Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

Fluoridasi Topikal
Ketika persediaan air suatu masyarakat mencukupi, floridasi pada air menjadi hal yang
paling efektif efisien dan ekonomis sebagai tindakan preventif dari dental karies cukup mewakili,
meskipun menurut observasi pada air yang terfloridasi di beberapa negara memiliki hasil yang
sama. Sayangnya floridasi air hanya tersedia dalam persentasi kecil dari sistem air populasi yang
ada. Oleh karena itu, tindakan tambahan diperlukan bagi profesi dokter gigi untuk menyediakan
proteksi yang lebih besar untuk melawan karies kepada masyarakat sebanyak mungkin.
Kata “Terapi flouride topikal” diartikan sebagai penggunaan sistem yang terdiri dari konsentrasi
flouride yang diaplikasikan secara lokal atau topikal ke permukaan gigi yang sudah erupsi untuk
mencegah pembentukan dental karies.
Pada waktu erupsi gigi, enamel gigi belum terkalsifikasi secara utuh dan belum mengalami
periode maturasi post-eruptif, kira-kira dua tahun lamanya, ketika kemudian enamel
bermineralisasi dan bermaturasi. Sepanjang periode inilah flouride dan juga zat lainnya
berakumulasi pada pada bagian superfisial enamel (bersumber-saliva, air berflouride dan
makanan). Kebanyakan flouride nantinya menyatu dengan perkembangan enamel ketika periode
pre-eruptif pembentukan enamel, dan periode post-erupsi pembentukan enamel. Konsentrasi
tertinggi flouride semakin menurun seiringan menuju dentin.
Ion flouride ketika disubstitusikan menjadi hydroxiapatite crystal, menjadi lebih sempurna pada
kristal dibandingkan kepada ion hidroksil. Hal ini mengakibatkan kristal apatit menjadi lebih
stabil dan tersusun rapat. Kristal yang demikian menjadikan kristal yang lebih resist terhadap
cairan asam. Efek ini bahkan lebih terlihat ketika pH di lingkungan enamel mengalami
penurunan dan hingga menyebabkan hilangnya kuantitas flouride dari enamel yang larut.
Akibatnya menghasilkan re-presipitasi simultan berupa hidroksiapatit yang terfluoridasi.
• Influencing factors:
1. Konsentrasi flouride
2. pH dari larutan
3. Length of exposure
• Kategori topical flourides:
1. Professionally applied
2. Self applied

Professionally applied

Sodium flouride (NaF – 2%)

Dikembangkan oleh Knutson yang merujuk pada teknik Knutson. 2% NaF digunakan dengan pH
7
- Sediaan
2 gm NaF powder dilarutkan dalam 100 ml air yang sudah didistilasi. Disimpan pada botol
plastik (Glass container membuat ion F bereaksi dengan silika glass -> SiF2)
- Metode aplikasi:
1. Oral prophylaxis selesai hanya dalam kunjungan pertama dari empat aplikasi
2. Isolasi setiap kuadran dengan cotton rolls
3. 2% NaF kemudian diaplikasikan kepada permukaan gigi dengan cotton applicators dan
jaga agar tetap basah selama 4 menit
4. Ulangi prosedur di atas untuk setiap kuadran lainnya
5. Setelah treatment, instruksikan pasien untuk tidak makan, minum, dan berkumur selama
30 menit. Agar ion F dapat bereaksi dengan permukaan gigi
6. Aplikasi kedua, ketiga, dan keempat diberikan dengan jangka waktu 1 minggu

Stannous fluoride preparation (8 – 10%) (SnF2)

Memiliki fluoride concentration 19.500 ppm


- Metode
Untuk mendapatkan 8% larutan SnF2, satu kapsul berisi 0.8 gram (0 merupakan no gelatin
kapsul) dilarutkan dalam 10 ml air distilasi dalam plastik kontainer.
- Teknik (Muhler’s teknik):
1. Setiap perm gigi telah dibersihkan dengan menggunakan pumis atau dental cleaning
agent lainnya utk 5 – 10 d
2. Gigi diisolasi dan dikeringkan dengan udara
3. SnF2 diaplikasikan dengan teknik paint-on dan larutan dibiarkan selama 4 m
4. Ulangi aplikasi setiap 6 bulan atau lebih sering jika pasien rentan thd karies
- Mekanisme aksi
Ketika SnF2 diaplikasikan dalam konsentrasi rendah -> tinhydroxiapatite, larut dalam oral
tissues. Tin trifluorophosphate membuat struktur gigi lebih stabil dan mengurangi kerentanan
gigi terhadap karies. CaF2 -> produk akhir, akan bereaksi dgn hydroxyapatite dan membentuk
fluorhydroxyapatite.
- Keuntungan:
1. Biaya terjangkau
2. 8% SnF interval 6 – 12 bulan
- Kekurangan:
1. Rasa dan aplikasi tidak menyenangkan;
2. Larutan sesekali dapat menyebabkan iritasi pada jaringan;
3. Menyebabkan pigmentasi

Acidulated phosphate fluoride (APF)

- Sediaan
Solution dan gel
Diperkenalkan oleh Brudevold (1960), berdasarkan: enamel yang mengalami demineralisasi
akan lebih banyak membutuhkan flouride dibandingkan dengan enamel yang unaffected.
Penambahan phosphate pada sodium flouride accidified akan menghambat kelarutan
enamel yang berhubungan dengan rendahnya ph larutan tetapi masih dapat meningkatkan uptake
flouride.
Larutan APF terbentuk dan diasidulasi dengan orthophosphoric acid dan buffer bagi pH kira-
kira 3.
- Komposisi umum
1.23% NaF, buffer pada pH 3-4 dalam0.1 M asam posfor
- Metode sediaan
Acidulated phosphate fluoride mengandung 1.23% F dalam 0.1 M asam posfor pada pH 3
Melarutkan 2 gm NaF dalam 100 ml 0.1 M phosphoric acid. Kemudian menambahkan HF utk
mengatur pH di 3 dan konsentrasi F sebanyak 1.23%
Acidulated posfat fluoride gel mengandung methylcellulose atau hydroxyethylcellulose.
- Metode aplikasi
1. Oral Prophylaxis
2. Isolation
3. Larutan APF diaplikasikan secara kontinyu dan jaga gigi agar tetap moist selama 4 menit
4. Semiannual atau annual aplikasi
5. Pada aplikasi gel, digunakan disposable trays berbagai variasi
- Mekanisme aksi
Ketika APF diaplikasikan pada gigi, awalnya akan menyebabkan dehidrasi dan shrinkage dalam
volume HA kristal dan formasi dicalcium posfat dihydrate (DCPD). DCPD ini sangat reaktif
dengan F dan menyebabkan formasi fluoroapatite FA
Keuntungan
1. Aplikasi semiannual atau annual
2. Stabil secara kimiawi dan dapat disimpan untuk siap pakai
3. Tidak menyebabkan staining enamel
4. Tersedia dalam berbagai macam rasa
5. Terbukti dalam reduksi karies sekitar 30 – 40% (Lebih baik dari NaF dan SnF2)
6. Dapat direkomendasikan untuk penggunaan di rumah

Anda mungkin juga menyukai