Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH MEDIA SOSIAL

TERHADAP PROFESI GURU

Oleh;

Zurniati, S.Pd.I

Tema:
“ Masalah, Solusi dan Tantangan Terhadap Perlindungan Profesi Guru”

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI


DINAS PENDIDIKAN ACEH
SMA NEGERI 1 TANAH LUAS
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengaruh Media
Sosial Terhadap Profesi Guru”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
mengikuti seleksi Bimibingan Teknis (BIMTEK) Perlindungam Profesi Guru
Kemdikbud Tahun 2018.
Berbagai pihak telah banyak memberikan bantuan serta masukan sehingga
proposal ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Laisani, M.Pd, sebagai Kepada Dinas Pendidikan Aceh yang telah
mendukung kegiatan ini.
2. Bapak Drs. Hasbi, MSM sebagai Kepala SMA Negeri 1 Tanah Luas yang
telah mengizinkan mengikuti seleksi Bimtek Perlindungan Profesi Guru
Kemdikbud Tahun 2018.
3. Teman-teman seperjuangan guru SMA Negeri 1 Tanah Luas yang telah
memberikan dukungan dan masukan yang sangat berharga terhadap penulisan
makalah ini.

Demikianlah yang dapat peneliti sampaikan, semoga tulisan ini lolos


seleksi. Atas kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tulisan ini dimasa yang akan datang.

Tanah Luas, Februari 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii


DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................ 3


A. Media Sosial ............................................................. 3
B. Profesi Guru ............................................................ 5
C. Pengaruh Media Sosial terhadap Profesi Guru ... 7

BAB III PENUTUP ...................................................................... 9


A. Kesimpulan .............................................................. 9
B. Saran ........................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Guru adalah seorang pendidik yang digugu dan ditiru, dikarenakan guru
merupakan seorang professional dengan tugas yang diembankan kepadanya
untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didiknya dari sekolah yang terendah sampai yang tertinggi.
Guru memiliki kepribadian yang akan selalu jadi bahan pertimbangan untuk
melakukan sesuatu, karena setiap gerak gerik guru akan dinilai oleh peserta
didik, baik dari sifat, sikap dan karakter pendidik itu sendiri. Keberadaan guru
saat ini benar atau tidak selalu menimbulkan pro dan kontra, pro karena profesi
guru saat ini lebih menjanjikan, dan kontra disebabkan karena ada
kecenderungan yang terjadi.
Guru juga merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam
pendidikan formal pada umumnya, dikarenakan seorang pendidik itu sering
dijadikan contoh teladan dan memiliki perilaku yang kompeten untuk ditiru oleh
peserta didiknya. Disini para pendidik yang terlibat dalam dunia pendidikan
harus memiliki inovasi dan prestasi yang berkelanjutan. Pendidik yang mulia,
berdedikasi dan berprestasi sangat mendukung pekerjaan profesional yang
melekat pada dirinya, kebermanfaatan sangat dirasakan dalam lingkungan
sekolah maupun kehidupan sosial lainnya. Apalagi sekarang pendidik lagi marak-
maraknya diberitakan di media sosial tuntutan agar guru tetap dominan dalam
menjalankan peran sebagai pembimbing dan motivator.
Dalam rangka melaksanakan tugasnya seorang pendidik, dihadapkan juga
pada kewajiban untuk senantiasa meningkatkan profesionalismenya. Namun, saat
ini profesi guru juga dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks, seiring
dengan adanya beberapa perubahan terhadap pandangan masyarakat yang secara
sadar telah terpengaruh oleh perlindungan hukum terhadap anak tanpa
memandang perlindunngan guru dari pada anak didik yang bersikap kurang
hormat kepada pendidik, walaupun ada sisi lain yaitu perlindungan hukum
terhadap profesi guru juga diperhatikan, tetapi di media sosial saat ini ramai

1
sekali diberitakan seorang guru yang diadukan oleh orang tua peserta didiknya
karena dianggap telah melakukan kekerasan terhadap anak didiknya, baik
kekerasan fisik maupun psikis, juga berita tentang ada guru yang dianiaya serta
dikeroyok oleh orang tua peserta didiknya.
Ketika seorang pendidik dilaporkan melanggar hak perlindungan anak
ketika memberi sanksi pelanggaran disiplin terhadap peserta didiknya?, seperti
dijewer ketika rebut atau mengganggu temannya, dipukul ketika tidak bisa
mengerjakan PR, dibentak ketika guru menjelaskan siswa berbicara dan disuruh
lari mengelilingi lapangan sekolah ketika terlambat tiba di sekolah, beberapa
hukuman mendidik ini seperti yang dilakukan guru di masa lampau dianggap
melanggar undang-undang perlindungan anak, sanksi disiplin seperti ini guru
harus semakin hati-hati dalam memberikan hukuman kepada peserta didik yang
bandel.
Guru telah menjadi korban kekerasan orang tua peserta didiknya seperti
kasus pemukulan terhadap guru bahkan sampai terjadinya pembunuhan, bahkan
siswa yang menjadi tersangka dibiarkan bersekolah seperti biasanya. Ketika
seorang pendidik memberi hukuman karena kesalahan anak didiknya, guru juga
yang disalahkan dengan alasan bahwa anak di lingkungan sekolah wajib
dilindungi dari tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah
atau bahkan teman-temannya.
Tidak dapat dipungkiri banyaknya kasus kriminalisasi terhadap guru
membuat guru menjadi was-was ketika memberikan hukuman bagi siswa yang
bersalah karena khawatir melanggar undang-undang perlindungan anak dan
berpengaruh besar terhadap profesi guru. Kasus seperti ini dengan gamblang
didapatkan lewat media sosial yang ada. Media itu secara terbuka memberikan
informasi kepada para pembaca. Ada nilai positif terhadap penggunaan media
sosial tersebut dalam memposting berbagai kriminilasasi terhadap guru. Namun
tidak sedikit nilai negatif terhadap pemberitaan tersebut. Bagaimana sebuah
profesi mulia menjadi begitu rendah ketika dihadapkan pada UU Perlindungan
Anak. Reputasi pendidik bisa hancur akibat penyalahgunaan media sosial
tersebut.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media dengang para penggunanya bisa
dengan sudah berpartisipasi, berbgai dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
social, forum dan dunia virtual (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia
Bebas).Apalagi dengan era digital seperti sekarang ini perkembangan media
sosial sangat cepat sekali sehingga menyentuh ke semua kalangan baik dari usia
remaja sampai usia lanjut, bahkan anak balita sekarang sudah mengerti tentang
media sosial, dimana ketika orang tuanya membiarkan dial alai dengan menonton
video youtube dan lain sebagainya. Media sosial ini juga sebagai ajang utnuk
mempertemukan seorang yang jarak jauh menjadi dekat tanpa bertemu secara
langsung tetapi bisa saling bertatapan lewat media sosial tersebut.
Perkembangan media sosial menurut Paramitha (2011;42) yaitu media
yang berdampak pada cara berkomunikasi seseorang dengan orang lain. Media
sosial ini di desain unutk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif
satu atau dua arah. Media sosial yang berbasis padateknologi internet yang
mengubah pola penyebaran informasi dari yang sebelumnya bersifat satu ke
banyak audiens. Menurut Gunelius (2011;10) media sosial adalah media
penerbitan online dan alat-alat komunikasi, situs, dan tujuan yang berakar pada
percakapan, keterlibatan dan partisipasi.
Media sosial ini diperluas dan dapat terbagi beberapa bentuk, termasuk
forum internet, papan pesan, weblog, wiki, podcast, gambar dan bahkan video.
Media sosial ini mampu bersaing dengan berbagai media komunikasi lainnya
bahkan banyak memberi manfaat yang amat penting bagi sebuah usaha, sekolah
maupun perusahaan dan kebutuhan program lainnya. Menjamurnya pengguna
media sosial hingga sampai saat ini tidak terlepas dari peran para ahli dalam
memberikan gagasan, pandangan maupun teorinya terkaitdenga media sosial.
Media sosial ini jugamempunyai fungsi, peran serta dampak bagi kehidupan
bermasyarakat yang harus ditata sedemikian rupa agar media sosial tetappada

3
fungsi dan tujuannya bermanfaat bagi parapengguna.
Menurut Antoni Mayfield (2008), media yang penggunanya mudah
berpartisifasi, berbagi dan menciptakan peran, khususnya blog, jejaring sosial
online, termasuk virtual world. Menurut Lisa Buyer, media sosial adalah bentuk
paling transparan, menarik dan interaktif saat ini. Dan menurut Henderi,
Muhammad Yusup, dan Yulianan Isma Graba (2007;3) media sosial adalah situs
jaringan sosial yang berbasis web, memungkinkan bagi setiap individu untuk
membangun profil public ataupun semi public dalam system terbatasi, daftar
pengguna laind engan siapa dia terhubung dan melihat dan menjelajahi daftar
koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu system. Dengan
teknologi yang terus berkembang media sosial ikut berubah mengikuti perubahan
zaman, walaupun masih mempunyai karakteristik yang sama. Secaragaris besar
media sosial ini bertujuan untuk berbagi konten interaktif untuk mendapatkan
informasi atau bahkan hiburan melalui sebuah jaringan, yang biasanya disebut
oleh pengguna media sosial itu sebagai jaringan internet.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa media sosial mempunyai peran dan
fungsi berbeda, oleh sebab itu makna dari media sosial dapat dilihat dari latar
belakang para ahli mengartikannya sebagai sebuah tempat yang memungkinkan
masyarakat untuk berinteraksi, baik itu secara individu maupun secara
berkelompok dan juga menyampaikan pesan lebih cepat dibandingkan dengan
media lainnya, seperti banyaknya kasus yang terekspos baru-baru ini, baik itu
kasus orang tua terhadap guru, guru terhadap siswa, ataubahkan siswa terhadap
gurunya, semua itu langsung terekspos di media sosial dan mudah untuk
didapatkan berita tentang hal-hal yang sedemikian rupa.
Fungsi media sosial menurut Puntoadi (2011;5) dalam bukunya
menyebutkan bahwa pengguna media sosial berfungsi sebagai keunggulan
membangun personal dan media sosial memberikan sebuah kesempatan yang
berfungsi interaksi lebih dekat dengan konsumen. Berbagai fiturdalam media
sosial dan juga menjamur berbagai macam media sosial saat ini, memberikan
efek atau dampak yang memiliki perubahan besar dalam seluruh bidang, mulai
dari bidang politi, ekonomi sosial dan budaya yang menyeluruh. Ada beberapa

4
dampak dalam penggunaan media sosial, dianatara media sosial yang berdampak
positif yaitu mempererat tali silaturrahmi, menyediakan ruang yang berperan
positif, menyediakan informasi yang tepat dan akurat, menambah wawasan dan
pengetahuan. Dan media sosial yang berdampak negative seperti: penipuan
olshope, anak remaja yang menjadi malas belajar dan berkomunikasi di dunia
nyata, lahan yang sering digunakan untuk tindak kejahatan, pornografi, anak-
anak mudah mengeluarkan isi hatinya di media sosial seperti facebook dan media
sosial lainnya, porstitusi online yang marak di zaman sekarang ini, sarana
penyebaran ideology tentang sesuatu yang belum adanya kebenarannya dan
sarana untuk berbagi masalah yang dihadapi supaya menarik simpati orang yang
membaca apa yang ditulis berdasarkan uneg-uneg yang tanpa kontrol.

B. Profesi Guru
Guru adalah sebuah profesi yang didapatkan oleg seorang pendidik yang
pada umumnya dirtikan sebagai seseorang yang mendapatkan upah atau gaji dari
apa yang telah dilaksanakannya. Dalam bahasa yang demikian mempunyai
makna bahwa profesi guru adalah pekerjaan professional ditunjang dari suatu
ilmu tertentu secara mendalam yang mungkin hanya diperoleh dari lembaga-
lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya dinilai atas dasar ilmu
pengetahuan yang didapatkanya dan dapat dipertanggungjawabkan secara lahir
batin. Dengan demikian seorang guru itu harus mampu atau perlu memiliki
kemampuan khusus, yaitu kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang
yang buakn guru.
Professional guru adalah kemampuan guru yang melakukan tugasnya
sebagai pendidik, pengajar atau bahkan mempunyai tugas pokok sebagai
perencana, melakukan dan melaksanakan evaluasi terhadap pembelajaran anak
didiknya. Profesi guru ini adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seorang yang menjadi sumber penghasilan dalam menjalani kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang harus memenuhi standar
mutu atau bahkan norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Dari
pengertian tersebut seorang guru yang professional harus memilki empat

5
kompetensi yang telah ditetapkan dalam Undang-undang 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen yaitu: harus mempunyai kompetensi pedagogic, kompetensi
kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial agar mudah dalam
bergaul dengan orang tua atau masyarakat sekitar.
Profesi guru terutama terhadap tugas dan perannya harus mengacu pada
tujuan pendidikan secara utuh dikarenakan segala keputusan dan tindakan guru
akan mempunyai dampak pada jangka panjang terhdap peserta didiknya, baik itu
secara positif maupun negative yang sangat berdampak pada proses
pengembangan peserta didik yang utuh melalui kemanusian dan
kepribadiannya.Dikutip dari Munandar (1994; 15) dalam bukunya “guru itu harus
kreatif” dalam konteks ini kreatif dimaknai sebagai suatu proses kelncaran,
kelenturan dan keaslian dalam pemikirannya. Untuk mengembangkan potensi
kepribadian seorang pendidik, maka pendidik harus mempunyai kodrat dan
hakikat dalam memberikan pendidikan yang mencakup semua aspek kepribadian,
karena sikap dan kepribadian pendidik cenderung selalu jadi bahan contoh
peserta didiknya.
Oleh karena itu guru yang professional harus memiliki pengetahuan yang
luas tentang ilmu pengetahuan. Sebab hakikat dari pendidikan itu adalah
membentuk kepribadian membentuk kepribadian peserta didik yang utuh dan
seimbang tanpa membandingkan antara peserta didik yang satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian dalam menyingkapi tugasnya seorang guru yang
profesional harus memperhatikan hal yang sangat penting yaitu kecenderungan
peserta didik dalam meniru kerpibadiannya, baik buruknya pendidik itu sendiri.
Secara umum baik sebagai pekerjaan ataupun sebagai profesi guru itu selalu
disebut sebagai salah satu komponen utama pendidikan yang amat sangat penting
dalam dunia pendidikan, karena tanpa guru maka pendidikan tiada artinya.
Guru yang profesional harus mempunyai sikap kehati-hatian yaitu
seorang pendidik itu harus bersikap arif, penuh pertimbangan dan tidak gegabah
dalam mengambil sebuah keputusan dalam melakukan tindakan, terutama dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang utuh. Selain itu guru professional juga harus
mempunyai sikap sabar karena sangat erat hubungannya dengan sikap kehati-

6
hatian, karena jika guru mempunyai sikap yang sabar maka guru itu penuh
dengan kasih saying, tekun dan ulet serta mengerti kepribadian anak didiknya.

C. Pengaruh Media Sosial terhadap Profesi Guru


Guru adalah pendidik professional dengan tugas untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah (isi undang-undangno.14 tahun 2005 pasal 1
tentang guru dan dosen). Pasal 39 ayat 1 undang-undang nomor 14 tahun 2005
menyebutkan bahwa “pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi
profesi dan satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru
dalam melaksanakan tugasnya. Selanjutnya pada pasal 39 ayat 2 disebutkan
bahwa “perlindungan sebagaimana dimaksud ayat 1 meliputi hukum,
perlindungan profesi serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Selanjutnya dalam pasal 39 ayat 3 undang-undang nomor 14 tahun 2005
disebutkan bahwa “perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 2
mencakup perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman perlakuan
diskriminasi, intimidasi dan perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang
tua peserta didik, masyarakat dana lain-lain.
Profesi dan posisi seorang guru adalah sebagai tenaga pendidik seringkali
berada pada posisi yang dilematis, anatara tuntutan profesi dan perlakuan
masyarakat. Di satu sisi pendidik dituntut untuk mampu mengantarkan peserta
didiknya mencapai tujuan pendidikan. Namun pada sisi lain tatkala pendidik
berupaya untuk menegakkan kedisiplinan, meraka dihadang oleh undang-undang
perlindungan anak. Jika pendidik gagal menegakkan kedisiplinan pada peserta
didiknya dan gagal mengantarka peserta didiknya pada pencapaian pendidikan,
sebagai seorang pendidik guru acapkali dituding menjadi biang atas kegagalan
peserta didik tersebut, disini posisi pendidik serba salah dan disalahkankan atas
apa yang dilakukan untuk kebaikan semata.
Persoalan yang paling sulit yang harus dihadapi pendidik ketika mereka
harus memberi hukuman kepada peserta didik yang melanggar terhadap tata

7
tertib dan aturan sekolah dalam rangka menegakkan kedisplinan, seringkali orang
tua dari peserta didik dan masyarakat menilainya sebagai tindak kekerasan dan
pelanggaran hak asasi manusia atau melanggar undang-undang perlindungan
anak. Disni possi profesi guru terancam jelek, mereka dengan mudahnya
melaporkan tindakan guru tersebut kepada penegak hukum dan akibatnya dalam
menjalankan profesinya sebagai seorang guru seringkali berada pada posisi
dilematis dan bahkan rentan untuk diskriminasi.
Mengutip pendapat Prof. Dr. Mr. Zainal Abidin Farid (2010; 203), yang
memasukkan hak mendidik orang tua atau wali dan guru sebagai alasan
pengecualian pidana di luar KUHP.Dalam bukunya Mr. Van Bemmelen juga
menyebutkan bahwa hak mendidik orang tua atau wali dan guru sebagai alasan
pengecualian pidana.Dari bebrapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
profesi seorang guru itu mempunyai hak mendidik, sehingga mencubit,
memukul, mnejewer itu tidak dimaksdukan dengan menyakiti, akan tetapi agar
peserta didik menjadi disiplin, meskipun anak didiknya itu merasa sakit, masih
dapat diterima dan ditolerensi karena itu bentuk dari sebuah perhatian pendidik
kepada peserta didiknya.
Untuk itu agar tidak terjadinya berita yang simpang siyur, pemerintah
perlusegera menerbitkan peraturan yang membolehkan pemberlakuan hukuman
terhadap anak didik dan mengkoordinis bagaimana yang termasuk hak
melindungi anak bagi profesi guru yang melakukan tindakan pendisiplinan
terhadap peserta didiknya baik itu di ruang lingkup sekolah maupun ditempat
pengajian, formal atau non formal dengan harapan ada aturan dan dasar yang
jelas bagi penegak hukum apabila mengahdapi kasus seperti yang banyak kita
lihat di media social sekarang ini.

8
BAB III
PENUTUR
A. Kesimpulan
Guru atau peserta didik berhak mendapatkan perlindungan dalam
melaksanakan tugasnya dalam ebntuk rasa aman, nyaman dan terntram serta
adanya jaminan keselamatan dari pemerinrtah, baik pemerintah daerah atau
satuan pendidikan. Rasa aman dan nyaman yang diperoleh pendidik tersebut
membuat pendidik merasa terlindungi dari hukum, profesi dan keselamatan dan
kesehatan kerjanya. Sesuai Peraturan pemerintah nomor 74 Tahun 2008 yang
menyebutkan bahwa seorang guru adalah pendidik professional denga tugas
utamanya mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan serta melatih dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini sampai pendidikan
menengah.
Secara garis besar media sosial ini bertujuan untuk berbagi konten
interaktif untuk mendapatkan informasi atau bahkan hiburan melalui sebuah
jaringan, yang biasanya disebut oleh pengguna media sosial itu sebagai jaringan
internet. Namun, media sosial dapat berdampak dalam penyebaran informasi
hoax yang mengakibatkan profesi guru bernilai negatif.
Penyebaran berita hoax dapat mengganggu kenyaman dan kententraman
guru dalam bekerja. Pemberitaan tersebut juga akan diartikan sebagai berita
benar oleh sebagdian orang dan kriminalisasi terhadap guru semakin meningkat.

B. Saran
Dari hasil analisis yang penulis lakukan pengaruh media sosial terhadap
profesi guru sangat berkaitan erat, kenapa penulis katakana demikian?
Dikarenakan apa saja yang dilakukan oleh guru pada saat sekarang ini langsung
terekspos di media sosila, baik itu yang berdampak positif bagi gurumaupun yang
berdampak negative. Karena setiap gerak gerik guru sekarang ini sangat rentan
dengan media social, seperti jika seornag guru mendisiplinkan anak didiknya
dengan cara memukul maka perbuatan guru tersebut ada yang dapat diterima oleh
masyarakat sekitar atau tidak, karena jika perbuatan guru tersebut dapat diterima

9
oleh masyarakat atau orang tua anak didiknya maka itu di anggap sebagai bagian
dari hukuman dalam memberi pendidikan, dan begitu juga sebaliknya, jika tidak
bias diterima maka akan terekspos dengan sendirinya di media sosial, entah itu
dari orang tua siswa yang membagikannya atau masyarakat yang tidak bias
menerima hukuman pendidikan tadi. Jika hal ini terus dibiatkanmaka akan
terhambat pencapaiannya tujuan pendidikan, dan peserta didik yang akan
disalahkan kembali. Karena berkembangnya potensi peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat psikis, berilmu,
cakap, kreatif dan inovatif itu berkat jasa seorang guru namun banyak juga
mereka yang diluar sana tanpa memperdulikan susah senangnya seorang pendidik
memberikan hal yang bermanfaat kepada pendidikan yang baik,. Maka dari itu
pemerintah harus lebih teliti dalam meninjau permasalah yang terjadi antara
peserta didik dan pendidik untuk tercapainya pendidikan di masa yang akan
datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mr. Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana 1, Sinar Grafika: 2010.
Mr. Van Bemmelen, Hak Mendidik, Bina Cipta: 1997.
Undang-undang Dasar 1945.
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang
Nomor 23 tahun 2002 terntang pelrindungan anak.
Peraturan pemerintah nomor 74 tentang Perlindungan Hukum Profesi Guru.

11

Anda mungkin juga menyukai