Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PROYEK MRT

1.1 Tentang Proyek

Pembangunan MRT di Jakarta sudah dirintis sejak tahun 1985. Namun saat itu
proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden
Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional.
Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta kemudian mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana
pinjaman disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan dana pinjaman.

Pada 28 November 2006, penandatanganan persetujuan pembiayaan Proyek MRT


Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC)
Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun
mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Telah disetujui pula kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk
satu badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.

JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International Cooperation Agency


(JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC selaku pemberi pinjaman. Dalam
jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta, desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan
tahun 2008-2009. Tender konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik pada
tahun 2009-2010. Pekerjaan konstruksi dimulai tahun 2010 sampai tahun 2014. Uji coba
operasional dimulai tahun 2014. Namun jadwal tersebut akhirnya mundur. Desain proyek
dilakukan mulai 2008 - 2009, tahap konstruksi dilakukan mulai Oktober 2013 dan
direncanakan selesai 2018.

Proyek MRT Jakarta akan dimulai dengan pembangunan jalur MRT tahap I
sepanjang ±16km kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia
yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan
fisik tahap I, selain menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga
memastikan telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Pengoperasian Tahap I akan dimulai pada tahun 2018.

1
Pembangunan Jalur MRT Tahap I ini akan menjadi awal sejarah pengembangan
jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi
massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan selanjutnya adalah
meneruskan jalur Sudirman menuju Kampung Bandan yang akan disebut jalur Utara-
Selatan serta pengembangan jalur Timur-Barat.

1.2 Tahapan Proyek

1.2.1 Tahapan Ide/Gagasan

Pada mulanya pemerintah provinsi DKI ingin membangun fasilitas untuk


mengatasi kemacetan, sehingga pada tahun 2005 disetujui oleh pemerintah pusat adanya
proyek nasional di DKI Jakarta yaitu MRT (Mass Rapid Transit) Gagasan tersebut
kemudian dikonkretkan kedalam pendefinisian sebuah proyek. Kemudian dibentuklah PT
MRT Jakarta oleh gubernur DKI Jakarta untuk merealisasikan proyek.

1.2.2 Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan pekerjaan mendefinisikan proyek sampai studi tentang


kemungkinan membangun proyek yang dilakukan oleh PT MRT Jakarta.

Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemerintah DKI Jakarta bahwa
proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek
perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun
aspek lingkungannya. Hasil studi kelayakan merupakan informasi yang amat berguna
bagi pemilik proyek, juga merupakan pegangan bagi lembaga keuangan, pemberi modal
dalam rangka pemberian kredit pinjaman untuk mendanai proyek tersebut. Lingkup dan
tujuan proyek

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah :

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik
manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (manfaat
sosial).
c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial.
d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut
dilaksanakan.

2
1.2.3 Penjelasan (Briefing)

Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek


menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diizinkan, sehingga konsultan perencana dapat
secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang
diperlukan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk perencana dan tenaga ahli.


b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.
c. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan
implikasinya, serta rencana pelaksanaan.
d. Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan
denah dan batas-batas proyek.

1.2.4 Perancangan (Design)

Kegitan ini dimulai pada tahun 2008-2009. Tujuan dari tahap perancangan adalah
untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metode
konstruksi, dan taksiran biaya sesuai dengan kontrak, mempersiapkan informasi
pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi serta untuk
melengkapi semua dokumen tender.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :

1. Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir.


2. Memeriksa masalah teknis.
3. Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek.
4. Mempersiapkan :
 rancangan skema (pra-rancangan), termasuk taksiran biaya
 rancangan terinci
 gambar kerja, spesifikasi, dan jadwal
 daftar kuantitas

3
 taksiran biaya akhir
 program pelaksanaan pendahuluan, termasuk jadwal waktu.

1.2.5 Pengadaan (Procurement)

Kegiatan ini dilakukan dengan cara tender pada tahun 2009-2010, untuk menunjuk
kontraktor sebagai pelaksana konstruksi dan menunjuk penyedia jasa elektrikal dan
mekanikal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengadaan meliputi :

 Menyiapkan dokumen Prakualifikasi/pascakualifikasi


 Menyiapkan Dokumen pengadaan
 Melakukan Prakualifikasi/pascakualifikasi
 Melakukan penawaran
 Melakukan evaluasi penawaran dan penentuan pemenang
 Menyusun dokumen kontrak

1.2.6 Pelaksanaan (Construction)

Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan MRT (Mass Rapid
Transit) pada tahap 1 yang menghubungkan lebak bulus sampai bundaran HI sepanjang
15.7 km dengan 13 stasiun yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan
biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilakukan adalah: merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan semua
operasional di lapangan.

Kegiatan perencanaan dan pengendalian meliputi kegiatan:

a. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan.


b. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan.
c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja.
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material.
Sedangkan kegiatan koordinasi, meliputi kegiatan:

4
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan sementara
maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan perlengkapan yang
terpasang.
b. Mengkoordinasikan kontraktor dan penyedia jasa.

1.2.7 Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start-Up)

Tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah selesai sesuai dengan
dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu, pada
tahap ini juga dibuat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan
melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.

Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan


maupun gambar pelaksanaan (as built drawing).
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang
terjadi.
c. Mempersiapkan petunjuk operasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaannya.
d. Melatih staf untuk melaksanakan pemeliharaan.

5
BAB II
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT

2.1 Tugas dan Tanggung Jawab pada Tahapan Proyek

2.1.1 Tahap persiapan


Pihak yang terlibat adalah pemilik proyek dan konsultan ahli.

Tugas dan kewajiban pemilik adalah:

1. Menunjuk konsultan ahli untuk merencanakan proyek.


2. Mengembangkan semua ide yang berorientasi pada kebutuhan yang
diinginkan
3. Bertukar informasi dengan konsultan ahli.
4. Membentuk organisasi intern.
Tugas dan kewajiban konsultan ahli adalah :

1. Menggali informasi serta latar belakang umum proyek.


2. Memberikan penjelasan tentang tanggung jawab pekerjaan yang akan
dilakukan (batasan kontraknya) dan imbalan jasa.
3. Melakukan pendekatan terhadap pihak terlibat dalam proyek, misalnya dinas
tata kota.
4. Mempersiapkan program kerja termasuk waktu dan biaya, serta kebutuhan
lain yang terkait.
2.1.2 Tahap study kelayakan
Pihak yang terlibat adalah pemilik proyek, konsultan ahli, penasehat biaya.

Tugas dan kewajiban pemilik adalah :

1. Melengkapi semua informasi yang dibutuhkan konsultan ahli.


2. Menerima laporan studi kelayakan, merundingkan serta mempertim-bangkan
usulan konsultan ahli.
3. Memberikan keputusan atas studi kelayakan tersebut.

Tugas dan kewajiban konsultan ahli adalah :

1. Mengorganisir kelompok yang terlibat, serta menetapkan tanggungjawab masing-


masing kelompok.
2. Melakukan studi lapangan.

6
3. Membuat laporan srudi kelayakan, beseta kesimpulan atas semua unsur alternatif.

Tugas dan kewajiban penasehat biaya:

Memberikan estimasi biaya atas semua usulan alternatif yang diajukan secara
kasar.

2.1.3 Tahap garis besar usulan


Pihak yang terlibat dalam tahap ini adalah: pemilik proyek, konsultan perencana,
dan penasehat biaya.

Tugas dan kewajiban pemilik adalah:

1. Melengkapi semua informasi yang diperlukan oleh konsultan perencana.


2. Mengambil keputusan berkaitan tahapan tersebut serta memberikan
perintah/tugas untuk kegiatan selanjutnya.

Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:

1. Membuat usulan rencana proyek yang telah didukung oleh study lapangan
serta memperhatikan semua persyaratan proyek yang diinginkan.
2. Bekerjasama dengan penasehat biaya dalam menentukan alternatif usulan
perencanaan.

Tugas dan kewajiban penasehat biaya adalah:

1. Merencanakan batasan biaya.


2. Memberikan perkiraan biaya maupun batasan biaya atas usulan yang dibuat.
3. Menyusun dasar-dasar laporan yang dibuat untuk mengontrol
/mengendalikan biaya.
2.1.4 Tahap desain (skematik rancangan)
Pihak-pihak yang terlibat pada tahap skematik rancangan adalah pemilik proyek,
konsultan perencana, dan penasehat biaya, dan kontraktor bila ditunjuk.

Tugas dan kewajiban pemilik adalah:

1. Menanggapi skema rancangan yang dibuat oleh konsultan perencana serta


memutuskan prarancangan tersebut.

Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:

7
1. Menganalisis semua permintaan pemilik untuk disesuaikan dengan skema
rancangan yang dibuat.
2. Membuat spesifikasi awal secara keseluruhan.
3. Menyiapkan ijin yang diperlukan guna mendapatkan imb (ijin mendirikan
bangunan).
4. Bekerjasama dengan penasehat biaya untuk mendapatkan perencanaan yang
murah.

Tugas dan kewajiban penasehat biaya adalah:

1. Menyiapkan laporan perkiraan harga sementara.


2. Melakukan studi perbandingan mengenai pembiayaan proyek sehubungan
rancangan tersebut.

Tugas dan kewajiban kontraktor (bila dilakukan penunjukan langsung karena


perlu pelaksanaan khusus) adalah:

1. Mengadakan studi lapangan yang berkaitan dengan keadaan, sub kontraktor,


supplier, mandor, dan tenaga kerja di derah setempat.
2. Memperkirakan waktu dan biaya dari alternatif rancangan yang dibuat serta
metode pelaksanaan yang efektif.
Setelah tahap ini, rancangan dasar sebaiknya tidak dirubah, karena apabila
terjadi perubahan, akan terjadi konsekuensi terhadap biaya dan waktu.

2.1.5 Tahap rincian rancangan


Pihak-pihak yang terlibat pada tahap rincian rancangan adalah pemilik proyek,
konsultan perencana, penasehat biaya, dan kontraktor jika ditunjuk (karena perlu
pelaksanaan khusus).

Tugas dan kewajiban pemilik adalah:

1. Memberikan informasi detail mengenai kebutuhan pemilik, yang diperlukan


oleh perencana.
2. Memutuskan atau memberi informasi jika diminta.

Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:

1. Membuat gambar kerja untuk memudahkan pelaksanaan.


2. Membuat persyaratan umum, administrasi, dan spesifikasi teknis.
3. Bekerja dengan penasehat biaya dalam perhitungan biaya proyek.

8
4. Menentukan tenaga ahli/spesialis bila diperlukan untuk rancangan, konstruksi,
dan lain-lain.

Tugas dan kewajiban penasehat biaya adalah:

1. membuat perkiraan akhir dari biaya proyek .

Tugas dan kewajiban kontraktor (bila dilakukan penunjukan langsung karena perlu
pelaksanaan khusus) adalah:

1. memberikan informasi rancangan dalam kaitan waktu dan biaya pelaksanaan


konstruksi.

Jika ada perubahan lokasi, besar proyek, bentuk maupun biaya sesudah tahap di atas
berarti gagal, karena apa yang sudah dihasilkan sampai tahap ini bila ada perubahan,
perencanaan tersebut tidak dapat digunakan.

2.1.6 Tahap kegiatan tender

Pihak-pihak yang terlibat pada tahap kegiatan tender adalah

 Pemilik
 Konsultan perencana (A/E)
 Penasehat biaya
 Konsultan pengawas
 Kontraktor

Tugas dan kewajiban pemilik adalah:

1. Membentuk panitia lelang.


2. Menginformasikan/mengundang kontraktor untuk mengadakan lelang pekerjaan.
3. Memberikan penjelasan spesifikasi umum dan administrasi pada rapat penjelasan
pekerjaan dengan dibantu konsultan perencana.
4. Memimpin rapat lelang;
5. Bersama-sama konsultan perencana mengevaluasikan penawaran kontraktor.
6. Menentukan pemenang lelang.

Tugas dan kewajiban konsultan perencana adalah:

1. Membantu pemilik dalam menyeleksi kontraktor.


2. Dengan dibantu oleh Konsultan Perencana memberikan penjelasan mengenai
spesifikasi teknis pada rapat penjelasan pekerjaan.

9
3. Membuat berita acara penjelasan sekaligus melengkapi gambar kerja bilamana
diperlukan.
4. Mengevaluasikan penawaran kontraktor serta mengajukan usulan calon
pemenang lelang kepada pemilik proyek.

Tugas dan kewajiban Penasehat biaya adalah:

1. Bersama-sama dengan perencana mengevaluasikan penawaran kontraktor serta


memberikan usulan calon pemenang lelang.

Tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah:

1. Mengikuti rapat penjelasan pekerjaan (tidak mutlak), karena dengan mengikuti


rapat tersebut mengerti semua dasar perubahan yang terjadi, untuk bekal
pengawasan pekerjaan di lapangan.

Tugas dan kewajiban kontraktor adalah:

1. Mendaftarkan diri untuk menjadi peserta lelang.


2. Mengganti ongkos cetak dokumen lelang untuk nilai proyek tertentu.
3. Mempelajari dokumen lelang.
4. Mengikuti rapat penjelasan pekerjaan.
5. Membuat penawaran lelang.
6. Mengejukan penawaran lelang.

2.1.7 Tahap persiapan proyek

Pihak yang terlibat pada tahap persiapan proyek adalah

 Pemilik proyek
 Konsultan pengawas
 Penasehat biaya
 Kontraktor
Tugas dan Kewajiban Pemilik proyek adalah:

1. Memeriksa dokumen kontrak serta menandatanganinya.


2. Mengadakan rapat penjelasan penyerahan lokasi serta ketentuan/aturan-aturan
yang harus dipenuhi oleh kontraktor dalam melaksanakan kegiatan lapangan.
3. Mengasuransikan proyek bila dianggap penting.

10
Tugas dan Kewajiban konsultan pengawas adalah:

1. Mempelajari dokumen kontrak, termasuk spesifikasi dan gambar kerja.


2. Memberi persetujuan atas semua program rencana pelaksanaan proyek yang
diajukan konsultan.
3. Mengevaluasi dan menyetujui dipakainya sub-sub kontraktor yang diajukan oleh
kontraktor utama.
4. Mengorganisasi hubungan antara semua pihak.

Tugas dan Kewajiban Penasehat biaya adalah:

1. Menyiapkan semua administrasi keuangan selama periode proyek berlangsung

Tugas dan Kewajiban Kontraktor adalah:

1. Memeriksa semua kontrak serta menandatangani dan mempersiapkan staf-staf


lapangan.
2. Membuat program kerja dan penjadwalan bahan, tenaga kerja dan peralatan.
3. Memperhatikan semua ketentuan/aturan yang berlaku dalam pelaksanaan.
4. Bersama sub kontraktor merencanakan sub-sub kontrak yang sesuai dengan
spesialisasinya.
5. Mengasuransikan apabila diatur dalam kontrak.

2.1.8 Tahap pelaksanaan di lapangan

Pihak yang terlibat adalah

 Pemilik proyek
 Konsultan pengawas
 Konsultan perencana
 Penasehat biaya
 Kontraktor
 Sub kontraktor
 Pemasok

11
Tugas dan kewajibannya pemilik adalah:

1. Memegang teguh surat perjanjian (kontrak) serta memperhatikan semua hak dan
tanggung jawabnya sesuai dengan yang tercantum di dalam kontrak.
2. Menyetujui atau menolak sebagian atau semua bentuk perubahan bilamana
dipandang perlu.

Tugas dan Kewajiban Pengawas adalah:

1. Melakukan pengawasan atau pengendalian proyek sesuai yang tercantum dalam


kontrak, misalnya : membuat laporan harian, mingguan dan bulanan serta semua
kejadian di lapangan.
2. Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin bila dipandang perlu.
3. Membuat usulan-usulan perubahan bilamana dipandang perlu.

Tugas dan kewajiban Perencana adalah:

1. Memiliki tugas yang sama dengan tugas konsultan pengawas.

Tugas dan kewajiban Penasehat biaya adalah:

1. Memelihara laju pengeluaran uang sesuai dengan rencana untuk pengendalian


biaya yang dikaitkan dengan anggaran pemilik proyek.
2. Bersama konsultan perencana melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
kontraktor, serta menilai adanya pekerjaan tambah kurang.
Tugas dan kewajiban Kontraktor adalah:

1. Mengambil alih kewenangan di lapangan dari pemilik proyek (terbitnya surat


penyerahan lapangan/SPL).
2. Setiap melaksanakan kegiatan pekerjaan harus mengajukan izin/sepengetahuan
pengawas.
3. Melaksanakan semua pekerjaan sesuai dengan kontrak sampai serahterima
pekerjaan.
4. Mengajukan pertimbangan metode kerja selama memungkinkan.
5. Mengajukan ketidak sesuaian dalam hal waktu dan biaya pelaksanaan akibat
perubahan pekerjaan atau pekerjaan tambah kurang.
6. Bersama-sama sub kontraktor dan atau pemasok mangajukan gambar rencana
kerja (shop drawing) untuk dimintakan persetujuan konsultan perencana dan
pengawas.

12
Tugas Sub kontraktor adalah membantu melaksanakan sebagian pekerjaan yang
diberikan kontraktor utama (biasanya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus).

Tugas Pemasok/suplier adalah mengirim bahan/material dan peralatan yang


dibutuhkan oleh kontraktor/sub kontraktor.

2.1.9 Tahap penyelesaian (pemeliharaan)

Pihak yang terlibat adalah:

 Pemilik proyek
 Konsultan pengawas
 Penasehat biaya
 Kontraktor

Tugas dan kewajiban Pemilik adalah:

1. Menerima berita acara penyerahan proyek dari kontraktor.


2. Mengevaluasikan hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan perjanjian
(kontrak).
3. Membayar kontraktor.
4. Memanfaatkan hasil proyek yang sudah diselesaikan.

Tugas dan kewajiban Pengawas adalah:

1. Memeriksa semua jenis pekerjaan apakah sudah sesuai dengan kontrak (kualitas
dan kuantitas).
2. Membuat daftar pekerjaan yang belum diselesaikan (kurang), serta perbaikan bila
dipandang perlu.
3. Membuat berita acara untuk pemilik dan kontraktor bahwa pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai kontrak dan siap unutk dibayar.
Tugas dan kewajiban Penasehat biaya adalah:

1. Menyeleksi semua tuntutan kontraktor, misalnya penilaian pekerjaan tambah


kurang.
2. Menyelesaikan administrasi pembayaran akhir.
Tugas dan kewajiban Kontraktor adalah:

1. Mengevaluasi semua pekerjaan sebelum diserahterimakan kepada pemilik.

13
2. Menyelesaikan semua pekerjaan yang dianggap kurang, serta perbaikan-
perbaikan bilamana perlu.
3. Mengajukan semua tuntutan yang dianggap bertentangan dengan kontrak tetapi
telah dilaksanakan di lapangan.
4. Menyelesaikan perhitungan akhir dengan sub kontraktor dan pemasok.
5. Mengadakan serah terima pekerjaan kepada pemilik .

2.2 Pihak – Pihak Yang Terlibat

2.2.1 Pemberi Tugas (Client/Bouwiiheer)

Pemberi tugas atau pemilik (perseorangan atau badan ukum) adalah pihak yang
menginginkan atau memerlukan suatu fasilitas/proyek. Disini adalah pemerintah DKI
Jakarta

Pada umumnya, seorang pemberi tugas tidak memiliki keahlian dalam bidang
pembangunan dan mengenal segala sesuatu yang berhubungan dengan hal itu. Dengan
demikian untuk merealisasikan rencana pembangunannya, pemberi tugas harus mendapat
bantuan dari para ahli. Jumlah dan jenis yang diperlukan tergantung dari ukuran besar
kecilnya serta sulit tidaknya proyek yang dikerjakan.

Tugas dan kewajiban Pemberi Tugas adalah :

1. Membuat TOR (Term of Reference)


TOR atau kerangka acuan adalah acuan perencanaan atau dasar perencanaan yang
yang berkaitan dengan:

a. tujuan proyek,
b. persyaratan proyek yang bersifat teknik dan administrasi,
c. tata ruang,
d. biaya,
e. persil yang disediakan.
2. Menentukan pilihan dan mengambil keputusan atas rencana dan konstruksi-
konstruksi yang diusulkan oleh para konsultan.
3. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan oleh seorang konsultan
sehubungan perencanaan proyek tersebut.

14
4. Menyediakan/membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk terwujudnya suatu
pekerjaan bangunan.
5. Menerima dan menyetujui pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor.

2.2.2 Konsultan/Arsitek
Konsultan/Arsitek adalah perorangan atau badan usaha yang dengan
mempergunakan keahliannya, dalam PT MRT Jakarta hal ini adalah berdasarkan suatu
pemberian tugas mengerjakan perancangan dan pengawasan pembangunan, memberikan
nasehat atau jasa lain yang berhubungna dengan perencanaan dan pengawasan
pembangunan. Di dalam melakukan tugasnya atau memberikan jasa yang diharapkan
darinya, seorang arsitek mendapat kepercayaan dari pihak pemberi tugas dan bertindak
sebagai penasehat dan/atau wakil pemberi tugas di dalam usaha-usaha untuk mencapai
tujuan yang tercantum di dalam pernyataan pemberi tugas dengan mengingat ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan.

Pemberi tugas dapat memerintah konsultan atau mengikat dalam bentuk perjanjian
(kontrak) secara langsung, yaitu pemberi tugas tidak perlu memiliki pengetahuan khusus
tentang bangunan, namun dapat terjadi pemberi tugas menandatangani perjanjian
(kontrak), dibantu oleh seorang ahli. Untuk perjanjian ini sudah terdapat bentuk standar
(form) yaitu formulir perjanjian penggunaan arsitek. Dalam standar tersebut, terdapat
nama pemberi tugas (sebagai pihak pertama) dan konsultan (sebagai pihak kedua). Pihak
pertama menunjuk pihak kedua dan pihak kedua menerima penunjukkan itu, untuk
merencanakan sebuah proyek pembangunan sesuai dengan keinginan pemberi tugas.
Pemberi tugas akan membayar jasa konsultan ini, biasanya dalam bentuk lumpsum atau
prosentase dari nilai perancangan proyek.

Tahap pekerjaan sketsa gagasan dan pra rancangan dapat juga dibayar dalam
bentuk jam kerja. Setelah perjanjian ini dilaksanakan, maka sampai dengan pembangunan
berakhir Konsultan akan berperan dalam pengelolaan proyek dengan tugas utamanya,
sebagai berikut:

1. Konsultan merencanakan dan menyelesaikan proyek dengan sebaik mungkin tanpa


dipengaruhi oleh kontraktor atau pihak lain, dengan harga bangunan yang ekonomis,

15
tetapi memenuhi semua persyaratan (kualitas) yang ditentukan serta jangka waktu
yang optimal.
2. Konsultan harus selalu bekerja sama dengan pemberi tugas, terutama dalam hal
pemberi tugas harus memberi keputusan atas perkembangan proyek serta jika
terdapat perubahan terhadap rencana semula.
3. Konsultan harus selalu bekerja secara tim, khususnya bersama tim ahli yang ditunjuk
oleh pemberi tugas untuk dapat menghasilkan suatu perencanaan seperti yang
diinginkan.
4. Di saat pelaksanaan pembangunan proyek selesai, maka arsitek bersama-sama dengan
pengawas harus mengadakan serah terima bangunan yang dilaksanakan lengkap
dengan As-build Drawing (tergantung kontrak), manual, dokumen proyek kepada
pemberi tugas (pemilik).
Tugas dan kewajiban konsultan sebagai pengawas adalah mewakili pemberi tugas
dalam segala hal yang menyangkut pelaksanaan, yaitu:

1. Memimpin/membimbing dan mengadakan pengawasan utama dalam pelaksanaan


pekerjaan.
2. Menyelenggarakan surat-menyurat yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
3. Mengatur, meneliti, dan memeriksa pembayaran angsuran biaya pelaksanaan
pekerjaan.
4. Membuat gambar-gambar tambahan bila dipandang perlu.
5. Memeriksa dan menyetujui gambar kerja yang dibuat oleh kontraktor.
6. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (laporan harian, mingguan, dan bulanan).
7. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan adanya pekerjaan tambah kurang.
8. Mengawasi dan menguji kualitas/mutu bahan-bahan bangunan yang dipakai.
9. Menguji/menilai pekerjaan yang akan diserahkan.
10. Menyiapkan dan menyusun berita acara pekerjaan.
11. Membuat rekomendasi atas selesainya pekerjaan.

2.2.3 Penasehat Biaya (Quantity Surveyor)


Penasehat Biaya (Quantity Surveyor) adalah seorang penasehat biaya konstruksi
yang bekerja sama dengan pemilik. Arsitek atau engineer (ahli teknik) dan kadang-
kadang dengan kontraktor menegaskan bahwa suatu konstruksi dapat dilaksanakan
dengan biaya yang direncanakan. Pada umumnya, Quantity Surveyor ditunjuk oleh
arsitek atau engineer.

16
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterlibatan penasehat biaya dalam
suatu proyek, yaitu :

a. Sebagai penasehat biaya yang independent baik untuk pemilik maupun kontraktor
serta arsitek.
b. Sebagai penanggung jawab perkiraan/estimasi biaya, pengendalian biaya, dan
penyelesaian perhitungan biaya akhir.
Oleh sebab itu, pekerjaan penasehat biaya adalah merupakan suatu pekerjaan yang
menuntut kualifikasi yang tinggi yang harus memberikan keyakinan kepada pemberi
tugas bahwa biaya proyek secara keseluruhan dalam pengendalian yang baik selama
pelaksanaan proyek berlangsung.

Tugas dan fungsi penasehat biaya adalah:

1. Mengembangkan pengetahuannya tentang ekonomi kontruksi. Dalam hal ini,


penasehat biaya akan memberitahukan kepada pemberi tugas jumlah biaya yang
diperlukan untuk suatu proyek.
2. Memberikan usulan atas prosedur tender dan tata cara kontrak (bentuk kontrak),
misalnya:
a. Memberikan penjelasan atas ukuran dan standar pelaksanaan suatu proyek.
b. Memberikan penjelasan atas penyusunan biaya proyek.
3. Melaksanakan pengendalian biaya selama pelaksanaan proyek, sehingga tidak terjadi
penambahan terhadap biaya yang telah disahkan/disetujui.
4. Bekerja sama dengan perencana untuk meyakinkan pemberi tugas bahwa tata cara
pembayaran, baik nilai maupun cara pembayaran sebagaimana tercantum dalam
kontrak dimengerti dengan benar. Dengan demikian keuangan pemberi tugas
terjamin, dan sebaliknya pemborong dapat dibayar secara benar dan tepat waktu
sehingga tidak ada yang saling dirugikan.
5. Memeriksa harga-harga di tempat proyek akan dilaksanakan, dan berdasarkan hasil
tersebut menafsir kemungkinan harga selama proses pembangunan berlangsung.
6. Penasehat biaya mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam
bentuk batas biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan proyek.
7. Mengendalikan kembali proposal yang dibuat masuk dalam batas harga yang diterima
dan siap memberi tanggapan terhadap segi ekonomi serta alternatif-alternatifnya.

17
Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa penasehat biaya adalah partner
penunjang yang sangat berguna dalam proses perencanaan, karena penasehat biaya
memberi nasehat dalam segi biaya terhadap rancangan dan semua alternatif rancangan.
Secara tradisi maka tugas penasehat biaya yang utama adalah mempersiapkan besarnya
biaya yang digunakan. Hal ini dikerjakan setelah semua gambar-gambar dan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat) siap dipakai untuk tender/lelang.

2.2.4 Kontraktor

Kontraktor adalah perusahaan perorangan atau perkumpulan berbadan hukum yang


bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan. Kontraktor melaksanakan
pekerjaan menurut biaya yang telah disepakati (sesuai kontrak) dengan memperhatikan
semua persyaratan (aturan yang berlaku), misalnya spesifikasi (rencana kerja dan syarat)
dan gambar kerja.

Kontraktor dapat memperoleh pekerjaan (order) melalui pelelangan, penunjukan


langsung, atau negosiasi yang semua ini tergantung situasi dan kondisi serta sifat dan
besar kecilnya proyek. Tatacara penentuan kontraktor untuk proyek pemerintah
kemungkinan dapat berbeda dengan proyek swasta.

Tugas dan kewajiban kontraktor, yaitu:

1. Melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak berdasarkan gambar rencana, rencana kerja


dan syarat-syarat (RKS/spesifikasi), risalah penjelasan pekerjaan (berita acara
Aanwyzing), dan peraturan yang telah ditetapkan.
2. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan (barchart/network planning) apabila
diperlukan.
3. Membuat jadwal pengadaan bahan/material utama serta pengiriman bahan/material
bangunan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
4. Bersama-sama dengan konsultan pengawas melakukan pengujian/pemeriksaan atas
pekerjaan yang telah diselesaiakn.
5. Sebelum melaksanakan setiap bagian pekerjaan, apabila diperlukan harus membuat
gambar detail pelaksanaan (shop drawing).
6. Menjamin keamanan di lapangan serta keselamatan kerja atas semua orang, baik
pekerja maupun pengunjung yang berkepentingan dalam proyek.

18
7. Bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan sub kontraktor (apabila selaku
kontraktor utama) dan pemasok.
8. Melakukan pembayaran pajak, asuransi, izin bangunan sesuai dengan kontrak.
9. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan atau dapat
pula diserahkan perbagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.2.5 Sub Kontraktor


Sub Kontraktor adalah perusahaan besar/kecil atau perorangan yang melaksanakan
bagian-bagian tertentu dari suatu proyek yang mendukung tugas kontraktor utama atas
persetujuan pemilik proyek. Biasanya, pekerjaan tersebut bersifat khusus dan
memerlukan keahlian tertentu, misalnya pemasangan AC, listrik, telepon dan lain
sebagainya. Sub kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diikat suatu perjanjian
(kontrak) dengan kontraktor utama, meliputi biaya pelaksanaan, waktu pelaksanaan,
kualitas pekerjaan.

Fungsi sub kontraktor adalah membantu kontraktor utama dalam melaksanakan


pekerjaan-pekerjaan sehingga mempermudah kontraktor utama dalam menyelesaikan
seluruh pekerjaannya yang bersifat kompleks. Sub kontraktor tidak mempunyai hubungan
kontrak (sub kontrak) dengan pemberi tugas, hanya mempunyai hubungan kontrak
dengan kontraktor utama.

2.2.6 Pemasok
Pemasok (supplier) adalah seseorang atau organisasi yang menyediakan atau
memasok sebagaian peralatan atau bahan untuk kebutuhan suatu proyek atas pesanan
kontraktor serta pemberi tugas. Kontraktor dan pemasok, biasanya, membuat perjanjian
(kontrak), yang meliputi:

a. Waktu material harus sudah di tempat.


b. Harga material per satuan (kg, m3, ml).
c. Cara pengiriman material.
Seperti halnya dengan sub kontraktor, secara tradisional pemasok tidak mempunyai
hubungan kontraktual langsung dengan pemberi tugas, tetapi terdapat hubungan kontrak
dengan kontraktor.

19
2.2.7 Pihak-Pihak yang Berwenang

Pihak yang berwenang adalah lembaga yang berkuasa atau berwenang di dalam
masyarakat yang member izin perencanaan maupun pelaksanaan dari suatu proyek. Pihak
yang berwenang meliputi Pemerintah Pusat, Kotamadya setempat, dan Ketua adat.
Organisasi-organisasi tersebut berdiri sendiri sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.

20
BAB III
ORGANISASI

3.1 Organisasi Proyek

PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas, yang secara mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta. Berdiri pada tanggal 17 Juni 2008, PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup
kegiatan untuk pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT;
pengoperasian dan perawatan operation and maintenance (O&M) prasarana dan sarana
MRT serta pengembangan dan pengelolaan properti/ bisnis di stasiun dan kawasan
sekitarnya, serta Depo dan kawasan sekitarnya.

PT MRT Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta


Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT)
MRT Jakarta dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal
Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta sebagaimana diubah dengan
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT)
MRT Jakarta.

Organisasi ini berbentuk garis karena semua wewenang atau perintah dari atas ke
bawah.

Berikut Struktur Organisasi PT MRT Jakarta :

21
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab

President Director :

 Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan


 Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian
(manajer)
 Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
 Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan

Corporate Secretary :

 Memberikan masukan dalam pengambilan keputusan yang strategis.


 Memberikan masukan dalam management
 Memberikan masukan mengenai regulasi bisnis.
 Memberikan masukan mengenai etika dalam berbisnis.

Comunication Specialist :

 Merencanakan dan mengembangkan strategi komunikasi pemasaran melalui


media yang tepat.
 Meningkatkan brand awareness perusahaan dengan cara mengembangkan dan
mengelola strategi pemasaran dan komunikasi

22
 Mengelola dan menegosiasikan beberapa lembaga dan vendor untuk mendukung
kegiatan pemasaran
 Mendukung kegiatan pemasaran perusahaan dan tugas-tugas yang berkaitan
dengan perusahaan
 Berkolaborasi dengan pihak internal dan eksternal perusahaan untuk memastikan
situs web perusahaan selalu menarik

Legal Spesialist :

 Mengurusi Perijinan baik IMB, ataupun perijinan lainnya

Risk Management :

 Menemukan kerugian potensial


 Mengidentifikasi seluruh risiko yang akan dihadapi oleh organisasi.
 Mengevaluasi kerugian potensial
 Mengenal dan menanggulangi besarnya frekuensi kerugian dan keparahan
atau kegawatan kerugian.
 Menentukan cara penanggulangan risiko Agar suatu organisasi dapat menentukan
cara apa yang dapat dilakukan dan tepat untuk menangani sebuah risiko. Apakah
itu dengan mengurangi, mencegah, meretensi ( menahan sendiri ), menghindari
dan memindahkan kerugian kepada pihak lain.

Procurement :

 Merancang hubungan yang tepat dengan supplier.


Hubungan dengan supplier bisa bersifat kemitraan jangka panjang maupun
hubungan transaksional jangka pendek. Baik berupa model hubungan,
relationship, berapa jumlah supplier.
 Memilih Supplier.
Kegiatan memilih supplier bisa memakan waktu dan sumber daya yang tidak
sedikit apabila supplier yang dimaksud adalah supplier kunci. Kesulitan akan
lebih tinggi kalau supplier-supplier yang akan dipilih berada di mancanegara
(global suppliers). Supplier-supplier kunci yang berpotensi untuk menjalin
hubungan jangka panjang, proses pemilihan ini bisa melibatkan evaluasi awal,
mengundang mereka untuk presentasi, kunjungan lapangan (site visit) dan

23
sebagainya. Pemilihan supplier-supplier kunci harus sejalan dengan strategi
supply chain.
 Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.
Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. Teknologi yang
lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax. Saat ini banyak
perusahaan yang menggunakan electronic procurement (e-procurement) yakni
aplikasi internet untuk
kegiatan pengadaan.
 Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.
Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item yang
dibutuhkan maupun data tentang supplier-supplier mereka. Beberapa data
supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing
supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, lead time pengiriman,
kinerja masa lalu, serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.
 Melakukan proses pembelian.
Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin
dan pembelian dengan melalui tender atau lelang, (auction). Pembelian rutin dan
pembelian dengan tender melewati prosesproses yang berbeda.
 Mengevaluasi kinerja supplier.
Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan
kinerja mereka. Kriteria yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya
mencerminkan strategi supply chain dan jenis barang yang dibeli.

Operation and Maintenance Director :

 Membuat penyesuaian dan rekomendasi untuk mengoptimalkan penjadwalan


layanan memaksimalkan dan kualitas dan untuk mencapai jadwal produktivitas
kepuasan pelanggan kepatuhan dan tujuan ekonomi
 Mengembangkan dan memperbarui Proyek Register
 Ulasan dan studi kontrak spesifikasi proyek gambar item BOQ
 Implementasi yang tepat dari syarat dan kondisi kontrak proyek
 Melakukan penilaian Efisiensi Kualitas dan produktivitas di semua proyek
 Mengembangkan dan menetapkan kebijakan pengadaan prosedur dan standar
kinerja proses
 Mengembangkan rencana bisnis tahunan dan anggaran untuk fungsi

24
 Manajer Operasional harus Menghadiri pertemuan dengan konsultan sub-
kontraktor dan kontraktor utama klien
 Mengeksekusi pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disetujui
 Koordinasi yang baik antara pemasok dan sub-kontraktor untuk pasokan tepat
waktu bahan dan eksekusi bekerja sesuai jadwal eksekusi
 Manajer Operasional memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk berhasil
menyelesaikan dan menyerahkan proyek pada waktu yang tepat
 Memastikan pelaksanaan kualitas dengan pengujian pemeriksaan yang tepat
 Memastikan pelaksanaan keselamatan dengan mengembangkan rencana
keselamatan yang tepat
 Memastikan biaya proyek dalam anggaran
 Menyetujui biaya dan anggaran untuk keseluruhan serta aspek-aspek tertentu dari
proyek

Finance and Administration Director :

 Menangani semua masalah yang menyangkut segi dana, dengan cara


merencanakan, mengatur dan mengawasi penerimaan dan pengeluaran dana
sehubungan dengan transaksi-transaksi yang terjadi.
 Menyediakan informasi kepada bagian-bagian yang lain mengenai kedudukan
keuangan perusahaan.
 Mengevaluasi laporan tahunan.
 Menjaga dan mengupdate informasi administasi mulai dari office supply,
stationaries.
 Mempersiapkan arrangement meeting detail, absensi staff, serta melakukan hal-
hal seperti surat menyurat dengan staf lainya.

25
BAB IV

KONTRAK

4.1 Dana Proyek

Proyek Pembangunan MRT dibiayai oleh Pemerintah Pusat dan


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh Pemerintah Jepang melalui
Japan International Cooperation Agency (JICA). Dukungan JICA diberikan
dalam bentuk penyediaan dana pembangunan dalam bentuk pinjaman. Komitmen
yang telah diberikan JICA terhadap bantuan pembangunan MRT ini adalah
sebesar ¥125,237,000,000,-, sedangkan loan agreement yang telah diberikan
sebesar ¥50,019,000,000.- terdiri dari Loan Agreement No. IP-536 sebesar
¥1,869,000,000.- dan Loan Agreement No. IP-554 sebesar ¥48,150,000,000.-

Pelaksanaan Pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik pada


tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT. MRT
Jakarta. Oleh karena itu, Dokumen Anggaran yang diperlukan juga melibatkan
lembaga-lembaga tersebut dengan nama program dan kegiatan berbeda namun
dengan satu output yang sama, pembangunan MRT.

Dana pinjaman JICA yang telah diterima Pemerintah diterushibahkan


kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dokumen anggaran (APBN) yang
berkaitan dengannya berada pada Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan, Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah, Sub
Direktorat Hibah Daerah, nama program dan kegiatannya adalah Program
Pengelolaan Hibah Negara dengan Kegiatan Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah
LN sebagai hibah kepada Pemerintah Daerah.Executing Agency adalah
Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai implementing agency, akan


mencatat sebagai penerimaan dan pengeluaran dalam APBD, menempatkan
dokumen pelaksanaan anggaran kegiatan pembangunan MRT pada Badan
Pengelola Keuangan & Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta dengan nama
Program dan Kegiatan Penyertaan Modal (Pembiayaan/Investasi) Pemerintah
DKI Jakarta kepada PT. MRT Jakarta. Selain itu, dokumen pelaksanaan anggaran

26
pembangunan MRT Jakarta juga ditempatkan pada BAPPEDA DKI Jakarta
sebagai belanja langsung dengan nama program, Perencanaan Pembangunan
Sarana dan Prasarana Kota, dengan nama kegiatan, Management Consulting
Services for MRT Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency, telah


menunjuk PT. MRT Jakarta sebagai sub implementing dari program
pembangunan MRT Jakarta

Secara skematik pinjaman tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

4.2 Nilai dan Bentuk Kontrak

Pada tanggal 16 Oktober 2013 telah disepakati untuk Konsorsium Tokyu-


WIKA memenangkan tender untuk paket Konstruksi Layang CP 101 dan CP 102,
sementara Konsorsium Obayashi–Shimizu–Jaya Konstruksi memenangkan tender
untuk Paket Konstruksi Layang CP 103.

27
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami,
mewakili PT MRT Jakarta dengan masing-masing Mr. Kumito Sakai dan Bintang
Prabowo mewakili konsorsium Tokyu-WIKA. Sedangkan konsorsium Obayashi–
Shimizu–Jaya Konstruksi diwakili oleh Mr. Osamu Fujiwara (Obayashi), Tetsuo
Oishi (Shimizu), dan Ida Bagus Rajendra (Jaya Konstruksi). Nilai kontrak untuk
pekerjaan CP 101, CP 102, dan CP 103 yang ditandatangani adalah masing –
masing sekitar 14,7 Miliyar Yen untuk CP 101 dan 2,2 Miliyar Yen untuk CP 102
serta 1,8 Miliyar Yen untuk CP 103. Masing – masing kontrak memiliki durasi
selama 243 minggu. Kontrak yang digunakan adalah kontrak harga satuan.

4.3 Informasi Kontraktor

Kontraktor CP 101 dan CP 102: Tokyu - Wika JO


Kontraktor CP 103: OSJ JV (Obayashi - Shimizu - Jaya Konstruksi)
Kontraktor CP 104 & CP 105: SOWJ JV (Shimizu - Obayashi - Wijaya Karya - Jaya
Konstruksi)
Kontraktor CP 106: SMCC-HK JO (Sumitomo Mitsui - Hutama Karya)

28
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jakartamrt.com/ (diakses pada 4 Januari 2015).

Widiasanti Irika.2013.Manajemen Konstruksi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

E-Book. Dasar Manajemen Konstruksi.Malang:Politeknik Negeri Malang.

29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai