Anda di halaman 1dari 3

Pemanfaatan Natrium Karboksil Metil Selulosa Dan Pati Pisang Kepok

Sebagai Matriks Obat Lepas Lambat Pada Obat Natrium Diklofenak

A. Latar Belakang
Bentuk sediaan lepas lambat banyak mendapat perhatian karena selain dapat
mengurangi efek samping, juga dapat memberikan fungsi lain yaitu mengurangi atau
menjarangkan jumlah penggunaan, mengurangi fluktuasi kadar obat dan secara umum
dapat meningkatkan kenyamanan bagi pasien (Welling, 1997).
Pembuatan suatu matriks dengan obat berada didalamnya atau tercampur
homogen dengan bahan matriks merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
membuat sediaan lepas lambat. Berbagai macam matriks hidrofilik sintetik turunan
selulosa diantaranya: Natrium Karboksimetilselulosa (NaCMC), polimetilmetakrilat
dan bahan–bahan alam seperti xanthan gum, guargum, chitosan, telah banyak
digunakan dalam berbagai penelitian. Dalam hal ini matriks hidrofilik akan
mengembang (swelling) dan mengalami erosi, kedua proses ini akan mengontrol
kecepatan pelepasan obat.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam formulasi sediaan lepas lambat adalah
faktor fisikokimia, biologi, dan farmasetik (Shargel, dkk., 1999). 1. Faktor fisikokimia
yang mempengaruhi formulasi bentuk sediaan lepas lambat per oral adalah : dosis,
ionisasi, pKa dan kelarutan, koefisien partisi, stabilitas. 2. Faktor-faktor biologi yang
mempengaruhi formulasi bentuk sediaan lepas lambat per oral adalah : waktu paruh
(t½), absorbsi, distribusi, metabolisme, jendela terapetik. 3. Faktor biofarmasetik Profil
pelepasan obat pada sediaan lepas lambat diharapkan sesuai dengan kinetika orde nol
baik secara in vitro maupun in vivo, namun sebagian besar tidak menunjukkan hal yang
sama antara in vitro dan in vivo. Hal ini disebabkan karena beberapa proses alami yang
tidak dapat diperkirakan dalam saluran cerna yaitu pada lambung, dan usus.
Indonesia kaya akan sumber tanaman penghasil pati, tetapi pemanfaatannya
sebagai eksipien dibidang farmasi masih sangat kurang. Pati merupakan karbohidrat
yang tersebar dalam tanaman terutama tanaman berklorofil. Banyaknya kandungan pati
pada tanaman tergantung asal pati tersebut. Pati umumnya hanya digunakan dalam
sediaan padat seperti tablet sebagai pengisi, penghancur, dan pengika. Pisang kepok
mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 70%-80%. Pisang yang digunakan
adalah pisang tua sebab kandungan patinya 21-25%. Biasanya pisang yang dibuat pati
adalah yang tidak tinggi kadar gulanya dan belum masak sehingga karbohidratnya tidak
berupa gula sehingga cocok dibuat pati.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pati pisang kepok mengandung
kadar amilopektin yang tinggi yaitu 89,84%. Amilopektin ini berhubungan dengan daya
pengembangan pati. karena pati tersebut di dalam air akan menyerap air dan
membentuk gel yang berfungsi sebagai barier penghambat pelepasan zat aktif. Dengan
demikian pati pisang kepok diperkirakan dapat digunakan sebagai matriks dalam
sediaan lepas lambat.
Natrium diklofenak merupakan suatu anti radang non steroid (Non steroid
antiinflamatorydrugs, NSAID) yang merupakan suatu turunan asam fenil asetat.
Natrium diklofenak digunakan pada pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.
Obat-obat ini cepat diserap sesudah pemberian secara oral, tetapi bioavailabilitas
sistemiknya antara 30-70 %. Absorpsi Natrium diklofenak melalui saluran cerna
berlangsung cepat dan lengkap, waktu paruh singkat yakni 1-3 jam. Untuk
mendapatkan konsentrasi efektif obat maka dapat dibuat dalam bentuk sediaan lepas
lambat. Natrium diklofenak diserap secara cepat dan sempurna dalam lambung
disamping itu sifat natrium diklofenak yang menunjang untuk dibuat sediaan lepas
lambat yaitu waktu paruh di plasma pendek (1,5 jam), dan penggunaan dosis tidak
terlalu besar sehingga cocok dibuat sediaan lepas lambat.
Pada umumnya obat-obat yang cocok digunakan menjadi sediaan lepas lambat
ialah obat yang memiliki laju absorbsi dan ekskresi yang tinggi, obat yang dosisnya
relatif kecil, dan obat yang digunakan untuk mengobati keadaan kronik daripada akut
(Ansel, 1985). Berdasarkan hal tersebut, maka natrium diklofenak dapat diformulasikan
menjadi obat sediaan lepas lambat.
Natrium Karboksi metil selulosa adalah garam natrium dari polikarboksilmetil
eter selulose, mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 9,5 %, natrium
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Merupakan serbuk atau granul, putih
sampai krem; higroskopik. Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal;
tidak larut dalam etanol, dalam eter dan pelarut organik lain (Anonim, 1995).
Merupakan matriks hidrofilik dimana mekanisme pelepasan obatnya melalui erosi
bentuk gel dan terdisolusi dalam media air serta malalui difusi melewati lapisan matriks
terhidrasi (Collett & Moreton, 2002).
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian untuk memformulasi
tablet lepas lambat natrium diklofenak menggunakan Natrium Karboksi Metil Selulosa
sebagai matriks. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah sediaan lepas lambat
Natriun diklofenak yang dibuat dengan matriks Natrium Karboksi metil selulosa
memenuhi persyaratan dan mengetahui kinetika pelepasan zat aktif dari matriksnya.
B. Metodologi Penelitian
Persiapan alat dan bahan
Peralatan yang digunakan adalah spektrofotometer UV (Shimadzu), alat uji dissolusi
(Hanson Research SR 8 plus), penangas air, oven (memmert), viskometer Stormer,
timbangan analitik (Denver instrument), mesin cetak tablet Single punch, alat uji
kekerasan (Stokes Monsato), desintegration tester (Pharma test), Roche friability tester,
jangka sorong, Infrared moisture balance model F- 1B, tap density tester (electrolab
ETD 1020), piknometer, alat enslin, dan alat-alat kaca yang biasa digunakan di
laboratorium.
Bahan-bahan yang akan digunakan adalah natrium diklofenak (Kimia Farma), Na CMC
(Brataco), Mg stearat, Pati pisang kepok/PVP, dapar fosfat pH 6,8 dan aquadest.
Isolasi Pati dari pisang kepok
Pisang kepok umur 80-90 hari atau ¾ penuh dikupas dan ditimbang sebanyak
2000 gram dan dipotong dalam bentuk balok segera direndam dalam air. Setelah itu
pisang yang direndam tadi dihancurkan dengan blender menjadi bubur pisang. Untuk
memudahkan penghancuran ditambahkan air dengan perbandingan pisang:air adalah
1:1. Selanjutnya bubur pisang diperas dengan kain saringan dan ampas nya
ditambahkan air kembali lalu disaring dengan kain saringan. Filtrat yang diperoleh
digabung dan dibiarkan mengendap selama 6-8 jam. Selanjutnya pati hasil
pengendapan dicuci dengan air 2-3 kali sampai dihasilkan pati yang berwarna putih
(putih kekuningan). Pati pisang basah yang diperoleh dikeringkan dengan oven pda
suhu 40oC selama 48 jam. Pati pisang yang telah kering dihaluskan dan diayak dengan
ayakan 80mesh dan disimpan ditempat yang kedap untuk menghindari kerusakan.

Formulasi Pembuatan Tablet Lepas Lambat


Pembuatan tablet:
Matriks tablet dibuat dengan metoda granulasi basah, dimana zat aktif (natrium
diklofenak) dan matriks Natrium Karboksi metil selulosa (Na. CMC) dicampur. Lalu
tambahkan pati pisang kepok sebagai pengikat sampai diperoleh massa lembab yang
dapat dikepal. Massa lembab dilewatkan ke ayakan 12 mesh untuk membentuk granul.
Granul yang terbentuk dikeringkan pada temperatur 60º C selama 2 jam. Granul kering
kemudian dilewatkan pada ayakan mesh 14 lalu dicampur dengan magnesium stearat
0,5% dan diaduk sampai homogen. Granul kemudian dievaluasi meliputi kecepatan
aliran granul, profil pemampatan, daya kompresibilitas, daya penyerapan cairan dan
kandungan air. Granul dicampur dengan fasa luar magnesium stearat sampai homogeny
lalu dicetak dengan mesin tablet single punch dengan kekerasan 5-7 kg/cm². Tablet
yang diperoleh dievaluasi meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran,
kekerasan, kerapuhan, desintegrasi, keseragaman kandungan dan kadar zat aktif.
Penetapan profil disolusi natrium diklofenak
Penetapan profil disolusi sediaan tablet lepas lambat natrium diklofenak
dilakukan dengan metode dayung dengan kecepatan dayung 75 rpm, medium dapar
fosfat pH 6,8 sebanyak 900 mL dan suhu 37± 0,5⁰C. Pengambilan sampel dilakukan
pada menit ke 5, 15, 30, 45, 60, 120, 180, 240, 360, 480, 600 dan 720. Kadar yang
terdisolusi ditetapkan dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang serapan
maksimum 275,6 nm. Profil disolusi tablet lepas lambat natrium diklofenak ditentukan
dengan persamaan Korsmeyer-Peppas.

Sebut Saja Saya Hara


(seperti “Hara”pan saya bisa dibimbing oleh Ibu )

Anda mungkin juga menyukai