Modul4 Praktikum KB 1
Modul4 Praktikum KB 1
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan modul praktik Asuhan
Kebidanan Kehamilan tentang praktikum konseling pada ibu hamil, modul
ini adalah sebagai upaya untuk membantu proses belajar mengajar
khususnya mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan.
Salah satu capaian pembelajaran pada program studi Diploma III
Kebidanan adalah mewujudkan kompetensi bidan sebagai care provide
(pemberi asuhan kebidanan pada ibu hamil), yaitu kemampuan memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam kondisi normal maupun
kemampuan mendeteksi kehamilan sesuai dengan kewenangan secara
profesional (efektif, aman dan holistik serta bermutu tinggi) berdasarkan
kode etik, standart praktek profesi, standart, asuhan kebidanan mampu
memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan obstetri, mampu
beradaptasi dengan berbagai situasi dan serta mampu mendokumentasikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil secara tepat. Kompetensi dalam asuhan
kehamilan merupakan integrasi yang holistik antara pengetahuan,
keterampilan/psikomotor maupun sikap. Modul ini berisi tentang kegiatan
belajar praktikum untuk keterampilan- keterampilan klinik dalam asuhan
kehamilan untuk mendukung kompetensi utama bidan.
Medan, 2015
Penulis
1
D A F TA R I S I
2
PENDAHULUAN
3
b. Kegiatan Belajar 2: Praktikum pendidikan
kesehatan pada ibu hamil atau calon orang tua.
c. Kegiatan Belajar 3: Praktikum membimbing
senam hamil.
4
1. Tutorial dengan pembimbing atau instruktur, 2 jam efektif
2. Praktikum mandiri dan berkelompok di laboratorium, 3 jam
efektif
3. Evaluasi keterampilan untuk 5 teknik praktikum, pengumpulan
data subjektif dan objektif pada ibu hamil.
4. Jadwal pelaksanaan praktikum dilakukan setelah pemberian
materi asuhan kebidanan kehamilan.
PEMBIMBING PRAKTIK
TEKNIS BIMBINGAN
5
sebagai bidan professional dalam rangka memberikan asuhan kebidanan
kehamilan dengan pengumpulan data subjektif dan objektif.
3. Setelah mendapat daftar tilik, maka tim pengajar mata kuliah
mendatangi ruang alat laboratorium untuk mengisi kontrak peminjaman
ruang dan alat pada petugas laboratorium.
4. Setelah mengisi buku peminjaman, petugas laboratorium melakukan
verifikasi data untuk menilai kebenaran data yang diisi.
5. Petugas laboratorium menyiapkan alat yang diperlukan dalam kurun
waktu 2 x 24 jam dan melakukan cros chek kelengkapan alat yang
dibutuhkan.
6. Apabila alat sudah lengkap, maka alat dibawa keruang praktikum dan
digunakan sampai dengan batas waktu peminjaman atau batas waktu
yang telah ditentukan dalam kontrak program diatas .
7. Setelah mahasiswa melakukan praktikum, maka alat dikembalikan ke
ruang alat laboratorium. sebelumnya petugas laboratorium memastikan
kelengkapan alat yang di pinjam mahasiswa.
8. Apabila ditemukan ada alat yang rusak atau hilang, maka anda harus
mengganti alat yang rusak atau hilang tersebut.
9. Apabila alat yang dikembalikan telah lengkap, maka petugas
laboratorium menyimpan alat-alat tsb.
TEKNIS PRAKTIKUM
6
3. Setelah diberikan penjelasan dan demonstrasi praktek
olehpembimbing maka anda dapat berdiskusi dan
mengevaluasi langkah-langkah yang telah dipraktikan sampai
semua langkah jelas dan dapat dimengerti.
4. Anda dapat melakukan praktikum setiap perasat yang ada
sendiri-sendiri dan di dampingi oleh instruktur atau
pembimbing
5. Setelah melakukan praktikum secara mandiri, pembimbing
melakukan diskusi dan evaluasi kemudian memberikan feed
back berdasarkan daftar tilik .
6. Apabila setelah dievaluasi, anda mendapat skor atau nilai lulus
maka anda boleh melakukan secara mandiri dengan pasien di
lahan praktik, akan tetapi apabila anda belummendapatkan
nilai lulus maka anda harus mengulang melakukan praktikum
kembali sampai anda mahir.
7
PROSEDUR STANDAR PENGGUNAAN ALAT DAN RUANG
LABORATORIUM
Kontrak pembelajaran
Sipen Ke Ruang
Laboratorium
Verifikasi PJ
laboratorium
Menyiapkan Alat
Verifikasi PJ
laboratorium
PRAKTIKUM
8
STANDAR PROSEDUR PRAKTIKUM LABORATORIUM
Penjelasan
Prasat
Nama alat
Langkah penggunaan
Hal-hal penting
Pretest / kasus
yes
Ada yg tdk
jelas Diskusi dan Evaluasi
Mahasiswa melakukan
praktikum
Diskusi
No
Evaluasi
Yes
SELESAI
9
PENILAIAN
10
Prosedur kerja melaksanakan konseling mempunyai 16 butir
jawaban nilai 75 (mahasiswa meenjawab benar
12butir,nilinya=12/16×100=75).
11
TATA TERTIB:
KEGIATAN BELAJAR 1
12
PRAKTIKUM
KONSELING PADA IBU HAMIL
Pokok-Pokok Materi
Uraian materi
13
1. KONSELING ASUHAN KEHAMILAN
A. ASPEK PENGETAHUAN
Konseling berasal dari bahasa latin consillium yang artinya bersama
atau bicara bersama, berbicara bersama-sama; yaitu pembicaraan antara
konselor seorang klien atau beberapa klien (Latipun,2005). Menurut Rogers
dalam Latipun (2005), konseling merupakan hubungan terapi dengan klien
yang bertujuan untuk perubahan pada diri klien. Pietrofesa (1978) dalam
latipun (2005), mengatakan konseling adalah proses yang melibatkan
seorang profesional dalam usaha membantu orang lain dalam mencapai
pemahaman dirinya, membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang
dialami. Menurut Stefflre dan Grant dalam latupun (2005) konseling
adalah :
1. Sebagai proses yang artinya memerlukan cukup banyak waktu dan
pembicaraan bersama yang berulang-ulang
2. Sebagai hubungan yang spesifik, merupakan hubungan yang berbeda
dengan hubungan sosial dalam kehidupan. Hubungan antara
konselor dan klien dalam proses konseling membutuhkan
keterbukaan, rasa saling percaya, dan rasa turut merasakan perasaan
orang lain.
3. Sebagai hubungan membantu. Diartikan sebagai usaha untuk
memotivasi klien upaya lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Hubungan
membantu dalam proses konseling bukan artinya konselor
membantu klien dalam menyelesaikan satu jenis pekerjaan.
4. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan hidup.dilaksanakan supaya
klien mampu memahami dan menerima dirinya sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, klien diharapkan mampu
memahami dirinya secara utuh dalam kelangsung hidupnya , sampai
mencapai aktualisasi diri.
Satu proses bantuan oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat
tatap muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya,pemahaman diri tentang
permasalahan yang dihadapi,dan penyusunan rencana pemecahan masalah
yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurut Williamson (1961) dan Ljatipun (2005) tujuan umum
pelaksanaan konseling membantu klien mencapai perkembangan secara
optimal dalam batas-batas potensi yang dimiliki. Secara lebih rinci
dinyatakan menjadi 3 tujuan utama oleh Krumboltz, yaitu:
14
1. Mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat
2. Membimbing klien belajar membuat keputusan
3. Membimbing klien mencegah timbulnya masalah
15
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pembukaan
G=Greet= Menyapa ibu beserta suami (bila didampingi
suami), dengan memberi slam sesuai dengan kondisi, kemudian
mempersilahkan duduk berhadapan dengan bidan pada tempat
yang sudah disediakan. Setelah duduk berhadapan dengan ibu,
memulai percakapan dengan tujuan menciptakan suasana yang
akrab dan saling percaya
A=Ask= menanyakan secara rinci kepada ibu tentang
permasalahan kehamilannya yang sedang dihadapi. Bisa juga
dengan mempersilahkan ibu menceritakan keadaan dirinya yang
berkaitan dengan permasalahan kehamilannya yang sedang
dihadapi. Selama proses pembicaraan bidan hendaknya
memelihara supaya hubungan dengan ibu tetap berlangsung
secara kondusif dengan cara memperhatikan kontak mata,
menjaga kerahasiaan ibu, tidak menyinggung persaan ibu, dan
menjadi pendengar yang baik
T=Tell=Memberi informasi kepada ibu tentang cara atau
metode yang bisa digunakan untuk memecahkan permasalahan
kehamilannya yang sedang dihadapi
H=Help=Membantu ibu memilih cara yang tepat untuk
mengatasi permasalahannya sesuai dengan kondisi /kemampuan
ibu.
E=Explain=Menjelaskan secara rinci tehnik pelaksanaan
cara-cara yang dipilih untuk pemecahan masalah dan disepakati
dengan ibu dan suami
R=Return=Membuat kesepakatan dengan ibu untuk
pertemuan berikutnya/kunjungan ulang untuk mengevaluasi
keberhasilan cara - cara pemecahan masalah yang telah
dilaksanakan.
R=Refer=Bila diperlukan tindakan kolaborasi/rujukan ke
tenaga yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan/kondisi ibu.
2. Pendekatan pada Pelaksanaan Konseling
1. Pendekatan Direktif. Tokoh yang mengemukakan adalah
Williamson. Sifat pendekatannya berpusat pada konselor. Tujuan
konseling adalah membantu klien untuk mengganti tingkah lakunya
yang tidak sesuai rasional dengan tingkah laku yang sesuai. Proses
pelaksanaan:Konselor mengumpulkan informasi /data tentang
masalah klien, kemudian menganalisis dan menginterpretasi. Hasil
analisis dipelajari oleh konselor bersama-sama klien, dan
merumuskan rencana pemecahannya. Selanjutnya, klien
melaksanakan rencana yang telah disepakati, dan konselor
mengevaluasi
16
2. Pendekatan non-direktif. Tokoh yang mengemukakan adalah Rogers.
Sifat pendekatannya berpusat pada klien. Tujuan konseling adalah
memberi kesempatan kepada klien secara bebas mengekspresikan
dirinya dan merencanakan pemecahan masalah yang dihadapi.
Proses pelaksanaan konseling: Konselor mendengarkan dengan
seksama, kemudian mengadakan analisis permasalahan dan rencana
pemecahan yang disusun oleh klien. Setelah dipahami konselor
mengadakan kesepakatan dengan klien tentang rencana pemecahan
masalah yang akan dilaksanakan. Setelah klien melaksanakan
pemecahan masalah yang disepakati, masalah tersebut dievaluasi
bersama-sama konselor.
3. Pendekatan Eklektik. Tokoh yang mengemukakan adalah
F.P.Robinson. Sifat Pendekatannya memilih unsur-unsur yang baik
dari pendekatan direktif dan non-direktif sesuai dengan kondisi klien
yang diberi layanan konseling. Konselor menyesuaikan jenis
pendekatan yang cocok bagi klien, dengan menggabungkan prinsip
pendekatan direktif dan prinsip pendekatan non-direktif. Tujuan
konseling membantu klien memahami permasalahan yang dihadapi,
menyusun rencana tindakan pemecahan masalah yang dihadapi
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Proses pelaksanaan :
Konselor menggali akar permasalahan klien dengan bertanya atau
mempersilahkan klien menceritakan secara rinci. Konselor bersama
klien memahami permasalahan dan menyusun rencana tindakan
untuk pemecahan masalah. Klien melaksanakan tindakan pemecahan
masalah kemudian mengevaluasi bersama-sama konselor.
4. Masalah yang Memerlukan Konseling Ibu Hamil
Contoh :
1. Seorang ibu hamil berdasarkan hasil pemeriksaan USG hamil
kembar, tetapi ibu tidak menerima bahwa dirinya hamil kembar.
17
2. Seorang ibu hamil yang tidak bisa mengambil keputusan apakah
harus bersalin ditolong oleh bidan atau dukun, karena mertuanya
menyarankan bersalin supaya ditolong oleh dukun
3. Seorang ibu hamil yang mengalami anemia berat/pre-eklampsia, ibu
memandang hal itu sebagai “bawaan bayi” dan tidak membahayakan
kehamilannya, sehingga tidak perlu penanganan yang khusus.
4. Ibu hamil menolak kehamilannya karena hamil akibat kegagalan
penggunaan alat kontrasepsi
5. Ibu hamil ingin menggugurkan kehamilannya karena suaminya
belum siap dengan penghasilan untuk membiayai perawatan
kehamilan dan persalinannya
6. Ibu hamil di luar nikah yang tidak direstui
B. ASPEK KETERAMPILAN
Keterampilan yang harus dimiliki oleh bidan untuk melaksanakan konseling
adalah :
1. Teknik membuka pembicaraan
2. Teknik menerima sasaran apa adanya
3. Teknik mengulang pertanyaan
4. Teknik memantulkan perasaan
5. Teknik bertanya dengan pertanyaan terbuka
6. Teknik mendukung pernyataan
7. Teknik mengakhiri pembicaraan
2. Menyiapkan lingkungan:
Ruangan khusus dengan kondisi tenang, nyaman, dan kondusif
Mengatur kursi untuk tempat duduk ibu dan suami ( jika ibu
didampingi suami) sedemikian rupa sehingga ibu dan suami bisa
duduk saling berhadapan dengan bidan
Menempatkan status ibu, alat tulis, dan alat peraga diatas meja,
kemudian mengatur posisi meja, supaya alat-alat mudah dijangkau
oleh bidan bila diperlukan.
18
3. Melaksanakan konseling:
Menyampaikan salam pembukaan kepada ibu dan suami ( bila ibu
didampingi suami) dengan sopan dan ramah menggunakan kata-
kata yang sesuai dengan kondisi
Mempersilahkan ibu dan suami duduk dengan posisi berhadapan
dengan bidan dikursi yang telah dipersiapkan
Bidan duduk dengan posisi bidan agak membungkuk, serta mem-
pertahankan kontak mata dengan ibu dan suaminya.
Menciptakan suasana pribadi yang akrab dengan:
- Menanyakan identitas ibu dan suami lebih rinci beserta status
sosialnya tanpa menyinggung perasaan dan harga dirinya
- Memperkenalkan identitas pribadi bidan (bila diperlukan)
- Pembicaraan yang serius dan santai
Menanyakan dengan pertanyaan terbuka / mempersilahkan ibu men-
jelaskan segala sesuatu yang dirasakan / dialami, yang berkaitan
dengan permasalahan kehamilan yang sedang dialami.
Mendengarkan dengan saksama sambil memberikan respons positif
sesuai dengan kebutuhan baik secara verbal maupun non-verbal
terhadap semua pernyataan ibu.
Bila diperlukan meminta ibu mengulangi pernyataan yang kurang
jelas.
Menganalisis, menyimpulkan, dan meyatubahasakan, menjaga
kerahasiaan dari pernyataan yang disampaikan oleh ibu, sampai ibu
betul-betul menghayati dan merasakan permasalahan yang dihadapi.
Menggali potensi yang dimiliki oleh ibu yang bisa dijadikan
alternative jalan keluar untuk pemecahan masalah.
Menanggapi respons ibu dan memberi penjelasan berkaitan dengan
potensinya dalam mengatasi permasalahan
Mengevaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman ibu terhadap
penjelasan yang diberikan.
Memberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan / tanggapan
yang berkaitan dengan penjelasan yang diberikan
Mendiskusikan, kemudian menyepakati alternatif tindakan yang
dipilih untuk pemecahan masalah
Menjelaskan lebih rinci, dan memberi bimbingan strategi
pelaksanaan tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah
Menyimpulkan hasil konseling yang telah dilaksanakan.
Membuat kesepakatan waktu kunjungan ulang untuk mengevaluasi
tindakan pemecahan masalah yang telah digunakan
Mengakhiri pembicaraan dengan mengucapkan salam.
C. ASPEK SIKAP
Sikap yang harus dikembangkan oleh bidan dalam melaksanakan konseling:
1. Ramah, sopan, dan wajar.
19
2. Mudah menyesuaikan diri dan menerima orang lain
3. Bisa memahami dan merasakan perasan orang lain (empati)
4. Hangat, semangat, selalu ceria dan bergairah.
5. Sabar dan rendah hati
6. Serius, ikhlas, dan selalu berniat untuk membantu
7. Jujur, lembut, peka, dan bijaksana.
PRAKTIKUM
MAHASISWA
Praktikum pemberian konseling pada ibu hamil ini dapat anda lakukan
di laboratorium skill atau real setting klinik (BPM, RB, Puskesmas atau RS)
saat anda praktik. Langkah awal yang anda lakukan adalah mempersilahkan
20
ibu hamil yang datang untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Anda
silahkan memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama.
Selanjutnya ikuti langkah-langkah pemberian konseling sesuai
penuntun belajar berikut ini :
Nama mahasiswa :
NIM :
Kompetensi : Asuhan kebidanan kehamilan
Unit kompetensi : Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan
Subunit kompetensi : Melaksanakan konseling asuhan kehamilan
A. ASPEK PENGETAHUAN
Standar Kisi-Kisi Pengetahuan Kritis Nilai Ket
Nilai batas lulus:60 1. Pengertian konseling asuhan
Bobot : 20% kehamilan
2. Tujuan konseling asuhan kehamilan
3. Perbedaan konseling dengan.
21
Pemberian nasehat
Pendidikan kesehatan
Komunikasi informal edukasi
4. Langkah-langkah konseling asuhan
kehamilan
5. Permasalahan ibu hamil yang
memerlukan tindakan konseling
6. Prosedur pelaksanaan konseling
dalam melaksanakan konseling
asuhan kehamilan
B. ASPEK KETERAMPILAN
Standar
Aspek ketrampilan yang dinilai Keterampilan Ket
Ya tidak
22
Nilai batas lulus: 1. Menyiapkan ruangan yang tenang
100 dan nyaman untuk melaksanakan
Bobot: 60% konseling
2. Menyiapkan alat peraga sesuai
dengan kebutuhan
3. Memulai konseling dengan
mengucapkan salam dan
mempersilahkan ibu dan suami
(bila mendampingi) duduk
dikursi yang disediakan
berhadapan dengan bidan
4. Duduk berhadapan dengan ibu
dengan sikap badan
membungkuk dan
mempertahankan kontak mata
5. Menciptakan suasana pribadi
yang akrab dengan ibu dan suami
dengan percakapan yang santai
6. Menggali perasaan/pengalaman
ibu yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi
7. Mendengar dan memberi respons
verbal/nonverbal
terhadap semua pernyataan ibu
yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi
8. Memberi kesempatan kepada ibu
mengulang pernyataan yang tidak
jelas
9. Menganalisis, menyimpulkan dan
menyepakati permasalahan
dengan ibu dan suami
10. Menjaga kerahasian ibu yang
berkaitan dengan permasalahnnya
11. Mennggali potensi ibu yang bisa
dijadikan alternatif pemecahan
masalah
12. Menanggapi respons ibu
13. Mendiskusikan dan menyepakati
tindakan pemecahan masalah
yang dipilih
14. Menjelaskan dan membimbing
pelaksanaan strategi pemecahan
masalah yang disepakati
15. Menyimpulkan hasil konseling
23
C. ASPEK SIKAP
Aspek sikap
Aspek sikap yang
Standar Selalu sering Kadang- jarang Tidak Ket
dinilai
kadang pernah
Nilai batas 1. Ramah, sopan,
lulus: 60 dan wajar
Bobot: 20% 2. Menerima
kondisi ibu apa
adanya
3. Memahami dan
merasakan
perasaan ibu
(empati)
4. Hangat,ber-
semangat, dan
bergairah
5. Serius dan
ikhlas
6. Sabar
DAFTAR TILIK
24
PENILAIAN KONSELING ASUHAN KEHAMILAN
Nama mahasiswa :
Nim :
Tingkat/semester :
Tanggal penilaian :
KASUS
LANGKAH / TUGAS
0 1 2 3 N/A
PERSIAPAN
1. Tempat
Bersih
Penerangan yang cukup
Sirkulasi udara baik
2. Alat peraga
Misalnya : konseling KB (poster-poster
Kontrasepsi)
PELAKSANAAN
18. Sambut ibu dan keluarga dengan
mengucapkan salam dengan ramah dan sopan
dan mempersilahkan ibu dan suami (bila
mendampingi) duduk dikursi yang disediakan
dan berhadapan dengan bidan.
25
verbal/nonverbal terhadap semua pernyataan
ibu yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi serta memahami dan merasakan
perasaan ibu
26
RANGKUMAN
27
TUGAS MANDIRI
28