Seventen
Seventen
ABSES PERIANAL
A. Pengertian
Abses perianal adalah infeksi pada ruang pararektal. Abses ini kebanyakan
Abses perianal merupakan infeksi pada jaringan lunak sekitar saluran anal,
dengan pembentukan abses rongga diskrit. Tingkat keparahan dan kedalaman dari
abses cukup variabel, dan rongga abses sering dikaitkan dengan pembentukan
saluran fistulous.
B. Etiologi
(Emedicinehealth, 2011, hal 1). Masuknya bakteri ke daerah sekitar anus dan
C. Patofisiologi
kulit daerah sekitar anus. Nanah terbentuk akibat infeksi kuman/bakteri karena
makin lama makin banyak sehingga akan terasa bengkak dan nyeri, inilah yang
disebut abses perianal. Pada beberapa orang dengan penurunan daya tubuh
anti radang) dalam jangka waktu lama, ataupun dalam kemoterapi akibat kanker
biasanya abses akan lebih mudah terjadi (Selatan, 2008, hal 1).
Abses dapat terjadi pada berbagai ruang di dalam dan sekitar rektum. Seringkali
mengandung sejumlah pus berbau menyengat dan nyeri. Apabila abses terletak
superficial, maka akan tampak bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan. Nyeri
memburuk dengan mengedan, batuk atau bersin, terutama pada abses
berjalan atau duduk. Abses yang terletak lebih dalam memgakibatkan gejala
toksik dan bahkan nyeri abdomen bawah, serta deman. Sebagian besar abses
rectal akan mengakibatkan fistula (Smeltzer dan Bare, 2001, hal 468). Abses di
bawah kulit bisa membengkak, merah, lembut dan sangat nyeri. Abses yang
terletak lebih tinggi di rektum, bisa saja tidak menyebabkan gejala, namun bisa
menyebabkan demam dan nyeri di perut bagian bawah (Healthy of The Human,
2010, hal 1)
Abses perianal
E. Pengobatan
pengobatan terdiri dari suntikan dengan bius lokal, membuka abses dan
semua nanah dibuang, bisa terbentuk terowongan abnormal yang menuju ke kulit
F. Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan rontgen, USG, CT scan atau MRI (Healthy of The Human, 2010, hal
2).
G. Komplikasi
Jika tidak diobati, fistula anus hampir pasti akan membentuk, menghubungkan
rektum untuk kulit. Hal ini memerlukan operasi lebih intensif. Selanjutnya, setiap
abses diobati dapat (dan kemungkinan besar akan) terus berkembang, akhirnya
menjadi infeksi sistemik yang serius. Hal yang paling ditakutkan pada abses
perianal adalah terjadinya fistel perianal. Fistel perianal adalah saluran abnormal
antara lubang anus/rektum dengan lubang bekas abses yang bermuara pada kulit
sekitar anus. Muara pada kulit sekitar anus tampak sebagai luka bekas bisul yang
tidak pernah menutup/sembuh dan tidak sakit (Selatan, 2008, hal 2).
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas pasien diisi mencakup nama, umur, jenis kelamin, status pernikahan,
pekerjaan, alamat.
B. Riwayat Kesehatan
penyebab dan pencetus timbulnya penyakit, bagian tubuh yang mana yang sakit,
kebiasaan saat sakit kemana minta pertolongan, apakah diobati sendiri atau
C. Riwayat Penyakit
Penyakit apa yang pernah diderita oleh pasien, riwayat penyakit yang sama
atau penyakit lain yang pernah di derita oleh pasien yang menyebabkan pasien
dirawat. Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang
lain atau riwayat penyakit lain yang bersifat genetik maupun tidak.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan sakit dan gelisah atau cemas
2. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah normal, nadi cepat, suhu meningkat dan pernafasan meningkat.
rambut serta pemeriksaan tentang luka. Jika ada luka pada daerah tersebut,
b. Mata
gangguan penglihatan.
c. Hidung
d. Mulut
e. Telinga
serumen. Pada penderita yang bed rest dengan posisi miring maka,
vokal premitus, adanya suara tambahan, bunyi jantung, dan bunyi jantung
tambahan, perkusi thorax untuk mencari ketidak normalan pada daerah thorax.
5. Abdomen
Bentuk perut datar atau flat, bising usus mengalami penurunan karena
6. Urogenital
Inspeksi adanya kelainan pada perinium. Biasanya klien dengan fistula ani
7. Muskuloskeletal
Adanya fraktur pada tulang akan menyebabkan klien bedrest dalam waktu
8. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran dikaji dengan sistem GCS. Nilainya bisa menurun bila
terjadi nyeri hebat (syok neurogenik) dan panas atau demam tinggi, mual
a. Inspeksi kulit
mukosa, kulit kepala, rambut dan kuku. Tampilan kulit yang perlu dikaji
a) Lesi primer, yang terjadi karena adanya perubahan pada salah satu
komponen kulit
b) Lesi sekunder adalah lesi yang muncul setelah adanya lesi primer.
2) Edema
3) Kelembaban
5) Kebersihan kulit
6) Vaskularisasi
echimosis.
7) Palpasi kulit
DO: Ekspresi wajah tampak meringis saat tidur terlentang. Kulit tampak
DS: Pasien mengatakan ada bisul di daerah dubur dan terasa nyeri.
F. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi:
perianal.
terkontaminasi.
c) Kecemasan berhubungan dengan physiologi faktor akibat proses
peradangan.
akan didapatnya.
Post operasi:
G. Intervensi
Pre operasi
Intervensi:
kegelisahan.
Rasional: bahasa tubuh/perilaku nonverbal dapat digunakan
pengalihan perhatian
koping.
Bersihkan area rectal dengan sabun yang lembut dan air sesudah
Rasional: menjaga kulit sekitar rektal dari asam isi perut, menjaga
exoriasi.
terkontaminasi.
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas normal (peningkatan suhu tidak
Rencana tindakan:
infeksi.
penyembuhan lukanya.
Intervensi
komunikasi therapeutik.
feedback.
kecemasan.
Kolaborasi untuk pemberian sedativa, seperti barbiturat, anti
Intervensi
dan infeksi.
Post Operasi
a) Nyeri pada area operasi berhubungan dengan adanya eksisi luka operasi.
Intervensi:
meningkatnya nyeri.
Intervensi:
Intervensi:
adanya inflamasi.
penyembuhan.
balutan.
pemberian antibiotik.
infeksi
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan
Sudoyo. A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (2006). Buku
http://healthyenthusiast.com/perianal-fistel.html
http://www.medistra.com/index.php)