Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP DASAR PKN

PANCASILA

Dosen Pengampu: David Budi Irawan M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Anggun Cahyani (2021143405)


2. Lusiana Samosir (2021143405)
3. Rahmi Sri Rahayu (2021143440)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 12 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2

1.3 Tujuan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................3

2.1 Hakikat keberadaan Pancasila...................................................3

2.2 Prinsip- prinsip filsafat Pancasila..............................................4

2.3 Kesatuan sila-sila Pancasila......................................................6

2.4 Latar belakang Pancasila sebagai dasar negara........................12

BAB III PENUTUP.......................................................................13

3.1 Kesimpulan..............................................................................13

3.2 Saran.........................................................................................13

Daftar Pustaka...............................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang terlahir dari kebudayaan


dan sejarah masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum bangsa Indonesia
merdeka. Para pendiri bangsa berhasil menggali nilai-nilai luhur dan kemudian
merumuskan menjadi sebuah pedoman atau ideologi yakni Pancasila. Pancasila yang
notabenya merupakan kebudayaan yang telah ada di tengah-tengah masyarakat
Indonesia menjadikan tetap lestari hingga saat ini.Eksistensi Pancasila seiring
berjalanya waktu mengalami cobaan ketika terjadi gejolak gerakan 30 September
oleh Partai Komunis Indonesia. Pemberontakan PKI masa itu dapat menjadi acuan
bagaimana Pancasila tetap berdiri, hal ini membuktikan Pancasila memang bukan
hanya ideologi yang muncul secara tiba-tiba, namun merupakan nilai-nilai yang telah
melekat dalam diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
memiliki nilai luhur yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha
Esa yang terdapat pada sila pertama Pancasila menunjukkan bahwa Bangsa
Indonesia menempatkan Tuhan pada kedudukan yang paling tinggi dan hal ini
bukanlah suatu nilai yang tiba-tiba muncul. Seperti yang kita ketahui Indonesia
secara sejarah merupakan masyarakat yang telah mengenal ajaran Tuhan, ini terlihat
dimana berbagai agama telah menyebar luas sebelum kemerdekaan Indonesia
dikumandangkan oleh Soekarno, Budaya gotong-royong serta sikap kekeluargaan
masyarakat Indonesia mencerminkan betapa nilai kemanusiaan telah ada jauh
sebelum Pancasila dirumuskan. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
memiliki nilai-nilai luhur. Nilai- nilai pancasila menjadi sumber segala aturan baik
aturan yang bersifat formal maupun informal, Pendidikan nasional merupakan aspek
pokok dan harus berlandasakn pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan UU. No
20 tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud hakikat keberadaan Pancasila ?
2. Apa saja prinsip-prinsip filsafah Pancasila ?
3. Apa yang dimaksud dengan kesatuan sila-sila Pancasila?
4. Mengapa latar belakang Pancasila sebagai dasar negara?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui hakikat keberadaan Pancasila dan prinsip-prinsip filsafat


Pancasila serta untuk mengetahui kesatuan sila-sila Pancasila dan mengetahui
latar belakang sebagai dasar negara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Keberadaan pancasila

Hakikat keberadaan pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa


Pancasila dijadikan landasan dalam penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar
negara berarti bahwa, seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan tidak boleh bertentangan. Menurut Damanhuri
dkk (2016:183) secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yang di
artinya Pancasila berarti lima dan sila berarti batu sendi, alas dan dasar. Pancasila
memiliki arti lima dasar, sedangkan sila sendiri sering diartikan sebagai kesesuaian atau
peraturan tingkah laku yang baik. Hakikat adalah sesuatu hal yang ada pada diri
seseorang atau sesuatu hal yang harus ada dalam diri sendiri. Pancasila bukanlah
sesuatu yang asing lagi bagi warga Indonesia, diterapkan dalam pembukaan UUD 1945
alinea IV dan dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia yang terdiri dari 5 sila.
Maskipun dalam UUD 1945 tidak secara langsung dijelaskan mengenai Pancasila,
namun Pancasila sudah tertanam sediri dalam jiwa masyarakat Indonesia bahwa
Pancasila merupakan pedoman yang harus ditanamkan dalam diri. Menurut Suraya
(2015:154) Pancasila adalah dasar negara Indonesia, Pancasila diibaratkan sebagai
pondasi, jadi semakin kuat 12pondasi tersebut maka akan semakin kokoh suatu negara.
Pancasila juga mencerminkan kepribadian masyarakat Indonesia karena didalamnya
terdapat butir-butir yang apabila diimplementasikan akan mencerminkan kepribadian
bangsa Indonesia.Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat
Pancasila adalah sesuatu yang terkandung dalam nilai-nilai yang terdapat pada sila
Pancasila yang harus dijadikan sebab, sehingga dijadikan sebagai dasar negara.
Pancasila menunjukan hakikat atau subtansi Pancasila yaitu dasar atau kata dasar
Tuhan, manusia, rakyat, dan adil. Mendapatkan awalan serta akhiran ke-an, per-an,
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Hakikat atau substansi
memiliki sifat abstrak, umum, universal, mutlak, tetap, tidak berubah, terlepas dari

3
4

situasi, tempat dan waktu. Menurut Notonagoro (dalam susanti, 2013:28) hakikat atau
subtansi dibagai menjadi tiga macam yaitu:

a) hakikat abstrak, disebut hakikat jenis atau hakikat umum yang memiliki
unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Sifat tetap dan tidak
berubah tersebut karena dari sejak dahulu sampai sekarang diakui oleh
umat manusia.
b) hakikat pribadi yaitu unsuru-unsur yang tetap yang menyebabkan segala
sesuatu yang bersangkutan tetap dalam diri pribadi.
c) hakikat konkrit yaitu sesuatu yang secara nyata dan jelas. Setiap manusia
dalam kenyataannya.

Hakikat konkrit ini sebagai pedoman praktis dalam kehidupan berbangsa dan
negara Indonesia yang sesui dengan kenyatan sehari-hari, tempat, keadaan, dan waktu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
memiliki lima sila. Pancasila sebagai filsafat menunjukan hakikat atau subtansi yang
sifatnya abstrak (ada dalam pikiran manusia sejak dulu), pribadi (bersangkutan dengan
kehidupan pribadi), dan konkret (direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari), umum
atau universal, mutlak, tetap, tidak berubah-ubah, terlepas dari situasi, tempat dan
waktu.

2.2 Prinsip- Prinsip Filsafat Pancasila

prinsip-prinsip filsafat Pancasila di Indonesia sebagai berikut ini penjelasan secara


lengkapnya berdasarkan dari kausa Aristoteles:
1. Kausa Material: Diambil dari Nilai Sosial Budaya Indonesia Prinsip-prinsip
filsafat Pancasila di Indonesia yang pertama ialah berdasarkan kausa material,
yaitu prinsip Pancasila digali dari nilai dan norma yang ada di dalam bangsa
Indonesia, bukan berasal dari bangsa yang lainnya. Terdapat begitu banyak
keanekaragaman yang dapat kita temukan di Indonesia. setiap
keanekaragaman tersebut dijadikan satu dalam rumusan Pancasila.Artinya,
Pancasila mencakup semua perbedaan yang ada di Indonesia dan
menyatukannya agar bangsa ini dapat hidup dengan baik serta dapat
mencapai tujuan pembangunan nasional yang dimiliki olehnya. Dengan
mengambil prinsip dari nilai dan norma yang ada di Indonesia, maka
5

pelaksanaan dari Pancasila menjadi lebih mudah diterima dan mudah untuk
dilaksanakan. Hal ini sekaligus menjadi salah satu upaya menjaga keutuhan
NKRI. Keberadaan Pancasila merupakan salah satu sarana persatuan dan
kesatuan bangsa ini tetap terjaga.

2. Kausa Formalis: Tercantum Secara Resmi dalam UUD 1945Prinsip-prinsip


filsafat Pancasila di Indonesia yang selanjutnya dapat dijelaskan dengan
kausa formalis. Berdasarkan kausa ini, Pancasila terdapat di dalam
pembukaan UUD 1945 sehingga menjadikan keberadaannya resmi atau
formal karena telah memenuhi syarat kebenaran formal. Hubungan di antara
Pancasila dan UUD ini menjadi salah satu prinsip-prinsip Pancasila di
Indonesia.Keberadaan Pancasila sebagai dasar negara memang harus
dipertegas legitimasinya. Hal tersebut dilakukan dengan mencantumkan
rumusan Pancasila di dalam UUD 1945 yang merupakan konstitusi atau
sumber hukum tertinggi di Indonesia. berdasarkan sejarah UUD, kita dapat
mengetahui bahwa pencantuman rumusan Pancasila yang pertama bukan di
dalam UUD 1945, melainkan di dalam Piagam Jakarta. Adanya pencantuman
Pancasila di dalam UUD 1945 membuat Pancasila tidak diragukan lagi
sebagai dasar negara. Dalam pelaksanaannya, terdapat banyak kejadian di
dalam sejarah Indonesia yang berupaya untuk menolak prinsip-prinsip filsafat
Pancasila. Contoh dari penolakan terhadap prinsip-prinsip Pancasila ialah
kejadian pemberontakan G30SPKI. Ketika telah berhasil ditumpas, tanggal 1
Oktober dijadikan sebagai peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

3. Kausa Efisiensi: Rumusannya Tepat dengan Bangsa Ini Prinsip-prinsip


filsafat Pancasila di Indonesia yang ketiga dapat dijelaskan dengan kausa
efisiensi, yaitu ketepatan segala hal yang dilakukan oleh BPUPKI dan PPKI
dalam merancang dan merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Kata efisiensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu
ketepatan cara, usaha, dan kerja dalam menjalankan sesuatu dengan tidak
membuang waktu, tenaga, dan biaya. Dasar negara mulai direncanakan
keberadaannya semenjak pidato pembukaan sidang pertama BPUPKI oleh
ketuanya, yaitu KRT Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato tersebut,
beliau mempertanyakan, apa yang akan menjadi dasar negara dari Indonesia?
semenjak saat itu, para pendiri bangsa mulai memikirkan ide terkait dasar
negara. Hingga pada akhirnya, ide atas dasar negara tersebut ditampung dan
dirumuskan oleh panitia sembilan dari BPUPKI. Hal ini menunjukkan
ketepatan dalam perumusan Pancasila. Di sisi lain, Pancasila memiliki
rumusan yang sudah tepat dan sesuai dengan karakteristik dan tujuan bangsa
ini.
6

4. Kausa Finalis: Isinya Sesuai Dengan tujuan Prinsip-prinsi filsafat Pancasila di


Indonesia yang terakhir kita bahas dalam kesempatan ini dapat dijelaskan
dengan kausa finalis, yaitu segala rumusan Pancasila berhubungan dengan
tujuan dari keberadaan Pancasila itu sendiri. Adapun tujuan dari adanya
Pancasila ialah untuk menjadi dasar negara Indonesia. Sebagai dasar negara,
dapat dikatakan bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang mendekati
sempurna. Di dalamnya telah tercantum segala dasar yang diperlukan oleh
suatu negara, terutama Indonesia, untuk menjadi sebuah negara yang
berpihak kepada rakyatnya. Maka dari itu, tetap laksanakan Pancasila dengan
sepenuh hati.Uraian yang telah disampaikan di atas merupakan penjelasan
secara lengkap mengenai materi prinsip-prinsip filsafat Pancasila di
Indonesia yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca dalam kesempatan
yang indah kali ini. Semoga dengan membaca artikel ini pembaca dapat
memahami secara lebih baik apa saja yang termasuk ke dalam prinsip-prinsip
filsafat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Perlu kita pahami bersama bahwa setiap filsafat Pancasila ini tidak akan
pernah lepas dari lika liku kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
sampai jumpa pada kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa
mengiringi langkah pembaca dalam menjalani hidup.

2.3 Kesatuan sila-sila Pancasila

Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan


kesatuan

yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistomologis serta dasar aksologis dari sila-sila pancasila. Sebagaimana dijelaskan
bahwa kesatuan sila-sila pancasila adalah bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk
piramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila pancasila
dalam urutan-urutan luas (kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan
sila-sila pancasila itu dalam arti formal logis. Secara filosofis pancasila sebagai satu
7

kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistomologis dan dasar
aksologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya
materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham
filsafat di dunia.

A. Dasar Antropologis sila-sila Pancasila


Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang
menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-
sila pancasila atau secara filosofis meliputi dasar ontologis sila-sila Pancasila.
Subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia, hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: bahwa yang berketuhanan YME, yang ber
kemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang ber Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan sosial pada hakikatnya
adalah manusia. Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara
ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat
yaitu raga dan jiwa atau jasmani dan rokhani, sifat kodrat manusia adalah
sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial, serta kedudukan
kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk
Tuhan YME. Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sila
Pancasila adalah berupa hubungan sebab akibat yaitu Tuhan, Manusia, satu,
rakyat dan adil adalah sebagai sebab dan negara adalah sebagai akibat.
Hakikat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sila pertama keTuhanan YME pada hakikatnya bahwa pendukung pokok
negara adalah manusia. Karena negara adalah sebagai lembaga hidup
bersama sebagai lembaga kemanusiaan dan manusia adalah sebagai makhluk
Tuhan YME, sehingga adanya manusia sebagai akibat adanya Tuhan YME
sebagai kausa prima. Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu, adanya
Tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas serta
pula sebagai pengatur tata tertib alam.
8

2. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut : Negara adalah lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh
manusia (notonegoro, 1975; 55), maka manusialah sebagai subjek pendukung
pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk manusia oleh karena itu
terdapat hubungan sebab akibat yang langsung antara negara dengan
manusia. Adapun manusia adalah makhluk Tuhan YME sehingga sila kedua
didasari dan dijiwai oleh sila pertama. Pengertian tersebut hakikatnya
mengandung makna sebagai berikut : rakyat adalah sebagai unsur pokok
negara dan rakyat adalah merupakan totalitas individu-individu yang bersatu
yang bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama (keadilan
sosial).

3. Sila Ketiga Persatuan Indonesia, pada hakikatnya dapat dijelaskan bahwa


hakikat persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan dan
Kemanusiaan, bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan YME yang pertama
harus direalisasikan adalah mewujudkan suatu persatuan dalam suatu
persekutuan hidup yang disebut negara. Maka pada hakikatnya yang bersatu
adalah manusia sebagai makhluk Tuhan YME, adapun hasil persatuan di
antara individu-individu, pribadi-pribadi dalam suatu wilayah tertentu disebut
sebagai rakyat sehingga rakyat adalah merupakan unsur pokok negara.

4. Sila keempat adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan hakikatnya adalah rakyat adalah
penjumlahan manusia-manusia, semua orang, semua warga dalam suatu
wilayah negara tertentu. Hakikat rakyat adalah sebagai akibat bersatunya
manusia sebagai makhluk Tuhan YME dalam suatu wilayah negara tertentu.
Maka secara ontologis adanya rakyat adalah ditentukan dan sebagai akibat
adanya manusia sebagai makhluk Tuhan YME yang menyatukan diri dalam
9

suatu wilayah negara tertentu. Adapun sila keempat tersebut mendasari dan
menjiwai sila keadilan sosial (sila kelima pancasila). Hal ini mengandung arti
bahwa negara adalah demi kesejahteraan warganya atau dengan lain
perkataan negara adalah demi kesejahteraan rakyatnya.

5. Sila kelima adalah Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada
hakikatnya adalah bahwa keadilan adalah sebagai akibat adanya negara
kebangsaan dari manusia-manusia yang berketuhanan YME. Sila keadilan
sosial adalah merupakan tujuan dari keempat sila lainnya. Menurut
Notonegoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua yaitu
keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia monopluralis, yaitu
kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap
Tuhan atau kausa prima.

B. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya juga merupakan suatu
sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan
pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam
semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan negara tentang makna hidup serta
sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam hidup dan kehidupan. Pancasila disebut juga menjadi suatu ideologi
dalam kehidupan manusia di bumi Indonesia ini, sebagai suatu ideologi maka
pancasila memiliki 3 unsir pokok agar dapat menarik loyalitas dari
pendukungnya yaitu :
1. Logos yaitu rasionalitas atau penalarannya
2. Pathos yaitu penghayatannya, dan
3. Ethos yaitu kesusila.

Selain itu terdapat juga 3 persoalan mendasar di dalam epistemologis, yaitu:

1. Tentang sumber pengetahuan manusia


2. Tentang Teori kebenaran pengetahuan manusia, dan
10

3. Tentang watak Pengetahuan manusia


Pancasila sebagai suatu objek pengetahuan pada hakekatnya meliputi masalah
sumber pengetahuan pancasila dan susunan pengetahuan pancasila. Tentang sumber
pengetahuan pancasila, sebagaimana dipahami bersama bahwa sumber pengetahuan
pancasila adalah nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri, bukan berasal
dari bangsa lain, bukannya hanya merupakan perenungan serta pemikiran seseorang
atau beberapa orang saja namun dirumuskan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia
dalam mendirikan negara.

Oleh karena sumber pengetahuan pancasila adalah bagsa indonesia sendiri yang
memilik nilai-nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius maka diantara
bangsa Indonesia sebagai pendukung sila-sila pancasila dengan pancasila sendiri
sebagai suatu sistem pengetahuan memiliki kesesuaian yang bersifat korespondensi.
Sedangkan pancasila sebagai sistem pengetahuan maka pancasila memiliki susunan
yang bersifat formal logis baik dalam arti susunan sila-sila pancasila maupun isi arti
sila-sila pancasila. Dasar-dasar rasional logis pancasila juga menyangkut isi arti sila-
sila pancasila. Susunan isi arti pancasila meliputi 3 hal yaitu:

1. Isi arti pancasila yang umum universal yaitu hakikat sila-sila pancasila artinya
hal itu merupakan esensi atau inti sari pancasila sehingga merupakan pangkal
tolak derivasi baik dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta
dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.

2. Isi arti pancasila yang umum kolektif artinya yaitu isi arti pancasila sebagai
pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum
Indonesia.

3. Isi arti pancasila yang bersifat khusus dan konkrit yaitu isi arti pancasila dalam
realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki sifat yang
khusus konkrit serta dinamis.
11

Di dalam Pancasila terdapat manusia yang bersifat monopluralis dan terdiri


dari Jiwa dan raga. Tingkatan di dalam raga manusia terdiri dari : Fisis
Anorganis, Vegetatif serta animal. Dan urutan tingkatan jiwa manusia yang
terdiri atas unsur-unsur potensi jiwa manusia meliputi :

1. Akal yaitu suatu potensi unsur kejiwaan manusia dalam mendapatkan


kebenaran pengetahuan manusia.
2. Rasa yaitu suatu potensi jiwa manusia dalam tingkatan kemampuan
estetis (keindahan), dan
3. Kehendak adalah unsur potensi jiwa manusia dalam kaitannya dalam
bidang moral atau etika.

Untuk memperoleh pengetahuan yang benar terdapat tingkat-tingkat pemikiran


yaitu : memoris, reseptif, kritis dan kreatif. Adapun potensi atau daya untuk
meresapkan pengetahuan atau dengan lain perkataan transformasi pengetahuan
terdapat tingkatan sebagai berikut : demonstrasi, imajinasi, asosiasi, analogi,
refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham.

C. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada
hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Terdapat berbagai macam teori
tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandangnya
masing-masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan hierarkhinya.
Misal kalangan materialis memandang bahwa hakikat nilai tertinggi adalah
materi, kalangan hedonis memandang bahwa hakikat tertinggi adalah nilai
kenikmatan.
12

2.4 Latar Belakang Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa,


artinya setiap warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja
yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum
yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila
sebagai dasar Negara disertai sanksisanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila
sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak
disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap
manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan
Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-
sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan
Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan idiil
bangsa Indonesia dan negara Indonesia dapatlah disebut pula sebagai ideeologi
nasional atau ideologi Negara Artinya pancasila merupakan satu ideologi yang
dianut oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan
milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu Sebagai filsafat
atau dasar kerohanian Negara, yang merupakn cita-cita bangsa, Pancasila harus
dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan kenyataan dalam penyelenggaraan
hidup kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan kita.Bila terjadi kesenjangan
dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan, kita harus kembali kepada filsafat
Negara Republik Indonesia untuk mencari jalan keluarnya atau untuk meluruskan
kembali.
13
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki ideologi pancasila harus


memahami apa arti dari pancasila itu sendiri, seperti kata Ir.Soekarno pancasila
adalah isi jiwa bangsa indonesia. Maka dari itu pancasila sebagai pandangan hidup
suatu bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila telah melekat dan
mendarah daging pada masyarakat indonesia maka masyarakat indonesia menjadikan
pancasila sebagai pedoman hidup ataupun menjadikan pancasila sebagai perjuangan
utama oleh masyarakat bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna.Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.Saran penulis dalam makalah ini
adalah untuk menambah wawasan bagi para pembaca agar kita sebagai negara
Indonesia mampu menjunjung tinggi dan mengamalkan setiap sila-sila pancasila.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

https://guruppkn.com/prinsip-prinsip-filsafat-pancasila

https://kabarkan.com/filsafat-pancasila/

https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/kesatuan-sila-sila-pancasila.docx

Anda mungkin juga menyukai