Anda di halaman 1dari 14

Blog Onoq Chokem

Rabu, 26 Desember 2012


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ACARA 3


TENTANG ANALISIS KUANTITATIF MIKROBA

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Tujuan praktikum ...................................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................................
III. MATERI DAN METODE .....................................................................................
3.1 Materi........................................................................................................................
3.2 Metode ......................................................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................
4.1 Hasil ..........................................................................................................................
4.2 Pembahasan..............................................................................................................
V. PENUTUP ...............................................................................................................
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................
5.2 Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dibawah
mikroskop. Salah satu jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan organisme
uniselular yang tumbuh dengan cara pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris.
Untuk mempermudah penghitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri
tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut.

Kehadiran mikrobia pada makanan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Ada
hasil metabolisme spesies mikrobia tertentu pada makanan dibutuhkan dan digemari oleh
manusia. Akan tetapi ada beberapa species yang dapat merusak makanan dengan pembusukan
atau menghasilkan toksin yang berbahaya bagi manusia. Setiap produk yang dihasilkan oleh
mikrobia tergantung jumlah mikrobia yang terkandung dalam suatu bahan atau lingkungan.

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui
mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Ada beberapa
cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan perhitungan jumlah sel,
perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa sel secara tak langsung.
Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu dengan hitungan mikroskopik,
MPN (Most Probable Number), dan hitungan cawan (Fardiaz, 1989). Dari ketiga metode tersebut
metode hitungan cawan paling banyak dan mudah digunakan. Oleh karena itulah, pada acara
praktikum mikrobiologi dasar untuk perhitungan koloni kali ini menggunakan metode hitungan
cawan.
Pada pemeriksaan sutu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan mutu bahan baku,
proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan maknan. Metode penghitungan sangat
banyak, hanya biasanya metode yang di pilih adalah di sesuaikan dengan kepentingan
pemeriksaan, kecepatan dan ketetpatan hasil pemeriksaan. Metode penghitungan tersebut
adalah.
1. Metode hitung bakteri.
Metode ini dapat di kerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas
metabolisme.
a. Angka lempeng total
b. Pengenceran, Most Probable Number (MPN)
c. Aktivitas metabolik
2. Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi :
a. Berat kering bakteri
b. Kekeruhan : berdasarkan jumlah sinar yang di serap pada panjang glombang tertentu
c. Hitung partikel elektronik
d. Hitung mikroskop langsung
e. Volume sel
Dari sejumlah metode di atas beberapa saja yang di gunakan untk pemeriksaan yang rutin yaitu:
1. Angka lempeng total”Pour Plate”
Digunakan untuk menghitung bakteri dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Satu koloni bakteri hidup di hitungsatu sel bakteri
b. Satu sell hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni bakteri pada lepeng petri dish
c. Di hitung jumlah koloni antara 30-300 koloni . Apabila kurang maka di hitung jumlah koloni
yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka perlu dilakukan pengenceran.
2. Htung bakteri dengan”spred plate”
Proses hitung bakteri dengan metode iniadalah meratakan bakteri yang terdapat di dalam sampel
dengan volume tertentudi atas permukaan tertentu ditas permukaan media yang sesuai.
3. Most probable Number(MPN)
Adalah penghitungan bakteri dengan cara menggunakan variasi jumlah tabung yang sudah ada di
dalam setandar.

I.2 Tujuan Praktikum


Untuk dapat menentukan jumlah mikroba dalam sampel dengan metode SPC(Standar
Plate Count) tu menghitung jumlah koloni.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif
koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan
metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis
merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat
dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung
yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi
satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat
pada sampel(Penn,1991).
Fardiaz (1989) menyatakan ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung
atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat dibedakan atas
beberapa kelompok yaitu :
A.Perhitunganjumlahsel
1.Hitunganmikroskopik
2.Hitungan cawan
3.MPN (Most Probable Number)
B. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan (turbidimetri)
C. Perhitungan massa sel secara tidak langsung
1. Analisis komponen sel
2. Analisis produk katabolisme
3. Analisis konsumsi nutrien
Dari metode-metode tersebut, metode hitungan cawan paling banyak digunakan. Hal ini
disebabkan metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk menghitung
jumlah mikroba karena:
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin
berasal dari satu sel dengan penampakan pertumbuhan yang spesifik.
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikrobia yang masih
hidup pada metode agar, sehingga sel mikrobia tersebut akan berkembang biak dan membentuk
koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop (Fardiaz, 1993).
Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu :
1. Metode tuang (pour plate)
2. Metode permukaan (surface / spread plate)
Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu pengenceran agar jumlah
koloni mikrobia yang ada pada cawan dapat dihitung dan sesuai standar, yaitu berjumlah 30 –
300 per cawan. Pengenceran dilakukan secara decimal yntuk memudahkan perhitungan.
Perhitungan metode cawan menggunakan rumus sebagai berikut :
Faktor pengenceran = pengenceran x jumlah yamg ditumbuhkan
Jumlah koloni (SPC) = jumlah koloni x
Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut
“Standard Plate Count” yang menjelaskan cara menghitung koloni pada cawan serta cara
memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalan suatu contoh.
Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 sampai
300.
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar
dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.
3. suatu deretan (rantai) kolini yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu
koloni.
Sedangkan data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti peraturan sebagai berikut :
1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama dibelakang koma dan
angkan kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga sama dengan atau lebih besar dari 5, harus
dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka kedua.
2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka kurang dari 30 pada
cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang terendah yang dihitung. Hasilnya
dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang
sebenarnya harus dicantumkan.
3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih besar dari 300
pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi yang dihitung. Hasilnya
dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang
sebenarnya harus dicantumkan.
4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30 dan
300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih
kecil atau sama dengan 2, yang digunakan adalaha rata-ratanya. Jika perbandingan antara hasil
tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya
hasil terkecil.
5. Jika digunakan dua cawan Petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua
cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi syarat diantara 30 dan300.

Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti bentuk,
susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang
tumbuh di permukaan medium adalah (Dwidjoseputro, 1978) :
1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada pula yang
melebar sampai menutup permukaan medium.
2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata, ada yang tidak
rata.
3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang
timbul yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.
4. Halus kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya
kasar dan tidak rata.
5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya
suram.
6. Warna. Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.
7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.

Pada praktikum ini, bakteri yang akan dihitung koloninya adalah Escherichia Coli yang
merupakan bakteri gram negative berbentuk batang, bersifat anaerobic fakultatif. Ukurannya
berkisar pada 0,6 x 2,0-3,0 µm (Pelczar, 1986). E. Coli secara normal terdapat didalam usus
besar dan termasuk bakteri kolform.
Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan
manusia. Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan
kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah
jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain (Hadioetomo,
1993).

BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Materi
1. alat
a. Nutrien agar
b. Aquades
c. Tabung reaksi
d. Cawan petri
e. Pipet ukur 1 ml
2. Bahan
a. Lampu bunsen
b. Kapas
c. Sampel
d. Larutan NaCl 0,85%
e. Kultur bakteri dalam media cair

3.2 Metode
A. Perhitungan dengan metode hitung SPC
1. Dengan menggunakan pipet steril dilakukan prngenceran bahan pemeriksaan seri 10-2, 10-3 dan
seterusnya
2. Diambil 1 ml dari masing –masing seri pengenceran
3. Tambahkan 10-15 ml Nutrien Agar cair suhu 450c pada setiap petri dish
4. Campurlah dengan cepat antara sampel yang telah diencerkan dengan media, kemudian
digoyang dengan gerak memutar diatas bidang datar
5. Tunggu sampai media beku sempurna, inkubasi 370c selama 24-28 jam
6. Hitung jumlah koloni
B. Perhitungan dengan Metode Spread Plate
1. Dengan menggunakan pipet steril dilakukan pengenceran bahan pemeriksaan seri 10-2, 10-3 dan
seterusnya
2. Diambil 0,1 ml dari masing- masing seri pengenceran
3. Tambahkan 10-15 ml Nutrien Agar cair suhu 450c pada setiap petri dish
4. Campurlah dengan cepat antara sampel yang telah diencerkan dengan media, kemudian
digoyang dengan gerak memutar diatas biidang datar
5. Tunggu sampai media beku sempurna, inkubasi 370c selama 24-28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan metode di atas maka di
dapatkan hasilnya adalah sebagai berikut :
Perhitungan Koloni Bakteri (Kelompok 8)
No. Pengenceran Jumlah Koloni
E.Colli
Pengenceran 10ˉ1
Pengenceran 10-2
Jumlah koloni (SPC) dengan sampel susu sapi yang di setrilisasi dengan suhu 370C dengan
pengenceran 1o-1 jumlah koloni yang didapati 19, dan dengan pengenceran 10-2 junlah koloni
yang didapati adalah 37
∑ per ml = Jumlah koloni/pesteilisasi
Jumlah koloni ×1/pengenceran
Penyelesaian
1. 19×1/10-1 =190/19.10-1 CFV/ml
2. 37×1/10-2 =3.700 CFV/ml atau 37.102 CFV/ml

4.2 Pembahasan
Metode hitungan cawan dilaksanakan dengan mengencerkan sampel suspensi bakteri
Escherichia Coli dan Lactobacillus Acid kedalam larutan garam fisiologi (NaCl) 0,85 %.
Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada cawan tersebut dalam
jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah antara 30 sampai 300 sel mikrobia
per ml, per gr, atau per cm permukaan (Fardiaz, 1993). Prinsip pengenceran adalah menurunkan
jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, makin sedikit sedikit
jumlah meikrobia, dimana suatu saat didapat hanya satu mikrobia pada satu tabung (Waluyo,
2004).

Larutan yang digunakan untuk pengenceran harus memilki sifat osmotik yang sama
dengan keadaan lingkungan asal mikrobia untuk menghindari rusaknya sel, selain itu juga harus
dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel selama pengenceran. Selain menggunakan larutan
garam fisiologi (NaCl) 0,85 %, pengenceran juga dapat dilakukan dengan menggunakan larutan
fosfat buffer, larutan Ringer, atau akuades. Namun penggunaan akuades sebaiknya dihindari
karena dapat mengakibatkan rusaknya sel akibat perbedaan tekanan osmotik, karenanya
pelaksanaan pengencerannya harus cepat. Kedalam larutan pengencer juga dapat ditambahkan
butir-butir gelas (glass beads) atau pasir putih yang disterilisasi bersama dengan larutan tersebut
untuk melarutkan bahan yang sukar larut.

Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pengenceran desimal yaitu 10-
1, 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5. Dan yang diplating dan diamati adalah pengenceran 10-3, 10-4, dan
10-5. Hal ini karena diperkirakan koloni yang terbentuk oleh Escherichia Coli berada pada
jumlah yang dapat dihitung pada pengenceran tersebut. Selain itu, perhitungan jumlah koloni
akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal.

Selanjutnya dari masing-masing tabung pengenceran diambil 1 ml untuk dilakukan


penanaman atau plating pada media NA secara aseptik. Plating atau penanaman bakteri adalah
proses pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru (Dwidjoseputro, 1978). Pada
penanaman bakteri dibutuhkan kondisi aseptis atau steril, baik pada alat maupun proses, untuk
menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikrobia yang tidak diinginkan. (Fardiaz, 1993).

Media NA digunakan karena merupakan media yang paling cocok untuk kultur bakteri.
Selanjutnya cawan petri diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37 ºC dalam keadaan terbalik.
Cawan petri diinkubasi dalam keadaan terbalik untuk menghindari kontaminasi dari air yang
mengembun diatas cawan petri yang mungkin menetes jika cawan petri diletakan pada posisi
normal. Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikrobia maksimal yang dapat
dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa inkubasi, sel yang
masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh mata.

Prinsip perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat pengenceran semakin
rendah jumlah koloni bakteri. Dengan kata lain tingkat pengenceran berbanding terbalik dengan
jumlah koloni bakteri. Berdasarkan hasil pengamatan perhitungan koloni bakteri Escherichia
Coli dari kelompok 5 hasil perhitungannya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
pengenceran semakin sedikit jumlah bakteri. Namun pada perhitungan koloni bakteri
Lactobacillus Acid kelompok 5 mengalami kegagalan, karena jumlah bakteri berbanding lurus
dengan tingkat pengenceran. Hal ini disebabkan terjadinya kontaminan yang berasal dari alat
yang digunakan, praktikan ataupun udara. Selain itu bisa juga disebabkan oleh kurangnya
kecermatan dan ketelitian praktikan baik dalam proses praktikum ataupun perhitungan.

Dari hasil didapat bahwa jumlah koloni bakteri yang terdapat dalam 1 ml kultur E. Coli
sampel adalah 188 x 1012 koloni. Menurut Dwidjoseputro (1978), Escherichia Coli mengadakan
divisio atau pembelahan biner sel setiap 20 menit. Berdasarkan hal itu, maka dapat diperkirakan
jumlah E. Coli setelah 2 hari adalah 2 x 272. Sedangkan jumlah koloni bakteri Lactobacillus
Acid dari hasil perhitungan adalah 401 x 1012.
Metode hitungan cawan juga mempunyai kelemahan, yaitu (Fardiaz, 1993) :
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena beberapa
sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
2. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan niali yang berbeda
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni
yang kompak dan jelas, tidak menyebar
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari sehingga pertumbuhan koloni dapat
dihitung.
BABA V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah tertera di atas dapat di ambi beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pengenceran merupakan salah satu faktor yang penting dalam penghitungan koloni.
2. Prinsip perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat pengenceran semakin rendah
jumlah koloni bakteri.
3. Media NA digunakan karena merupakan media yang paling cocok untuk kultur bakteri.
4. Koloni adalah kumpulan dari mikrobia yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti bentuk,
susunan, permukaan, dan sebagainya
5.2 Saran
Sebaiknya proses praktikum dilakukan dengan lebih aseptis untuk mengurangi kontaminan agar
data yang didapat lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan; Jakarta.


Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.
Schlegel, H., G. 1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta.
Suriawiria, Unus. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit Angkasa; Bandung.

Diposkan oleh Onoq Chokem di 02.55


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼ 2012 (4)
o ▼ Desember (4)
 <!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...
 LAPORAN ILMU MAKANAN TERNAK GERMINASI PADA BIJI
KE...
 LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
 ANALISA PROKSIMAT PAKAN

Mengenai Saya

Onoq Chokem
Lihat profil lengkapku
Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai