Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Kurikulum Dari Masa Ke Masa

Banyaknya perubahan yangg terjadi tentu saja ada kekurangan dalam implementasinya
karena kurangnya pengetahuan serta kemampuan guru dalam memahami tugas-tugas yangg
harus di laksanakan. Dengaan persepsi yangg berbeda diantara kompenen-kompenen pelaksana
yaitu kepala dinas, pengawasan, kepala sekolah, dan guru karena kurangnya kemampuan
menerjemahkan kurikulum ke dalam operasi pembelajaran.

Pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan di indonesia mencakup tujuh kegiatan


utama yaitu perencanaan tenaga kepentingan, pengadaan tenaga kependidikan, pembinaan dan
pengembangan tenaga kependidikan, promosi dan mutasi, pemberhentian tenaga kependidikan,
kompensasi dan penilaian tenaga kependidikan. Semua itu dilakukan dengaan baik dan benaragar
apa yangg diharapkan tercapai yakni tersedianya tenaga kependidikan yangg diperlukan sesuai
dengaan kemampuan serta dapatt melaksanakan kerja dengaan baik. Oleh karena itu
pemberdayaan tenaga kependidikan merupakan faktor pendukung dalam implementasi
kurikulum batu di Indonesia.

Menurut Hamalik (2000: 19-23) pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada


faktor-faktor :
1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yangg dijadikan sebagai dasar untukk merumuskan
Tujuan institusional.
2. Sosial budaya dan agama yangg berlaku dalam masyarakat.
3. Perkembangan peserta didik yangg menunujuk pada karakteristik perkembangan peserta
didik.
4. Keadaan lingkungan dalam arti luas yangg meliputi lingkungan kebudayaan, hidup dan alam,
termasuk ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
5. Kebutuhan pembangunan mencakup kebutuhan pembangunan dibidang ekonomi,
kesejahteraan rakyat, hukum dan lain-lain.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi yanggs esuai dengaan sistem nilai
kemanusiaan budaya dan bangsa.

A. Kurikulum pada Masa Awal Kemerdekaan / Masa Orde Lama


Setelah kemerdekaan Republik Indonesia kurikulum yangg diterapkan sudah mengalami
beberapa pergantian yaitu :

1. Kurikulum 1947 (Rentjana pelajaran 1947)


Pada awal kemerdekaan istilah kurikulum dikenal dengaan leer plan. Dalam bahasa Belanda
artinya rencana pelajaran. Dalam kurikulum ini terdapatt dua hal pokok antara lain :
a. Daftar mata pelajaran dan jam pengajaran

b. Garis garis besar pengajaran


Bahwa kurikulum pada masa-masa ini di pengaruhi oleh sistem pendidikan kolonial Belanda
dan Jepang sehingga hanya meneruskan kurikulum yangg pernah digunakan oleh Belanda.
Rentjana pembelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda dan kurilkulum ini tujuannya tidak menekan pada pikiran, tetapi diutamakan ialah
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Kemudian materi-materi pelajaran
sangat dekat dengaan kejadian sehari-hari perhatian terhadap kesenian, jasmani dan lain-lain.
Untukk kurikulum SD juga masih dipengaruhi kolonial Belanda dan Rencana pelajaran 1947
baru dilaksanakan di sekolah-sekolah tahun 1950. Sebagian menyebutkan sejarah perkembangan
kurikulum diawali darii kurikulum 1950.

2. Kurikulum 1952 (Rentjana peladjaran Terurai 1952)


Pada tahun ini Mentri P dan K yangg pada waktu itu dijabat oleh Mr. Soewandi melakukan
usaha untukk mengubah sistem pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesuai dengaan
keinginan dan cita-cita bangsa indonesia pada saat itu. Kemudian dibentuklah Panitia Penyelidik
Pengajaran dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial kedalam sistem pendidikan
nasional. Maka kurikulum pada semua tingkat pendidikan mengalamiperubahan, sehingga
diorientasikan kepada kepentingan kolonial diubah dengaan kebutuhan bangsa yangg merdeka.

Salah satu hasil darii panitia tersebut ialah menyanggkut kurikulum (rencana pelajaran)
pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Pendidikan pikiran harus dikurangi


b. Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian
c. Pendidikan watak
d. Pendidikan jasmani
e. Kewarganegaraan dan masyarakat
Maka setelah Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No.04 tahun 1950 maka lahirlah hal-
hal penting :
a. Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untukk menyiapkan anak memiliki dasar-dasar
pengetahuan kecakapan dan ketangkasan baik lahir maupun batin serta mengembangkan
bakat dan kesukaannya.
b. Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untukk menyiapkan pelajar kependidikan tinggi
serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus sesuai dengaan bakat
masingmasing dan kebutuhan masyarakat.
c. Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untukk menyiapkan pelajaran agar dapatt menjadi
pimpinan dalam masyarakat dan dapatt memelihara kemajuan ilmu dan kemajuan
kemasyarakatan.

3. Kurikulum 1964 (Rentjana Peladjaran 1964)


Sesuai dengaan keputusan MPRS NO. II/MPRS/1960 telah dirumuskan mengenai manusia
sosialis Indonesia sebagai suatu bagian darii sosialisme indonesia yangg menjadi tujuan
pembangunan nasional yakni tata masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. (Tilaar,
1995 : 254).

Maka pelaksaan keputusan tersebut di sekolah diimplementasikan kedalam kurikulum


yangg dapatt menjiwai keputusan MPRS. Melaui keputusan Presiden Republik Indonesia No.
145 tahun 1965 tentang Nama dan Rumusan Induk Sistem Pendidikan Nasional.

Dan sesuai ketetapan MPRS NO. II/MPRS/1960 maka pendidikan berfungsi sebagai :
a. Pendidikan sebagai pembina manusia indonesia baru yangg berakhlak tinggi
b. Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalam semua bidang dan tingkatan
c. Pendidikan sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan teknik dan fisik
d. Pendidikan sebagai lembaga penggerak seluruh kekuatan rakyat.
Pada masa itu kurikulum 1960 ini memiliki kaitan yangg sangat erat dengaan situasi
politik di Indonesia pada zaman itu sehingga dirumuskan bahwa “pendidikan sebagai alat
revolusi dalam suasana mengharuskan pembantingan dalam segala bidang khususnya bidang
pendidikan”. (Tilaar, 1995 : 255)

B. Kurikulum Orde Baru

Macam kurikulum pada masa orde baru yaitu :

1. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan realisasi darii TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966, Bab
II pasal 2 ayat (3) berbunyi : “Pendidikan agama menjadi pelajaran di sekolah-sekolah mulai
darii sekolah dasar sampai dengaan universitas negeri.” Dengaan tujuan pendidikannya
dirumuskan dalam pasal 3 yangg berbunyi : “Membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan seperti yangg dikehendaki oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dan isi Undang-Undang 1945.”

Pada kurikulum ini lebih menitik beratkan pada mempertinggi mental-moral-budi pekerti
dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina
atau mengembangkan fisik yangg kuat dan sehat, sebagaimana tercantum dalam pasal 4 yangg
berbunyi :

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan darii Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya


perubahan struktur kurikulum darii Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 sebagai perwujudan darii perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Pada prinsipnya, kelahiran kurikulum 1968 sangatlah bersifat politis : mengganti


Rencana Pendidikan 1964 yangg dicitrakan sebagai produk Orde Lama, dengaan tujuannya pada
pembentukan manusia Pancasila sejati.

Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada
tingkat bawah mempunyai korelasi dengaan kurikulum sekolah lanjutan. Jumlah mata
pelajarannya 9, yangg memuat hanya mata pelajaran pokok saja. Muatan materi pelajarannya
sendiri hanya teoritis, tak lagi mengkaitkannya dengaan permasalahan faktual di lingkungan
sekitar. Metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan
psikologi pada akhir tahun 1960-an. Salah satunya ialah teori psikologi unsur. Contoh penerapan
metode pembelajan ini ialah metode eja ketika pembelajaran membaca. Begitu juga pada mata
pelajaran lain, “anak belajar melalui unsur-unsurnya dulu”.

Struktur kurikulum 1968

a. Pembinaan Jiwa Pancasila

Kelompok jiwa pancasila ialah kelompok segi pendidikan yangg terutama ditujukan kepada
pembentukkan mental dan moral Pancasila serta pengembangan manusia yangg sehat dan kuat
fisiknya dalam rangka pembinaan bangsa.

1). Pendidikan agama


2). Pendidikan kewarganegaraan
3). Bahasa Indonesia
4). Bahasa daerah
5). Pendidikan olahraga

b. Pengembangan pengetahuan dasar


Kelompok pengembangan pengetahuan dasar ialah kelompok mata pelajaran yangg ditujukan
pada penguasaan pengetahuan dasar untukk melanjutkan pendidikan dan pembinaan kecakapan
khusus.
1). Berhitung
2). IPA
3). Pendidikan kesenian
4). Pendidikan kesejahteraan keluarga

b. Pembinaan kecakapan khusus


Kelompok pembinaan kecakapan khusus ialah mata pelajaran yangg terutama ditujukan kepada
penguasaan ketrampilan yangg praktis fungsional.
Sebagai alat formal dipergunakan mata pelajaran yangg terbagi dalam tiga kejuruan, yaitu :
1). Kejuruan agraria, dengaan segi pendidikan pertanian, peternakan, dan perikanan
2). Kejuruan teknik, dengaan segi pendidikan pekerjaan tangan dan perbengkelan
3). Kejuruan ketatalaksanaan/ jasa, dengaan segi pendidikan koperasi, tabungan dan PKK.

2. Kurikulum 1975

a. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum 1975


Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya
sebagai berikut :
1) Berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yangg
harus dikuasai oleh siswa yangg lebih dikenal dengaan khirarki tujuan pendidikan, yangg
meliputi : tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yangg menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yangg lebih integratif.
3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
4) Menganut pendekatan sistem instruksional yangg dikenal dengaan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yangg senantiasa mengarah kepada
tercapainya tujuan yangg spesifik, dapatt diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah
laku siswa.
5) Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengaan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran lebih banyak menggunaan teori
Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan dalam belajar ditentukan oleh lingkungan
dengaan stimulus darii luar, dalam hal ini sekolah dan guru.
b. Komponen Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yangg meliputi unsur-unsur :
1) Tujuan institusional
2) Struktur Program Kurikulum
3) Garis-Garis Besar Program Pengajaran
4) Sistem Penyajian dengaan Pendekatan PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional
5) Sistem Penilaian
6) Sistem Bimbingan dan Penyuluhan
7) Supervisi dan Administrasi

3. Kurikulum 1984

A. Latar Belakang
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR
1983 yangg produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yangg
menghendaki perubahan kurikulum darii kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada
tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.Secara
umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya ialah sebagai berikut :
1) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yangg belum tertampung ke dalam kurikulum
pendidikan dasar dan menengah.
2) Terdapatt ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengaan
kemampuan anak didik.
3) Terdapatt kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaannya di sekolah.
4) Terlalu padatnya isi kurikulum yangg harus diajarkan hampir di setiap jenjang.
5) Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan
yangg berdiri sendiri mulai darii tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas
termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
6) Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untukk memenuhi kebutuhan perkembangan
lapangan kerja.
B. Ciri-ciri Kurikulum 1984

Atas dasar perkembangan itu maka menjelang tahun 1983 antara kebutuhan atau tuntutan
masyarakat dan ilmu pengetahuan/teknologi terhadap pendidikan dalam kurikulum 1975
dianggap tidak sesuai lagi, oleh karena itu diperlukan perubahan kurikulum. Kurikulum 1984
tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

1) Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian


pengalaman belajar kepada siswa dan dirumuskan ialah tujuan apa yang harus dicapai
siswa.
2) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif
(CBSA). CBSA ialah pendekatan pengajaran yangg memberikan kesempatan kepada
siswa untukk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengaan
harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotor.
3) Materi pelajaran dikemas dengaan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral ialah
pendekatan yangg digunakan dalam pengemasan bahan ajar berdasarkan kedalaman dan
keluasan materi pelajaran.
4) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
5) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
6) Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilan proses ialah pendekatan
belajar-mengajar yangg memberi tekanan kepada proses pembentukkan keterampilan
memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya.

4. Kurikulum 1994

A. Latar Belakang

Adapun yang menjadi latar belakang diberlakukanya kurikulum 1994 ialah sebagai berikut :

1) Bahwa sesuai dengaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untukk


mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yangg diatur dengaan Undang-Undang.
2) Bahwa untukk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan
peningkatan dan penyempurnaan pentelenggaraan pendidikan nasional, yangg disesuaikan
dengaan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan
masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.
3) Dengaan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan
dengaan peraturan perundang-undangan tersebut.

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai
dengaan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengaan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengaan sistem caturwulan yangg pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapatt memberi kesempatan bagi siswa untukk dapatt
menerima materi pelajaran cukup banyak.

B. Pokok Kurikulum 1994

Terdapatt ciri-ciri yangg menonjol darii pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai
berikut
1) Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengaan sistem caturwulan.
2) Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yangg cukup padat
(berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
3) Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yangg memberlakukan satu sistem kurikulum
untukk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yangg khusus dapatt mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengaan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
4) Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yangg
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapatt memberikan bentuk soal yangg mengarah kepada
jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih darii satu jawaban), dan
penyelidikan.
5) Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengaan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapatt keserasian antara pengajaran yangg menekankan pada pemahaman konsep dan
pengajaran yangg menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah.
6) Pengajaran darii hal yangg konkrit ke hal yangg abstrak, darii hal yangg mudah ke hal
yangg sulit, dan darii hal yangg sederhana ke hal yangg komplek.
7) Pengulangan-pengulangan materi yangg dianggap sulit perlu dilakukan untukk
pemantapan pemahaman siswa.

C. Kurikulum Masa Reformasi


1. Kurikulum 2004 kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Mulai tahun 2004 lahirlah kurikulum baru dengaan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (
KBK ) diterapkan di Indonesia. Lahir sebagai respon darii tuntutan reformasi, diantaranya UU
No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah
kebijakan.j pendidikan nasional.

Kurikulum ini mengharapkan agar siswa yangg mengikuti pendidikan disekolah memilki
kompetensi yangg diinginkan, karena konsentrasi kompetensi ialah pada perpaduan antara
pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yangg ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) bermakna suatu perangkat pemahaman
tentang kapasitas dan standar program pendidikan yangg diharapkan dapatt mengantarkan siswa
menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yangg dipelajari melalui pendidikan
disekolah, yangg memuat sejumlah kompetensi maupun sub kompetensi yangg harus dikuasai
siswa sebagai gambaran hasil belajarnya ( Learning – Outcomes). Siswa yangg memilki
kompetensi berarti ia mapu atau dapatt melakukan suatu pekerjaan tertentu, setelah melalui suatu
proses pembelajaran bermakna.

KBK ini mencakup beberapa kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yangg harus
dicapai siswa. Dan kegiatan pembelajaran pun diarahkan untukk membantu siswa mengyasai
kompetensi – kompetensi agar tujuan pembelajaran tercapai.

Depdiknas mengemukakan katakteristik KBK ialah sebagai berikut:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa yangg baik secara individual maupun
klasik.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi
d. Sumber belajar bukam hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yangg memenuhi
unsur edukatif
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.[6]

Kebijakan tentang KBK sebagai sebuah Sistem Kurikulum Nasional, KBK terdiri darii dua buah
bagian penting yangg mencakup:
a. Kebijakan KBK yangg disusun oleh Depdiknas
b. Silabus-silabus yangg disusun oleh dinas pendidikan atau sekolah
Dengaan adanya kebijakan pembuatan silabus didaerah atau sekolah berarti bahwa daerah
kabupaten dan atau sekolah menjadi lokasi penyusun silabus oleh dinas pendidikan atau para
guru disekolah,

Beberapa keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994 ialah.

a. KBK yangg dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasiParadigma


pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together,
dan learning to be.
b. Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses
pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.
c. Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran
belum bisa dikurangi.
d. Metode pembelajaran Keterampilan proses dengaan melahirkan metode pembelajaran
PAKEM dan CTL.
e. Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan
keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengaan penekanan penilaian berbasis
kelas.
f. KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian
berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi
siswa yangg perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK ialah
melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengaan menggunakan instrumen tes
dan non tes, yangg berupa portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan
pada kegiatan aktif siswa dala membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak
sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai motivator yangg dapatt menciptakan
suasana yangg memungkinkan siswa dapatt belajar secara penuh dan optimal.

2. KURIKULUM 2006 ( KTSP )

Kurikulum tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) ini disusun untukk menjalankan amanah
yangg tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.

Otonomi penyelenggaraan pendidikan tersebut pada gilirannya berimplikasi pada perubahan


sistem menejemen pendidikan darii pola sentralisasi ke disentralisasi dalam pengelolaan
pndidikan, dimana guru memiliki otoritas dalam mngmbangkan kurikulum secara bebas dngan
mmperhatikan karaktristik siswa dan lingkungan disekolah masing – masing.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yangg tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengaan kebutuhan sekolah itu sendiri.
KTSP terdiri darii tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. ditetapkan oleh kepala
sekolah setelah memperhatikan pertimbangan darii komite sekolah. Dengaan kata lain,
pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari
Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan
guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli darii perguruan
tinggi setempat. Dengaan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP
yangg disusun akan sesuai dengaan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan
kebutuhan masyarakat. Standar Isi ialah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yangg
dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yangg harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.

Standar isi merupakan pedoman untukk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang memuat.
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
b. Beban belajar,
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yangg dikembangkan di tingkat satuan pendidikan,
dan
d. Kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik darii satuan
pendidikan.SKL meliputi kompetensi untukk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran.Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yangg mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengaan standar nasional yangg telah disepakati.
3. Kurikulum 2013

Menteri Pendidikan dan kebudayaan, Prof.Ir. Muhammad Nuh, DEA mengatakan


bahwaKurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengaan pemikiran kompetensi
berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

A. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengaan kondisi pendidikan dikaitkan dengaan tuntutan
pendidikan yangg mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yangg meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.

B. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengaan arus globalisasi dan berbagai isu yangg terkait
dengaan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

Adapun ciri kurikulum 2013 yangg paling mendasar ialah:

1) Menuntut pengetahuan Guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan


sebanyak – banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi
dengaan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.
2) Siswa lebih didorong untukk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan
interpersonal, antar personal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis.
3) Memiliki tujuan agar terbentuknya genenrasi produktif, kreatif, inovativ, dan avektif.
4) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi kesempatan siswa untukk
mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai pelajaran.
Kurikulum 2013 dirancang dengaan karakteristik sebagai berikut:

1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa


ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengaan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian darii masyarakat yangg memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yangg dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat;
3) memberi waktu yangg cukup leluasa untukk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yangg dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar matapelajaran;
5) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untukk
mencapai kompetensi yangg dinyatakan dalam kompetensi inti;
6) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).
Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untukk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yangg beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.

2.2 PERAN PERKEMBANGAN KURIKULUM


Pada dasarnya kurikulum merupakan refleksi dari kebudayaan dimana kurikulum itu
berada. Dengan memperhatikan struktur suatu kebudayaan, lebih memperjelas lagi untuk
membedakan suatu kurikulum yang satu dengan yang lainnya yaitu kurikulum yang
menggambarkan hal-hal yang bersifat pendidikan umum dan yang bersifat pendidikan khusus.
Dalam upaya menerapkan, mengimplementasi dan mengelola kurikulum, kurikulum
memiliki peranan yang meliputi:
a. Perana konservatif
b. Perana kreatif
c. Peranan kritis dan evaluatif
Peranan-peranan diatas sangatlah penting dan perlu dilaksanakan secara bersamaan dan
berkesinambungan.

1. Peran Konservatif
Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah
mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa merlu
memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika
mereka kembali kemasyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berprilaku sesuai dengan
norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing
menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat
penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh
yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat sehingga identitas masyarakat akan terpelihara.

2. Peran Kreatif
Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan
zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang
selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum mempunyai peran
kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus
mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap
potensi yang dimiliki agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang
senantiasa bergerak maju secara dinamis.

3. Peran Kritis dan Evaluatif

Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan
budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai lama yang masih relevan dengan keadaan
dan tuntutan zaman. Dengan demikian kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya
mana yang perlu dipertahankan dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak
didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus
berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk
kehidupan anak didik.

2.3 PERBANDINGAN KURIKULUM DI INDONESIA

1. Kurikulum 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan.
Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat
itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan colonial Belanda
dan Jepang. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.

Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.
Bentuknya memuat dua hal pokok:
a) Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
b) Garis-garis besar pengajaran (GBP)
Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam arti kognitif, namun yang
diutamakan pendidikan watak atau perilaku (value , attitude), meliputi :
a) Kesadaran bernegara dan bermasyarakat
b) Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari
c) Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani

2. Kurikulum 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalamI
penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Pada
perkembangannya, rencana pelajaran lebih dirinci lagi setiap pelajarannya, yang dikenal dengan
istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru
mengajar satu mata pelajaran”. Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat. yaitu sekolah
khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas masyarakat mengajarkan
keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak tak mampu
sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.
Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1954 yakni untuk jenjang Sekolah Rakyat
(SD) menurut Rencana Pelajaran 1947 adalah sebagai berikut :
1. Bahasa Indonesia 9. Menulis
2. Bahasa Daerah 10. Seni Suara
3. Berhitung 11. Pekerjaan Tangan
4. Ilmu Alam 12. Pekerjaan kepurtian
5. Ilmu Hayat 13. Gerak Badan
6. Ilmu Bumi 14. Kebersihan dan kesehatan
7. Sejarah 15. Didikan budi pekerti
8. Menggambar 16. Pendidikan agama

3. Kurikulum 1964
Pada akhir era kekuasaan Soekarno, kurikulum pendidikan yang lalu diubah menjadi
Rencana Pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada rencana pendidikan 1964 adalah konsep
pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan
sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem
solving).
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah
Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok
perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.

Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan mata pelajaran
berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana).
Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1968 adalah :
A. Pengembangan Moral
1). Pendidikan kemasyarakatan
2). Pendidikan agama/budi pekerti
II. B. Perkembangan kecerdasan
1. 1). Bahasa Daerah
2. 2). Bahasa Indonesia
3. 3). Berhitung
4). Petahuan Alamiah
III.
C. Pengembangan emosional atau Artistik
1. 1) Pendidikan kesenian
D. Pengembangan keprigelan
1. 1)Pendidikan keprigelan
E). Pembangan jasmani
1. 1) Pendidikan jasmani/Kesehatan

4. Kurikulum 1968
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran
kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,
sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya
perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

Struktur kurikulum 1968 yaitu:


I. Pembinaan Jiwa Pancasila
1. Pendidikan agama
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Daerah
5. Pendidikan olahraga
II. Pengembangan pengetahuan dasar
1. Berhitung
2. IPA
3. Pendidikan kesenian
4. Pendidikan kesejahteraan keluarga
III. Pembinaan kecakapan khusus
1. Pendidikan kejuruan

5. Kurikulum 1975

Di dalam kurikulum 1975, pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan kurikulum, sedangkan
pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut
dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus. Dalam proses
pembelajaran, guru harus berusaha agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta
didik, setelah mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode
penyampaian satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Melalui PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

6. Kurikulum 1994

Dengan mendasarkan kepada seluruh proses penyusunan kurikulum pada ketentuan-ketentuan


yuridis dan akademis di atas, maka diharapkan kurikulum 1994 telah mampu menjembatani
semua kesenjangan yang terdapat dalam dunia pendidikan di sekolah. Namun, harapan itu
sepertinya tidak terwujud sebagaimana diperlihatkan oleh sedemikian banyak dan gencarnya
keluhan pengelola pendidikan mengenai berbagai kelemahan dan kekurangan kurikulum 1994.
Adapun ciri-ciri kurikulum 1994 adalah sebagai berikut :
1. Sifat kurikulum objective based curriculum,
2. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
3. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi
kepada materi pelajaran/isi)
4. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk
semua siswa di seluruh Indonesia.
5. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial
6. Nama SMP dan SLTP kejuruan diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama),dan SMA diganti SMU (Sekolah Menengah Umum)
7. Penjurusan di SMU dilakukan di kelas II, f) penjurusan dibagi atas tiga jurusan, yaitu jurusan
IPA, IPS, dan Bahasa,
8. SMK memperkenalkan program pendidikan sistem ganda (PSG)
Aspek yang dikedepankan dalam kurikulum 1994 ialah terlalu padat, sehingga sangat
membebani siswa yang berpengaruh pada merosotnya semangat belajar siswa, sehingga mutu
pendidikan pun semakin terpuruk. Akibatnya adalah siswa enggan belajar lama di sekolah. Jika
sejak awal siswa dicemaskan dengan mata pelajaran yang menjadi momok di sekolah, maka
mereka akan menjadi bosan dan kegiatan belajar mengajar menjadi menyebalkan.

7. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang hanya berlaku sampai tahun 2006 di sekolah-
sekolah pada dasarnya adalah merupakan gagasan dari Kurikulum Berbasis Kemampuan Dasar
(KBKD) yang memfokuskan pada wujud pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik.
KBK merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya
pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3.Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
Berhubung kurikulum 2004 yang memfokuskan aspek kompetensi siswa, maka prinsip
pembelajaran adalah berpusat pada siswa dan menggunakan pendekatan menyeluruh dan
kemitraan, serta mengutamakan proses pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (contextual
teaching and learning atau CTL)
Dalam pelaksanaan kurikulum yang memegang peranan penting adalah guru. Inti dari KBK
adalah terletak pada empat aspek utama, yaitu :
1) kurikulum dan hasil belajar,
2) pengelolaan kurikulum berbasis sekolah,
3) kegiatan belajar mengajar, dan
4) evaluasi dengan penilaian berbasis kelas.

8. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Kurikulum 2006 atau yang dikenal dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan yang berlaku dewasa ini di Indonesia. KTSP diberlakukan mulai tahun
ajaran 2006/2007 yang menggantikan kurikulum 2004 (KBK). Salah satu perbedaan KTSP
dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya di Indonesia adalah terletak
pada sistem pengembangannya. Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara
terpusat (sentralistik), sedangkan KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan
oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah
(desentralistik). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan silabus. Secara substantive

Dengan demikian, kurikulum 2006 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual, maupun klasikal.
2.Berorientasi pada hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure
edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
9. Kurikulum 2013

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan


Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan
bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan
dari masyarakat.

Kurikulum 2013 dirancang dengaan karakteristik sebagai berikut:

1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa


ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengaan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2) sekolah merupakan bagian darii masyarakat yangg memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yangg dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat;
3) memberi waktu yangg cukup leluasa untukk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yangg dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar matapelajaran;

Anda mungkin juga menyukai