Anda di halaman 1dari 21

MODUL IX

DYNAMIC PROGRAMMING

Oleh : Dr. Budisantoso WIRJODIRDJO

DEPARTEMENT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG STUDI TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA
DYNAMIC PROGRAMMING

Dynamic Programming adalah algoritma mathematik yang dapat digunakan


untuk memecahkan beberapa type masalah alokasi yang mempunyai ciri
bertahapan (multi stage) misalnya saja pembebanan kargo, alternative
investasi, penggantian, skeduling dan pengendalian persediaan.

Pendekatan Dynamic Programming adalah untuk memperoleh optimasi


tahapan proses pengambilan keputusan. Untuk itu setiap masalah harus dapat
dipecahkan melalui sub masalah lebih kecil atau terbatas secara berurutan
sampai seluruh sub masalah tersebut terselesaikan semua.

1. Pendekatan masalah investasi dengan metode Dynamic Programming

Apabila kita mempunyai permasalahan alokasi dana terhadap berbagai


alternatip investasi dengan masing-masing mempunyai nilai perolehan yang
berbeda dan pembatas yang berbeda pula, maka sedapat mungkin alokasi
dana tersebut secara keseluruhan dapat memperoleh perolehan yang
maximum.

Untuk memberi illustrasi sederhana terhadap permasalahan ini misalkan kita


dihadapkan pada 3 alternatip program investasi terhadap 8 unit dana yang
mana setiap alternatip tersebut mempunyai 8 cara pengalokasian dana yang
kita punyai tersebut. Dari masing masing alternatip program investasi dan
komposisi cara pengalokasian dana masing-masing mempunyai perolehan
yang berbeda beda. (lihat table 1). Fungsi gi(x) merupakan fungsi perolehan
untuk setiap alternatip pengalokasiaan dana sejumlah x unit pada alternatip
program investasi ke i (i= 1, 2,3).

Perolehan dari setiap program investasi dan peng-alokasian berbeda-beda dan


tidak bergantungan satu sama lain. Misalnya saja, g2(5) = 70 merupakan
balikan dari investasi 5 unit dana pada program 2 tanpa melihat 3 unit sisa
dana yang harus dialokasikan pada program lain.

2
Tabel 1. Perolehan dari alternatip investasi dan cara alokasi dana

x 0 1 2 3 4 5 6 7 8

g1(x) 0 5 15 40 80 90 95 98 100

g2(x) 0 5 15 40 60 70 73 74 75

g3(x) 0 4 26 40 45 50 51 52 53

Untuk permasalahan ini kita buat asumsi sebagai beri kut :

1. Perolehan dari setiap alternatip investasi dan alternatip alokasi diukur


dalam satuan yang sama. Unit alokasi sebesar x harus sama dengan unit
perolehan pada alokasi x untuk setiap alternatip program.

2. Total perolehan dari seluruh alokasi adalah jumlah aljabar dari perolehan
dari masing-masing alokasi.

Dengan asumsi-asumsi tersebut diatas, pemecahan permasalahan dapat


dikembangkan pada masalah lain yang lebih umum.

Prinsip dasar pemecahan Dynamic Programming adalah dilakukan dengan


cara membagi masalah tersebut atas beberapa tahap pemecahan dimana setiap
tahap berikutnya memerlukan informasi hasil pemecahan pada tahap
sebelumnya. Dan hal ini dapat ditrapkan pada permasalahan invetasi yang
kita hadapi pada contoh diatas

Langkah pertama penyelesaian.

Diasumsikan bahwa kita hanya memilih program investasi 3 yang tersedia.


Untuk itu fungsi perolehan dari program investasi yang mempunyai 9
altenatip alokasi dapat ditulis sebagai : g3(xi), dimana xi berjalan dari i = 1, 2,
3, ...9. Perolehan optimal dari alternatip investasi dan alokasi dapat
ditentukan sebagai :

3
f3(xi=9=8), = g3(x =8)= 53
i=9

Dan jumlah alokasi yang diinvestasikan adalah :

d3(xi=9)= 8

dimana f3(xi=9=8)= 53 merupakan perolehan optimal dari alternatip program 3


dan alternatip alokasi 9 sebanyak 8.

Langkah kedua penyelesaian.

Kita perhatikan sekarang untuk :

f3(xi=1......9), = g3(xi=1.....9)maks untuk xi=1....9 = 0, 1, 2, ...... 8

merupakan perolehan optimal dari alternatip program investasi pada saat x


dialokasikan pada alternatip x i=1....9 = 0, 1, 2, 3 ....... 8 .

Dan jumlah dana yang dialokasikan pada masing alternatip alokasi adalah :

d3(xi=1..9), = x untuk x = 0, 1, 2, ...... 8

Dari alternatip program investasi 3 ini maka dari hasil dari kedua langkah
yang telah dilakukan diatas dapat dibuat tabel sbb :

Tabel 2. Hasil Langkah penyelesaian 1 dan 2

x 1 2 3 4 5 6 7 8 9

f3(xi=1....9) 0 4 26 40 45 50 51 52 53

d3(xi=1..9) 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Langkah ketiga penyelesaian.

Apabila saat ini kita asumsikan bahwa hanya mempunyai 2 alternatip program
investasi yaitu alternatip 2 dan 3. Disamping itu alternatip alokasi dana tetap
sebanyak 8 alternatip alokasi.

4
Dari kedua alternatip program investasi tersebut, perlu dipertanyakan pada
alokasi dana berapa yang harus diinvetasikan pada masing-masing program
investasi yang harus dilakukan ?. Telah kita ketahui bahwa pada alternatip
program investasi 3 dapat diketahui jumlah alokasi untuk medapatkan
perolehan yang optimal. Dengan jalan yang sama kita dapat lakukan evaluasi
untuk alternatip program 2 dan 3 untuk memperoleh jumlah perolehan yang
paling optimal.

g2(x1=1 =0) + f3(x1=9 =8) = 53


g2(x1=2 =1) + f3(x1=8 =7) = 57
g2(x1=3 =2) + f3(x1=7 =6) = 66
g2(x1=4 =3) + f3(x1=6 =5) = 90
g2(x1=5 =4) + f3(x1=5 =4) = 105
g2(x1=6 =5) + f3(x1=4 =3) = 110
disebut sebagai f2(x1=9=8),
g2(x1=7 =6) + f3(x1=3 =2) = 99
g2(x1=8 =7) + f3(x1=2 =1) = 78
g2(x1=9 =8) + f3(x1=1 =0) = 75

Maximum perolehan untuk program investasi 2 dan 3 pada saat jumlah dana
yang tersedia adalah 8 unit dinyatakan oleh f2(x1=9=8), yakni :

f2(xi=9=8) = max Z = 0, 1, 2, ....8 [g2(zi=0....8) + f3(8 - zi)]

Jumlah optimal pada invetasi di alternatip program investasi 2 dinyatakan


oleh d2(xi=1..9=8) dan diperlukan nilai z pada saat f2(xi=8). Sehingga diperoleh :

f2(xi=9=8) = [g2(xi=6=5) + f3(xi=4=3)]

d2(xi=9=8) = 5 dan alokasi d3(xi=3=3) = 3

Langkah keempat penyelesaian.

Kita mempunyai asumsi kembali bahwa hanya ada alternatif 2 dan 3 pada
program investasi, tetapi jumlah dana yang tersedia hanya sejumlah x unit
untuk diinvestasikan pada kedua program invetasi tersebut ( x = 0, 1, 2, ... 7).

5
Untuk setiap nilai x yang ditanam dikedua alternatip program investasi
tersebut, kita hitung nilai optimal perolehan dari kedua program investasi
sebagai :

f2(xi=9=x) = max Z = 0, 1, 2, ....x [g2(z) + f3(xi=0...7 - z)]

jumlah dana yang dialokasikan pada program investasi 2 adalah :

d2(xi=) = nilai dari z hasil f2(x)

Untuk itu akan dapat dihitung f2(x) dan d2(x) untuk x = 0, 1, 2, ..... 7
dan diperoleh nilai :

x=0 f2(0) = max Z = 0 [g2(z) + f3(0 - z)]

= [g2(0) + f3(0)]

=0

d 2(0)= 0

x=1 f2(1) = max Z = 0, 1 [g2(z) + f3(1 - z)]

[g2(0) + f3(1)]
= max
[g2(1) + f3(0)]

0+ 4
= max
5+ 0

=5

d 2(1) = 1

6
Pernyataan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa apabila satu unit dana yang
tersedia dan di-investasikan pada alternatip program 2 dan 3, strategi optimal
adalah meng-investasikan ke dalam alternatif program 2 dengan perolehan
sebesar 5.

x=2 f2(2) = max Z = 0, 1, 2 [g2(z) + f3(2 - z)]

[g2(0) + f3(2)]

= max [g 2(1) + f3(1)]

[g2(2) + f3(0)]

0 + 26

= max 5+ 4

15 + 0

= 26

d 2(2) = 0

Pernyataan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa apabila dua unit dana yang
tersedia dan di-investasikan pada alternatip program 2 dan 3, strategi optimal
adalah meng-investasikan ke dalam alternatif program 2 sebesar 0 unit dan
pada program 3 sebesar 2 unit dengan perolehan total sebesar 26.

Perlu diingatkan kembali bahwa dalam hal ini kita harus menyelesaikan
seluruh sub masalah yang telah kita bagi atas tahapan. Oleh karenanya kita
harus mengetahui strategi optimal untuk alternatip program 2 dan 3 terhadap
seluruh 8 kemungkinan alokasi pembebanan dana pada masing masing
program 2 dan 3 tanpa memandang program investasi 1. Hal ini akan
dilustrasikan lebih jelas pada langkah kelima.

x=3 f2(3) = max Z = 0, 1, 2, 3 [g2(z) + f3(3 - z)]

7
[g2(0) + f3(3)]

[g 2(1) + f3(2)]
= max
[g 2(2) + f3(1)]

[g2(3) + f3(0)]

0 + 40

5 + 26
= max = 40
15 + 4

40 + 0

d2(3) = 0 atau 3

Apabila terdapat dua nilai optimal dan kita hanya menekankan salah satu saja
maka dapat kita pilih d2(3) = 0 atau d2(3) = 3, tetapi tidak dapat memilih
kedua-duanya mengingat kita belum selesai menyelesaikan seluruh langkah.
Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan dapt dilihat pada resume tabel
sebagai berikut :

Tabel 3. Resume Hasil Langkah 1 sampai dengan 4

x 0 1 2 3 4 5 6 7 8

f3(x) 0 4 26 40 45 50 51 52 53

d3(x) 0 1 2 3 4 5 6 7 8

f2(x) 0 5 26 40 60 70 86 100 110

d2(x) 0 1 0 0 4 5 4 4 5

8
Langkah kelima penyelesaian.

Langkah kelima ini tidak berbeda dengan langkah sebelumnya dan tidak lepas
dari permasalahan intinya yakni bagaimana kita dapat mengalokasikan
seluruh alternatip dana kepada 3 alternatip program investasi yang ada
sehingga diperoleh perolehan yang paling optimal. Dan untuk itu sekarang
harus menguji perihal peng-investasi-an z unit dana pada program investasi 1
dan (8 - z) unit untuk program 2 dan 3 untuk z = 0, 1, 2, ..... 8.. Hal ini
f1(8)merupakan nilai maksimum dari :

g1(0), + f2(8) = 110


g1(1) + f2(7) = 105
g1(2) + f2(6) = 101
g1(3) + f2(5) = 110
g1(4) + f2(4) = 140
g1(5) + f2(3) = 130
g1(6) + f2(2) = 121
g1(7) + f2(1) = 103
g1(8) + f2(0) = 100

f1(8) = g1(4) + f2(4) = 140


d1(8) = 4

Perlu diingat bahwa f1(8) merupakan perolehan optimal bila 8 unit dana di-
alokasi pada ketiga alternatip, dan d1(8) merupakan jumlah optimal investasi
pada program 1. Diperoleh bahwa d1(8) = 4 yang merupakan nilai sisa 4 unit
dana yang harus dialokasi pada program 2 dan 3. Hal ini akan lebih mudah
diperoleh pada tabel 3 diatas. Kembali pada d2(4) = 4 yang menunjukkan
jumlah optimal alokasi investasi pada program investasi 2 apabila hanya
program investasi 2 dan 3 saja yang tersedia. Dan sisi 0 unit di-investasikan
pada program investasi 3. Nilai optimal alokasi dana pada 3 alternatip
program investasi adalah :

d1(8) = 4 unit untuk program 1

d1(4) = 4 unit untuk program 2

d1(0) = 0 unit untuk program 3

9
untuk total maksimum perolehan

f1(8) = 140

Untuk men-check kembali kita coba menghitug jumlah fungsi perolehan


apakah cocok dengan nilai optimal yang diinvestasikan :

g1(4) + g2(4) + g3(0) = 80 + 60 + 0 = 140

Tabel 4 dibawah ini menunjukkan hasil untuk setiap situasi alokasi dana yang
tersedia sampai dengan 8 unit. Misalnya saja tersedia 6 unit dana yang
tersedia untuk di-alokasikan ketiga program investasi yang ada. Alokasi
optimal dari 6 unit dana seperti dibawah ini :

d1(6) =4
d2(6 - 4) = d2(2) = 0
d3(2 - 0) = d3(2) = 2

Dengan total perolehan :


d 1 (6) = 106

Tabel 4. Hasil untuk setiap situasi alokasi dana yang tersedia

x 0 1 2 3 4 5 6 7 8

f3(x) 0 4 26 40 45 50 51 52 53

d3(x) 0 1 2 3 4 5 6 7 8

f2(x) 0 5 26 40 60 70 86 100 110

d2(x) 0 1 0 0 4 5 4 4 5

f1(x) 0 5 26 40 80 90 106 120 140

d1(x) 0 0 0 0 4 5 4 4 4

Dari kelima tahapan yang sudah dilakukan dapat kita tarik suatu bentuk
persamaaan umum Dynamic Programming permasalahan tersebut diatas
sebagai berikut :

10
f2(x) = g3(x)

x = 0, 1, 2, ....8

d3(x) = x

fi(x) = max Z = 0, 1, 2... x [g1(z) + fi+1(x - z)] x = 0, .... 8

di(x) = nilai dari z untuk memperoleh fi(x) untuk i = 2, 1

Dimana fi(x) merupakan balikan optimal dari alokasi investasi ke program i,


i + 1, ......., 3 dan di(x) merupakan jumlah optimal investasi pada program i
apabila x unit dana tersedia untuk di-investasikan ke program i, i + 1, .......3.

Konklusi

Setelah kita mempelajari prosedur pendekatan penyelesaian Dynamic


Programming dengan contoh alokasi dana tersebut diatas maka secara umum
Dynamic Programming dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah alokasi sumber. Sumber yang dimaksud disini dapat berupa tenaga
kerja, dana, mesin, material, dan yang dimaksud dengan aktivitas disini dapat
berupa pekerjaan, investasi dan lain-lain.

Pendekatan model ini menggunakan asumsi sebagai berikut :

1. Perolahan dari alokasi diukur menurut satuan unit yang sama


2. Perolehan dari suatu aktivitas independen denngan perolehan
dari aktivitas yang lain.
3. Fungsi perolehan merupakan fungsi yang tidak menurun (non-
decreasing function)
4. Total perolehan dari alokasi sumber pada berbagai aktivitas
merupakan jumlah aljabar dari masing-masing perolehan alokasi
sumber.

11
2. Stagecoach Problem

Penyelesaian masalah stagecoach kedalam bentuk Dynamic Programming


banyak digunakan didalam mencari route yang paling optimal dari beberapa
alternatif lintasan seperti contoh dibawah ini.

12 19
10
4 2
5
9
8 8 8,9 6

8
8
6 4
10 10 17 16
9
7 2
10 6 6 3 1
10 3
9 6 4
4
4

9 5
3
8 13
10 4
6
7 4

9 6

STAGE 5 STAGE 4 STAGE 3 STAGE 2 STAGE 1

Gambar diatas merupakan suatu alternatif route dari seorang salesman yang
hendak melakukan tugas dari arah timur menuju kearah barat yang terbagi
atas 5 stage dan 10 alternatif state. Angka didalam lingkaran node
menunjukkan nomer state yang mungkin akan dilalui oleh salesman,
sedangkan angka diatas setiap anak panah menunjukkan konsekwensi biaya
dari suatu state ke state berikutnya yang lain. Angka dibawah setiap lingkaran
node menunjukkan alternatif yang paling menguntungkan
(minimsasi/maksimasi) yang dapat diambil pada node state berikutnya pada
stage lebih lanjut. Angka diatas lingkaran node menunjukkan nilai yang paling
menguntungkan terhadap langkah-langkah yang diambil dari suatu state pada
node termaksud sampai pada akhir state.

12
Apabila Cij merupakan konsekwensi biaya atau ongkos dari node state i ke
node state j maka alternatif biaya perjalanan salesman dari suatu node state
yang satu ke node state berikutnya adalah sebagai berikut :

C12 = 4 C13 = 2 C14 = 3


C25 = 10 C26 = 9
C35 = 6 C36 = 7 C37 = 10
C46 = 3 C47 = 8
C58 = 4 C59 = 8
C68 = 9 C69 = 6
C78 = 5 C79 = 4
C8,10 = 8
C9,10 = 4

Persoalan diatas adalah mencari alternatif route yang paling ekonomis bagi
salesman didalam mencapai state node 1 ke state node 10.

Langkah penyelesaian dari persoalan tersebut diatas adalah sebagai berikut :

Langkah pertama penyelesaian

Perlu dipahami bahwa stage pada permasalahan ini sepertii halnya pada
permasalahan alternatif investasi pada penjelasan terdahulu. Apabila
dimisalkan salesman sudah mencapai pada stage 4 yaitu pada state node 8.
Biaya yang paling murah untuk mencapai state node 10 hanya ada satu
alternatif pilihan yaitu route 8 ---> 10 dengan konsekwensi biaya sebesar 8
unit biaya atau dapat direpresentasikan sebagai :

f4 (8) = 8
d4 (8) = 10 ----> merupakan representasi state berikutnya
setelah state node 8

Misalkan kita pada posisi state node 9 pada stage 4. Biaya minimum untuk
mencapai state node 10 hanya ada satu alternatif pilihan yaitu route 9 ---> 10
dengan konsekwensii biaya sebesar 4 unit biaya atau dapat direpresentasikan
sebagai :
f4 (9) = 4
d4 (9) = 10 ----> merupakan representasi state berikutnya

13
setelah state node 9

Dapat disimpulkan dalam hal ini bahwa untuk state node 8 dan state node 9
masing-masing hanya ada satu alternatif route menuju state node 10. Untuk
itu nilai-nilai optimal dari masing-masing dapat ditabelkan sebagai berikut :

Tabel 5. Policy Optimal stage 4 dan stage 5

Node
X 8 9
f4 (x) 8 4
d4 (x) 10 10

Langkah kedua penyelesaian

Selanjutnya kita melangkah kebelakang pada stage ke 3 yang mempunyai 3


state yaitu state node 5, 6 dan 7. Dari masing-masing state tersebut diinginkan
biaya yang paling minimum untuk mencapai state node 10 melalui stage 4.
Pada state node 5 perlu kita evaluasi :

1. Jumlah biaya yang terlibat dari state node 5 ke state node8


dan biaya optimal dari state node 8 ke state node 10

2. Jumlah biaya minimum dari state node 5 ke state node 9 dan


biaya optimal dari state node 9 ke state node 10

Nilai biaya minimum dari route-route yang ada :

1. 4 + f4 (8) = 12, dari 5 ---> 8 ---> 10

2. 4 + f4 (9) = 12, dari 5 ---> 8 ---> 10

Ternyata biaya minimum dari masing-masing alternatif pergerakan dari state


node 5 ke state node 10 dengan melalui salah satu state pada stage 4 adalah
sama, yang mana hal ini ditandai oleh :

f5 (5) = 12

14
Dengan route optimal :
8

10 5

d3 (5) = 8 atau 9

Dengan perlakuan yang sama seperti diatas untuk state node6 pada stage 3.
Biaya minimum dari state node 6 ke state node 10 melalui salah satu state
pada stage 4 adalah

9 + f4 (8)

f3 (6) = min

6 + f4 (9)

9 + 8

= min = 10

6 +4

Sehingga route optimal dari state node 6 ke state node 9 pada stage 4 adalah :

d3 (6) = 9

Demikian pula untuk state node 7

5 + f4 (8)

f3 (7) = min

4 + f4 (9)

=8

15
d3 (7) = 9
Untuk setiap kasus berlaku :

fz (x)

merupakan representasi dari minimum biaya perjalanan dari suatu state node
x pada stage z ke state node 10. Dan dz (x) merupakan state node optimal dari
state node x pada stage z.

Adapun state node optimal pada stage 3 menuju ke state node 10 seperti
pada tabel dibawah ini :

Table 6. Hasil Optimal Stage 3 sampai dengan 5

Node
X 5 6 7 8 9
f4 (x) 8 4
d4 (x) 10 10
f3 (x) 12 10 8
d3 (x) 8,9 9 9

Langkah ketiga pemyelesaian

Langkah selanjutnya adalah mundur ke stage 2 yang mana stage ini


mempunyai beberapa state node yakni 2, 3 dan 4. Jika kita mengambil state
node 2 kita cukup meng-evaluasi jumlah minimum biaya pada state node 2 ke
state node 10 melalui stage 3 dan stage 4 yang mana masing-masing state
pada stage tersebut telah kita hitung pada langkah kedua dan pertama. Dari
state node 2 pada stage 2 menuju stage 3 ada 2 alternatif route yaitu state
node 2 ---> 5 dan 2 ---> 6 yang masing-masing mempunyai konsekwensi
biaya 10 unit dan 9 unit biaya.

Dengan demikian dari state node 2 menuju state node 10 melalui state node 5
pada stage 3 dapat dihitung sebagai :

Biaya minimum dari state node 2 --> 5 + Biaya minimum dari state node
5 ---> 10

16
10 + f3 (5) = 10 + 12 = 22

Dengan demikian dari state node 2 menuju state node 10 melalui state node 6
pada stage 3 dapat dihitung sebagai :

Biaya minimum dari state node 2 -->6 + Biaya minimum dari state
node 6 ---> 10

9 + f3 (6) = 9 + 10 = 19

Selanjutnya

10 + f3 (5)

f2 (2) = min = 19

9 + f3 (6)

d2 (2) = 6

Demikian pula

6 + f3 (5)

f2 (3) = min 7 + f3 (6)

10 + f3 (7)

6 + 12

f2 (3) = min 7 + 10 = 17

10 + 8

17
d2 (3) = 6

3 + f3 (6)

f2 (4) = min

8 + f3 (7)

3 + 10

f2 (2) = min = 13

8 +8

d2 (4) = 6

Dari perhitungan diatas maka dapat dibuat resume tabel optimal sebagai
berikut :

Tabel 7. Resume Optimal langkah-langkah yang telah dilalui

Node
X 2 3 4 5 6 7 8 9
f4 (x) 8 4
d4 (x) 10 10
f3 (x) 12 10 8
d3 (x) 8,9 9 9
f2 (x) 19 17 13
d2 (x) 6 6 6

18
Langkah keempat pennyelesaian

Selanjutnya pada ujung jaringan yaitu state node 1, dalam menyusun


minimum biaya dari state node 1 ke state node 10 hanya diperlukan evaluasi
3 jumlah biaya minimum :

1. Biaya dari state node 1 ---> 2 ditambah biaya minimum dari state node
2 ---> 10

2. Biaya dari state node 1 ---> 3 ditambah biaya minimum dari state node
3 ---> 10

3. Biaya dari state node 1 ---> 4 ditambah biaya minimum dari state node
4 ---> 10

Telah dihitung sebelumnya bahwa biaya minimum untuk setiap state node
dalam stage 2 menuju state node 10 yang secara umum dapat dirumuskan :

C12 + f2 (2)

f2 (3) = min C13 + f2 (3)

C14 + f2 (4)

4 + 19

f2 (3) = min 2 + 17 = 16

3 + 13

d1 (1) = 4

19
Solusi optimal secara lengkap dari permasalahan ini dapat ditabelkan sebagai
berikut :

Table 8. Solusi Optimal secara lengkap

Node
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9
f4 (x) 8 4
d4 (x) 10 10
f3 (x) 12 10 8
d3 (x) 8,9 9 9
f2 (x) 19 17 13
d2 (x) 6 6 6
f1 (x) 16
d1 (x) 4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa minimum biaya dari state node 1 ke
state node 10 adalah 16 unit satuan biaya dengan route :
1 ---> 4 ---> 6 ---> 9 ---> 10

Dengan rekapitulasi sebagai berikut :

Stage 1, dari state node 1 ke state node 4, d1 (1) = 4


Stage 2, dari state node 4 ke state node 6, d2 (4) = 6
Stage 3, dari state node 6 ke state node 9, d3 (6) = 9
Stage 4, dari state node 9 ke state node 10, 41 (9) = 10

20
21

Anda mungkin juga menyukai