PENDAHULUAN
1
1.2. Landasan Hukum
Adapun landasan hukum pelaksanaan Prakerin adalah :
1. UU NO. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. PP. Nomor: 29 / 1990 tentang Pendidikan Menengah.
3. Menaker No: 285 / MEN / 1991 tentang Pelaksanaan Permagangan
Nasional.
4. PP No: 39 / 1992 tentang peranan Masyarakat dalam Pendidikan
Nasional.
5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0490 / U / 1992 tentang Sekolah
Menengah Kejuruan.
6. Surat Keputusan Mendikbud No: 080 / U / 1993 tentang Kurikulum
SMK sebagaimana telah diubah menjadi Kurikulum SMK Edisi 1999.
7. Surat keputusan Kepala SMKF Ikasari Yayasan Univ Riau Pekanbaru
nomor 001.SMF.09.12.17.183 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana
Panitia Prakerin Kompetensi Keahlian Farmasi SMKF Ikasari Yayasan
Univ Riau Pekanbaru Tahun Pelajaran 2018/2019.
8. Surat keputusan Kepala SMKF Ikasari Yayasan Univ Riau Pekanbaru
nomor 004.SMF.11.12.17.177 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana
Panitia Prakerin Kompetensi Keahlian Teknologi Laboratorium Medik
SMKF Ikasari Yayasan Univ Ria2u Pekanbaru Tahun Pelajaran
2018/2019.
9. Surat keputusan Kepala SMKF Ikasari Yayasan Univ Riau Pekanbaru
nomor 004.SMF.11.09.18.072 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana
Panitia Prakerin Kompetensi Keahlian Kimia Industri SMKF Ikasari
Yayasan Univ Riau Pekanbaru Tahun Pelajaran 2018/2019.
TINJAUAN UMUM
Rumah sakit umum daerah indrasari indragiri hulu pada awal nya
berlokasi di kota Rengat kecamatan Rengat yang berdiri pada tahun 1965
bertepatan dengan ditetapkannya kota Rengat sebagai ibu kota kabupaten
Indragiri Hulu sesuai dengan UU.No: 6 tahun 1965 tentang pembentukan
daerah tingkat II Indragiri Hulu.
Pada tahun 2017 RSUD Indrasari Rengat telah melalui proses penilaian
dan berhasil mendapatkan pengakuan sebagai Rumah Sakit yang terakreditasi
perdana melalui Akreditasi program khusus sampai tahun 2020. Meskipun
RSUD Indrasari Rengat bukan merupakan rumah sakit Non Pendidikan
namun pada kenyataannya sejalan dengan berdirinya Sekolah Perawat
Kesehatan (SPK), pemerintah Provinsi Riau di Rengat yang sekarang berubah
menjadi Akademi Kesehatan (AKKES), Provinsi riau serta Akademi
Kebidanan (AKBID) Kabupaten INHU. Maka RSUD Indrasari Rengat
menjadi lahan praktek bagi mahasiswa calon tenaga kesehatan tersebut, tidak
hanya menjadi lahan praktek bagi mahasiswa calon tenaga kesehatan , RSUD
Indrasari Rengat juga lahan praktek bagi siswa SMK yang berada di dalam
dan diluar wilayah INHU.
d. Pelayanan Rawat Inap yang terdiri dari Instalasi Rawat Inap (IRNA)
Bedah, IRNA Penyakit Dalam, IRNA Anak, IRNA Kebidanan, dan VIP
serta Pelayanan perawatan intensif / Intensive Care Unit(ICU).
h. Pelayanan Gizi.
Sedangkan di Irna Anak RSUD Indrasari, melayani pasien rawat inap, bayi
(perinatal) dan anak-anak (<14 th). Perawat Irna Anak sebanyak 22 orang
yang terdiri dari 1 Kepala Ruangan, 2 Ka TIM ( 1 Ka TIM A dan 1 Ka TIM
B), 14 perawat pelaksana dan 5 bidan pelaksana, bekerja melayani pasien 24
jam dengan 3x jadwal dinas (Pagi, Sore, dan Malam) secara bergantian .
DIREKTUR
NIP : 197902292005012006
JABATAN
KB.BAG.TATA USAHA
FUNGSIONAL
KA.SUB.BAG UMUM
SEPRIADI,SKM
NIP.19751010 19953 1002
2. Pengambilan Darah
Kapiler
Tujuan :Untuk mendapatkan darah dari pembuluh darah
kapiler.
Prinsip :Darah diambil dari pembuluh darah kapiler pasien.
Alat : a. Lancet steril
b. Kapas alcohol 70%
c. Kapas kering.
Lokasi : a. Pada orang dewasa:
1). Pada ujung jari manis
2). Pada ujung jari tengah
3). Pada ujung jari telunjuk.
b. Untuk anak kecil dan bayi:
1). Pada ibu jari kaki pinggir
2). Pada tumit.
Prosedur :
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2. Gunakan masker dan handscone terlebih
dahulu.
3. Bersihkan jari yang akan ditusuk dengan
alkohol 70%.
4. Tunggu sampai kering.
5. Tusuk dengan menggunakan lancet steril.
6. Tetesan darah pertama dibuang atau
dibersihkan.
7. Tetesan berikutnya digunakan untuk
pemeriksaan.
8. Tutup bekas tusukan dengan kapas kering.
Nilai normal :
Hb P :14-16g/dl
W : 12-14g/dl
Leukosit :4.000-10.000/mm3darah
Hematokrit P :40-48 %
W :37-43%
Trombosit :150.000-450.000rb/mm3darah
Diff count :
Basophil : 0-1 %
Eosinophil : 1-3 %
Netrofil Segmen : 50-70 %
Metode : Semiautomatic
2.Bio TP,
3.Cacl2,
4. Bio CK
Prosedur :
PT (Bio-TP/Bio-TP LI)
Perlakuan Reagen:
Pengerjaan PT:
Pengerjaan APTT:
6. Pemeriksaan Malaria
Tujuan :Untuk mendeteksi adanya parasit Malaria
Metode : Rapid Test
Alat : Strip Test
Bahan : Darah EDTA
Prosedur :
1.Siapkan alat dan bahan
2.Teteskan 5ul sample darah ke strip test
dibagian sample.
3.Teteskan 2 tetes buffer lisis di bagian buffer
pada strip test
4.Baca hasil setelah 30 menit.
Interprestasi hasil :
(+) positif : Jika terbentuk 2 garis merah
pada Stript test.
(-) Negatif : Jika terbentuk 1 garis merah
pada Strip test
7. Pemeriksaan Dengue
Tujuan :Untuk mengetahui adanya virus dengue
didalam darah pasien
Metode : Rapid test
Alat : Strip test
Bahan : Darah EDTA
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Centrifuge darah yang akan diperiksa selama
12 menit dengan kecepatan 3600rpm
3. Kemudian teteskan 2-3 serum
4. Baca hasil setelah 15-30 menit. Tidak boleh
lebih dari 30 menit.
Intraprestasi hasil :
(+) positif : Jika terbentuk 2 garis merah
pada Stript test.
(-) Negatif : Jika terbentuk 1 garis merah
pada Strip test
1. Pemeriksaan HbsAg
Tujuan :Untuk mengetahui seseorang terkena infeksi
hepatitis B
Prinsip :HbsAg dalam sampel akan berkaitan dengan anti
Hbs colloidal gold konjugat membentuk komplek
yang akan bergerak melalui membrane area tes yang
telah dilapisi oleh anti Hbs.Kemudian terjadi reaksi
membentuk garis berwarna merah muda keunguan
yang menunjukan hasil positif.
Metode :Rapid test
Alat :1.Rapid test/strip HbsAg
2.Mikropipet
3.Yellow tip.
Bahan :Serum
Prosedur :
1. Pipet serum dengan mikropipet sebanyak 75 ul
lalu teteskan pada tempat serum pada rapid.
Keterangan :
( + ) : Terjadi Aglutinasi
( - ) : Tidak Terjadi Aglutinasi
3. Pemeriksaan Widal
Tujuan :Untuk mendeteksi adanya antibody yang spesifik
terhadap Salmonella typhi dan Salmonella
paratyphi.
Prinsip :Terjadinya aglutinasi antara Salmonella antigen O
dan antigen H dengan antibody spesifik yang
terdapat dalam serum penderita demam Thypoid.
Metode :Rapid Aglutinasi
Alat : 1.Slide Widal
2.Rotator
3.Pengaduk
4.Mikropipet
5.Yellow type.
Bahan :Serum
Reagen :Reagen antigen O dan reagen antigen H
Prosedur :
1. Siapkan bahan dan alat.
2. Teteskan pada slide masing – masing 80 ul + 1
tetes reagen, putar di rotator selama 5 menit,
jika terjadi aglutinasi dibaca titer 1/20, lanjutkan
titer selanjutnya
3. Teteskan pada slide masing – masing 40 ul + 1
tetes reagen, putar di rotator selama 5 menit,
jika terjadi aglutinasi dibaca titer 1/40, lanjutkan
titer selanjutnya
4. Teteskan pada slide masing – masing 20 ul + 1
tetes reagen, putar di rotator selama 5 menit,
jika terjadi aglutinasi dibaca titer 1/80, lanjutkan
titer selanjutnya
5. Teteskan pada slide masing – masing 10 ul + 1
tetes reagen, putar di rotator selama 5 menit,
jika terjadi aglutinasi dibaca titer 1/160,
lanjutkan titer selanjutnya
6. Teteskan pada slide masing – masing 5 ul + 1
tetes reagen, putar di rotator selama 5 menit,
jika terjadi aglutinasi dibaca titer 1/320,
lanjutkan titer selanjutnya
5. Pemeriksaan HCV
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis C pada
serum pasien
Metode : Rapid test
Prinsip : Pada bagian membran penyaring mengandung
campuran kombinasi antigen HCV dimana sangat
spesifik untuk mengidentifikasi anti HCV dengan
sensifitas yang tinggi.
Alat dan Bahan : 1. HCV strip test
2. Pipet tetes
3. Serum
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan darah kedalam tabung reaksi
sebanyak ½ tabung ,
3. Kemudian putar darah menggunakan centrifuge
selama 5 menit dengan kecepatan 3000 RPM
4. Sediakan strip HCV, lalu pipet serum dengan
menggunakan pipet yang sudah tersedia di
dalam kemasan strip HCV
5. Kemudian teteskan serum kedalam strip HCV
sebanyak 3 tetes
6. Tunggu selama 15 menit , lalu baca hasil, tidak
boleh lebih dari 20 menit.
Interprestasi hasil: Positif ( + ) : Terbentuk dua garis merah di hasil
dan di control
Negatif ( - ) : Terbentuk satu garis merah pada
control
Invalid : Tidak terbentuk garis merahpada
control.
6. Pemeriksaan Syphilis
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya virus siphilis pada serum
pasien
Metode : Rapid test
Prinsip : Antibodi yang terkait dengan bakteri Treponema
Pallidum akan dihasilkan oleh tubuh pada saat
terinfeksi Treponema Pallidum.
Alat dan Bahan : 1. Syphilis strip test
2. Pipet tetes
3. Serum
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan darah kedalam tabung reaksi
sebanyak ½ tabung ,
3. Kemudian putar darah menggunakan centrifuge
selama 5 menit dengan kecepatan 3000 RPM
4. Sediakan strip Syphilis, lalu pipet serum dengan
menggunakan pipet yang sudah tersedia di
dalam kemasan strip Syphilis
5. Kemudian teteskan serum kedalam strip
Syphilis sebanyak 3 tetes
6. Tunggu selama 15 menit ,lalu baca hasil, tidak
boleh dibaca lebih dari 20 menit.
Interprestasi hasil: Positif ( + ) : Terbentuk dua garis merah di hasil
dan di control
Negatif ( - ) : Terbentuk satu garis merah pada
control
Invalid : Tidak terbentuk garis merahpada
control.
Metode : Automatic
Jenis Pemeriksaan :
2.Pemeriksaan Elektrolit
Tujuan : Untuk mengetahui kadar Natrium, Kalium dan
Clorida dalam darah pasien
Metode : Automatic
Alat : SMARTLYTE
Bahan : Serum
Cara Kerja :
1.Menu standbye “STANDBYE ON”
YES→READY
2.Klik YES
3.“DEACTIVE STANDBYE”
4.Klik YES
Klik YES
Tutup cover
Klik NO,NO,NO,NO
OPERATOR SETTING
Klik YES/NO
ACTIVE SYANDBYE
Klik YES
Nilai normal :
2. Kalium : 3,3-4,5
mmol/L
1. Pemeriksaan BTA
Tujuan :Untuk mengetahui adanya bakteri BTA dalam
sediaan sputum
Prinsip :Bakteri akan mengikat kuat zat warna utama (carbol
fuchsin) tidak bisa di lunturkan dengan zat warna
peluntur (HCl alkohol) dan tidak mengikat kuat zat
warna (methylen blue) sehingga bakteri berwarna
merah.
Metode :Ziehl Neelsen
Alat : 1. Lidi
2. Objek glas
3. Lampu Bunsen
4. Rak pewarna
5. Mikroskop
Reagensia : Carbol Fuchsin 0,3 %, Asam Alkohol 3%,
Methylen Blue 0.3 %
Bahan : 1. Sputum sewaktu
2. Sputum pagi
Prosedur :
1. PEMBUATAN SEDIAAN :
a. Sediakan objek glass yang bersih dan steril.
b. Ambil sputum menggunakan ujung lidi yang
telah dipipihkan, oleskan di objek glass dengan
ukuran 3x2cm.
c. Ratakan pengolesan sputum.
d. Tunggu setengah kering, lalu ukir membentuk
pola spiral menggunakan ujung lidi yang
runcing.
e. Keringkan lalu di fiksasi.
2. PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN :
a. Letakkan sediaan yang sudah di fiksasi tadi di
atas rak pewarnaan.
b. Teteskan carbol fuchsin 0,3% sampai menutupi
sediaan, lalu panaskan diatas lampu bunsen
sampai menguap setelah itu diamkan selama 5
menit.
c. Cuci dengan air mengalir.
d. Lalu teteskan Hcl alcohol 3% sampai warna
merah hilang.
e. Cuci dengan air mengalir.
f. Genangi dengan methylen blue 0,3% diamkan
selama 10-20 detik.
g. Cuci dengan air mengalir dan keringkan lalu
periksa pada mikroskop lensa objektif 100x
dengan penambahan imersi oil.
Pelaporan :
1. Negatif = Tidak ditemukan
BTA
2. Scenty = 1-9 / 100 LP
3. (+) = 10-99 / 100 LP
4. (+ +) = 1-10 / LPB
5. (+ + +) = > 10 / LPB
2. Pemeriksaan Narkoba
Tujuan : Untuk mendeteksi ada tidaknya narkoba dalam
urin
Bahan : Urine
Prosedur :
Intreprestasi hasil :
2.Centrifuge
3.Inkubasi
4.Mikropipet
5.Spidol
6.Tabung Reaksi
7.Yellow tip
Bahan : 1.Serum
2.Darah
3.Reagen Diluent 2
Prosedur :
Intresprestasi hasil :
CATATAN :
1. CROSSMATH MAYOR,MINOR,AC =
NEGATIF.
→darah pasien cocok degan darah donor
→darah dapat diberikan kepada pasien
2.CROSSMATH MAYOR=POSITIF, MINOR
=NEGATIF, AC= NEGATIF.
→periksa kembali golongan darah os dan
donor
→periksa DCT pada darah donor,bila hasil
positif maka darah donor tersebut harus
disingkirkan karna akan selalu positif pada
crossmath mayor
→apabila golongan darah sudah sama dan
DCT donor negatif maka kemungkinan ada
reguler antibody pada darah os
→ganti darah donor, lakukan crossmath lagi
sampai didapat hasil crossmath negatif
→apabila tidak ditemukan hasil crossmath
yang compatibel meskipun darah donor telah
diganti maka harus dilakukan screening dan
identifikasi pada serus os, dalam hal ini
sampel darah dikirim ke UTD pembina
terdekat.
4. CROSSMATH MAYOR=NEGATIF,
MINOR=POSITIF, AC=POSITIF.
→lakukan direct coombs test pada os
→apabila DCT=POSITIF, hasil positif pada
CROSSMATH MINOR DAN AC berasal
dari auto antibodi
→apabila derajat positif pada minor lebih
besar dibandingkan derajat positif pda AC
/DCT,darah tidak boleh dikerluarkan.ganti
darah donor, lakukan crossmath lagi sampai
ditemukan positif pada minor sama atau lebih
kecil dibandingkan AC/DCT.
3.2. Hambatan
1. Prosedur yang diajarkan disekolah sedikit berbeda dengan di dunia
kerja.
2. Teori yang diajarkan disekolah dengan rumah sakit terdapat perbedaan.
4.1. Kesimpulan
Dari pelaksanaan prakerin yang dilaksanakan di RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH INDRASARI RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU dari
tanggal 08 Januari sampai tanggal 30 Maret 2019 kami banyak
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman didunia kerja karena kami
langsung turun kelapangan menghadapi pasien di Rumah Sakit tersebut.
Banyak ilmu pengetahuan yang selama ini tidak kami dapatkan disekolah
tapi kami mendapatkannya di RSUD INDRASARI RENGAT sehingga
nantinya kami dapat mengamalkan dan mengembangkannya di dunia kerja
pada saat kami kelak bekerja ditempat kami yang baru, serta kami dapat
membagikan ilmu yang telah kami dapat di sekolah.
4.2. Saran
1. Terima kasih banyak kepada sekolah yang telah mengadakan prakerin ke
masing-masing tempat praktek kerja terutama RSUD INDRASARI
RENGAT sehingga kami siswa/i mendapat ilmu pengetahuan yang lebih
di dunia kerja.
2. Terima kasih kami ucapkan kepada pihak RSUD INDRASARI RENGAT
yang telah bersedia menerima kami dan memberikan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sangat bermanfaat bagi kami untuk dapat
melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi dan melanjutkan di dunia
kerja.
3. Saya berharap untuk rumah sakit agar pada saat adik-adik kami dari
SMKF IKASARI mengadakan prakerin lagi, rumah sakit masih mau
menerima adik-adik kami untuk mencari pengalaman di RSUD
INDRASARI RENGAT, dan semoga kedepannya kakak bisa lebih
membimbing mereka.
4. Saya berharap buat sekolah kedepannya agar lebih maju lagi dan dapat
mengadakan transfortasi untuk anak-anak prakerin, agar mempermudah
keberangkatan mereka.