Bagas Tebu Star Bio PDF
Bagas Tebu Star Bio PDF
ABSTRACT
The bagasse has potential as an alternative feed for ruminant. However, though the high of the crude fibre and the very
low in the nutritional value make them very limited in using for animal feed. To overcome the problem in order to increase
nutritional value was the fermentation technology by the application of the starbio inoculums. The objective of the research
was to observe the nutrition qualities of the bagasse with aplication of different levels of starbio. The experimental design
was a completely Randomized Design with 4 treatments i.e. P0 (bagasse + 0% Starbio), P1 (bagasse+ 0.2% starbio),
P2 (bagasse+ 0.4% Starbio), P3 (bagasse+ 0.6% Starbio) and each treatment has 5 replication, The parameters measured
were pH, dry matter (DM), crude protein (CP), ether extract (EE) crude fiber (CF), ash and Nitrogen Free Extract (NFE).
The results of the research indicated that pH of the fermentation was very good (3.37-3.67), DM (66.59-68.73%), and
CP 1.47-1,97%. However, there was no effect on EE, CF, ashes and NFE. The addition of 0.6% starbio was the best result to
increase CP but did not affect on ash content.
59
RAFLES, dkk Jurnal Peternakan
60
Vol 13 No 2 NILAI NUTRISI AMPAS TEBU
61
RAFLES, dkk Jurnal Peternakan
dapat menghasilkan molekul air dan CO2. tebu fermentasi dengan jamur tiram putih
Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan (pleuretus ostreorus) adalah 3,1%, tetapi
(Zumael, 2009) penggunaan nutrisi dari tidak jauh berbeda yang dilaporkan
substrat oleh mikroba sebagai sumber Tarmanto (2009) fermentasi menggunakan
karbon, nitrogen dan mineral serta 0,6% starbio pada ransum kelinci
dilepaskannya CO2 dan energi dalam menghasilkan kandungan protein kasar
bentuk panas yang menguap bersama 2%.
partikel air.
Kandungan Lemak Kasar Ampas Tebu
Hasil penelitian ini lebih rendah dari
Fermentasi
yang dilaporkan Ghafur (2009) pada
ampas tebu yang difermentasi Tabel 1 memperlihatkan tidak terjadi
menggunakan starbio 0,6% menghasilkan perubahan LK seiring dengan
bahan kering 69,24-79,24%. Penelitian penambahan starbio, dengan kandungan
yang dilaporkan Rayhan dkk (2013) pada lemak kasar 0,48-0,59%. Tidak adanya
fermentasi ampas tebu menggunakan pengaruh kandungan LK seiring dengan
Phanerochaete chrysosporium menghasilkan penambahan starbio diduga selama proses
bahan kering 35,92-46,48%. ensilase tidak banyak terjadi pemecahan
lemak menjadi asam lemak, di samping
Kandungan Protein Kasar Ampas Tebu itu Bakteri Asam Laktat (BAL) belum
Fermentasi memanfaatkan lemak kasar yang ada pada
substrat sebagai energi (sumber energi
Semakin tinggi penambahan level
untuk BAL adalah gula). Menurut
starbio ke dalam fermentasi ampas tebu
Mulyani dkk. (2009) BAL dianggap
semakin tinggi peningkatan kandungan
memiliki aktifitas lipolisis yang lebih
protein kasar dengan nilai 1,54-1,97%.
rendah dibandingkan bakteri lainnya.
Kandungan PK tertinggi terdapat pada P3
Kandungan LK penelitian ini lebih
(0,6% starbio), hal ini diduga semakin
rendah dengan yang dilaporkan Amiroh
banyak starbio yang ditambahkan maka
(2008) ransum komplit yang berasal dari
akan semakin banyak enzim protease
limbah tebu fermentasi lemak kasar
yang dihasilkan. Starbio mengandung
adalah 2,0%, tidak jauh berbeda dengan
mikroba proteolitik yang akan memecah
yang dilaporkan Tarmidi dan Hidayat
protein menjadi asam amino dan produk
(2002) ampas tebu yang difermentasi
lainnya. Kusumaningrum dkk. (2012)
menggunakan jamur tiram putih
menyatakan peningkatan kadar protein
menghasilkan lemak kasar 1,5%.
pada ransum fermentasi disebabkan
adanya kerja mikroba dan adanya
Kandungan Serat Kasar Ampas Tebu
penambahan protein yang terdapat pada
Fermentasi
sel mikroba itu sendiri. Selanjutnya Sukara
dan Atmowidjojo (1980) menjelaskan Tidak terjadi penurunan kandungan
mikrobia yang mempunyai pertumbuhan serat kasar seiring dengan penambahan
dan perkembangbiakan yang baik akan level starbio. Hal ini diduga ampas tebu
dapat mengubah lebih banyak komponen memiliki kandungan lignin (13,74-21,58%)
penyusun media menjadi massa sel dan selulosa (28,75-40,07%) yang tinggi
sehingga akan terbentuk protein yang dan berstruktur kristal sehingga
berasal dari tubuh kapang itu sendiri dan penambahan starbio sampai 0,6% belum
pada akhirnya akan meningkatkan protein mampu menghasilkan enzim selulase
kasar dari bahan yang cukup untuk menurunkan
kandungan serat kasar ampas tebu
Hasil penelitian ini lebih rendah dari
fermentasi. Soejono dkk (1985)
yang dilaporkan Tarmidi dan Hidayat
menyatakan bakteri selulolitik
(2002) kandungan proteian kasar ampas
menghasilkan enzim selulase yang dapat
62
Vol 13 No 2 NILAI NUTRISI AMPAS TEBU
63
RAFLES, dkk Jurnal Peternakan
Febrina. D., J. Handoko dan Erizal. 2013. Pertiwi, S. 2010. Pengaruh Penggunaan Ampas
Kandungan Nilai Nutrisi Limbah Ganyong (Canna Edulis Kerr) Fermentasi
Perkebunan Kelapa Sawit dan dalam Ransum terhadap Kecernaan Bahan
Agroindrustri yang Difermentasi Kering dan Bahan Organik Domba Lokal
Menggunakan Starbio dengan Lama Jantan. Skripsi. Program Studi Peternakan.
Pemeraman yang Berbeda. Prosiding Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas
Seminar Nasional “Fakultas Pertanian dan Maret. Surakarta.
Peternakan UIN SUSKA RIAU” hal 107–
113. Plantus. 2008. Fermentasi Ampas Tebu Untuk
Pakan Ternak. http ://www.fermentasi
Ghafur, A,M. 2009. Nilai Kecernaan In Vivo aneka plantasia cybermedia clips .htm .
Ransum Kelinci New Zealand white Jantan Diakses tanggal 2 Juni 2016.
yang Menggunakan Bagasse Fermentasi.
Jurusan Ilmu Peternakan. Fakultas Rayhan, M. W., Suryapratama, dan T. R.
Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Sutardi. 2013. Fermentasi ampas tebu
Surakarta. (bagasse) menggunakan Phanerochaete
chrysosporium sebagai upaya meningkatkan
Imsya. A dan R. Palupi. 2009. Pengaruh Dosis kecernaan bahan kering dan kecernaan
Starter Fermentasi Cair terhadap bahan organik secara invitro. Jurnal Ilmiah
Kandungan Lignin, Selulosa, Hemiselulosa, Peternakan. 17:2:82.
Pelepah Sawit. Majalah Ilmiah Sriwijaya.
13(5). Ritonga, H. 1992. Beberapa Cara
Menghilangkan Mikroorganisme Patogen.
Jaelani.A., A. Gunawan., I. Asriani. 2014. Majalah Ayam dan Telur N. 73: 24-26.
Pengaruh Lama Penyimpanan Silase Daun
kelapa Sawit terhadap Kadar Protein dan Sandi. S, E. B. Laconi, A. Sudarman, K.G.
Serat Kasar. Ziraa’ah. 39(1):8-16. Wiryawan dan D. Mangundjaja. 2010.
Kualitas Nutrisi Silase Berbahan Baku
Kusuma, J. K. 2009. Pengaruh Tingkat Singkong yang Diberi Enzim Cairan
Penggunaan Ampas Tebu (Bagasse) Rumen Sapi dan Leuconostoc mesenteroides.
Fermentasi dalam Ransum terhadap Media Peternakan. 33(1): 25-30.
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan
Organik pada Domba Lokal Jantan. Skripsi. Soejono, M, R. Utomo dan S.Priyono. 1985.
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap
Maret. Surakarta. Kecernaan In Vitro Bagasse. Proc. Seminar
Pemanfaatan Limbah Tebu untuk Pakan
Kusumaningrum, M., Sutrisno, C.I. dan Ternak. Pusat Penelitian dan
Prasetiyono, B.W.H.E. 2012. Kualitas Kimia Pengembangan Ternak. Grati.
Ransum Sapi Potong Berbasis Limbah
Pertanian dan Hasil Samping Pertanian Steel and Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur
yang Difermentasi dengan Aspergillus Statistika. Gramedia Utama. Jakarta.
Niger. Animal Agriculture Journal. 1:109-119.
Sukara, E dan A. H. Admowidjojo. 1980.
Mulyani. S., A. Azizah dan A.M. Legowo. Pemanfaatan Ubi Kayu untuk
2009. Profil, Kolestrol, Kadar Protein, dan Produktivitas Enzim ansilase dan Protein
Tekstur Keju Menggunakan muchor miechei Tunggal ; Optimasi Nutrisi untuk Proses
sebagai sumber Koagulan. Seminar Fermentasi Substrat Cair dengan
Kebangkitan Peternakan. Fakultas Menggunakan Kapang Rhizopus. Seminar
Peternakan. Universitas Diponegoro. Nasional UPT-EPG-Lampung.
Semarang.
Suparjo. 2008. Teknologi Pemanfaatan Limbah
Pangestu, E.2003. Evaluasi potensi nutrisi untuk Pakan. Artikel. Laboratorium
fraksi pucuk tebu pada ternak Makanan Ternak Fakultas Peternakan
ruminansia.Media.Peternakan.5:65-70. Universitas Jambi. Jambi.
64
Vol 13 No 2 NILAI NUTRISI AMPAS TEBU
65