LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
Oleh:
Kelompok 3/OFF-G
JURUSAN KIMIA
MEI 2019
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu senyawa organik yang
belum dikenal, yang mengandung oksigen.
B. Dasar Teori
Sifat fisik dan kimia senyawa organik dapat membedakan satu dengan yang lainnya.
Ketika beberapa sifat kimia dan fisika senyawa senyawa organik dan anorganik sederhana
yang menceritakan apakah senyawa termasuk dalam senyawa organik atau anorganik
antara lain pemanasan, konduktifitas, dan ionisasi (disosiasi) serta kelarutan.
Pada percobaan yang lalu, Anda telah melakukan berbagai reaksi atau uji yang
membantu Anda untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa organik. Dalam percobaan ini,
Anda akan menggabungkan uji-uji tersebut dengan maksud agar Anda dapat
mengidentifikasi senyawa organik.
Uji seri ammonium nitrat dapat membedakan alkohol, fenol, dan asam hidroksi dari
senyawa-senyawa lain. Hasil positif untuk alkohol ditunjukkan oleh perubahan warna dari
kuning ke merah, sedangkan fenol memberikan warna merah sampai coklat dalam larutan
dioksana. Beberapa aldehida dapat memberikan warna sebentar, yang kemudian memudar
dalam tiga sampai lima menit. Uji ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi
senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon lebih dari sembilan buah, karena warna
yang dihasilkan terlalu pucat. Skema uji senyawa organik mengandung oksigen
digambarkan dalam bagan berikut:
Sampel
Berawan
Jernih (5 menit) Cepat berawan
Alcohol Alcohol Alcohol
primer sekunder tersier Aldehida Keton, ester, eter
Ester Eter
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Percobaan
Dalam percobaan ini, Anda akan mendapat beberapa sampel zat yang tidak diketahui
yang ada dalam botol berlabel. Bila suatu sampel telah terindentifikasi, sampel tersebut
tidak perlu diuji lebih lanjut.
1. Uji Seri Amonium Nitrat
Amonium Nitrat
Hasil
Besi(III) klorida
Dimasukkan sedikit (sampel) zat yang memberikan reaksi positif pada uji 1 ke
tabung reaksi
Ditambahkan 1 atau 2 tetes FeCl3 1%
Hasil
3. Uji Lucas
Pereaksi Lucas
Hasil
Sampel
Hasil
5. Uji Benedict
Pereaksi Benedict
Hasil
6. Uji Iodoform
Sampel
Hasil
7. Hidrolisis Eter
Sampel
Hasil
E. Data Pengamatan
Pengujian dengan
Kesim-
Sampel R. R. pulan
CAN FeCl3 Na2CO3 Lakmus Iodoform Hidrolisis
Lucas Benedict
M→M Eter
B X X X X X X X
B→B
C X X X X √ Aldehida
M→M Keton
E X X X X X √
B→B
Fenol
H √ √
3. Sampel E
Pada sampel E, diberikan perlakuan pertama yaitu mereaksikannya pada uji
Ceri Amonium Nitrat. Saat dilakukan, tidak terjadi reaksi sama sekali yang berarti
larutan tetap berwarna kuning. Sehingga, diduga reaksi ini adalah asam, aldehid, keton,
ester, dan eter. Kemudian, dilanjutkan pada penambahan Natrium Karbonat untuk
mengetahui apakah senyawa asam atau bukan. Saat di tambahkan ternyata tidak
bereaksi, maka senyawa ini diduga adaah aldehida, keton, ester, dan eter. Kemudian
percobaan dilanjutkan pada uji Benedict, pada percobaan ini terdapat proses pemanasan
yang dilakukan di penangas air. Pada uji benedict sampel C tidak dapat bereaksi, jika
pada uji benedict terdapat hasil uji yang negatif maka sampel C diduga keton, eter atau
ester.
Percobaan dilanjutkan pada uji iodoform, dimasukkan 1 mL methanol ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 sampel C dan 5 tetes NaOH 3 M. Campuran
tersebut dikocok dan ditambahkan 20 tetes larutan iodium. Pada saat pengamatan
didapatkan larutan sedikit keruh kemudian tabung dimasukkan ke dalam penangas air.
Setelah beberapa menit warna larutan lebih keruh dari warna sebelumnya (sedikit
kuning pucat) dan jika dihirup baunya sama seperti iodoform. Sehingga dapat dikatakan
sampel tersebut termasuk senyawa keton. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
4. Sampel H
Pada sampel H, diberikan perlakuan pertama yaitu mereaksikannya pada uji
Ceri Amonium Nitrat. Pertama larutan Ceri Ammonium Nitrat dimasukkan terlebih
dahulu dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan sampel H tetes demi tetes. Pada
saat pengamatan terjadi perubahan dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan
menjadi berwarna coklat. Sehingga, larutan bisa diidentifikasi, kemungkinan senyawa
fenol atau alkohol. Berdasarkan teori, bahwa yang menyebabkan warna coklat adalah
senyawa fenol sebagai reaktan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Namun, untuk dapat membuktikan bahwa senyawa tersebut adalah fenol dapat
direaksikan dengan FeCl3. Didapatkan larutan yang berwarna ungu pekat. Sehingga
disimpulkan bahwa sampel H adalah Fenol. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Ph-OH(aq) + FeCl3(aq) Fe[Ph]3(aq) + HCl(aq)
G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
Sampel B tidak bereaksi pada uji hidrolisis ester, maka sampel B termasuk eter.
Sampel C bereaksi pada uji Benedict, maka sampel termasuk aldehida.
Sampel E bereaksi pada uji Iodoform, maka sampel E termasuk keton.
Sampel H bereaksi pada uji FeCl3, maka sampel H termasuk fenol
Dari semua percobaan yang kami lakukan, semuanya teridentifikasi mengandung
oksigen. Mulai dari yang senyawa fenol, aldehida, keton maupun eter semuanya
mengandung oksigen. Hal ini pun menjadi acuan bahwa sebagian senyawa organik dapat
berinteraksi dengan oksigen membentuk senyawa berbeda-beda. Dan juga cara
mengidentifikasi setiap senyawa berbeda-beda pula.
H. Daftar Pustaka
KBK Kimia Organik. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Universitas Negeri
Malang: Malang.
Riswayanto, 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Parlan. 2005. Kimia Organik 1.Malang: Universitas Negeri Malang.
I. Lampiran