Abstrak
Pada paper ini akan dipaparkan sebuah rancangan DoubleBoost dan Double Buck Converter DC-DC
Bidirectional yang mempunyai kemampuan menggandakan tegangan dua kali berturut turut dan dari arah
sebaliknya mampu menurunkan tegangan dua kali berturut turut dimana tegangan pada sisi output dapat
dipertahankan pada nilai tertentu walaupun tegangan baterai pada sisi input mengalami perubahan.Sistem kontrol
yang digunakan adalah PID controller (Proportional, Integrator, Diverative) yang berfungsi mempertahankan
tegangan pada sisi output.Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap double boost dan double buck.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem kendali yang diajukan mampu mempertahankan tegangan keluaran
dengan sangat baik dan konsisten. Variasi perubahan yang dilakukan meliputi: pada mode double boost,
tegangan output dipertahankan pada kisaran 99.9 sampai 100 volt DC dengan perubahan tegangan input yang
turun berturut-turut 24 sampai 16 Volt DC. Sedangkan untuk mode double buck, tegangan output dipertahankan
pada kisaran 2,9 sampai 3 volt DC dengan perubahan tegangan input yang mengalami penurunan berturut-turut
100 sampai 60 volt DC.
Kata Kunci: Konverter DC-DC, Double Boost, Double Buck, Bidirectional, PID Controller
(6)
1. Pada saat saklar dalam posisi on induktor
akan terisi arus.
2. Pada saat saklar dalam posisi off, arus pada Dari persamaan yang sebelumnya, dapat kita
induktor akan dikosongkan. diketahui bahwa, ton + toff = T dan toff = (1–k)T maka
persamaan (6) bisa diubah menjadi:
Induktor akan terhubung singkat dengan
tegangan sumber jika saklar dalam posisi on. Hal
tersebut disebabkan karena semua arus akan (7)
mengalir ke sisi negative melalu saklar elektronik,
dan oleh sebab itu maka arus yang mengalir menuju Persamaan (7) di atas merupakan persamaan
beban R dapat kita abaikan. Persamaan tegangan yang dapat kita gunakan untuk menghitung duty
pada gambar.1 di atas dapat dituliskan sebagai cycle dan tegangan pada sisi input konverter. Dalam
berikut. persamaan tersebut tidak terdapat adanya parameter
frekuensi pensaklaran dan parameter induktor.
(1) Namun dalam hal ini, riak gelombang pada sisi
output sangat dipengaruhi oleh induktor dan
frekuensi pensaklaran. Nilai induktansi sangat
Penyebut dt pada persamaan (1) dapat diganti berhubungan dengan riak arus, sedangkan
menjadi ton seperti persamaan (2) dibawah ini kapasitansi dapat mempengaruhi riak tegangan.
apabila linier. Berikut ini adalah persamaan hubungan antara
induktor dan riak arus:
(2)
(8)
Berdasarkan persamaan (2) di atas maka dapat di
ubah kedalam bentuk persamaan dalam bentuk lain, Jika nilai dari riak arus ∆I dapat kita tentukan
yaitu: terlebih dahulu, maka nilai induktor L dapat kita
peroleh. Perhitungan nilai kapasitor pada rangkaian
L∆I = Vs (3) boost konverter dapat kita lakukan dengan cara yang
sama dengan konverter jenis buck. Caranya adalah
Tegangan input akan menjadi seri dengan induktor L dengan menggunakan perhitungan penurun tegangan
dan beban R apabila saklar dalam posisi padam atau kapasitor, maka diperoleh hubungan seperti
off. Pada kondisi ini induktor akan berubah menjadi persamaan dibawah ini: [6]-[8]
mode pengosongan arus yang sebelumnya berada
dalam mode pengisian arus. Dan induktor akan (9)
berubah fungsi menjadi sumber arus atau sumber
tegangan. Sehingga beban dalam hal ini adalah
resistor R akan disuplay dari dua sumber yang C. Dasar Teori Buck Converter DC-DC
terhubung seri, yaitu sumber tegangan VL dan Vs. Konverter buck adalah jenis konverter yang
Dengan demikian tegangan output pada konverter berfungsi untuk menurungkan tegangan pada sisi
boost akan menjadi lebih tinggi dari tegangan input output, yakni tegangan output yang dihasilkan lebih
dari konverter tersebut. Rentang waktu saat saklar kecil jika dibandingkan dengan tegangan pada sisi
padam adalah toff sehingga persamaan t input. Berikut ini adalah gambar rangkaian dasar
eganganyang digunakan dapat diubah menjadi: dari sebuah buck konverter :
(4)
B-2
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347
(18)
(21)
(11)
Persamaan yang ada pada mode 1 dan mode 2 dapat
kita subtitusikan:
Saat Q padam:
Mode 1. (22)
(12)
Mode 2. (23)
(13)
Dari kedua persaaan di atas maka dapat kita
Pola penyalaannya dapat dituliskan seperti peroleh hasil subtitusinya yaitu sebagai berikut:
persamaan berikut ini:
Duty cycle (k) = rasio antara interval waktu (t) saat
Q on dan periode sistem.
B-3
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347
(24)
(32)
B-4
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347
B-5
Prosiding SENTIA 2015 – Politeknik Negeri Malang Volume 7 – ISSN: 2085-2347
G. Daftar Pustaka
B Suprianto, MAshari, MHPurnomo, MPujiantara,
HSAtmojo, Uniform current distribution
control using fuzzy logic for parallel connected
non identic DC-DC converters, Innovative
Computing, Information and Control, 2007.
ICICIC'07, Kumamoto - Japan, 2007.
B Sujanarko,MAshari,MHPurnomo, Universal
Algorithm Control for Asymmetric Cascaded
Multilevel Inverter, International Journal of
Computer Applications (0975–8887) 8 (15),
2010.
CV Nayar,MAshari, Phase Power Balancing of a
diesel generator using a bidirectional PWM
Inverter IEEE Power Engineering Review 19
(11), 46-46, 1999
R Syahputra,I Robandi,M Ashari, Reconfiguration
of distribution network with DG using fuzzy
multi-objective method, Innovation
Management and Technology Research
(ICIMTR), Malaysia, 2012
B-6