (gears) dari rasio rendah ke tinggi untuk
memaksimalkan torsi mesin sesuai dengan perubahan yang terjadi pada saat berkendara. Ada dua
macam transmisi yaitu manual dan otomatis. Pada transmisi manual yang digunakan adalah
kopling dan lock unlock berbagai macam set gear untuk mendapatkan rasio gigi yang berbeda.
Transmisi otomatis menggunakan torque converter dan planetary gears (roda gigi satelit) yang
dapat membuat satu set gear menghasilkan rasio gigi yang berbeda.
· Perpindahan gigi pada transmisi otomatis secara otomatis sesuai dengan posisi tuas,
terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D, 2 dan L. Sedangkan untuk Over Drive (O/D)
menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan performa
kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi terdapat 2 poisisi switch yang ditempatkan di
console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Transmisi_otomatis

https://youdienakal.wordpress.com/otomotif/

http://www.teknovanza.com/2014/02/penyebab-dan-cara-mengatasi-transmisi.html

http://www.viarohidinthea.com/2014/10/transmisi-otomatis-pada-mobil.html

http://poejiaremania.blogspot.co.id/2014/09/makalah-transmisi-otomatis.html

http://otomotifarif02.blogspot.co.id/2013/11/transmisi-otomatis.html

Anda mungkin juga menyukai