Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

SISTEM AIR CONDITIONER


“Kelistrikan AC Amplifier”

Dosen Pengampu :
Afri Yudantoko M.Pd

Disusun oleh:
1. Nur Alfiansyah (17504241042)
2. Maulana Evendi (17504244001)
3. Abdullah Syafiq (17504244002)
4. Ghaly Azhar Alfauzi (17504244003)
5. Bima Andika Putra (17504244004)
6. Malik Budi Satriawan (17504244005)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
I. KOMPETENSI
Setelah mengikuti praktikum rangkaian system kelistrikan AC dengan
amplifier ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi komponen utama system kelistrikan AC.
2. Merangkai rangkaian system kelistrikan AC yang menggunakan
amplifier.
3. Menjelaskan cara kerja system kelistrikan AC yang menggunakan
amplifier.

II. DASAR TEORI


Kelistrikan ac mobil merupakan komponen sistem yang penting dalam
kerja sistem ac mobil, seperti halnya dalam komponen kendaraan yang lainnya
yang dilengkapi dengan sistem kelistrikan dengan tujuan untuk mempermudah
kinerja komponen. Seperti saat ini yang akan dibahas merupakan komponen
sistem ac mobil, yang juga menggunakan sistem kelistrikan sebagai sistem
pembantu untuk mengalirkan arus listrik dari komponen ke komponen yang
lainnya.
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur
kerja AC mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan
pemakai. Pada prinsipnya amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang
menghubungkan dan memutus aliran listrik dari baterai yang menuju ke
magnetic clutch. Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil,
yaitu temperature control amplifier dan idling stabilizer amplifier.
Amplifier jenis temperature control bekerja mengatur suhu dari
ruangan yang didinginkan sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian
dasar temperature control adalah thermistor dan resistor pengatur temperature.
Resistor pengatur temperature adalah suatu resistor yang nilai tahananya dapat
diubah-ubah secara manual. Jika tahanan resistor ditetapkan pada nilai tertentu,
ini berarti sama dengan menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada batas-
batas tertentu. Thermistor pada rangkaian control temperature berfungsi
sebagai sensor suhu berdasarkan perubahan nilai tahanannya digabungkan
dengan nilai tahanan dari resistor pengatur temperature. Hasilnya dikirim ke
amplifier berupa sinyal listrik. Pada amplifier, sensor suhu diolah lagi secara
elektronik yang hasilnya dapat menutup atau membuka kontak poin relay di
amplifier.
Amplifier idling stabilizer berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar
selalu bekerja pada batas minimal putaran mesin mobil. Ini dimaksudkan agar
pada putaran rendah mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) ketika
sistem AC bekerja. Sumber sensor putaran mesin diambil dari sistem
pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal listrik yang didapat kemudian
diolah secara elektronik di dalam amplifier yang hasilnya dapat membuka atau
menutup kontak poin relay amplifier. Selanjutnya sinyal listrik yang
menghubungkan baterai dengan kopling magnet diatur agar hanya bekerja
mengalirkan arus listrik dari baterai ke magnetic clutch pada batas putaran
minimal (umumnya 850 – 1050 rpm).

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Nama
No Gambar Komponen Fungsi Komponen
Komponen
1 Baterai Untuk mensuplai
kebutuhan listrik
seluruh sistem
kelistrikan kendaraan.
Namun khusus untuk
sistem AC baterai
berfungsi untuk
mengoperasikan
magnetic clutch, extra
fan dan blower
sehingga sistem AC
dapat bekerja dengan
baik.
2 Fuse Sebagai pengaman
rangkaian kelistrikan.

3 Kunci kontak Untuk


menghubungkan/
memutuskan sistem
kelistrikan utama dari
sumber energi listrik
(baterai) di kendaraan.
4 Saklar Blower Untuk mengatur
kecepatan putaran kipas
blower.

5 Motor blower Untuk


menghembuskan/
mesirkulasikan udara
melewati kisi-kisi pada
evaporator ke kabin.

6 Relay blower Saklar elektrik yang


memanfaatkan prinsip
elektromagnetik, relay
dapat menghantarkan
arus listrik dengan
tegangan yang lebih
besar.
7 Amplifier AC Untuk mengatur kerja
AC agar selalu dalam
kondisi aman dan
sesuai dengan
keinginan pemakai.

8 Indikator AC Untuk mengetahui


bekerja tidaknya
amplifier AC.

9 Thermistor Sebagai sensor suhu


dalam kabin
berdasarkan nilai
tahanan yang
kemudian diteruskan
ke amplifier AC.

10 Temperature Untuk mengatur suhu


control level dalam kabin sesuai
keinginan pengemudi.

11 Pressure switch Untuk memutus atau


menghubungkan aliran
listrik yang menuju ke
kompresor yang bekerja
berdasarkan tekanan
refrigerant.
12 VSV (Vacum Untuk menaikkan
Switch Valve) putaran mesin (iddle
up) ketika sistem AC
mulai bekerja agar
engine terhindar dari
beban berlebih
(overload).
13 Magnetic clutch Sebagai pemutus atau
penghubung putaran
antara pulley dengan
poros kompresor yang
diputar oleh drive belt
sehingga kompresor
bisa berputar.
14 Fan motor Untuk membantu
condensor pendinginan kondensor
saat ac mobil bekerja,
agar proses kondensasi
di dalam kondensor
bekerja dengan baik.
1. Cara kerja motor blower

Gambar wiring diagram motor blower.

Pengaturan kecepatan blower pada sistem ini menggunakan tipe koil,


dimana setiap koil memiliki tahanan masing-masing. Selektor kecepatan
motor blower akan memposisikan jalur arus listrik dari baterai yang
menuju motor blower. Dimana semakin tinggi mode kecepatan motor
blower maka koil atau tahanan yang dilewati arus listrik menuju motor
blower akan semakin sedikit atau rendah.
Ketika kunci kontak pada posisi ON atau IG, arus mengalir dari positif
baterai → fuse → kunci kontak (B) → kunci kontak (IG) → terminal 85
relay → terminal 86 relay → massa, sehingga terjadi kemagnetan di relay
dan menarik kontak poin menyebabkan terminal 30 dan 87 berhubungan.
Arus mengalir dari positif baterai → terminal 30 relay → terminal 87 relay
→ switch motor blower (IN).
Ketika switch motor blower diposisikan ke L (LOW), maka arus
mengalir dari switch motor blower (IN) → switch motor blower (L) →
resistor (R1) → resistor (R2) → motor blower → massa, sehingga motor
blower putarannya rendah.
Ketika switch motor blower di posisikan ke M (MEDIUM), maka arus
mengalir dari switch motor blower (IN) → switch motor blower (M) →
resistor (R2) → motor blower → massa, sehingga motor blower putarannya
sedang.
Ketika switch motor blower di posisikan ke H (HIGH), maka arus
mengalir dari switch motor blower (IN) → switch motor blower (M) →
resistor (tanpa melalui R1 / R2) → motor blower → massa, sehingga motor
blower putarannya tinggi.
Ketika switch motor blower diposisikan ke L/M/H, arus dari switch
motor blower (IN) selain mengalir menuju terminal L / M / H arus juga
mengalir menuju amplifier AC.

2. Cara kerja amplifier AC


Pada dasarnya amplifier AC adalah relay otomatis yang bekerja untuk
menghubungkan putaran mesin dengan kompresor (bekerja) dengan
bantuan magnetic clutch, mengidupkan atau meng-ON-kan VSV dan fan
motor condensor sehingga sistem AC selalu dalam kondisi aman dan sesuai
dengan keinginan pemakai. Amplifier AC bekerja berdasarkan sinyal yang
dikirimkan oleh thermistor dan temperature control level.
Gambar wiring diagram motor blower.

Ketika temperatur control level diposisikan pada tingkatan suhu


tertentu (dalam kondisi ON, misal dalam suhu 18⁰ C) sehingga
menghasilkan sinyal yang kemudian dikirimkan menuju penguat sinyal,
pada waktu bersamaan thermistor mendeteksi suhu dalam kabin, ketika
suhu yang di deteksi thermistor masih diatas 18⁰ C maka thermistor akan
mengirimkan sinyal menuju penguat sinyal. Kemudian dari penguat sinyal
itu dijadikan output menuju relay sehingga dapat mengaktifkan fan motor
condensor, VSV, dan magnetic clutch.
Ketika salah satu sinyal yang menuju penguat sinyal itu tidak ada maka
output dari penguat sinyal juga tidak ada, artinya kemagnetan di relay tidak
ada sehingga menyebabkan fan motor blower, VSV dan magnetic clutch
tidak dapat aktif/bekerja.
Dalam sistem kelistrikan AC dengan amplifier tekanan refrigerant
dikontrol tekanannya oleh pressure switch, dimana ketika tekanan lebih
rendah atau lebih tinggi dari spesifikasi maka pressure switch ini akan
memutus arus dari output amplifier yang menuju ke magnetic clutch, fan
motor blower dan VSV, sehingga sirkulasi refrigerant tidak dapat terjadi
dan sistem AC menjadi aman.

3. Rangkaian motor blower


4. Rangkaian amplifier AC dan motor blower

IV. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur
kerja AC mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan keinginan
pemakai.
Saat melakukan praktikum merangkai perlu di perhatikan kabel dan
terminal yang dihubungkan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan
maupun konsleting sehingga sistem ac dapat bekerja dengan baik

Anda mungkin juga menyukai