Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis

dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Tn S di ruang Puri Mitra

RSJ Menur Surabaya. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengumpulan data

pengkajian meliputi aspek identitas klien, alasan masuk, faktor predisposisi,

fisik, psikososial status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping,

masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan dan aspel medik. Dalam

pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara dengan Tn. S,

observasi secara langsung terhadap kemampuan dan perilaku Tn. S serta dari

status Tn. S. Selain itu keluarga juga berperan sebagi sumber data yang

mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. S.

Faktor predisposisi dan presipitasi pada klien dengan perilaku kekerasan

yaitu: faktor biologis, psikologis, sosiokultural, mekanisme koping, stresor yang

mencetuskan perilaku kekerasan baik secara internal dan eksternal (Dermawan,

Deden dan Rusdi, 2013). Dari hasil wawancara penyebab Tn. S masuk ke rumah

sakit jiwa dikarenakan stresor dari luar yaitu kekalahan dalam mengikuti lomba.
Tanda dan gejala perilaku kekerasan yaitu muka merah dan tegang,

pandangan mata tajam, mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan,

berbicara kasar, suara tinggi, mengancam seacara verbal maupun fisik, merusak

barang atau benda dan tidak mempunyai kemampuan mencegah atau

mengontrol perilaku kekerasan (Dermawan, Deden dan Rusdi, 2013). Hal ini

juga terjadi pada Tn. S yang mana pada saat dilakukan pengkajian nada bicara

Tn. S tinggi, muka tegang dan mata melotot. Selain itu juga didapatkan data

pada saat pengkajian keluarga mengatakan bahwa pada saat Tn. S kalah dalam

perlombaan Tn. S berbicara kotor (meso) dihadapan banyak orang dan Tn. S

juga memukul istrinya.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat,

walaupun saat ini tidak melakukan perilaku kekerasan tetapi pernah atau

mempunyai riwayat perilaku kekerasan dan belum mempunyai

kemampuan untuk mencegah/mengontrol perilaku kekerasan tersebut

(Sutejo, ).

Masalah keperawatan yang mungkin muncul untuk masalah perilaku

kekerasan adalah (Dermawan, Deden dan Rusdi, 2013) :

a. Harga diri rendah

b. Perilaku kekerasan

c. Koping individu tidak efektif

d. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

e. Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain dan lingkungan


Hal ini sesuai dengan Tn. S selain mengalami perilaku kekerasan Tn. S juga

mengalami koping individu inefektif dan Tn. S mengalami regimen terapeutik

inefektif dengan dibuktikan bahwa Tn. S sudah 3 bulan tidak meminum obat.

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan

penilaian rangkaina asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis

pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan yang dialami pasien

dapat diatasi. Rencana penulis lakukan sama dengan landasan teori,

karena rencana tindakan keperawatan tersebut telah sesuai dengan SP

(Standart Pelaksanaan) yang telah ditetapkan.

Menurut Kusumawati & Yudi (2010) tujuan umum berfokus pada

penyelesaian masalah dari diagnosis keperwatan dan dapat dicapai jika

serangkaian tujuan khusus tercapai. Tujuan khusus merupakan rumusan

kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki. Kemampuan ini

dapat bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien.

Menurut Dermawan, Deden & Rusdi (2013) tujuan umum dari intervensi

perilaku kekerasan adalah dapat mengontrol perilakunya dan dapat

mengungkapkan kemarahannya secara asertif, sedangkan tujuan

khususnya adalah membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi

penyebab dan tanda-tanda perilaku kekerasan, mampu memilih cara

yang konstruktif dalam berespons terhadap kemarahannya, mampu

mendemontrasikan perilaku yang terkontrol, dan memperoleh dukungan

keluarga dalam mengontrol perilaku dan penggunaan obat dengan benar.


Dalam hal ini Tn. S hanya mampu mencapai tujuan khusus

mengidentifikasi penyebab dan tanda-tanda perilaku kekerasan, mampu

memilih cara yang konstruktif dalam berespons terhadap kemarahannya,

mampu mendemontrasikan perilaku yang terkontrol.

4. Implementasi Keperawatan

Tindakan implementasi yang sudah dilakukan antara lain pada tanggal

… September 2018 pertemuan 1 hingga 3 yaitu membina hubungan

saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala yang

dirasakan, mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan,

mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan dan mengidentifikasi

cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (tarik

napas dalam).

5. Evaluasi

Evaluasi klien dengan perilaku kekerasan harus berdasarkan obeservasi

perubahan perilaku dan respon subyektif serta diharapkan klien dapat

mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda-tanda perilaku

kekerasan, akibat perilaku kekerasan, cara yang konstruktif dalam

berespon terhadap kemarahan, demonstrasikan perilaku yang terkontrol,

memperoleh dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku, penggunaan

obat yang benar (Dermawan, Deden & Rusdi, 2013). Pada pelaksanaan

strategi 1 tanggal … September 2018, Tn. S strategi pelaksanaan ke 1

pertemuan 1 hingga 4 yaitu membina hubungan saling percaya,

mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala yang dirasakan,


mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan, mengidentifikasi

akibat dari perilaku kekerasan dan mengidentifikasi cara mengendalikan

perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (tarik napas dalam).

Evaluasi yang dilakukan penulis sesuai dnegan keadaan klien dan

kekurangan penulis tidak bisa mencapai batas maksimal pada rencana

yang diharapkan. dalam melaksanakan strategi pelaksanaan lanjutan,

penulis mendelegasikan kepada perawat yang sedang bertugas diruang

Puri Mitra.

Anda mungkin juga menyukai