BAB I Sampai IX Pelayanan Rawat Inap
BAB I Sampai IX Pelayanan Rawat Inap
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang ini dan
berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin banyaknya pelayanan
kesehatan yang tersedia bagi masyarakat, diperlukan suatu peningkatan pelayanan
kesehatan agar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang bermutu. Oleh
karena itu, Instalasi Rawat inap merupakan salah satu bagian pelayanan kesehatan
yang harus bisa memberikan tindakan medis yang aman, efektif dengan
memberdayakan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan profesional dalam
menggunakan peralatan, obat-obatan yang sesuai dengan standar therapi di
Indonesia.
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap meliputi :
1. Perawatan Penyakit Dalam dan Saraf
2. Perawatan Bedah
3. Perawatan Ibu : merawat ibu nifas normal dan tindakan, baik tindakan
pervaginam ataupun abdominam, wanita dengan kasus ginekologi, ibu
dengan kehamilan bermasalah, ibu dengan masa nifas yang bermasalah
4. Perawatan Gabung ibu dan bayi normal
5. Perawatan Anak : merawat bayi dengan ikterus, gizi buruk, bayi dan anak
dengan penyakit infeksi, status asmaticus, bayi/anak yang dirawat dengan
kejang
6. Perawatan Bayi Baru Lahir : merawat BBLR , ikterus, bayi dengan masalah
minum/muntah, bayi yang lahir dengan infeksi intra uterin, bayi yang lahir
dengan tindakan vakum ekstraksi, forceps ekstraksi, Section Caesarea dan
bayi dengan kelahiran sungsang yang bermasalah/sulit
7. Perawatan Intensif untuk bayi/NICU : merawat bayi dengan kasus berat yang
memerlukan observasi ketat dan perawatan intensif.
D. Batasan Operasional
1. Instalasi Rawat Inap adalah bagian yang mengelola rawat inap pasien
penyakit dalam, penyakit saraf, penyakit bedah, ibu nifas, ibu hamil
bermasalah, wanita dengan kasus ginekologi, bayi dan anak sakit selama
masa perawatan di Rumah Sakit
2. Kepala Instalasi Rawat Inap adalah seseorang yang diserahi tanggung jawab
untuk mengelola Instalasi Rawat Inap
3. Kepala Ruangan adalah seseorang yang diserahi tanggung jawab untuk
mengelola salah satu ruangan perawatan dalam instalasi Rawat Inap
2 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
4. Ruang Perawatan Penyakit Dalam dan Saraf
5. Ruang Perawatan Bedah
6. Ruang Perawatan Nifas adalah ruangan yang merawat ibu nifas normal dan
tindakan, baik tindakan pervaginam ataupun abdominam, wanita dengan
kasus ginekologi, ibu dengan kehamilan bermasalah, ibu dengan masa nifas
yang bermasalah, serta rawat gabung ibu dan bayi normal
7. Ruang Perawatan Perinatologi adalah ruangan yang merawat bayi baru lahir
dengan bermasalah
8. Ruang Perawatan Anak adalah ruangan yang merawat bayi dengan ikterus,
gizi buruk, bayi dan anak dengan penyakit infeksi, status asmaticus,
bayi/anak yang dirawat dengan kejang
9. Ruangan NICU (Neonatal Intensif Care Unit) adalah ruangan yang
melakukan perawatan untuk bayi dengan kasus berat yang memerlukan
observasi ketat dan perawatan intensif.
E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi Rawat Inap
adalah :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/88 tentang Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 105/MENKES/SK/II/2010 tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya sebagai RSUD Kelas B;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Penataan Organisasi dan Kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kls B
Majalaya Kabupaten Bandung, telah dibentuk Rumah Sakit Umum Daerah
Kls B Majalaya Kabupaten Bandung;
3 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
10. Peraturan Bupati Bandung Nomor 12 tahun 2012 tentang tata Kelola Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas B Majalaya Kabupaten Bandung (Berita Daerah
Kabupaten Bandung Tahun 2012 Nomor 12)
STANDAR KETENAGAAN
2. Kepala Ruangan
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
b. Memiliki sertifikat pelatihan Manajemen Kepala Ruangan, PPGD, PPI
dan Clinical Instruktur
c. Memiliki kompetensi yang baik dalam menegakkan diagnosa
keperawatan/kebidanan, maupun mengambil keputusan klinis dan
terampil dalam melakukan tindakan Keperawatan/Kebidanan
d. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 5 tahun
3. Ketua Tim
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
b. Memiliki kompetensi yang baik dalam menegakkan diagnosa
keperawatan/kebidanan, mampu mengambil keputusan klinis dan
terampil dalam melakukan tindakan Keperawatan/Kebidanan
c. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 2 tahun
4. Clinical Instruktur/CI
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
b. Memiliki kompetensi yang baik dalam melakukan tindakan
Keperawatan/Kebidanan
c. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 3 tahun
d. Memiliki sertifikat pelatihan Clinical Instruktur/CI
5 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
5. Pelaksana
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan/Kebidanan
b. Bersedia bekerja dengan sistem shift
c. Dapat melakukan bantuan hidup dasar
d. Untuk pelaksana di Ruang NICU harus sudah mengikuti pelatihan NICU
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi Ketenagaan di Instalasi Rawat Inap adalah :
1. Ruang perawatan nifas
a. Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
b. Seorang dokter umum sebagai dokter jaga ruangan perawatan ibu dan
anak dalam satu shift
c. Satu perawat untuk 3 tempat tidur/pasien dalam satu shift
3. Ruang NICU
a. Dokter Spesialis Anak
b. Satu perawat untuk satu tempat tidur/pasien dalam satu shift
STANDAR FASILITAS
Laundry
A. Alur Kegiatan
Kamar
Mayat Dokter Perawat
Ruang Linen
Ruang Ganti (Loker)
Bersih
pulang
Ruang Ruang Administrasi
sehat & Pendaftaran
Tunggu
Pengantar
INSTALASI RAWAT INAP
Pasien+Pengantar Pasien+Pengantar
Pasien+Pengantar Pasien+Pengantar
Pasien +
Pasien +
Pasien + Pasien + pengantar
pengantar
pengantar pengantar
2. Alur Pasien
a. Pasien masuk ruang rawat inap
1) Pasien masuk ruang rawat inap dari IGD/OK/Rawat jalan melalui
administrasi.
2) Pasien mendapatkan Nomor Rekam Medis
3) Serah terima & orientasi di pos perawat (Nurse Station)
4) Pasien selanjutnya dirawat lebih lanjut di ruang rawat inap
B. Standar Fasilitas
Besar Kebutuhan Fasilitas
No Nama Ruangan Fungsi
Ruangan/Luas
1 Ruang Perawatan Ruangan untuk pasien Tergantung Kelas Tempat tidur pasien ,
yang memerlukan & keinginan lemari, nurse call,
asuhan dan pelayanan desain kebutuhan meja, kusi, televisi,
keperawatan dan ruang 1 TT min tirai pemisah bila ada,
pengobatan secara 7.2 m2 (sofa untuk ruang
berkesinambungan perawatan VIP)
lebih dari 24 jam
2 Ruang Stasion Ruang untuk 3-5 m2/perawat Meja, Kursi, lemari
Perawat (Nurse melakukan (Ket : perhitungan arsip, lemari obat,
Station) perencanaan, 1 nurse station telepon/intercom alat
Persyaratan Khusus
1. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar
ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/membutuhkan.
2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan,
sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara linen/lurus
(memanjang).
3. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu (Integrated
Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka harus ada
tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai ruangan tersebut
5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang tenang (tidak
bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibilitas
dari sarana penunjang rawat inap.
6. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
7. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
8. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang isolasi
9. Ruang Rawat Inap anak disiapkan 1 ruangan neonatus.
10. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai, mudah
dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
2. General consent
General consent perlu dilihat dalam status pasien dan ditanyakan kepada
petugas atas kelengkapan general consent, yaitu terdapat tanda tangan
keluarga pasien sebagai penanggungjawan serta bersedia dengan peraturan
serta pelayanan yang akan diberikan.
General consernt perlu juga di klarifikasi kepada pasien atau keluarga pasien
atas penandatangan yang sudah dilakukan oleh keluarga pasien
3. Kelanjutan therapi
Kelanjutan therapi yang yang harus kita perhatikan adalah terapy yang
sudah diberikan dan therapi apa saja yang akan dilakukan pada saat operan
dilakukan sehingga tidak memperburuk kondisi pasien saat masuk ruangan
rawat inap.
6. Orentasi
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal kondisi ruangan,
petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga.
Staf yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau keluarga pasien
dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang mesti diketahui dalam
rangka kebutuhan dasar pasien selama dirawat, seperti; toilet, tempat cuci
tangan, bel bila terjadi kedaruratan, dan alat yang terpasang pada pasien
kegunaan dan hal yang harus dihindari, dst.
C. Penegakan Diagnosa
1. Setelah data diperoleh berupa data subyektif dan data obyektif
2. Lakukan pemeriksaan penunjang diagnosis dengan merujuk ke laboratorium
dan radiologi
3. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi lakukan sesuai dengan diagnosa
awal (lihat PPK sesuai kasus yang ditangani)
4. Setiap mengirim spesimen lakukan dengan prosedur yang berlaku (lihat
panduan pelayanan yang terintergrasi)
5. Untuk tenaga perawat dapat ditegakkan diagnosa asuhan dengan melihat
respon pasien yang terjadi pada saat itu dan resiko terjadi pada waktu yang
akan datang ( lihat pada standar asuhan kasus pasien tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan visite apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat subyektif
maupun obyektif maka lakukan analisa sehingga diagnosa dapat ditegakkan
D. Perencanaan
2. Keperawatan
a. Perencanaan asuhan mengacu pada standar asuhan 10 penyakit terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan dengan melihat
respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada rekam medis sesuai
diagnosa yang ditemukan
d. Perencanaan dibuat untuk 1x24 jam yang disusun oleh kepala Tim, atau
tenaga keperawatan lain yang ditunjuk
3. Gizi
a. Perencanaan dibuat dalam lembaran catatan perkembangan yang
terintergrasi
b. Menyusun perencanaan mengacu kepada permintaan atau intruksi dokter
dan hasil asesmen
4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumentasikan pada rekam medis catatan
perkembangan yang terintergrasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapi/obat yang diajukan
dokter dan hasil visite
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan adalah tindakan
yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang maupun asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. Oksigenisasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan suction
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM, IV, SC
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah
a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulut
2) Membantu memberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB di tempat tidur
3) Membantu mobilisi fisik ke toilet
e. Personal Hygiene
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Menseka
3) Membantu cuci rambut
4) Membantu potong kuku
5) Membantu oral hygiene
f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Gangguan rasa nyaman : nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri lainnya
2) Mengkaji tingkat ranking nyeri
3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
a. Memberikan nutrisi
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
c. Memberikan konsultasi diet
19 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shift
b. Memberikan konsultasi penggunaan obat
c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapi akhir terapi atau evaluasi yang
sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan terutama
pada kolom Planning dicatat apakah therapi di stop atau dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi yang sifat
formatif (setelah tindakan/setelah shift)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan “E” evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30 menit keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom” O”
(obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon setelah
pemberian obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergrasi pada kolom “O”
(obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan therapi
diberhentikan dan perbolehkan pulang
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan perawatan
(lihat panduan asuhan pasien terminal)
1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2) Buka baju pasien
3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5) Tutup dengan laken
6) Tunggu 2 jam
7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di rumah sakit
dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan sendiri dari pasien.
Adapun persiapan yang harus dilakukan
1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima rujukan
(lihat panduan Komunikasi dan informasi )
2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan minta
formulir kondisi ambulan saat ini
3) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk sesuai
dengan kondisi pasien (lihat pada panduan transfer pasien)
Pendaftaran Administrasi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Radiologi
Instalasi
Gawat
Darurat
SMF
Kebidanan
Instalasi Bedah sentral dan
Kandungan
LOGISTIK
1. Perencanaan
Kepala Ruangan mendata kebutuhan barang (BHP, alat kebersihan, cetakan
dan ATK) dalam 1 tahun dan membuat rencana kebutuhan berdasar
pemakaian tahun lalu ditambah 10%
2. Permintaan
Permintaan kebutuhan barang perbulan ruangan dilakukan setiap awal bulan
sesuai jadwal ke bagian farmasi untuk BHP, dan setiap minggu ke bagian
penyimpan barang untuk alat kebersihan, cetakan dan ATK
3. Penyimpanan
Penyimpanan barang dilakukan di tiap ruangan selama 1 minggu
A. Barang Tetap
1. Peralatan Kesehatan
Terdiri dari :
1) ½ Kocher
2) Ambubag bayi
3) Ambubag Anak
4) Ambubag Dewasa
5) Arteri Klem Besar
6) Arteri Klem Kecil
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Keselamatan
pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalarn suatu RumahSakit yang
mernberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, tennasuk di dalamnya
mengukur risiko,identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa
insiden, kemampuan untuk belajar &menindaklanjuti insiden serta menerapkan
solusi untuk mengurangi risiko. "Safety is a fundamental principle of patient
care and a critical component of hospital quality management." (World Alliance
for Patient Safety, Forward Programme WHO 2004).
Keselamatan pasien di instalasi rawat inap dibagi ke dalam beberapa aspek
diantaranya :
2. Fisik
a. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan
sekali
b. Tersedianya UPS minimal 2x3 m2 (sesuai kebutuhan)
3. Fasilitas
a. Semua tempat tidur pasien harus mempunyai pagar penghalang
b. Khusus untuk pasien gelisah harus dipasang restrain
29 Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya
c. Tersedianya APA
d. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
e. Dilakukannya kalibrasi berkala untuk peralatan elektronik
f. Kursi roda yang aman dipakai (lengkap dengan penyangga kaki)
g. Lantai ruangan dari bahan yang kuat, rata, tidak licin dan mudah
dibersihkan
h. Lantai kamar mandi dari bahan yang kuat, tidak licin, mudah dibersihkan
mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air
i. Pintu dapat dibuka dari luar
j. Tersedia tandu untuk evakuasi
k. Adanya jalur evakuasi
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap ini disusun dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan di Instalasi Rawat Inap.
Dengan adanya pedoman ini diharapkan dapat tersusun standar pelayanan keperawatan
di ruang rawat inap, standar asuhan keperawatan di ruang rawat inap dan tersusunnya
prosedur atau protap kerja di ruang rawat inap.
Perawat dan bidan dalam hal ini sangat memegang peranan penting dan strategis
untuk menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan kepada pasien di ruang rawat
inap. Untuk itu pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat dan bidan di
ruang rawat inap dalam memberikan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan.