Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Alam perasaan merujuk pada
perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi
kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi
seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi.
Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Depresi
adalah suatu jenis Gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor
heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik,
faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor
keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma
fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya,
serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja
keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai
dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang
bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak
dapat dimengerti oleh orang lain.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan jiwa.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang askep klien dengan depresi dari
materi yang dicari diluar bangku kuliah.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kasus (Masalah Utama) Gangguan alam perasaan.

2.2 Definisi

Depresi Alam perasaan : keadaan emosional yang berkepanjangan yang


mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan alam
perasaan ditandai oleh dendrom depresi sebagian / penuh selain itu juga ditandai oleh
kehilangan minat / kesenangan dalam aktivitas sehari-hari dan rekreasi (Depkes RI.
2000). Depresi adalah suatu respon emosional yang berasal dari seseorang yang
mengalami gangguan alam perasaan, ditandai dengan perasaan sedih ; berduka yang
memanjang dan berlebihan (stoart & sundeen, 1998). Depresi adalah keadaan afektif
yang mempunyai karakteristik perasaan sedih, merasa bersalah dan harga diri rendah.
Keadaan ini kemungkinan bagian dari penyakit baik kondisi kronis maupun akut,
sering dihubungkan dengan respon kehilangan (Schultz,Videbeck,1998). Depresi
adalah suatu kelainan alam perasaan berupa hilangnya minat atau kesenangan dalam
aktivitas-aktivitas yang biasa dan pada waktu yang lampau (Townsend,1998:179).
Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul
sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai
ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan
menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et all 1993). Bisa
disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan patologis terhadap mood yang
mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan
bahwa seorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri
rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut bahaya yang akan datang.
Gangguan alam perasaan : depresi dapat terjadi karena ketidakseimbangan
elekerolis yaitu perubahan Na+ dan K+ di dalam cairan. Perubahan biokimia
(norepinefrin, dopamin & serotonin) juga mempengaruhi keadaan emosional
individu. Rendahnya kadar norepinefrin & dopamine di dalam otak mengakibatkan
individu berada dalam episode depresi, sedangkan peningkatan kadar norepinefrin
dan dopamine didalam otak mengakibatkan perilaku mania.

2.2.1 Jenis-Jenis Depresi

Penggolongan depresi dapat dibedakan (Wilkinson,1995:18 - 26):


1. Menurut gejalanya
• Depresi neurotic : Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami peristiwa
yang menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat daripada biasanya. Penderitanya
seringkali dipenuhi trauma emosional yang mendahului penyakit misalnya
kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan, milik berharga, atau seorang kekasih.
Orang yang menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah, cemas dan sekaligus
merasa depresi. Mereka menderita hipokondria atau ketakutan yang abnormal
seperti agrofobia tetapi mereka tidak menderita delusi atau halusinasi.
• Depresi psikotik : Secara tegas istilah 'psikotik' harus dipakai untuk penyakit
depresi yang berkaitan dengan delusi dan halusinasi atau keduanya.
• Psikosis depresi manik : Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang
kambuh kembali disertai gangguan suasana hati yang berat. Orang yang
mengalami gangguan ini menunjukkan gabungan depresi dan rasa cemas tetapi
kadang-kadang hal ini dapat diganti dengan perasaan gembira, gairah, dan
aktivitas secara berlebihan gambaran ini disebut 'mania'.
• Pemisahan diantara keduanya :Para dokter membedakan antara depresi neurotik
dan psikotik tidak hanya berdasarkan gejala lain yang ada dan seberapa
terganggunya perilaku orang tersebut. 2. Menurut Penyebabnya
• Depresi reaktif : Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat stres luar
seperti kehilangan seseorang atau kehilangan pekerjaan.
• Depresi endogenus : Pada depresi endogenous, gejalanya terjadi tanpa
dipengaruhi oleh faktor lain.
• Depresi primer dan sekunder : Tujuan penggolongan ini adalah untuk
memisahkan depresi yang disebabkan penyakit fisik atau psiatrik atau kecanduan
obat atau alkohol (depresi 'sekunder') dengan depresi yang tidak mempunyai
penyebab-penyebab ini (depresi 'primer'). Penggolongan ini lebih banyak
digunakan untuk penelitian tujuan perawatan. 3. Menurut arah penyakit
• Depresi tersembunyi : Diagnosa depresi tersembunyi (atau atipikal) kadang-
kadang dibuat bilamana depresi dianggap mendasari gangguan fisik dan mental
yang tidak dapat diterangkan, misalnya rasa sakit yang lama tanpa sebab yang
nyata atau hipokondria atau sebaliknya perilaku yang tidak dapat diterangkan
seperti wanita lanjut usia yang suka mengutil.
• Berduka : Proses kesedihan itu wajar dan merupakan reaksi yang diperlukan
terhadap suatu kehilangan. Proses ini membuat orang yang kehilangan itu mampu
menerima kenyataan tersebut, mengalami rasa sakit akibat kesedihan yang
menimpa, menderita putusnya hubungan dengan orang yang dicintai dan
penyesuaian kembali.
• Depresi pascalahir : Banyak wanita kadang-kadang mengalami periode
gangguan emosional dalam 10 hari pertama setelah melahirkan bayi ketika emosi
mereka masih labil dan mereka merasa sedih dan suka menangis. Seringkali hal
itu berlangsung selama satu atau dua hari kemudian berlalu.
• Depresi dan manula : Usia tua merupakan saat meningkatnya kerentanan
terhadap depresi. Namun, kadang-kadang depresi pada manula ditutupi oleh
penyakit fisik dan cacat tubuh seperti penglihatan atau pendengaran yang
terganggu. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengingat kemungkinan
terjadinya penyakit depresi pada orang tua.

2.3 Proses Terjadinya Masalah


Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta
komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan
darah dan denyut nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor
antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian
pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia
dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagai¬nya. Depresi biasanya
dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi, pembedah¬an, kecelakaan,
persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang
atau harga diri dan akibat kerja keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila
berlangsung dalam waktu yang pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas,
lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan
gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas,
tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

 Faktor Predisposisi
1. Faktor Genetik Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan
melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan mengikat pada
kembar memozigot daripada di zigot.
2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri Mengemukakan bahwa depresi
diakibatkan oleh perasaan marah yang dijatuhkan pada diri sendiri. Fresusi
mengatakan bahwa kehilangan objek / orang ambilkan antara kerusakan dan cinta
dapat berbalik menjadi perasaan yang mengasihkan diri sendiri
3. Teori Kehilangan Berhubungan dengan faktor perkembangan misalnya
kehilangan orang bisa pada masa anak, perpisahan yang bersifat romantis dengan
orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan. 4. Teori
Kepribadian Mengemukakan bahwa sifat kepribadian akan menyebabkan
seseorang mengalami depresi.
5. Teori Kognitif Mengemukakan bahwa depresi terjadi sebagai akibat gangguan
perkembangan terhadap penilaian yaitu penilaian negatif terhadap diri sehingga
terjadi gangguan proses pikir, individu menjadi pesimis dan memandang dirinya
tidak ada kuat dan tak berharga secara hidup yang tidak memiliki harapan.
6. Model belajar ketidakberdayaan Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari
kehilangan kendali diri karena pengalamn kegagalan, menjadi pasif dan tidak
mampu menghadapi masalah akhirnya keyakinan individu akan ketidakmampuan
mengadakan kehidupan sebagai ia tidak berupaya mengembangkan respon yang
adaptif.
7. Model Perilaku Mengemukakan bahwa depresi merupakan kurangnya
pengiriman (reinforcement) positif selama interaksi dengan lingkungan.
8. Model biologis Mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi penurunan
kimiawi yaitu defisiensi kolefsolamin dan banyaknya endokrin & hipersekresi
isortisol.

 Faktor Presipitasi Stresser yang dapat menyebabkan GAP (Gangguan Alam


Perasaan)
1. Faktor Biologis Ketidakseimbangan metabolisme khususnya penggunaan obat-
obat dari hipertensi gangguan yang adaptif dan roanya klien yang kronis disertai
depresi. Depresi pada usia lanjut akan komplik dan organic.
2. Faktor Psikologis Kehilangan kasih sayang termasuk kehilangan cinta
seseorang dan kehilangan harga diri, seperti kejadian dalam kehidupan.
3. Faktor Sosial Budaya Kehilangan peran mekanisme, koping, status sosial
ekonomi keluarga, hubungan inter personal, organisasi kemasyarakatan,
kurangnya support, mendukung depresi.

 Mekanisme Koping Mekanisme koping yang digunakan pada depresi,


kehilangan memanjang pada depresi. Mekanisme koping yang digunakan adalah
represi, mengikari dari disosiasi. Terlalu mania merupakan mekanisme pertahanan
terhadap depresi yang diakibatkan karena kurangnya pertahanan terhadap depresi
yang diakibatkan karena kurang efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.

 Tanda dan Gejala / Perilaku yang Ditampilkan oleh Klien Depresi Afektif :
sedih, cemas, apatis, kebencian, kebesaran, marah, perasaan artolok, perasaan
bersalah, merasa tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri
dan merasa tidak berharga. Kognitif : Abivalen, bingung, ragu-ragu, tidak mampu
konsentrasi, kurang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran
merusak diri, rasa tak menentu, pesimis. Fisik : sakit perut, anorexia, gangguan
tingkat aktivitas, menarik diri, isolasi sosial, irritable (mudah marah, menangis,
tersinggung), berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.
Tingkah laku: agresif, agriasi, gangguan tingkat aktivitas, menarik diri, isolasi
sosial, irritable (mudah marah, menangis, tersinggung) berkesan menyedihkan,
kurang spontan, gangguan kebersihan. Menurut Kaplan (1997) gejala utama dari
depresi adalah kehilangan minat atau kesenangan. Pasien mengatakan bahwa
mereka merasa murung, putus asa dalam kesedihan, atau tidak berguna. Adapun
tanda dan gejala depresi menurut Rawlins et all (1993) adalah:
1). Dimensi Fisik
1. Gangguan primer pada struktur dan fungsi otak dan sistem saraf
2. Perubahan kimiawi yaitu penurunan noreprineprin, serotonin &peningkatan
steroid
3. Penurunan metabolism
4. Penurunan perawatan diri dan kebersihan diri
5. Kehilangan energi dengan lelah dan lemah
6. Penurunan aktivitas motorik
7. Depresi mungkin berhubungan dengan adanya gangguan sistem imun

2). Dimensi intelektual


1. Pemikiran negatif terhadap diri sendiri, dunia/lingkungan dan masa depan
2. Tidak mampu berfikir rasional
3. Merasa tidak mampu mengontrol dirinya sendiri maupun lingkungan
3). Dimensi emosional
1. Merasa takut dan cemas
2. Merasa tidak berdaya dan putus asa
3. Perasaan marah ditekan

4). Dimensi sosial


1. Hubungan antara orang depresi dengan orang lain kadangkala terlihat seperti
ketergantungan yang berlebihan
2. Tingkah laku depresi mungkin sebagai usaha untuk memanipulasi orang lain
untuk memenuhi kebutuhannya
3. Orang depresi merasa tidak mempunyai pendukung menarik diri dari
lingkungan dan hilang ketertarikan

2.4 Pohon Masalah

Resiko mencederai diri } Akibat

Gangguan alam perasaan: depresi } Core problem

Koping maladaptif } Penyebab

2.5 Masalah Keperawatan yang Perlu Dikaji

2.5.1 Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan yang mungkin muncul adalah :


- Gangguan alam perasaan depresi - Ketidakberdayaan
- Resti mencederai diri
- Berduka disfungsional
- Kehilangan
- HDR
- Isolasi diri
- Defisit perawatan diri

2.5.2 Data yang Perlu Dikaji


Pengkajian dilakukan dengan mengidentifikasi :
- Faktor predisposisi.
- Faktor presipitasi.
- Perubahan perilaku.
- Mekanisme yang digunakan klien.
Data yang dapat terkaji pada klien depresi antara lain :
- Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu.
- Mengatakan secara verbal ketidakmampuan pengendalikan/mempengaruhi
sesuatu.
- Mengatakan ketidakmampuan merawat diri.
- Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya.
- Apatis, pasif.
- Ekspresi muka murung.
- Berbicara dan gerakan lambat.
- Tidak berlebihan.
- Menghindari orang lain.
- Nafsu makan kurang.
- Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan.
Atau bisa mengkaji tentang :

1.Gangguan alam perasaan: depresi


a.Data subyektif: Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas
berbicara.Sering mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak
berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan
cenderung bunuh diri.
b.Data obyektif: Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila
duduk dengan sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang
lambat dengan langkah yang diseret.Kadang kadang dapat terjadi stupor. Pasien
tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan sering
menangis.Proses berpikir terlambat, seolah olah pikirannya kosong, konsentrasi
terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak mempunyai daya
khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang mendalam,
tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan halusinasi.Kadang
kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility), mudah
tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.

2.Koping maladaptive
a. DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
b. DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

2.6 Diagnosa Keperawatan


1. Risiko mencederai diri berhubungan dengan gangguan mental depresi.
2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
3. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri (harga
diri rendah)
4. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan kegagalan
5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tingkat percaya diri tidak
adekuat dalam kemampuan koping
6. Putus asa berhubungan dengan stress berkepanjangan
7. Defisit perawatan diri (mandi/personal higine) berhubungan dengan
menurunnya motivasi
8. Defisit perawatan diri (makan) berhubungan dengan menurunnya motivasi

2.7 Rencana Tindakan keperawatan

No. Diagnosa :
1 Risiko mencederai diri b.d gangguan mental depresi
TU : Mengajarkan klien dapat berespon yang adaptif, merespon kepuasan dan
rasa senang klien terhadap apa yang diterima dari lingkungan.
TK.
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya diri.
a. bina hubungan saling percaya dengan klien, tanggapi pembicaraan dengan
sabar, tidak menyangkal, bicara jelas, empati, hangat, bisa hebatan.
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
c. Berikan respon empati dan menerima klien.

2. Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya


a. Tunjukan respon emosional dan menerima klien.
b. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaan dan rasa marahnya dengan tepat.
c. Bantu klien mengurunkan tingkat kecemasan, yaitu dengan menyediakan
waktu untuk diskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif
d. Beri waktu klien untuk berespon
e. Berikan respon empati dengan berfokus pada perasaan klien.

3. Mampu memodifikasi rasa kognitif yang negatif.


a. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
mengumpulkannya.
b. Identifikasi pemikiran yang negatif
c. Bantu klien meningkatkan pemikiran yang positif.
d. Identifikasi persepsi kliennya tidak tepat, penyimpangan dan pendapat-
pendapat yang tidak rasional

4. Klien termotivasi untuk mencapai tujuan yang realistis

a. Bantu klien untuk dapat mengarah tujuan yang tidak realistis ke tujuan yang
realistis.
b. Bantu klien menyadari nilai yang dimilikinya / perubahan yang terjadi
c. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan masa lalu/ masa depan
d. Berikan penghargaan / pujian jika klien melakukan sesuatu.
- Merupakan sasaran untuk melakukan intervensi dan perawatan pada klien.
- Untuk mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan klien
- Klien merasa penting dan ditangani
-Klien depresi mania mempunyai kesamaan mengantisipasi dan mengekspresikan
perasaannya
-Modifikasi pola kognitif / membantu untuk melakukan pengendalian diri
dantingkah laku perubahan diri.
-Tujuan yang realistis memudahkan klien lebih jelas dicapai sehingga mengurangi
rasa tidak berdaya dan putus asa.

Rencana tidakan keperawatan untuk diagnosa yang lainnya diantaraya :


Klien dapat mengarahkan moutnya lebih baik.
o Ajak klien ke tempat yang lebih menyenangkan.
o Alihkan suasana hati klien agar tidak terus menerus memikirkan masalahnya.
o Diskusikan dengan klien tentang pentingnya mengontrol persepsi dan perasaan
kita agar hidup lebih menyenangkan. Klien dapat menggunakan koping adaptif
dan melihat sisi positif dari masalah.
o Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa
perawat memahami apa yang di rasa klien.
o Tanyakan pada klien cara yang biasa dilakukanmengatasi perasaan sedih.
o Diskusikan dengan klien manfaat dari kopinga yang bisa di gunakan.
o Bersamaan dengan klien mencari berbagai alternative koping.
o Anjurkan klien untuk mencoba alternative lain dalam menyelesaikan masalah.

Klien dapat membina hubungan saling percaya dan insiatif berkomunikasi


o Perkenalkan diri dengan klien dengan cara menyapa klien dengan rama,baik
verbal dan non verbal.
o Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin dengan sikap empati.
o Terima klien deangan apa adanya tanpa membandingkan dengan orang laen
o Ajarkan teknik komunikasi lain selain verbal untuk menyampaikan ide,gagasan
Klien dapat menggunakan dukungan social. o Kaji system pendukung kenyakinan
o Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstrenal individu Klien dapat
meningkatkan harga diri.
o Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya
o Bantui mengindentifikasi sumber-sumber harapan. Klien mampu meningkatkan
produtivitas dan membuat jadwal harian.
o Ajarkan kaitan manajemen waktu dengan nasib baik seseorang.
o Identifikasi kegiatan harian yang positif yang bisa dilakukan di rumah
o Identifikasi kegiatan yang dilakukan d rumah sakit.
o Mendemonstrasikan cara membuat jadwal harian

Klien dapat menggunakan dengan benar dan tepat


o Diskusikan tentang obat
o Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
o Anjurkan membicarakan efek samping yang di rasakan.
o Beri reinforcement positif bila menggunakan obat yang benar. Klien mampu
dan berupaya untuk memenuhi personal hygiene
o Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri
o Mendiskusikan pentingnya kebersihan dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan
kehidupan yang lebih baik d masa depan.
o Mendiskusikan dengan keluarga agar mampu merawat anggota kluarganya yang
mengalami masalah kurang perawatan diri

Evaluasi

Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang perawat lakukan, dapat


dilakukan dengan menilai kemampuan pasien dan keluarga, contohnya :
1. Evaluasi terhadap masalah risiko bunuh diri Kemampuan pasien:
a. Pasien mampu mengungkapkan ide bunuh diri
b. Pasien mampu mengenali cara-cara untuk mencegah bunuh diri
c. Pasien mampu mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah yang
konstruktif

Kemampuan keluarga:
a.Keluarga mampu mengenali tanda dan gejala awal perilaku bunuh diri
b.Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku
bunuh diri
c.Keluarga mampu membantu pasien dalam menetapkan cara-cara yang positif
untuk mengatasi masalah

2. Evaluasi terhadap masalah ketidak berdayaan


Kemampuan pasien:
a. Pasien mampu berpartisipasi dalam menentukan perawatan diri
b. Pasien mampu melakukan kegiatan positif dalam menyelesaikan masalah
Kemampuan keluarga:
a. Keluarga mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut :


- Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.
- Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi
sesuai dengan faktor pencetusnya.
- Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai
lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh
orang lain.

3.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

- Untuk mengatasi masalah depresi ini tidak bisa dilakukan secara instan
melainkan harus sabar dan konsisten. Ada beberapa cara sederhana dan mudah
dalam menghadai depresi adalah :
o Berolah raga secara rutin dan teratur
o Perbanyaklah berjemur di sinar matahai pagi
o Hindari menyendiri, usahakan untuk sering berkumpul bersama keluarga atau
saudara agar ada orang yang bisa diajak bicara.
o Jangan terlalu banyak berpikir akan hal hal negatif, pikirkanlah hal hal baik dan
menyenangkan
o Usahakan untuk bersikap terbuka terhadap orang terutama keluarga
o Berjalan jalan ke tempat tempat yang disukai.
o Pijat refleksi pada orang yang tepat juga bisa membantu mengurangi depresi.
o Jika olah raga dan jalan jalan dipagi hari bisa dilakukan secara rutin dan
konsisten maka dapat memacu otak untuk melepaskan hormon bahagia
(endorphins) dan dukungan yang sepenuhnya dari keluarga juga sangat
dibutuhkan oleh penderita depresi.

Anda mungkin juga menyukai