id/politik/articles/papua-dan-ambisi-presiden-pertama-P3q1X
22 Juli 2018
“Akan tetapi Irian Barat adalah sebagian dari tubuh kami,” kata
Sukarno kepada penulis Cindy Adams dalam otobiografi Sukarno:
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. “Apakah seseorang akan
membiarkan salah satu anggota tubuhnya dipotong begitu saja tanpa
membalas sedikitpun? Apakah orang tidak akan berteriak kesakitan,
apabila dipotong ujung jarinya sekalipun hanya sedikit?”
Pusat Sengketa
Selain itu Sukarno menyebutkan dua alasan lain, yaitu keamanan dan
prinsip antikolonialisme. Dari segi keamanan, keberadaan Belanda di
Papua ibarat pisau belati yang mengarah kepada Indonesia.
Keberadaan Belanda disana juga melambangkan kekuasaan kolonial
yang masih gentayangan. Kata Sukarno, “Jikalau imperialisme
Belanda masih nongkrong disitu, kita merasa seperti ada pisau
dibelakang kita ini. Ada pisau belati dibelakang kita ini, saudara-
saudara.”
Itulah sebabnya, ketika konflik Irian Barat kian memuncak, Sukarno
bertekad untuk membebaskan Papua dengan jalan apapun. Seruan
itu dinyatakan Sukarno saat berpidato di Palembang, 10 April 1962.