SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
VIVIEN AYUNDA
080801006
DEPARTEMEN FISIKA
MEDAN
2013
PERSETUJUAN
Diluluskan di
Medan, 25 Juni 2013
Co Pembimbing I Pembimbing
Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua
PERNYATAAN
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan
dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
VIVIEN AYUNDA
080801006
PENGHARGAAN
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dalam waktu yang telah
ditetapkan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Syahrul Humaidi. Ms
dan Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc selaku pembimbing Akademik, Bapak Ir.
Zainal Abidin Nasution selaku pembimbing di Balai Riset dan Standardisasi Industri
(BARISTAND) yang telah memberikan panduan dan arahan kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada Ketua
Departemen Dr. Marhaposan Situmorang. Dekan dan Pembantu dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dan semua
Dosen di departemen Fisika FMIPA USU khususnya kepada Bapak Drs. Tenang
Ginting, Msi selaku penasehat akademik saya, Pegawai di FMIPA USU, rekan-rekan
fisika semuanya khususnya angkatan 2008, Rida, Dewi, Tari, Lina, Meilan, Dicky,
Hafiz, Deny, Surya, Aisyah, Arifah, yang telah membantu saya dalam penyelasaian
skripsi ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih yang teristimewa saya tujukan kepada orang
tua saya tersayang Bapak Hariadi, dan Ibu Rohani, Spd, adik saya Muhammad Reza
Oktaviandi dan Abang saya Arie Afrian, ST serta Abang tercinta Rova Inna yang
selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada saya dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, di sebabkan
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Dengan segala kerendahan
hati, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan
ini..Semoga bermanfaat bagi pembaca.
ABSTRAK
Penelitian tentang Pembuatan dan karakterisasi kertas yang terbuat dari campuran
daun nanas dan eceng gondok telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan
metode semikimia, bertujuan untuk memperoleh altenatif bahan baku kertas dan
mengetahui komposisi yang optimum dari campuran pulp daun nanas dan pulp eceng
gondok. Variasi dari campuran yaitu 100:0%, 80:20%, 60:40%, 40:60%, 20:80%,
0:100%. Daun nanas dan eceng gondok dimasak menggunakan larutan NaOH 1,5%,
pada suhu 100oC, kemudian dilakukan proses pemutihan dengan kaporit, lalu
dikeringkan. Setelah itu pulp dicampurkan sesuai dengan komposisi campuran yang
telah dirancang.
Komposisi terbaik dari campuran pulp daun nanas dan pulp eceng gondok yaitu
komposisi 60% pulp daun nanas dan 40% pulp eceng gondok. Dimana pada
komposisi tersebut memiliki gramatur 71,23 gr.m-2, dan ketahanan sobek 90,5974 mN
yang sesuai dengan standart SNI 14-0115-1998 untuk kertas pembungkus makanan
dengan nilai gramatur 80 gr.m-2 dan ketahanan sobek 99 mN.
Kata kunci : Daun nanas, eceng gondok, pulp, kertas dan semikimia.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar isi vii
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Tempat Penelitian 4
1.6 Sistematika penulisan 4
2.3 Nanas
2.3.1 Klasifikasi Nanas 14
2.3.2 Komposisi kimia daun Nanas 15
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Pengujian Sifat Fisis
4.2.1.1 Ketebalan Kertas 33
4.2.1.2 Gramatur Kertas 34
4.2.1.3 Rapat Massa Kertas 35
4.2.1.4 Ketahanan Tarik 36
4.2.1.5 Ketahanan Sobek 37
4.2.1.4 Indeks Tarik Kertas 38
4.2.1.5 Indeks Sobek Kertas 39
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ABSTRAK
Penelitian tentang Pembuatan dan karakterisasi kertas yang terbuat dari campuran
daun nanas dan eceng gondok telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan
metode semikimia, bertujuan untuk memperoleh altenatif bahan baku kertas dan
mengetahui komposisi yang optimum dari campuran pulp daun nanas dan pulp eceng
gondok. Variasi dari campuran yaitu 100:0%, 80:20%, 60:40%, 40:60%, 20:80%,
0:100%. Daun nanas dan eceng gondok dimasak menggunakan larutan NaOH 1,5%,
pada suhu 100oC, kemudian dilakukan proses pemutihan dengan kaporit, lalu
dikeringkan. Setelah itu pulp dicampurkan sesuai dengan komposisi campuran yang
telah dirancang.
Komposisi terbaik dari campuran pulp daun nanas dan pulp eceng gondok yaitu
komposisi 60% pulp daun nanas dan 40% pulp eceng gondok. Dimana pada
komposisi tersebut memiliki gramatur 71,23 gr.m-2, dan ketahanan sobek 90,5974 mN
yang sesuai dengan standart SNI 14-0115-1998 untuk kertas pembungkus makanan
dengan nilai gramatur 80 gr.m-2 dan ketahanan sobek 99 mN.
Kata kunci : Daun nanas, eceng gondok, pulp, kertas dan semikimia.
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
Serat sebagai bahan baku penting dalam pembuatan kertas, bahan utama dalam
pembuatan pulp kertas adalah selulosa dalam bentuk serat, sedangkan serat selulosa
dapat diperoleh dari tumbuhan kayu dan non kayu yang semuanya dapat
dipergunakan untuk pembuatan pulp kertas (Muladi, 2001). Serat ini berasal dari
bagian tumbuhan seperti batang,tangkai buah dan kulit (Aninom, 2006). Bahan baku
yang mendominasi adalah bahan kayu karena persediaannya yang sangat banyak
dihutan. Namun akhir-akhir ini karena penebangan kayu yang tidak terkendali
berakibat fatal dengan terjadinya kerusakan lingkungan (Gunawan, 2007).
Kertas adalah salah satu kebutuhan pokok sebagai alat tulis, seni dan
keperluan rumah tangga. Sehingga kita perlu mencari bahan alternatif lain yang
seratnya dapat diolah menjadi kertas yang salah satunya adalah bahan non kayu. yaitu
eceng gondok yang selama ini belum banyak dimanfaatkan. Eceng gondok
(Eichhornia crassipes) dapat diolah menjadi bahan baku pupuk, mulsa, media semai,
dan kertas (Gunawan,2007).
Begitu juga daun nanas yang merupakan salah satu alternatif tanaman
penghasil serat yang selama ini hanya dimanfaatkan buahnya saja sebagai sumber
bahan pangan, sedangkan daun nanas sendiri tidak dimanfaatkan sehingga menjadi
limbah yang sebenarnya berpotensi (Nur Asbani, 2009).
Pulp merupakan hasil pemisahan serat dari tanaman melalui berbagai proses
pengolahan. Proses pembuatan pulp dibedakan atas proses mekanis, semi kimia
(kombinasi kimia dan mekanis) dan kimia. Umumnya proses kimia banyak dilakukan
untuk pembuatan pulp secara kimia adalah melarutkan lignin yang mengikat serat satu
dengan lainnya (Zainal Nasution, 2006).
Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka diberikan
batasan masalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah serat daun nanas dan serat eceng gondok dapat
dijadikan kertas, dan jenis kertas apa yang dihasilkan
2. Untuk mengetahui sifat fisis kertas (sobek, gramatur, tebal, dan tarik) yang terbuat
dari campuran pulp serat eceng gondok dan pulp serat daun nanas agar dapat
diperoleh kertas dengan kualitas baik.
3. Untuk mengetahui dan memperoleh campuran komposisi yang baik dari campuran
pulp serat eceng gondok dan pulp serat daun nanas
1. Dengan pemanfaatan eceng gondok dan daun nanas sebagai bahan pembuat
kertas dapat menjadi alternatif yang baik untuk mengurangi kerusakan
lingkungan.
2. Diharapkan dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang
pemanfaatan eceng gondok dan daun nanas dalam pembuatan kertas.
3. Pemanfaatan eceng gondok dan daun nanas yang selama ini menjadi limbah
yang kurang pemanfaatannya.
Penulisan laporan tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai
berikut :
BAB III Merupakan metodologi penelitian yang mencakup alat dan bahan
yang digunakan, prosedur penelitian dan pengujian sampel.
BAB V Merupakan kesimpulan dari penelitian dan saran dari penulis untuk
peneliti berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kertas
Secara umum kertas dibedakan menjadi dua golongan, yaitu kertas budaya dan
kertas industri. Yang termasuk kertas budaya adalah kertas-kertas cetak dan kertas
tulis, diantaranya adalah kertas kitab, buku, Koran dan kertas amplop. Sedangkan
yang termasuk kertas industri adalah kertas kantong kertas minyak, pembungkus
buah-buahan, kertas bangunan, kertas isolasi elektris, karton dan pembungkus sayur-
sayuran.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang
menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,
bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini
bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit
atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada
naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau.
Proses pembuatan kertas dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku serat menjadi
pulp, dan kertas. Urutan proses pembuatannya adalah : Persiapan bahan baku,
pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pemutihan (bleaching),
pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Proses
yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses
pengeringan kertas (Kasdim, 2008).
Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu
pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga
menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses
pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai (Kasdim,2008).
Proses pembuatan pulp dengan proses kimia dikenal dengan sebutan proses
kraft. Disebut kraft karena pulp yang dihasilkan dari proses ini memiliki kekuatan
lebih tinggi daripada proses mekanis dan semikimia, akan tetapi rendemen yang
dihasilkan lebih kecil di antara keduanya karena komponen yang terdegradasi lebih
banyak (lignin, ekstraktif, dan mineral) (Sugesty, 1998).
2. Metode kimia
- pemisahan selulosa dengan bahan kimia bahan pemisah :
a. basa (proses soda & proses kraft)
b. asam (proses sulfit, proses magnetik, proses netral sulfit)
· dasar pemilihan proses :
- bahan baku yang digunakan sifat pulp
- kekuatan dan derajat putih kertas diutamakan
- cocok untuk kertas tulis (HVS)
- konversi 65-85 %
1. Kertas kraft, biasanya digunakan untuk tas, karton berombak, juga untuk
kemasan makanan
2. Kertas Greaseproof , biasanya digunakan untuk fatty foods
3. Kertas tergelantang, biasanya digunakan untuk dibuat tas kecil, amplop, kertas
lilin, label, dan bahan laminating
4. Perkamen sayur Kertas ini tidak beracun dan memiliki kekuatan tahan
basah dan minyak. Biasanya digunakan untuk kemasan makanan basah dan
berminyak
5. Kertas tissue Kertas ini memiliki sifat lembut, dan semitransparan
6. Kertas Glassine merupakan kertas yang tahan minyak.Biasanya digunakan
untuk tas, kotak dan kemasan makanan berminyak.
Dalam penelitian ini kertas yang diperoleh yaitu jenis kertas kraft, dan
adapun penjelasan tentang kertas kraft dapat dilihat dibawah ini :
Kertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 3 kegunaan utama:
- Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas bungkus
nasi dll.
- Kantong (bag/sack) seperti kantong belanja atau “shopping bag”,
- Karung (shipping sack) seperti karung atau kantong semen, dan Berbagai fungsi
“converting”.
Gramatur berkisar antara 50-134 gsm. Pulp kertas yang dipakai bisa melalui proses
pemutihan atau “bleaching” atau tidak. Bila tidak diputihkan maka berwarna coklat.
(Rebry Atnam, 2007)
Eceng gondok berkembang biak sangat cepat, baik secara vegetatif maupun
generatif. Perkembang biakan secara vegetatif dapat melipat ganda dua kali dalam
waktu 7-10 hari. Hasil penelitian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera
Utara di Danau Toba (2003) melaporkan bahwa satu batang eceng gondok dalam
waktu 52 hari mampu berkembang seluas 7 m² (Gunawan,2007). Eceng gondok pada
pertumbuhan 6 bulan dapat mencapai bobot basah 125 ton/ha dan dalam 1 ha
diperkirakan dapat tumbuh sebanyak 500 kg/hari (Heyne 1987).
Komposisi kimia eceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara tempatnya
tumbuh, dan sifat daya serap tanaman tersebut. Eceng gondok mempunyai sifat-sifat
yang baik antara lain dapat menyerap logam-logam berat, senyawa sulfida, selain itu
mengandung protein lebih dari 11,5% dan mengandung selulosa yang lebih tinggi
besar dari non selulosanya seperti lignin, abu, lemak, dan zat-zat lain.
Adapun kandungan kimia eceng gondok terdapat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Kandungan kimia eceng gondok kering
Senyawa kimia Persentase (%)
Selulosa 64,51
Pentosa 15,61
Lignin 7,69
Silika 5,69
Abu 12
(Sumber : www.brodes.multiply.com)
2.3 NANAS
Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain yaitu Ananas Cosmosus, pada
umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Menurut sejarah , tanaman ini berasal
dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar
tahun 1599.
Nanas merupakan buah yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Rasa
manis dan asam yang dihasilkan enzim nitric dan malic acid dalam nanas sering
dimanfaatkan untuk membuat masakan asam manis. Selain itu nanas juga berkhasiat
untuk antiradang, membantu pencernaan di lambung, menghambat pertumbuhan sel
kanker dan mencegah penggumpalan darah karena mengandung enzim bromelain.
Klasifikasi nanas :
Ordo : Bromeliales
Genus : Ananas
Tergantung dari species atau varietas tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55
sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 sampai 0,27
cm. disamping species atau varietas, jarak tanaman dan intensitas sinar matahari juga
akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan panjang daun nanas dan sifat atau
karakteristik dari serat yang dihasilkan. Intensitas matahari yang tidak terlalu banyak
pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus dan mirip sutera (Kirby,
1963, Doraiswarmy et al., 1993).
Hampir semua serat alam, khususnya yang berasal dari tumbuhan, komposisi
kandungan serat secara kimia yang paling besar adalah selulosa, meskipun unsure
atau zat-zat lain juga terdapat pada serat tersebut, missal fats dan waxs,
hemicelluloses, lignin, pectin dan colouring matter (pigmen) yang menyebabkan daun
berwarna. Komposisi kandungan zat-zat tersebut pada umumnya sangat bervariasi
tergantung pada jenis atau varietas tanaman nanas yang berbeda. Zat-zat tersebut
perlu dihilangkan atau dikurangi pada proses selanjutnya (degumming) agar proses
bleaching ataupun dyeing lebih mudah dikerjakan. Tabel 2.1 akan memperlihatkan
komposisi kimia dari daun nanas (Anonim, 2006).
2.4.1 Selulosa
Selulosa a (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam
larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan DP (derajat polimerisasi) 600
- 1500. Selulosa a dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat kemumian
selulosa.
Selulosa β (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan
NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP 15 - 90, dapat mengendap bila
dinetralkan.
Selulosa µ (Gamma cellulose) adalah sama dengan selulosa β, tetapi DP nya
kurang dari 15.
Selulosa α merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (mumi). Selulosa α
> 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan
propelan dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan
sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri sandang/kain (serat rayon).
Selulosa dapat disenyawakan (esterifikasi) dengan asam anorganik seperti
asam nitrat (NC), asam sulfat (SC) dan asam fosfat (FC). Dari ketiga unsur tersebut,
NC memiliki nilai ekonomis yang' strategis daripada asam sulfat/SC dan fosfat/FC
karena dapat digunakan sebagai sumber bahan baku propelan/bahan peledak pada
industri pembuatan munisi/mesin dan atau bahan peledak.
2.4.2 Hemiselulosa
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :
1. Drum kapasitas 20 liter berfungsi untuk wadah memasak eceng gondok
2. Ember plastic berfungsi untuk penampungan pulp eceng gondok
3. Blender berfungsi untuk menghaluskan pulp
4. Gunting berfungsi untuk menggunting kertas
5. Neraca digital berfungsi untuk menimbang kertas
6. Mistar berfungsi untuk mengukur luas kertas
7. Mikrometer Skrup berfungsi untuk mengukur ketebalan kertas
8. Tearing Strength Test berfungsi untuk alat uji sobek kertas
9. Tensile Strength Test berfungsi untuk alat uji tarik kertas.
Daun Nanas
Pengeringan
Matahari
Ditimbang
Larutan NaOH
Pemasakan
1,5%
Pendinginan 24 jam
Penghalusan/Blend
Pencetakan
Dikeringkan dengan
matahari
Eceng gondok
kering
Pengeringan
Matahari
Ditimbang
Larutan
Pemasakan
NaOH 1,5%
Pendinginan 24 jam
Penghalusan/Blender
Pencetakan
Dikeringkan dengan
matahari
Penimbangan Penimbangan
Penggilingan/Blend
Pencetakan
Pengeringan
Contoh Kertas
Pengujian
Data
Hasil Kesimpulan
mendidih larutan tidak akan melimpah dari dalam drum. Setelah 1,5 jam ini berakhir,
akan didapat daun nanas dalam bentuk bubur yang menyatu dengan air.
Selama pemasakan berlangsung, drum dalam kondisi tertutup, di usahakan
temperatur di dalam pemasakan dalam kondisi stabil. Untuk menghilangkan NaOH
dilakukan pencucian sampai bersih, agar tidak meninggalkan bau dari larutan
pemasaknya. Agar tidak menimbulkan pencemaran, sisa larutan pemasak dapat
digunakan kembali dalam proses pemasakan selanjutnya.
Perbandingan Bahan
Kode Sampel Pulp Daun Pulp Eceng Massa Pulp Massa Pulp
Nanas % Gondok % Daun Nanas Eceng Gondok
A 100 0 3,60 gram -
B 80 20 2,87 gram 0,72 gram
C 60 40 2,18 gram 1,46 gram
D 40 60 1,46 gram 2,18 gram
E 20 80 0,72 gram 2,87 gram
F 0 100 - 3,60 gram
Panjang 30 cm
Lebar 15 cm
BAB IV
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Gramatur Kertas Campuran Pulp Daun Nanas dan Pulp
Eceng Gondok
Dari Tabel 4.1 di atas diperoleh bahwa pada komposisi 0% pulp daun nanas
dan 100% pulp eceng gondok memiliki gramatur yang paling besar yaitu
78,22 gr.m-2 sedangkan pada komposisi 80% pulp eceng gondok dan 20% pulp
daun nanas memiliki gramatur yang paling kecil yaitu 64,43 gr.m-2.
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tebal Kertas Campuran Pulp Daun Nanas dan Pulp
Eceng Gondok
Kode Sampel Komposisi Campuran (%) Tebal Kertas (mm)
Pulp Daun Nanas Pulp Eceng gondok
A 100 0 0,3319
B 80 20 0,2732
C 60 40 0.2334
D 40 60 0.2261
E 20 80 0.2185
F 0 100 0.2421
Dari Tabel 4.2 pengukuran tebal kertas yang ditunjukkan dalam data Tabel 4.2
diperoleh tebal kertas yang paling tebal adalah untuk komposisi 100% pulp daun
nanas dan 0% pulp eceng gondok yaitu 0,3319 mm. Dan untuk kertas yang paling
tipis adalah pada komposisi 20% pulp daun nanas dan 80% pulp eceng gondok yaitu
0,2185 mm.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rapat Massa Kertas Campuran Pulp Daun Nanas dan
Pulp Eceng Gondok
Kode Komposisi Campuran (%) Massa Volume Rapat massa
sampel Pulp Daun Pulp Eceng Kertas (x10-5 m-3) (Kg.m-3)
Nanas Gondok (x 10-3 Kg)
A 100 0 0,6466 0,3319 194,81
B 80 20 0,6443 0,2732 235,83
C 60 40 0,7123 0,2334 305,18
D 40 60 0,6939 0,2261 306,89
E 20 80 0,7210 0,2185 329,97
F 0 100 0,7822 0,2421 323,08
Dari Tabel 4.3 di atas diperoleh bahwa pada komposisi 20% pulp daun
nanas dan 80% pulp eceng gondok memiliki rapat massa yang paling besar yaitu
329,97 kg.m-3 sedangkan pada komposisi 100% pulp daun nanas dan 0% pulp
eceng gondok memiliki rapat massa yang paling kecil yaitu sebesar 194,81 kg.m-3.
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Ketahanan Tarik Kertas Campuran Pulp Daun
Nanas dan Pulp Eceng Gondok
Kode sampel Komposisi Campuran (%) Ketahanan Tarik
Pulp Daun Nanas Pulp Eceng Gondok (x 103 N.m-2)
A 100 0 1,09
B 80 20 0,72
C 60 40 0,61
D 40 60 0,60
E 20 80 0,58
F 0 100 0,56
Dari Tabel 4.4 di atas diperoleh bahwa pada komposisi 100% pulp daun
nanas dan 0% pulp eceng gondok memiliki ketahanan tarik yang terbesar yaitu
1,09 x 103 N.m-2. Sedangkan pada komposisi 0% pulp daun nanas dan 100% pulp
eceng gondok memiliki ketahanan tarik yang paling kecil yaitu sebesar
0,56 x 103 N.m-2.
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Ketahanan Sobek Kertas Campuran Pulp Daun
Nanas dan Pulp Eceng Gondok
Kode sampel Komposisi Campuran (%) Ketahanan Sobek
Pulp Daun Nanas Pulp Eceng Gondok (x 10-3 N.)
A 100 0 56,4273
B 80 20 78,0027
C 60 40 78,0027
D 40 60 98,5974
E 20 80 98,5974
F 0 100 120,1727
Dari Tabel 4.5 diatas diperoleh bahwa pada komposisi 0% pulp daun nanas
dan 100% pulp eceng gondok memiliki ketahanan tarik yang paling besar yaitu
120.1727 x 10-3 N. sedangkan pada campuran 100% pulp daun nanas dan 0% pulp
eceng gondok memiliki ketahanan tarik yang kecil yaitu 56,4273 x 10-3 N.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Indeks Tarik Kertas Campuran Pulp Daun Nanas dan
Pulp Eceng Gondok
Komposisi Campuran (%) Gramatur Ketahanan Indeks Tarik
-2
Kode Pulp Daun Pulp Eceng (gr.m ) Tarik (Nm.Gr-1)
Sampel Nanas Gondok (x103 N.m-1)
A 100 0 64,66 1,09 16,85
B 80 20 64,43 0,72 11,17
C 60 40 71,23 0,61 8,56
D 40 60 69,39 0,60 8,64
E 20 80 72,10 0,58 8,04
F 0 100 78,22 0,56 7,15
Dari Tabel 4.6 di atas diperoleh bahwa pada komposisi 100% pulp daun
nanas dan 0% pulp eceng gondok memiliki indeks tarik yang besar yaitu 16,85
Nm.gr-1. Sedangkan pada komposisi 0% pulp daun nanas dan 100% pulp eceng
gondok memiliki indeks tarik yang paling kecil yaitu 7,15 Nm.gr-1.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Indeks Tarik Kertas Campuran Pulp Daun Nanas
dan Pulp Eceng Gondok
Dari Tabel 4.7 diatas diperoleh bahwa pada komposisi 0% pulp daun nanas
dan 100% pulp eceng gondok memiliki indeks sobek yang besar yaitu
1,53 x 10-3 Nm2.gr-1. Sedangkan pada komposisi 100% pulp daun nanas dan 0%
pulp eceng gondok memiliki indeks tarik yang kecil yaitu 0,87 x 10-3 Nm2.gr-1.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Pengujian Sifat Fisis
4.2.1.1 Gramatur Kertas
Dari hasil perhitungan gramatur untuk kertas campuran dapat dibuat hubungan
antara campuran pulp eceng gondok versus gramatur seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.1 berikut ini:
90
80
70
Gramatur (gr.m²)
60
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Komposisi Daun Nanas (%)
Gambar 4.1 Grafik antara Komposisi Campuran Pulp Daun Nanas dan Eceng
Gondok dengan Gramatur kertas
Dari Gambar 4.2 di atas, gramatur paling besar adalah pada campuran 0% pulp
daun nanas dan 100% pulp eceng gondok adalah 78,22 gr.m-2 dan kertas yang
memiliki gramatur terendah terdapat pada campuran 40% pulp daun nanas dan 60%
pulp eceng gondok besarnya adalah 69,39 gr.m-2. Gramatur tertinggi terdapat pada
komposisi 100% pulp eceng gondok, hal ini disebabkan karena eceng gondok
merupakan tumbuhan berserat pendek, dan serat pendek memberikan rendamen yang
lebih rendah daripada serat panjang yang dimiliki daun nanas. Semakin rendah
rendamen maka akan semakin tinggi gramatur yang dimiliki kertas.
0,35
0,3
Tebal Kertas (mm)
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 20 40 60 80 100 120
Komposisi Daun Nanas (%)
Gambar 4.2 Grafik antara Komposisi Campuran Pulp Daun Nanas dan Pulp
Eceng Gondok dengan tebal kertas
Dari Gambar 4.2 di atas tebal kertas yang paling tebal adalah pada
campuran 100% pulp daun nanas dan 0% pulp eceng gondok yang besarnya
adalah 0,3319 mm dan kertas yang paling tipis pada campuran 20% pulp daun
nanas dan 80% pulp eceng gondok adalah 0,2421 mm. Kertas yang paling tebal
terdapat pada komposisi 100% pulp daun nanas, hal ini disebabkan karena daun
nanas memiliki serat panjang dimana hemiselulosa pada serat panjang tidak
mudah larut ketika proses pemasakan di bandingkan hemiselulosa pada serat
pendek yang dimiliki eceng gondok. Serat pendek mengandung lebih banyak
lignin dari pada serat panjang, dan ketika proses pemasakan serat pendek akan
menghasilkan sedikit serat dibandingkan dengan serat panjang. Karena pada
proses pemasakan lignin akan terlarut.
350
300
Rapat Massa (Kg.m¯³)
250
200
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120
Komposisi Daun Nanas (%)
Gambar 4.3 Grafik antara Komposisi Campuran Pulp Daun Nanas dan Pulp Eceng
Gondok dengan rapat massa
Dari Gambar 4.3 di atas rapat massa paling besar adalah pada campuran 20%
pulp daun nanas dan 80% pulp eceng gondok besarnya adalah 329,97 kg.m-3 dan rapat
massa yang paling kecil terdapat pada campuran 100% pulp daun nanas dan 0% pulp
eceng gondok besarnya adalah 194,81 kg.m-3. Komposisi terbaik terdapat pada 20%
pulp eceng gondok dan 0% pulp daun nanas, karena sifat dari serat pendek dari yang
dapat mengisi keksongan yang dibentuk oleh serat panjang dari daun nanas. Sehingga
pada komposisi tersebut, serat lebih terdistribusi merata dibandingkan komposisi
lainnya.
1,2
Ketahanan Tarik (x 10³ N.m-3)
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 20 40 60 80 100 120
Komposisi Daun Nanas (%)
Gambar 4.4 Grafik antara Komposisi Campuran Pulp Daun Nanas dan Pulp Eceng
Gondok dengan ketahanan tarik kertas
Dari Gambar 4.4 di atas ketahan tarik yang paling besar adalah pada campuran
100% pulp daun nanas dan 0% pulp eceng gondok besarnya adalah 1,09 x 103 N.m-2
dan ketahanan tarik yang terkecil terdapat pada campuran 0% pulp daun nanas dan
100% pulp eceng gondok besarnya adalah 0,56 x 103 N.m-2. Pada komposisi 100%
daun nanas memiliki nilai ketahanan tarik yang besar, hal ini disebabkan daun nanas
memiliki serat panjang, dan pulp dari serat panjang akan menghasilkan pulp yang
lebih kuat dari pada serat pendek yang dimiliki eceng gondok, karena serat panjang
itu lebih panjang dan lebih kuat. Sehingga dari Grafik diatas dapat kita ketahui bahwa
semakin besar komposisi daun nanas maka akan semakin besar nilai ketahanan
tariknya. Ketahanan tarik berbanding lurus terhadap kepadatan, artinya semakin tinggi
kepadatannya maka akan diikuti kekuatan tarik yang tinggi. Faktor yang
mempengaruhi kekuatan tarik adalah lamanya penggilingan.
140
120
Ketahanan sobel (x 10¯³ N)
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
Komposisi Daun Nanas (%)
Gambar 4.5 Grafik antara Komposisi Campuran Pulp Daun Nanas dan Eceng
Gondok dengan Indeks sobek kertas
Dari Gambar 4.5 di atas ketahanan sobek yang paling besar adalah pada
campuran 0% pulp daun nanas dan 100% pulp eceng gondok yang besarnya adalah
120,1727 x 10-3 Nm2.gr-1 dan ketahanan sobek yang kecil terdapat pada campuran
100% pulp daun nanas dan 0% pulp eceng gondok adalah 56,4273 x 10-3 Nm2.gr-1.
Dari Grafik 4.5 dan Grafik 4.2 dapat kita lihat ketahanan sobek berbanding terbalik
dengan kepadatan, artinya semakin rendah kepadatannya maka akan diikuti oleh
kekuatan sobek dan porositas yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kekuatan sobek adalah ikatan antara serat dan tingkat atau lamanya penggilingan
panjang serat, semakin panjang seratnya maka semakin rendah kekuatan sobeknya,
karena serat yang panjang memiliki fleksibelitas yang rendah.
18
16
Indeks Tarik Kertas (Nm.gr¯¹)
14
12
10
8
6
4
2
0
0 20 40 60 80 100 120
KOmposisi Daun Nanas (%)
Gambar 4.6 Grafik antara Komposisi Campuran Pulp Daun Nanas dan Eceng
Gondok dengan Indeks tarik kertas
Dari Gambar 4.6 di atas indeks tarik yang paling besar adalah pada campuran 100%
pulp daun nanas dan 0% pulp eceng gondok yang besarnya adalah 16,85 Nm.gr-1 dan
pada campuran 0% pulp daun nanas dan 100% pulp eceng gondok adalah
7,15 Nm.gr-1. Pada komposisi 100% daun nanas memiliki nilai Indeks tarik yang
besar, hal ini disebabkan daun nanas memiliki serat panjang, dan pulp dari serat
panjang akan menghasilkan pulp yang lebih kuat dari pada serat pendek yang dimiliki
eceng gondok, karena serat panjang itu lebih panjang dan lebuh kuat. Sehingga dari
Grafik 4.6 dapat kita simpulkan semakin banyak komposisi daun nanas maka akan
semakin besar indeks tariknya.
1,8
Indeks Sobek Kertas (x10¯³ Nm² gr -1 )
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 20 40 60 80 100 120
Komposisi Daun Nanas (%)
Gambar 4.7 Grafik antara Komposisi Campuran Pulp Daun Nanas dan Eceng
Gondok dengan Indeks sobek kertas
Dari Gambar 4.7 di atas indeks sobek yang paling besar adalah pada
campuran 0% pulp daun nanas dan 100% pulp eceng gondok yang besarnya adalah
1,53 x 10-3 Nm2.gr-1 dan pada campuran 100% pulp daun nanas dan 0% pulp eceng
gondok adalah 0,87 x 10-3 Nm2.gr-1. Dari Grafik 4.7 dapat kita lihat juga kita lihat
bahwa indeks sobek juga berbanding terbalik dengan ketebalan atau kepadatan kertas.
Semakin tebal kertas maka indeks sobeknya juga akan semakin kecil.
BAB V
4.1 Kesimpulan
Dari hasil-hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dari percobaan dapat kita ketahui komposisi terbaik dari campuran pulp daun
nanas dan pulp eceng gondok yaitu pada komposisi campuran 60% pulp daun
nanas dan 40% pulp eceng gondok, dimana pada komposisi tersebut memiliki
gramatur 71,23 gr.m-2, dan ketahanan sobek 78,0027 mN yang hampir sesuai
dengan standart SNI 14-0115-1998 yaitu Untuk gramatur 70 gr.m-2 dan
ketahanan sobek 83 mN. Sedangkan untuk ketahanan tarik, hasil maksimum
yang diperoleh yaitu 1,09 kN.m-1 masih jauh dari nilai standart SNI yang
memiliki nilai ketahanan tarik minimum 6,3 kN.m-1.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan kertas campuran pulp daun nanas dan
eceng gondok diklasifikasikan sebagai kertas pembungkus makanan dengan
gramatur bernilai 71,23 gr.m-2 , ketahanan tarik 0,61 kN.m-1, dan ketahanan
sobek 78,0027 mN yang hampir sesuai dengan standart SNI 14-0115-1998
untuk yang reguler yaitu gramatur 70 gr.m-2 dan ketahanan sobek 83 mN.
3. Dari Percobaan yang telah dilakukan bahwa tumbuhan gulma eceng gondok
dan daun nanas dapat dijadikan bahan baku pembuat kertas dengan hasil
gramatur bernilai 71,23 gr.m-2 , ketahanan tarik 0,61 kN.m-1,dan ketahanan
sobek 78,0027 mN
4.2 Saran
1. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk menggunakan bahan
tambahan seperti starch, TiO2, pewarna untuk memperoleh kertas dari pulp
daun nanas dan pulp eceng gondok untuk memperoleh sifat-sifat kertas
yang lebih baik.
2. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk menganalisa senyawa-
senyawa kimia yang berbahaya yang terdapat dalam kertas agar tidak
mengganggu kesehatan bila dimanfaatkan sebagai kertas pembungkus
makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Pengkajian Teknologi Proses Serat Non Kapas Untuk Tekstil.
(http://www.bppt.go.id) 5 Desember 2012
Hasnedi, Yogy Waldingga. 2008. Sedgegrass Art Paper Berbahan Eceng Gondok dan
Alang-Alang. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Muladi, S. 2001. Kajian Eceng Gondok sebagai Bahan Baku Industri dan Penyelamat
Lingkungan Hidup di Perairan. Prosiding Seminar Nasional IV Masyarakat
Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI). Samarinda.
Nasution, Abidin Nasution. 2006. Sifat-sifat fisik dari Kertas Campuran (MIX) Serat
Jerami dan Serat Gedebok Pisang. Balai Penelitian dan Pengembangan
Industri Medan.
Purboputro, P.I. 2006. Pengaruh Panjang Serat Terhadap Kekuatan Impak Komposit
Enceng Gondok dengan Matriks Poliester. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Zakiya AF. 2005. Pembuatan Karton dari Pulp Limbah Industri Penggergajian Kayu
dengan Proses Soda Panas Tertututp [skripsi]. Bogor : Jurusan Teknologi
Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan.
Lampiran A1
1. BAHAN
Gambar 1.1. NaOH ( Soda Api) Gambar 1.2 Eceng Gondok Kering
2. PERALATAN
3. SAMPEL/SPECIMEN
Gambar 3.1 Pulp Daun Nanas Gambar 3.2 Pulp Eceng Gondok
Lampiran A2
1. Menghitung indeks tarik kertas daun nanas dan eceng gondok
Indeks tarik =
= 16,85 Nm.gr-1
Indeks tarik =
= 11,17 Nm.gr-1
Indeks tarik =
= 8,56 Nm.gr-1
Indeks tarik =
= 8,64 Nm.gr-1
Indeks tarik =
= 8,04 Nm.gr-1
Indeks tarik =
= 7,15 Nm.gr-1
Indeks sobek =
Indeks sobek =
Indeks sobek =
Indeks sobek =
Indeks sobek =
Indeks sobek =
Indeks sobek =
Rapat massa =
Rapat massa =
= 194,81 kg.m-3
Rapat massa =
= 235,83 kg.m-3
Rapat massa =
= 305,18 kg.m-3
Rapat massa =
= 306,89 kg.m-3
Rapat massa =
= 329,97 kg.m-3
Rapat massa =
= 318,79 kg.m-3