Anda di halaman 1dari 28

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan modul praktik Asuhan
Kebidanan Kehamilan tentang praktikum konseling pada ibu hamil, modul
ini adalah sebagai upaya untuk membantu proses belajar mengajar
khususnya mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan.
Salah satu capaian pembelajaran pada program studi Diploma III
Kebidanan adalah mewujudkan kompetensi bidan sebagai care provide
(pemberi asuhan kebidanan pada ibu hamil), yaitu kemampuan memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam kondisi normal maupun
kemampuan mendeteksi kehamilan sesuai dengan kewenangan secara
profesional (efektif, aman dan holistik serta bermutu tinggi) berdasarkan
kode etik, standart praktek profesi, standart, asuhan kebidanan mampu
memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan obstetri, mampu
beradaptasi dengan berbagai situasi dan serta mampu mendokumentasikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil secara tepat. Kompetensi dalam asuhan
kehamilan merupakan integrasi yang holistik antara pengetahuan,
keterampilan/psikomotor maupun sikap. Modul ini berisi tentang kegiatan
belajar praktikum untuk keterampilan- keterampilan klinik dalam asuhan
kehamilan untuk mendukung kompetensi utama bidan.

Medan, 2015

Penulis

1
D A F TA R I S I

Kata Pengantar ...................................... ................. 1


Daftar Isi ....................................... ............... ……..2
Pendahuluan ………………………………………….………..3
KB 1: Konseling Pada ibu hamil
Aspek Pengetahuan...........................................6
Aspek Keterampilan..........................................14
Aspek sikap …………………………………………….18
Praktikum mahasiswa………………………………….20
KB2: Pendidikan Kesehatan ibu hamil atau calon orang
tua
Aspek Pengetahuan...........................................29
Aspek Keterampilan..........................................31
Aspek sikap …………………………………………….32
Praktikum mahasiswa………………………………….33
KB 3: Membimbing senam hamil
Aspek Pengetahuan...........................................40
Aspek Keterampilan..........................................43
Aspek sikap …………………………………………….44
Praktikum mahasiswa………………………………….46
Daftar Pustaka .................................. ......................52

2
PENDAHULUAN

elamat berjumpa kembali mahasiswa D-III Kebidanan.


Pada pokok bahasan yang lalu anda telah mempelajari teori Asuhan
Kebidanan Kehamilan yang terdiri dari 14 modul. Setelah menyelesaikan ke
14 modul tersebut selanjutnya anda akan belajar tentang praktikum Asuhan
Kebidanan Kehamilan yang terdiri dari 4 pedoman praktikum.
Pada modul praktikum yang ini anda akan mempelajari tentang
konseling pada ibu hamil terdiri dari : pendidikan kesehatan ibu hamil atau
calon orang tua, membimbing senam hamil.
Salah satu capaian pembelajaran pada program studi Diploma III
Kebidanan adalah mewujudkan kompetensi bidan sebagai care provider
(pemberi asuhan kebidanan pada ibu hamil), yaitu kemampuan memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam kondisi normal maupun
kemampuan mendeteksi kehamilan sesuai dengan kewenangan secara
profesional (efektif, aman dan holistik serta bermutu tinggi) berdasarkan
kode etik, standart praktek profesi,standart,asuhan kebidanan mampu
memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan obstetri, mampu
beradaptasi dengan berbagai situasi dan serta mampu mendokumentasikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil secara tepat. Kompetensi dalam asuhan
kehamilan merupakan integrasi yang holistik antara pengetahuan,
keterampilan/psikomotor maupun sikap. Modul ini berisi tentang kegiatan
belajar praktikum untuk keterampilan- keterampilan klinik dalam asuhan
kehamilan untuk mendukung kompetensi utama bidan.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat melaksanakan
keterampilan klinik dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil. Modul ini
memberikan arah dan petunjuk belajar bagi Anda sebagai penuntun belajar
dalam praktikum kehamilan. Modul ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar
praktikum yang dilengkapi dengan ceklist / penuntun belajar praktikum,
yang disusun dengan urutan sebagai berikut:
a. Kegiatan Belajar 1: Praktikum konseling pada Ibu Hamil

3
b. Kegiatan Belajar 2: Praktikum pendidikan
kesehatan pada ibu hamil atau calon orang tua.
c. Kegiatan Belajar 3: Praktikum membimbing
senam hamil.

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU PRAKTIKUM

Proses pembelajaran untuk buku petunjuk praktikum dapat


berjalan lancar apabila anda mengikuti langkah-langkah belajar
sebagai berikut :
1. Pahami dulu berbagai kegiatan penting dalam modul ini mulai tahap
awal sampai tahap akhir.
2. Lakukan teknik yang tertera dalam kegiatan belajar sesuai dengan
daftar tilik yang telah tersedia.
3. Keberhasilan proses pembelajaran anda dalam mata kuliah asuhan
kebidanan kehamilan dengan pengumpulan data subjektif dan objektif
pada ibu hamil sangat tergantung pada kesungguhan anda dalam
mengerjakanpraktikum. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau
berkelompok dengan teman-teman.
4. Bila anda menemui kesulitan, silahkan hubungi instruktur/ pembimbing
pengajar mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan.

JUMLAH ALOKASI WAKTU

Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 2


SKS, dimana 1 SKS setara dengan 32 jam efektif untuk tutorial di
laboratorium sampai dengan evaluasi. Keterampilan yang terdapat di
dalam buku petunjuk praktikum pengumpulan data subjektif dan
objektif pada ibu hamil ini harus anda kuasai dalam waktu 11 jam.
Pembagian jam pertemuan disusun sebagai berikut :

4
1. Tutorial dengan pembimbing atau instruktur, 2 jam efektif
2. Praktikum mandiri dan berkelompok di laboratorium, 3 jam
efektif
3. Evaluasi keterampilan untuk 5 teknik praktikum, pengumpulan
data subjektif dan objektif pada ibu hamil.
4. Jadwal pelaksanaan praktikum dilakukan setelah pemberian
materi asuhan kebidanan kehamilan.

 PEMBIMBING PRAKTIK

Selama anda berada dilaboratorium akan dibimbing oleh


pembimbing laboratorium. Pembimbing laboratorium ditunjuk dan
ditetapkan dengan latar belakang pendidikan minimal D-III kebidanan dan
berpengalaman di klinik minimal 2 tahun.

TEKNIS BIMBINGAN

Sebelum melakukan praktikum dilaboratorium maka anda harus


perhatikan alur kerja sebagai berikut :
1. Pada awal perkulian yang anda lakukan adalah menemui pembimbing
atau instruktur untuk mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan dan
menyepakati / menyamakan persepsi tugas-tugas yang akan anda
lakukan selama 1 semester.
2. Pada saat kontrak program perkuliahan ,anda akan diberikan 14 modul
teori yang harus anda kuasai dalam waktu 16 jam, setelah membaca
modul teori tersebut, maka anda akan mulai belajar praktikum di
laboratorium pada waktu yang yang telah disepakati, untuk latihan
melakukan tindakan-tindakan apa saja yang perlu untuk dikuasai

5
sebagai bidan professional dalam rangka memberikan asuhan kebidanan
kehamilan dengan pengumpulan data subjektif dan objektif.
3. Setelah mendapat daftar tilik, maka tim pengajar mata kuliah
mendatangi ruang alat laboratorium untuk mengisi kontrak peminjaman
ruang dan alat pada petugas laboratorium.
4. Setelah mengisi buku peminjaman, petugas laboratorium melakukan
verifikasi data untuk menilai kebenaran data yang diisi.
5. Petugas laboratorium menyiapkan alat yang diperlukan dalam kurun
waktu 2 x 24 jam dan melakukan cros chek kelengkapan alat yang
dibutuhkan.
6. Apabila alat sudah lengkap, maka alat dibawa keruang praktikum dan
digunakan sampai dengan batas waktu peminjaman atau batas waktu
yang telah ditentukan dalam kontrak program diatas .
7. Setelah mahasiswa melakukan praktikum, maka alat dikembalikan ke
ruang alat laboratorium. sebelumnya petugas laboratorium memastikan
kelengkapan alat yang di pinjam mahasiswa.
8. Apabila ditemukan ada alat yang rusak atau hilang, maka anda harus
mengganti alat yang rusak atau hilang tersebut.
9. Apabila alat yang dikembalikan telah lengkap, maka petugas
laboratorium menyimpan alat-alat tsb.

TEKNIS PRAKTIKUM

Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, maka hal-


hal yang harus anda perhatikan adalah sebagai berikut :
Bacalah penjelasan yang tertera di dalam buku petunjuk praktikum
1,2,3,dengan baik.
1. Sebelum memulai praktikum, maka anda akan dipandu oleh
pembimbing laboratorium atau instruktur klinik.
2. Anda dapat menggunakan video praktikum, sebagai alat bantu
pembelajaran.

6
3. Setelah diberikan penjelasan dan demonstrasi praktek
olehpembimbing maka anda dapat berdiskusi dan
mengevaluasi langkah-langkah yang telah dipraktikan sampai
semua langkah jelas dan dapat dimengerti.
4. Anda dapat melakukan praktikum setiap perasat yang ada
sendiri-sendiri dan di dampingi oleh instruktur atau
pembimbing
5. Setelah melakukan praktikum secara mandiri, pembimbing
melakukan diskusi dan evaluasi kemudian memberikan feed
back berdasarkan daftar tilik .
6. Apabila setelah dievaluasi, anda mendapat skor atau nilai lulus
maka anda boleh melakukan secara mandiri dengan pasien di
lahan praktik, akan tetapi apabila anda belummendapatkan
nilai lulus maka anda harus mengulang melakukan praktikum
kembali sampai anda mahir.

7
PROSEDUR STANDAR PENGGUNAAN ALAT DAN RUANG
LABORATORIUM

Kontrak pembelajaran

Mendapat daftar tilik

Sipen Ke Ruang
Laboratorium

Mengisi Kontrak Peminjaman Ruang Dan Alat

Mengisi Buku Peminjaman

Verifikasi PJ
laboratorium

Menyiapkan Alat

Verifikasi PJ
laboratorium

Alat Dibawa Ke Ruang Praktikum

PRAKTIKUM

Alat Dikembalikan Ke Ruang Alat

Verifikasi PJ Rusak Mengganti


laboratorium

Simpan sesuai tempat

8
STANDAR PROSEDUR PRAKTIKUM LABORATORIUM

Penjelasan
Prasat
Nama alat
Langkah penggunaan
Hal-hal penting

Pretest / kasus

yes

Penjelasan dan demonstrasi


oleh dosen

Demonstrasi langkah demi langkah

Ada yg tdk
jelas Diskusi dan Evaluasi

Mahasiswa melakukan
praktikum

Diskusi

No
Evaluasi

Yes

SELESAI

9
PENILAIAN

Penilaian untuk keterampilan yang menggambarkan langkah-


langkah kerja yang mengacu pada standart operasional harus mencapai
100% benar, dengan bobot 60%. Penilaian pengetahuan dan sikap harus
mencapai minimal dengan nilai masing-masing 60 dengan bobot 20-30%
dan 10-20%.
Nilai aspek pengetahuan didapat dengan membagi jumlah jawaban
benar dengan jumlah seluruh pertanyaan dikali nilai maksimal (100), untuk
tiap-tiap komponen pengetahuan yang dinilai dengan sesuai dengan
komponen dlam aspek keterampilan. Aspek nilai sikap dinilai berdasarkan
skala Likert, dengan ketentuan:
 Apabila satu komponen sikap selalu muncul pada saat melakukan
urutan kerja, nilainya 100
 Apabila komponen sikap sering muncul pada saat melakukan satu
urutan kerja, nilainya 75.
 Apabila komponen sikap kadang-kadang muncul pada saat melakukan
pada urutan kerja, nilainya 50.
 Apabila komponen sikap jarang muncul pada saat melakukan urutan
kerja, nilainya 25.
 Apabila komponen sikap tidak pernah muncul pada saat melakukan
urutan kerja nilainya 0.

Sedangkan nilai aspek keterampilan diperoleh dengan cara memberi:


 Nilai 100 apabila semua komponen dikerjakan dengan benar.
 Nilai 0 apabila ada komponen prosedur tidak dikerjakan dengan
benar.
Contoh:
Sub-kompetensi melaksanakan konseling pada ibu hamil
1. Nilai aspek pengetahuan
a. Mahasiswaa harus menjawab 5 item aspek pengetahuan yang masing
masing butir mempunyai jumlah jawaban yang berbeda.
b. Masing-masing butir mendapat nilai sebagai berikut:
 Pengertian konseling mempunyai 1 butir jawaban nilai 100
(jawaban benar, nilainya = 1/1 x 100 = 100)
 Tujuan konseling mempunyai 4 butir jawaban nilai 50 (mahasiswa
menjawab benar 2 butir, nilainya = 2/4 x 100 = 50).
 Perbedaan konseling dengan nasihat ,pendidikan kesehatan, KIE,
mempunyai 4 butir jawaban nilai 25 (mahasiswa menjawab benar
1butir , nilainya=1/4×100=25).
 Langkah konseling mempunyai 6 butir jawaban nilai
67( mahasiswa menjawab benar 4 butir, nilainya=4/6×100=67).

10
 Prosedur kerja melaksanakan konseling mempunyai 16 butir
jawaban nilai 75 (mahasiswa meenjawab benar
12butir,nilinya=12/16×100=75).

Jadi nilai aspek pengetahuan =

Batas lulus nilai aspek pengetahuan 60 hingga mahasiswa ini dapat


dinyatakan lulus dalam pengetahuan yang mendukung subkompetensi dalam
melaksanakan konseling pada ibu hamil.
2. Nilai aspek keterampilan
Mahasiswa dapat melaksanankan semua kompenen prosedur dalam
langkah-langkah kerja dengan benar hingga mendapat nilai 100.
3. Nilai aspek sikap
Ada 6 komponen sikap yang harus tampak dalam langkah-langkah kerja
melaksanakan konseling pada ibu hamilyakni:
 Ramah sopan dan wajar diberi nilai 75(komponen sikap ini sering
tampak pada prosedur kerja).
 Menerima kondisi ibu apa adanya diberi nilai 100 (komponen
sikap ini selalu tampak pada pelaksana prosedur kerja).
 Memahami dan merasakan perasaan ibu( empati)di beri
nilai50( komponen sikap ini tampak pada pelaksana prosedur kerja ).
 Hangat , semangat dan bergairah di beri nilai 50 ( komponen sikap
ini tampak pada pelaksana prosedur kerja ).
 Serius dan ikhlas diberi nilai 25 (komponen ini jarang tampak pada
pelaksana prosedur.
 Sabar diberi nilai 50 ( komponen sikap ini tampak pada pelaksana
prosedur kerja).

Nilai aspek sikap =58

Batas nilai minimal adalah 60sehingga mahasiswa di nyatakan tidak


lulus ,dan harus mengulang langkah-langkah kerja .sebelum mengulang
melaksanakan langkah-langkah kerja ,mahasiswa diberi pemahaman
kembali tentang aspek sikap yang belum dihayati.jika diperbaikkan aspek
sikap yang telah dilaksanakan dan mahasiswa bisa lulus,misalnya dengan
nilai 60maka nilai akhir dapat dikompilasi untuk dapat menyatakan
mahasiswa kompeten dengan nilai:
Nilai akhir:(20×63,4)+(60×100)+20×60)=
(1268+6000+1200):100 = 84,68
Nilai mutu = 4
Nilai Lambang = A

11
TATA TERTIB:

a. Menyiapkan diri 15 menit di depan laboratorium sebelum praktikum


dimulai
b. Terlambat 15 menit atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum
c. Setiap akan praktikum, diadakan pre test dengan materi yang akan
dipraktikumkan
d. Tidak boleh bersendau gurau dan harus bersikap sopan makan dan
minum selama mengikuti praktikum.
e. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa tidak boleh meninggalkan
laboratorium tanpa izin dosen.
f. Wajib membereskan alat-alat yang dipakai untuk praktikum dan
dikembalikan dalam keadaan rapi dan bersih.
g. Bila mahasiswa memecahkan/merusakkan alat, diwajibkan mengganti
alat tersebut paling lambat 2 hari setelah praktikum.
h. Jika tidak dapat mengikuti praktikum karena berhalangan atau gagal
dalam praktikum harus menggulang atau mengganti pada hari lain
sesuai dengan jadwal yang telah diatur (sesuai kebijakan dosen).
i. Wajib mengikuti praktikum 100% dari kegiatan praktikum

“Baiklah, selamat berlatih semoga anda mahir dalam memberikan


asuhan kebidanan kehamilan untuk bekal bertugas menjadi bidan yang
profesiaonal”.

KEGIATAN BELAJAR 1

12
PRAKTIKUM
KONSELING PADA IBU HAMIL

Waktu 100 menit ( 2 Jam)


Sekarang kita masuki Kegiatan Belajar 1, dalam kegiatan belajar ini
anda akan mempelajari tentang bagaimana cara melakukan konseling pada
ibu hamil.
Konseling asuhan kehamilan suatu proses bantuan oleh bidan kepada
ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk wawancara,
dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
kehamilannya,pemahaman diri tentang permasalahan yang dihadapi,dan
penyusunan rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki.

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti pembelajaran praktik ini, anda diharapkan mampu


melakukan konseling pada ibu hamil.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah melakukan kegiatan belajar praktikum anda diharapkan


dapat :
1. Melakukan konseling pada ibu hamil.
2. Melakukan konseling dengan efektif dan efesien.

Pokok-Pokok Materi

1. Aspek pengetahuan konseling pada ibu hamil


2. Aspek keterampilan melaksanakan konseling pada ibu hamil
3. Aspek sikap pada saat melakukan konseling pada ibu hamil.

Uraian materi

13
1. KONSELING ASUHAN KEHAMILAN
A. ASPEK PENGETAHUAN
Konseling berasal dari bahasa latin consillium yang artinya bersama
atau bicara bersama, berbicara bersama-sama; yaitu pembicaraan antara
konselor seorang klien atau beberapa klien (Latipun,2005). Menurut Rogers
dalam Latipun (2005), konseling merupakan hubungan terapi dengan klien
yang bertujuan untuk perubahan pada diri klien. Pietrofesa (1978) dalam
latipun (2005), mengatakan konseling adalah proses yang melibatkan
seorang profesional dalam usaha membantu orang lain dalam mencapai
pemahaman dirinya, membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang
dialami. Menurut Stefflre dan Grant dalam latupun (2005) konseling
adalah :
1. Sebagai proses yang artinya memerlukan cukup banyak waktu dan
pembicaraan bersama yang berulang-ulang
2. Sebagai hubungan yang spesifik, merupakan hubungan yang berbeda
dengan hubungan sosial dalam kehidupan. Hubungan antara
konselor dan klien dalam proses konseling membutuhkan
keterbukaan, rasa saling percaya, dan rasa turut merasakan perasaan
orang lain.
3. Sebagai hubungan membantu. Diartikan sebagai usaha untuk
memotivasi klien upaya lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Hubungan
membantu dalam proses konseling bukan artinya konselor
membantu klien dalam menyelesaikan satu jenis pekerjaan.
4. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan hidup.dilaksanakan supaya
klien mampu memahami dan menerima dirinya sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, klien diharapkan mampu
memahami dirinya secara utuh dalam kelangsung hidupnya , sampai
mencapai aktualisasi diri.

1. Konseling Asuhan Kehamilan

Satu proses bantuan oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat
tatap muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya,pemahaman diri tentang
permasalahan yang dihadapi,dan penyusunan rencana pemecahan masalah
yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurut Williamson (1961) dan Ljatipun (2005) tujuan umum
pelaksanaan konseling membantu klien mencapai perkembangan secara
optimal dalam batas-batas potensi yang dimiliki. Secara lebih rinci
dinyatakan menjadi 3 tujuan utama oleh Krumboltz, yaitu:

14
1. Mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat
2. Membimbing klien belajar membuat keputusan
3. Membimbing klien mencegah timbulnya masalah

Pelaksanaan konseling berupaya memberi tanggung jawab kepada klien


dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi,sesuai dengan kondisi yang
dimiliki. Perbedaannya dengan pemberian nasehat adalah dalam pemberian
nasehat seseorang berupaya menyampaikan gagasan, yang menurut
pandangannya maupun pengalamannya baik atau telah berhasil diterapkan
dalam mengatasi suatu permasalahan. Pemberian nasehat hanya beriorentasi
pada kondisi orang yang memberi nasehat tanpa mempertimbangkan secara
spesifik kondisi orang yang diberi nasehat. Pemberian nasehat cenderung
menghilangkan insiatif klien dalam mencari upaya sendiri untuk
memecahkan masalahnya. Pemberian nasehat yang terlalu sering bisa
membuat klien tidak bertanggung jawab dalam pemecahan maslah
pribadinya. Setiap mempunyai masalah cenderung mendatangi seseorang
untuk meminta nasehat
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya yang direncanakan untuk
memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka mau merubah perilaku ,dan melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan kesehatan. Hasil yang diharapkan adalah
pelaku dalam hidup sehat (Notoadmodjo,2003). Perilaku yang diubah
adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan, misalnya minuman-
minuman keras, merokok pada ibu yang sedang hamil. Dalam melaksanakan
Pendidikan kesehatan permasalahan sasaran dilihat secara umum tidak
mengacu pada masalah individual. Pelaksanaan pendidikan kesehatan tidak
terlalu menggunakan tehnik-tehnik komunikasi spesifik seperti halnya pada
konseling. Pendidikan kesehatan kurang menekankan aspek psikologis
sasaran, sedangkan dalam pelaksanaan konseling sangat menekankan aspek
psikologis individu sasaran.
Konseling yang berbeda dengan komunikasi informasi edukasi
adalah upaya untuk menciptakan perubahan perilaku yang dilaksanakan
secara individu atau kelompok dengan menggunakan komunikasi efektif,
untuk mengutarakan permasalahan, sesuai dengan kondisi sasaran sampai
sasaran merasakan permasalahanya. Selanjutnya, mengajarkan cara-cara
tentang mengatasi permasalahan dan membimbing dalam pelaksanaannya.
Langka-langkah Pemeriksaan Asuhan Kehamilan :
a. Tahap Persiapan
 Menyiapkan ruangan yang nyaman, tenang dan kondusif
 Menyiapkan alat-alat peraga sesuai dengan kebutuhan
 Menyiapkan alat tulis, catatan, kartu ibu sesuai dengan
kebutuhan

15
b. Tahap Pelaksanaan
 Tahap pembukaan
G=Greet= Menyapa ibu beserta suami (bila didampingi
suami), dengan memberi slam sesuai dengan kondisi, kemudian
mempersilahkan duduk berhadapan dengan bidan pada tempat
yang sudah disediakan. Setelah duduk berhadapan dengan ibu,
memulai percakapan dengan tujuan menciptakan suasana yang
akrab dan saling percaya
A=Ask= menanyakan secara rinci kepada ibu tentang
permasalahan kehamilannya yang sedang dihadapi. Bisa juga
dengan mempersilahkan ibu menceritakan keadaan dirinya yang
berkaitan dengan permasalahan kehamilannya yang sedang
dihadapi. Selama proses pembicaraan bidan hendaknya
memelihara supaya hubungan dengan ibu tetap berlangsung
secara kondusif dengan cara memperhatikan kontak mata,
menjaga kerahasiaan ibu, tidak menyinggung persaan ibu, dan
menjadi pendengar yang baik
T=Tell=Memberi informasi kepada ibu tentang cara atau
metode yang bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan
kehamilannya yang sedang dihadapi
H=Help=Membantu ibu memilih cara yang tepat untuk
mengatasi permasalahannya sesuai dengan kondisi /kemampuan
ibu.
E=Explain=Menjelaskan secara rinci tehnik pelaksanaan
cara-cara yang dipilih untuk pemecahan masalah dan disepakati
dengan ibu dan suami
R=Return=Membuat kesepakatan dengan ibu untuk
pertemuan berikutnya/kunjungan ulang untuk mengevaluasi
keberhasilan cara - cara pemecahan masalah yang telah
dilaksanakan.
R=Refer=Bila diperlukan tindakan kolaborasi/rujukan ke
tenaga yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan/kondisi ibu.
2. Pendekatan pada Pelaksanaan Konseling
1. Pendekatan Direktif. Tokoh yang mengemukakan adalah
Williamson. Sifat pendekatannya berpusat pada konselor. Tujuan
konseling adalah membantu klien untuk mengganti tingkah lakunya
yang tidak sesuai rasional dengan tingkah laku yang sesuai. Proses
pelaksanaan:Konselor mengumpulkan informasi /data tentang
masalah klien, kemudian menganalisis dan menginterpretasi. Hasil
analisis dipelajari oleh konselor bersama-sama klien, dan
merumuskan rencana pemecahannya. Selanjutnya, klien
melaksanakan rencana yang telah disepakati, dan konselor
mengevaluasi

16
2. Pendekatan non-direktif. Tokoh yang mengemukakan adalah Rogers.
Sifat pendekatannya berpusat pada klien. Tujuan konseling adalah
memberi kesempatan kepada klien secara bebas mengekspresikan
dirinya dan merencanakan pemecahan masalah yang dihadapi.
Proses pelaksanaan konseling: Konselor mendengarkan dengan
seksama, kemudian mengadakan analisis permasalahan dan rencana
pemecahan yang disusun oleh klien. Setelah dipahami konselor
mengadakan kesepakatan dengan klien tentang rencana pemecahan
masalah yang akan dilaksanakan. Setelah klien melaksanakan
pemecahan masalah yang disepakati, masalah tersebut dievaluasi
bersama-sama konselor.
3. Pendekatan Eklektik. Tokoh yang mengemukakan adalah
F.P.Robinson. Sifat Pendekatannya memilih unsur-unsur yang baik
dari pendekatan direktif dan non-direktif sesuai dengan kondisi klien
yang diberi layanan konseling. Konselor menyesuaikan jenis
pendekatan yang cocok bagi klien, dengan menggabungkan prinsip
pendekatan direktif dan prinsip pendekatan non-direktif. Tujuan
konseling membantu klien memahami permasalahan yang dihadapi,
menyusun rencana tindakan pemecahan masalah yang dihadapi
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Proses pelaksanaan :
Konselor menggali akar permasalahan klien dengan bertanya atau
mempersilahkan klien menceritakan secara rinci. Konselor bersama
klien memahami permasalahan dan menyusun rencana tindakan
untuk pemecahan masalah. Klien melaksanakan tindakan pemecahan
masalah kemudian mengevaluasi bersama-sama konselor.
4. Masalah yang Memerlukan Konseling Ibu Hamil

Beberapa masalah ibu hamil yang membutuhkan konseling meliputi:


 Penerimaan/tanggapan ibu yang tidak positif terhadap
kehamilannya
 Ketidakmampuan ibu berdaptasi terhadap perubahan Fisik
akibat kehamilannya.
 Kemampuan yang kurang memadai dalam mengantisipasi
tanda bahaya penyakit yang menyertai kehamilan karena
masalah sosial ekonomi/pengetahuan
 Dukungan keluarga yang tidak optimal
 Pemilihan tempat/penolong persalinan
 Persalinan Tindakan

Contoh :
1. Seorang ibu hamil berdasarkan hasil pemeriksaan USG hamil
kembar, tetapi ibu tidak menerima bahwa dirinya hamil kembar.

17
2. Seorang ibu hamil yang tidak bisa mengambil keputusan apakah
harus bersalin ditolong oleh bidan atau dukun, karena mertuanya
menyarankan bersalin supaya ditolong oleh dukun
3. Seorang ibu hamil yang mengalami anemia berat/pre-eklampsia, ibu
memandang hal itu sebagai “bawaan bayi” dan tidak membahayakan
kehamilannya, sehingga tidak perlu penanganan yang khusus.
4. Ibu hamil menolak kehamilannya karena hamil akibat kegagalan
penggunaan alat kontrasepsi
5. Ibu hamil ingin menggugurkan kehamilannya karena suaminya
belum siap dengan penghasilan untuk membiayai perawatan
kehamilan dan persalinannya
6. Ibu hamil di luar nikah yang tidak direstui

B. ASPEK KETERAMPILAN
Keterampilan yang harus dimiliki oleh bidan untuk melaksanakan konseling
adalah :
1. Teknik membuka pembicaraan
2. Teknik menerima sasaran apa adanya
3. Teknik mengulang pertanyaan
4. Teknik memantulkan perasaan
5. Teknik bertanya dengan pertanyaan terbuka
6. Teknik mendukung pernyataan
7. Teknik mengakhiri pembicaraan

Dalam proses pelaksanaan konseling aspek keterampilan yang dipaparkan di


atas tertuang dalam langkah-langkah kerja sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat :
 Kursi 3 buah
 Meja 1 buah
 Alat peraga (Disesuaikan dengan materi konseling)
 Alat tulis
 Status ibu yang sudah berisi dokumentasi data, rumusan
diagnosis dan masalah asuhan, sesuai dengan kondisi ibu
yang sedang diberi

2. Menyiapkan lingkungan:
 Ruangan khusus dengan kondisi tenang, nyaman, dan kondusif
 Mengatur kursi untuk tempat duduk ibu dan suami ( jika ibu
didampingi suami) sedemikian rupa sehingga ibu dan suami bisa
duduk saling berhadapan dengan bidan
 Menempatkan status ibu, alat tulis, dan alat peraga diatas meja,
kemudian mengatur posisi meja, supaya alat-alat mudah dijangkau
oleh bidan bila diperlukan.

18
3. Melaksanakan konseling:
 Menyampaikan salam pembukaan kepada ibu dan suami ( bila ibu
didampingi suami) dengan sopan dan ramah menggunakan kata-
kata yang sesuai dengan kondisi
 Mempersilahkan ibu dan suami duduk dengan posisi berhadapan
dengan bidan dikursi yang telah dipersiapkan
 Bidan duduk dengan posisi bidan agak membungkuk, serta mem-
pertahankan kontak mata dengan ibu dan suaminya.
 Menciptakan suasana pribadi yang akrab dengan:
- Menanyakan identitas ibu dan suami lebih rinci beserta status
sosialnya tanpa menyinggung perasaan dan harga dirinya
- Memperkenalkan identitas pribadi bidan (bila diperlukan)
- Pembicaraan yang serius dan santai
 Menanyakan dengan pertanyaan terbuka / mempersilahkan ibu men-
jelaskan segala sesuatu yang dirasakan / dialami, yang berkaitan
dengan permasalahan kehamilan yang sedang dialami.
 Mendengarkan dengan saksama sambil memberikan respons positif
sesuai dengan kebutuhan baik secara verbal maupun non-verbal
terhadap semua pernyataan ibu.
 Bila diperlukan meminta ibu mengulangi pernyataan yang kurang
jelas.
 Menganalisis, menyimpulkan, dan meyatubahasakan, menjaga
kerahasiaan dari pernyataan yang disampaikan oleh ibu, sampai ibu
betul-betul menghayati dan merasakan permasalahan yang dihadapi.
 Menggali potensi yang dimiliki oleh ibu yang bisa dijadikan
alternative jalan keluar untuk pemecahan masalah.
 Menanggapi respons ibu dan memberi penjelasan berkaitan dengan
potensinya dalam mengatasi permasalahan
 Mengevaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman ibu terhadap
penjelasan yang diberikan.
 Memberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan / tanggapan
yang berkaitan dengan penjelasan yang diberikan
 Mendiskusikan, kemudian menyepakati alternatif tindakan yang
dipilih untuk pemecahan masalah
 Menjelaskan lebih rinci, dan memberi bimbingan strategi
pelaksanaan tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah
 Menyimpulkan hasil konseling yang telah dilaksanakan.
 Membuat kesepakatan waktu kunjungan ulang untuk mengevaluasi
tindakan pemecahan masalah yang telah digunakan
 Mengakhiri pembicaraan dengan mengucapkan salam.

C. ASPEK SIKAP
Sikap yang harus dikembangkan oleh bidan dalam melaksanakan konseling:
1. Ramah, sopan, dan wajar.

19
2. Mudah menyesuaikan diri dan menerima orang lain
3. Bisa memahami dan merasakan perasan orang lain (empati)
4. Hangat, semangat, selalu ceria dan bergairah.
5. Sabar dan rendah hati
6. Serius, ikhlas, dan selalu berniat untuk membantu
7. Jujur, lembut, peka, dan bijaksana.

Aspek sikap yang diuraikan diatas perlu dikembangkan oleh bidan


dalam melaksanakan konseling sebab apabila bidan bisa menunjukkan
sikap-sikap diatas sesuai dengan kondisi ibu yang diberi konseling maka
suasana akrab, saling percaya, yang tercermin sebagai suasana rapport
akan mudah tercipta dalam proses pelaksanaan konseling. Suasana
rapport dalam proses konseling sangat mendukung ibu hamil sebagai
klien untuk memaparkan peermasalahan kehamilan yang sedang
dihadapi. Sebaliknya, bidan juga akan lebih mudah menjelaskan dan
meyepakati cara-cara yang bisa dilaksanakan untuk me-mecahkan
permasalahn yang dihadapi oleh ibu. Dengan demikian, proses
konseling bisa berjalan dengan lancar.

PRAKTIKUM
MAHASISWA

Sebelum melakukan praktikum konseling pada ibu hamil anda harus


menyiapkan tempat , ruang yang nyaman dan tertutup

Praktikum pemberian konseling pada ibu hamil ini dapat anda lakukan
di laboratorium skill atau real setting klinik (BPM, RB, Puskesmas atau RS)
saat anda praktik. Langkah awal yang anda lakukan adalah mempersilahkan

20
ibu hamil yang datang untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Anda
silahkan memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama.
Selanjutnya ikuti langkah-langkah pemberian konseling sesuai
penuntun belajar berikut ini :

FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI

Nama mahasiswa :
NIM :
Kompetensi : Asuhan kebidanan kehamilan
Unit kompetensi : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Subunit kompetensi : Melaksanakan konseling asuhan kehamilan
A. ASPEK PENGETAHUAN
Standar Kisi-Kisi Pengetahuan Kritis Nilai Ket
Nilai batas lulus:60 1. Pengertian konseling asuhan
Bobot : 20% kehamilan
2. Tujuan konseling asuhan kehamilan
3. Perbedaan konseling dengan.

21
 Pemberian nasehat
 Pendidikan kesehatan
 Komunikasi informal edukasi
4. Langkah-langkah konseling asuhan
kehamilan
5. Permasalahan ibu hamil yang
memerlukan tindakan konseling
6. Prosedur pelaksanaan konseling
dalam melaksanakan konseling
asuhan kehamilan

B. ASPEK KETERAMPILAN
Standar
Aspek ketrampilan yang dinilai Keterampilan Ket
Ya tidak

22
Nilai batas lulus: 1. Menyiapkan ruangan yang tenang
100 dan nyaman untuk melaksanakan
Bobot: 60% konseling
2. Menyiapkan alat peraga sesuai
dengan kebutuhan
3. Memulai konseling dengan
mengucapkan salam dan
mempersilahkan ibu dan suami
(bila mendampingi) duduk
dikursi yang disediakan
berhadapan dengan bidan
4. Duduk berhadapan dengan ibu
dengan sikap badan
membungkuk dan
mempertahankan kontak mata
5. Menciptakan suasana pribadi
yang akrab dengan ibu dan suami
dengan percakapan yang santai
6. Menggali perasaan/pengalaman
ibu yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi
7. Mendengar dan memberi respons
verbal/nonverbal
terhadap semua pernyataan ibu
yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi
8. Memberi kesempatan kepada ibu
mengulang pernyataan yang tidak
jelas
9. Menganalisis, menyimpulkan dan
menyepakati permasalahan
dengan ibu dan suami
10. Menjaga kerahasian ibu yang
berkaitan dengan permasalahnnya
11. Mennggali potensi ibu yang bisa
dijadikan alternatif pemecahan
masalah
12. Menanggapi respons ibu
13. Mendiskusikan dan menyepakati
tindakan pemecahan masalah
yang dipilih
14. Menjelaskan dan membimbing
pelaksanaan strategi pemecahan
masalah yang disepakati
15. Menyimpulkan hasil konseling

23
C. ASPEK SIKAP
Aspek sikap
Aspek sikap yang
Standar Selalu sering Kadang- jarang Tidak Ket
dinilai
kadang pernah
Nilai batas 1. Ramah, sopan,
lulus: 60 dan wajar
Bobot: 20% 2. Menerima
kondisi ibu apa
adanya
3. Memahami dan
merasakan
perasaan ibu
(empati)
4. Hangat,ber-
semangat, dan
bergairah
5. Serius dan
ikhlas
6. Sabar

DAFTAR TILIK

24
PENILAIAN KONSELING ASUHAN KEHAMILAN

Nama mahasiswa :
Nim :
Tingkat/semester :
Tanggal penilaian :

Nilai setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :


0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-
ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan
percaya diri
N /A : Langkah kerja atau kegitan tidak diperlukan dalam observasi ini

KASUS
LANGKAH / TUGAS
0 1 2 3 N/A
PERSIAPAN
1. Tempat
 Bersih
 Penerangan yang cukup
 Sirkulasi udara baik
2. Alat peraga
 Misalnya : konseling KB (poster-poster
Kontrasepsi)

PELAKSANAAN
18. Sambut ibu dan keluarga dengan
mengucapkan salam dengan ramah dan sopan
dan mempersilahkan ibu dan suami (bila
mendampingi) duduk dikursi yang disediakan
dan berhadapan dengan bidan.

19. Duduk berhadapan dengan ibu dengan sikap


badan membungkuk dan mempertahankan
kontak mata dengan serius

20. Menciptakan suasana pribadi yang akrab


dengan ibu dan suami dengan percakapan
yang santai,hangat,bersemangat dan bergairah
21. Menggali perasaan/pengalaman ibu yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi
dengan sabar
5. Mendengar dan memberi respons

25
verbal/nonverbal terhadap semua pernyataan
ibu yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi serta memahami dan merasakan
perasaan ibu

6. Memberi kesempatan kepada ibu mengulang


pernyataan yang tidak jelas dengan sabar
7. Menganalisis, menyimpulkan dan
menyepakati permasalahan dengan ibu dan
suami

8. Menjaga kerahasian ibu yang berkaitan


dengan permasalahnnya

9. Menggali potensi ibu yang bisa dijadikan


alternatif pemecahan masalah dengan serius

10. Menanggapi respons ibu serta menerima


kondisi ibu apa adanya

11. Mendiskusikan dan menyepakati tindakan


pemecahan masalah yang dipilih dengan
sabar

12. Menjelaskan dan membimbing pelaksanaan


strategi pemecahan masalah yang disepakati
dengan sabar

13. Menyimpulkan hasil konseling


14. Membuat kesepakatan kunjungan ulang

15. Mengakhiri pembicaraan dengan


mengucapkan salam dengan ramah dan sopan

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100 =


141
TANGGAL :
PARAF PEMBIMBING :
TANDA TANGAN PRAKTIKAN :

26
RANGKUMAN

Selamat anda telah belajar melakukan konseling pada ibu hamil


dengan demikian anda sebagai calon bidan telah menguasai salah satu
kompetensi dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil. Hal-hal
penting yang sudah anda pelajari dalam panduan praktik klinik ini adalah
sebagai berikut :
Konseling pada ibu hamil meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
a. Persiapan : ruangan.
b. Konseling pada ibu hamil meliputi aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
c. Evaluasi keseluruhan terhadap kegiatan konseling meliputi,
sistematika, efektif dan efesien.

27
TUGAS MANDIRI

Lakukan latihan praktikum konseling pada ibu hamill secara


bertahap sebagai berikut :
a. Latihan bersama teman anda dalam kelompok kecil pada setting
laboratorium skill dengan menggunakan panduan penuntun belajar
praktik, kemudian teman anda melakukan observasi dengan
menggunakan instruktur anda.
b. Lakukan latihan konseling pada 5 orang ibu hamil di real setting
lahan praktik dengan menggunakan panduan penuntun belajar
praktik .
c. Apabila menemui kesulitan, mintalah bimbingan instruktur anda

28

Anda mungkin juga menyukai