PANCASILA
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................ii
1.3 Tujuan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................13
Daftar Pustaka...............................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
3
4
situasi, tempat dan waktu. Menurut Notonagoro (dalam susanti, 2013:28) hakikat atau
subtansi dibagai menjadi tiga macam yaitu:
a) hakikat abstrak, disebut hakikat jenis atau hakikat umum yang memiliki
unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Sifat tetap dan tidak
berubah tersebut karena dari sejak dahulu sampai sekarang diakui oleh
umat manusia.
b) hakikat pribadi yaitu unsuru-unsur yang tetap yang menyebabkan segala
sesuatu yang bersangkutan tetap dalam diri pribadi.
c) hakikat konkrit yaitu sesuatu yang secara nyata dan jelas. Setiap manusia
dalam kenyataannya.
Hakikat konkrit ini sebagai pedoman praktis dalam kehidupan berbangsa dan
negara Indonesia yang sesui dengan kenyatan sehari-hari, tempat, keadaan, dan waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
memiliki lima sila. Pancasila sebagai filsafat menunjukan hakikat atau subtansi yang
sifatnya abstrak (ada dalam pikiran manusia sejak dulu), pribadi (bersangkutan dengan
kehidupan pribadi), dan konkret (direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari), umum
atau universal, mutlak, tetap, tidak berubah-ubah, terlepas dari situasi, tempat dan
waktu.
pelaksanaan dari Pancasila menjadi lebih mudah diterima dan mudah untuk
dilaksanakan. Hal ini sekaligus menjadi salah satu upaya menjaga keutuhan
NKRI. Keberadaan Pancasila merupakan salah satu sarana persatuan dan
kesatuan bangsa ini tetap terjaga.
yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistomologis serta dasar aksologis dari sila-sila pancasila. Sebagaimana dijelaskan
bahwa kesatuan sila-sila pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk
piramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila pancasila
dalam urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan
sila-sila pancasila itu dalam arti formal logis. Secara filosofis pancasila sebagai satu
7
kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistomologis dan dasar
aksologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya
materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham
filsafat di dunia.
2. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut : Negara adalah lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh
manusia (notonegoro, 1975; 55), maka manusialah sebagai subjek pendukung
pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk manusia oleh karena itu
terdapat hubungan sebab akibat yang langsung antara negara dengan
manusia. Adapun manusia adalah makhluk Tuhan YME sehingga sila kedua
didasari dan dijiwai oleh sila pertama. Pengertian tersebut hakikatnya
mengandung makna sebagai berikut : rakyat adalah sebagai unsur pokok
negara dan rakyat adalah merupakan totalitas individu-individu yang bersatu
yang bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama (keadilan
sosial).
suatu wilayah negara tertentu. Adapun sila keempat tersebut mendasari dan
menjiwai sila keadilan sosial (sila kelima pancasila). Hal ini mengandung arti
bahwa negara adalah demi kesejahteraan warganya atau dengan lain
perkataan negara adalah demi kesejahteraan rakyatnya.
5. Sila kelima adalah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada
hakikatnya adalah bahwa keadilan adalah sebagai akibat adanya negara
kebangsaan dari manusia-manusia yang berketuhanan YME. Sila keadilan
sosial adalah merupakan tujuan dari keempat sila lainnya. Menurut
Notonegoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua yaitu
keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia monopluralis, yaitu
kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap
Tuhan atau kausa prima.
Oleh karena sumber pengetahuan pancasila adalah bagsa indonesia sendiri yang
memilik nilai-nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius maka diantara
bangsa Indonesia sebagai pendukung sila-sila pancasila dengan pancasila sendiri
sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki kesesuaian yang bersifat korespondensi.
Sedangkan pancasila sebagai sistem pengetahuan maka pancasila memiliki susunan
yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila pancasila maupun isi arti
sila-sila pancasila. Dasar-dasar rasional logis pancasila juga menyangkut isi arti sila-
sila pancasila. Susunan isi arti pancasila meliputi 3 hal yaitu:
1. Isi arti pancasila yang umum universal yaitu hakikat sila-sila pancasila artinya
hal itu merupakan esensi atau inti sari pancasila sehingga merupakan pangkal
tolak derivasi baik dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta
dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.
2. Isi arti pancasila yang umum kolektif artinya yaitu isi arti pancasila sebagai
pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum
Indonesia.
3. Isi arti pancasila yang bersifat khusus dan konkrit yaitu isi arti pancasila dalam
realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat yang
khusus konkrit serta dinamis.
11
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada
hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori
tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya
masing-masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan hierarkhinya.
Misal kalangan materialis memandang bahwa hakikat nilai tertinggi adalah
materi, kalangan hedonis memandang bahwa hakikat tertinggi adalah nilai
kenikmatan.
12
PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna.Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.Saran penulis dalam makalah ini
adalah untuk menambah wawasan bagi para pembaca agar kita sebagai negara
Indonesia mampu menjunjung tinggi dan mengamalkan setiap sila-sila pancasila.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
https://guruppkn.com/prinsip-prinsip-filsafat-pancasila
https://kabarkan.com/filsafat-pancasila/
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/kesatuan-sila-sila-pancasila.docx