Anda di halaman 1dari 4

Materi Kuliah Perekonimian Indonesia

DISTRIBUSI PENDAPATAN

I. FAKTOR-FAKTOR YANG MMPENAGRUHI DISTRIBUSI PENDAPATAN


Adanya peningkatan pendapatan sebagai hasil pembangunan, akan
mempengaruhi dinamika penduduk dan selanjutnya, bagaimana pola dinamika
kependudukan ini sangat mempengaruhi pola distribusi pendapatan.
Secara umum, pola distribusi pendapatan (khususnya dinegara berkembang)
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu;
- Tingkat pendidikan masyarakat
- Struktur produksi
- Pola redistribusi penerimaan pajak.

Tkt pendidikan penduduk


Bila tingkat pendidikan sesuai dgn kebutuhan sebuah perekonomian (pendidikan
penduduk semakin baik) dapatlah diharapkan bhw pola distribusi pendapatan yg
terjadi adalah lebih baik, ketimbang kondisi dimana pendidikan penduduk tidak
sebanding dgn kebutuhan sebuah perekonomian.

Struktur produksi
Untuk NSB yg umumnya lebih banyak memiliki faktor produksi berupa TK,
maka struktur yg mengarah pd penggunaan alat-alat produksi moderen (yg banyak
menggunaan modal), dan modal adalah dimiliki oleh kelompok masyarakat
berpendapatan tinggi akan menghasilkan distribusi pendapatan yg buruk.

Pola redistribusi penerimaan pajak


- Penarikan pajak oleh pemerintah dan dgn cara bagaimana meredistribusikannya
melalui pengeluaran pemerintah, akan berpengaruh terhadap pola distribusi
pendapatan
- Penarikan pajak yg bersifat progresif akan menghasilkan pola dimana
kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi akan terkena beban yg tinggi.
- Bila pola penarikan pajak ini dikombinasikan dgn pola pengeluaran yg
menjamin bahwa benefit yg diterima sebagai akibat pengeluaran tsb adalah
lebih banyak diterima oleh kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, maka
hasilnya akan positif terhadap perbaikan distribusi pendapatan.
- Yang perlu dicatat disini bahwa pola redistribusi penerimaan dari penarikan
pajak ini akan memiliki pengaruh kuat terhadap perbaikan distribusi
pendapatan, apabila peranan pemerintah dlm perekonomian keseluruhan
adalah cukup besar.

1
Materi Kuliah Perekonimian Indonesia

II. UKURAN DISTRIBUSI PENDAPATN


A. PENDEKATAN BANK DUNIA
Bank Dunia membagi keseluruhan jumlah penduduk dalam suatu negara/wilayah
ke dalam tiga kelompok.
1. Kelompok pertama merupakan 20 % penduduk berpenghasilan tertinggi (terkaya).
2. Kelompok kedua merupakan 40 % penduduk berpenghasilan menengah
3. Kelompok ketiga merupakan 40 % penduduk berpenghasilan terendah (termiskin)
Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Bila 40 % penduduk termiskin menikmati kurang dari 12 % PDB maka
dikatakan ketimpangan pembagian pendapatan tinggi.
2. Bila 40 % penduduk termiskin menikmati antara 12 % -17% PDB maka
dikatakan ketimpangan pembagian pendapatan moderat/sedang.
3. Bila 40 % penduduk termiskin menikmati lebih besar dari 17 % PDB maka
dikatakan ketimpangan pembagian pendapatan rendah.

B. PENDEKATAN GINI KOEFISIEN


Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk menghitung kesenjangan
distribusi pendapatan antar masyarakat adalah konsep koefisien Gini (indeks gini).
Gini Koefisien dirumuskan sebagai berikut :
n
GC = 1 - ∑ (Xi – Xi-1)(Yi-1 + Yi)
1
Keterangan Rumus :
GC = Angka Gini Koefisien
Xi = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif dalam kelas ke i
Yi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga kumulatif dalam kelas ke i
Kriteria Nilai Koefisien Gini
Indeks Gini mempunyai nilai dari nol (merata mutlak) hingga 1,0 (tidak merata
mutlak), dengan kriteria :

2
Materi Kuliah Perekonimian Indonesia

0  0,3 : tingkat kesenjangan rendah


0,3 – 0,4 : tingkat kesenjangan moderat
 0,4 : tingkat kesenjangan tinggi

C. KURVA LORENZ
Untuk membentuk sebuah kurva Lorenz, maka diperlukan data/informasi,
misalkan informasi yang tersedia adalah pendapatan dan jumlah penduduk di suatu
negara/wilayah tertentu.
Langkah pertama adalah menyusun penduduk atau individu tersebut secara
berurutan sesuai dengan tingkat pendapatan mereka. Dimulai dari yang paling miskin
sampai yang paling kaya, kurva Lorenz akan memplotkan proporsi dari total
pendapatan yang dikuasai oleh penduduk.
Bentuk kurva Lorenz terlihat seperti pada gambar berikut. Semakin luas daerah A
berarti semakin tinggi derajat ketimpangan/kesenjangan.

Pendapatan
(% kumulatif)

A B

Penduduk (% kumulatif)

Pada Gambar, besarnya kesenjangan digambarkan sebagai luas daerah A atau


daerah di antara garis diagonal dan kurva dibagi dengan luas daerah A+B
Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa bila pendapatan terdistribusikan
secara merata dengan sempurna, maka semua titik pada kurva Lorenz akan berada
pada garis diagonal. Daerah A akan bernilai nol (berhimpit dengan garis diagonal),
dengan demikian angka koefisiennya akan bernilai nol (0). Sebaliknya, jika hanya
satu kelompok saja yang menerima pendapatan, maka luas daerah A akan sama
dengan luas segitiga, sehingga angka koefisien Gini-nya adalah satu (tidak merata
3
Materi Kuliah Perekonimian Indonesia

mutlak).
Dapat dikatakan bahwa suatu distribusi pendapatan dikatakan makin merata jika
nilai koefisien Gini mendekati nol (0), sedangkan semakin tidak merata suatu
distribusi pendapatan, maka nilai koefisien Gini-nya semakin mendekati satu (1).

Anda mungkin juga menyukai