DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan system endokrin diabetes melitus
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system
endokrin diabetes melitus ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di kalangan orang dewasa di atas 18 tahun telah meningkat dari 108 juta
(4,7%) pada tahun 1980 menjadi 422juta (8,5%) pada tahun 2014. Dan
jumlah penderita Diabetes Mellitus 8,5 juta penderita setelah negara Cina,
pada kelompok umur 55-75+ tahun adalah sekitar 11.8% atau sekitar 4.384
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Brunner & Suddarth cit. Andra & Yessie (2013) Diabetes
langerhans autoimun.
disebabkan karena:
b. Obesitas
c. Hipertensi (TD > 140/90 mmHg)
Penyebab utama pada era globalisasi ini adanya perubahan gaya hidup
(pola makan dan kurang aktivitas), stress, kelainan genetik, usia yang
semakin tua dengan fungsi organ dalam tubuh sudah tidak dapat
sel baru dan mengganti sel yang rusak.Disamping itu tubuh juga
yang kita makan setiap hari.Bahan makanan tersebut terdiri dari unsure
karbohidrat, lemak dan protein. Pada keadaan normal kurang dari 50%
dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi
lemak
hiperglikemia.
ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila
dehidrasi intra seluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga
klien akan merasa haus terus menerus sehingga klien akan minum terus
akibatnya bau urine dan napas spenderita berbau aseton atau buah-
buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan menjadi
menderita diabetes melitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu:
berat badan
b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
c. Kadar glukosa darah dua jam sedudah makan lebih dari 200 mg/dl
gatal.
a. Pemeriksaan darah
perubahan warna pada urin: hijau(+), kuning (++), merah (+++) dan
bata (++++)
c. Kultur pus
Yang bertujuan:
mellitus
a. Diet
1) Karbohidrat 60-70%
2) Protein 12-20%
3) Lemak 20-30%
b. Obat hipoglikemik oral (OHO)
cara:
glukosa
dibawah normal
prandial
beredar di Indonesia
5) Insulin
Indikasi gangguan:
cepat
c. Latihan
menyegarkan tubuh
Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah
d. Pemantauan
f. Pendidikan
B. KONSEP KEPERAWATAN
a. Aktivitas/ Istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
Kondisi.
d. Eliminasi
baru/ berulang.
e. Makanan/ Cairan
minggu.
Pembesaran tiroid.
f. Neurosensory
kelemahan
Gangguan penglihatan.
g. Nyeri/ Kenyamanan
berhati-hati
h. Pernafasan
sputum.
Frekuensi pernafasan.
i. Keamanan
j. Seksualitas
pada wanita.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA Nic-Noc dalam Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma
g. Keletihan
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujan dan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
1 2 3 4
1 Ketidakseimban NOC NIC
gan nutrisi dari Outcome untuk Nutrition managemnt
butuhan tubuh mengukur 1. Mentukan status gizi
Definisi: Asupan penyelesaian dari pasien
nutrisi tidak tidak diagnosis dankemampuan
cukup untuk Status nutrisi pasien untuk
memenuhi Outcome tambahan memenuhi kebutuhan
kubutuhan untuk mengukur gizi
metabolik batasa karakteristik 2. Identifikasi adanya
Nafsu makan alergi atau intoleransi
Kesehatan mulut makanan yang dimiliki
Status menelan pasien
Outcome yang 3. Identifikasi makanan
berkaitan dengan yang disukai
faktor yang 4. Bantu pasien
berhubungan atau dalammenentukan
outcome menengah pedoman atau
Kontrol diri terhadap piramida makanan
kelainan makan yang cocok dalam
Kepercayaan mengenai memenuhi kebutuhan
Kesehatan nutrisi (misalnya,
Pengetahuan piramida makanan
manajemen berat badan vegetarian,
dan piramida
makanan untuk lanjut
usia lebih dari 70)
5. Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan terhadap
pilihan makanan yang
lebih sehat, jika
diperlukan
6. Lakukan pemeriksaan
gula darah dengan
menggunakan “finger
stick”
7. Tentukan program
diet dan pola makan.
8. Libatkan keluarga
dalam perencanaan
makan.
9. Anjurkan keluarga
untuk membawa
makanan favorit
pasien sementara
pasien yang berada di
rumah sakit atau
fasilitas perawatan
yang sesuai
10. Bantu pasien
membuka kemasan
makanan, memotong
makanan, dan makan
jika diperlukan
11. Anjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan makanan
tertentu berdasarkan
perkembangan atau
usia (misalnya,
peningkatan kalsium,
protein, cairan, kalori)
12. Pastikan diet
mencakup makanan
tinggi kandungan
serat
13. Monitor kalori dan
asupan makanan
14. Monitor BB
1 2 3 4
2 Resiko syok NOC NIC
Defenisi: Outcome untuk menilai Syok prevention
Beresiko dan mengukur 1. Monitor status sirkulasi
mengalami aliran kejadian aktual dari warna kulit, suhu kulit,
darah kurang ke diagnosis denyut jantung, HR,
jaringan-jaringan Keparahan syok: dan ritme nadi perifer,
tubuh, yang Hipovolemik dan kapiler refill
dapat Keparahan syok: Septik 2. Monitor tanda
menyebabkan Outcome yang inadekuat oksigenasi
gangguan fungsi berhubungan dengan jaringan
seluler yang faktor resiko 3. Monitor suhu dan
membahayakan Status sirkulasi pernafasan
jiwa Kontrol resiko 4. Monitor input dan
Deteksi resiko output
Tanda-tanda vital 5. Pantau nilai labor:
HB, HT, AGD, dan
elektrolit
6. Monitor hemodinamik
invasi yang sesuai
7. Monitor tanda dan
gejala asites
8. Monitor tanda dan awal
syok
9. Tempatkan pasien
pada posisi supine,
kaki elevasi, untuk
peningkatan preload
dengan tepat
10. Lihat dan pelihara
kepatenan jalan napas
11. Berikan vasodilator
yang tepat
12. Ajarkan keluarga dan
pasien tentang tanda
dan gejala datangnya
syok
13. Ajarkan keluarga dan
pasien tentang langkah
untuk mengatasi gejala
syok
Syok Management
14. Monitor fungsi
neurologis
15. Monitor fungsi renal
(e.g BUN dan Cr Lavel)
16. Monitor tekanan nadi
17. Monitor input& output
18. Catat gas darah arteri
dan aksigen dijaringan
1 2 3 4
19. Monitor EKG, sesuai
20. Memanfaatkan
pemantauan jalur arteri
untuk meningkatkan
akurasi pembacaan
tekanan darah, sesuai
21. Menggambar gas
darah arteri dan
22. memonitor jaringan
oksigenasi
23. Memantau tren dalam
parameter
hemodinamik
(misalnyan CVP, MAP,
tekanan kapiler
pulmonal/arteri)
24. Memantau factor
penentu pengiriman
jaringan oksigen
(misalnya PaO2 kadar
hemoglobin SaO2,
CO), jika tersedia
25. Memantau tingkat
karbondioksida
sublingual dan / atau
tonometry lambung,
sesuai
26. Memonitor gejala
gagal pernapasan
(misalnya, rendah
PaO2 peningkatan
PaCO2 tingkat,
kelemahan otot
pernapasan)
27. Monitor nilai
laboratorium
(misalnya. CBC,
dengan diferensial)
koagulasi profil, ABC)
5. Evaluasi
dalam perencanaan.
tujuan tercapai:
a. Berhasil: Perilaku pasien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu
(Taqiyyah Bararah,2013)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
perifer.
B. Saran
Diabetes Melitus. Makalah Diabetes Melitus ini masih jauh dari kata
makalah.
Daftar Pustaka