Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK YANG MENGANDUNG OKSIGEN

Oleh:

Kelompok 3/OFF-G

Alma Tindi Badriawati (170332614554)**

Achmad Zain Nur (170332614588)**

Afita Dwiyantika (170332614550)**

Dewi Aperta Subagyo (170332614548)**

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MEI 2019
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu senyawa organik yang
belum dikenal, yang mengandung oksigen.
B. Dasar Teori
Sifat fisik dan kimia senyawa organik dapat membedakan satu dengan yang lainnya.
Ketika beberapa sifat kimia dan fisika senyawa senyawa organik dan anorganik sederhana
yang menceritakan apakah senyawa termasuk dalam senyawa organik atau anorganik
antara lain pemanasan, konduktifitas, dan ionisasi (disosiasi) serta kelarutan.
Pada percobaan yang lalu, Anda telah melakukan berbagai reaksi atau uji yang
membantu Anda untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa organik. Dalam percobaan ini,
Anda akan menggabungkan uji-uji tersebut dengan maksud agar Anda dapat
mengidentifikasi senyawa organik.
Uji seri ammonium nitrat dapat membedakan alkohol, fenol, dan asam hidroksi dari
senyawa-senyawa lain. Hasil positif untuk alkohol ditunjukkan oleh perubahan warna dari
kuning ke merah, sedangkan fenol memberikan warna merah sampai coklat dalam larutan
dioksana. Beberapa aldehida dapat memberikan warna sebentar, yang kemudian memudar
dalam tiga sampai lima menit. Uji ini tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi
senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon lebih dari sembilan buah, karena warna
yang dihasilkan terlalu pucat. Skema uji senyawa organik mengandung oksigen
digambarkan dalam bagan berikut:
Sampel

Uji seri ammonium nitrat (1)

Warna merah atau coklat (+)

Fenol, alkohol Asam, aldehida, keton, ester, eter

Uji besi(III) klorida (2) Uji sodium karbonat (4)

Ungu (+) Tdk bereaksi (-) Tdk bereaksi (-)


Dibebaskan CO2 (+)
Fenol Alkohol Asam Aldehida, keton,
ester, eter

Uji Lucas (3) Lakmus


Uji Benedict (5)
Pink

Berawan
Jernih (5 menit) Cepat berawan
Alcohol Alcohol Alcohol
primer sekunder tersier Aldehida Keton, ester, eter

Uji iodoform (6)

Endapan kuning (+) Tdk ada endapan (-)

Metil keton Ester, eter

Uji hidrolisis (7)

Lakmus biru mjd merah Tdk bereaksi (-)

Ester Eter
C. Alat dan Bahan

Tabung reaksi Sampel


Beaker glas Larutan seri ammonium nitrat
Lampu spiritus Dioksana
Kaki tiga Larutan besi(III) klorida 1%
Kawat kasa Pereaksi Benedict
Penjepit tabung reaksi Larutan natrium karbonat 0,5 M
Lakmus biru Larutan hidroksida 1 M
Pereaksi Lucas Larutan hidroksida 3 M
Larutan iodium dalam kalium iodida Metanol

D. Prosedur Percobaan
Dalam percobaan ini, Anda akan mendapat beberapa sampel zat yang tidak diketahui
yang ada dalam botol berlabel. Bila suatu sampel telah terindentifikasi, sampel tersebut
tidak perlu diuji lebih lanjut.
1. Uji Seri Amonium Nitrat

Amonium Nitrat

 Diambil lalu dimasukkan dalam tabung reaksi


 Ditambahkan sedikit larutan yang diuji
 Dikocok
 Diamati

Hasil

2. Uji Besi(III) Klorida

Besi(III) klorida

 Dimasukkan sedikit (sampel) zat yang memberikan reaksi positif pada uji 1 ke
tabung reaksi
 Ditambahkan 1 atau 2 tetes FeCl3 1%

Hasil
3. Uji Lucas

Pereaksi Lucas

 Dimasukkan 1 ml ke tabung reaksi


 Ditambahkan 10 tetes sampel yang akan diuji
 Dikocok

Hasil

4. Uji Natrium Karbonat Untuk Asam

Sampel

 Dimasukkan beberapa tetes ke tabung reaksi


 Ditambahkan 1 ml Na2CO3 0,5 M atau kristal Na2CO3
 Ditambahkan beberapa tetes air
 Diuji dengan lakmus biru

Hasil

5. Uji Benedict

Pereaksi Benedict

 Dimasukkan 1 ml ke tabung reaksi


 Ditambahkan 5 tetes NaOH 1 M
 Dikocok
 Ditambahkan 5-6 tetes sampel yang akan diuji
 Dimasukkan ke penangas air

Hasil
6. Uji Iodoform

Sampel

 Dimasukkan 1 ml metanol ke tabung reaksi


 Ditambahkan 4-5 tetes sampel yang akan diuji
 Ditambahkan 5 tetes NaOH 5 M
 Dikocok
 Ditambahkan KI 20 tetes
 Dimasukkan ke penangas air

Hasil

7. Hidrolisis Eter

Sampel

 Dimasukkan 1 ml ke tabung reaksi


 Ditambahkan 1 ml aquades
 Dikocok
 Dibiarkan selama 15 menit, sambil dikocok sesekali
 Diuji dengan lakmus biru

Hasil
E. Data Pengamatan
Pengujian dengan
Kesim-
Sampel R. R. pulan
CAN FeCl3 Na2CO3 Lakmus Iodoform Hidrolisis
Lucas Benedict
M→M Eter
B X X X X X X X
B→B

C X X X X √ Aldehida

M→M Keton
E X X X X X √
B→B
Fenol
H √ √

F. Analisis Data dan Pembahasan


Dalam percobaan ini, kami diberikan sebuah sampel dengan inisial B, C, E, dan H.
Sampel-sampel ini akan diuji berdasarkan cara dari prosedur percobaan ini. Untuk itu,
pengujian akan dibahas satu demi satu.
1. Sampel B
Pada sampel B, diberikan perlakuan pertama yaitu mereaksikannya pada uji
Ceri Amonium Nitrat. Saat dilakukan, tidak terjadi reaksi sama sekali yang berarti
larutan tetap berwarna kuning. Sehingga, diduga reaksi ini adalah asam, aldehid, keton,
ester, dan eter. Kemudian, dilanjutkan pada penambahan Natrium Karbonat untuk
mengetahui apakah senyawa asam atau bukan. Saat di tambahkan ternyata tidak
bereaksi, maka senyawa ini diduga adaah aldehida, keton, ester, dan eter. Kemudian
percobaan dilanjutkan pada uji benedict, pada percobaan ini terdapat proses pemanasan
yang dilakukan di penangas air. Pada uji benedict sampel C tidak dapat bereaksi, jika
pada uji benedict terdapat hasil uji yang negatif maka sampel C diduga keton, eter atau
ester.
Percobaan dilanjutkan pada uji iodoform, pada uji tersebut saat penambahan
beberapa tetes natrium hipoklorit tidak diperoleh endapan maka sampel C negatif pada
uji iodoform. Kemungkinan bahwa sampel C mengandung ester atau eter. Kemudian
yang terakhir pada uji hidrolisis, sampel C ditambahkan pada tabung reaksi yang bersih,
lalu sampel C ditambah dengan 1 mL aquades dan dikocok untuk mensuspensikan
cairan. Dibiarkan tabung selama 15 menit sambil sekali–kali dikocok. Setelah itu
larutan diuji dengan kertas lakmus merah, lakmus merah tetap berwarna merah dan
lakmus biru tetap berwarna biru. Larutan tidak bereaksi dan tetap menjadi larutan tidak
berwarna, maka larutan dari sampel C termasuk senyawa eter. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
ROCH3 (l) + H2O (l) →
2. Sampel C
Pada sampel C, diberikan perlakuan pertama yaitu mereaksikannya pada uji
Ceri Amonium Nitrat. Saat dilakukan, tidak terjadi reaksi sama sekali. Sehingga,
diduga reaksi ini adalah asam, aldehid, keton, ester, dan eter. Berlanjut pada
penambahan Natrium Karbonat untuk mengetahui apakah senyawa tersebut termasuk
asam atau bukan. Saat di tambahkan Na2CO3 tidak terjadi reaksi. Selanjutnya diuji
dengan pereaksi Benedict, dengan memasukkan 1 mL pereaksi Benedict ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 ml larutan NaOH 1 M dan didapatkan warna
larutan yaitu warna biru. Kemudian ditambahkan sampel C yang akan diuji dan
dimasukkan ke penangas air. Setelah beberapa menit didapatkan warna larutan
berwarna biru pudar lebih muda dari warna sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sampel tersebut termasuk senyawa aldehida. Pada saat praktikum, praktikan
kurang teliti dalam mengetahui perubahan warna biru pada larutan.
Gugus aldehid disebut pereduksi karena reaksinya dengan ion tembaga
menyebabkan bilangan oksidasi tembaga turun dari +2 menjadi +1 membentuk
senyawa Cu2O. Namun, ion Cu+ tidak dapat larut dengan baik di dalam air. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pemanasan pada larutan. Pemanasan ini akan meningkatkan
kelarutan ion Cu+ dalam air sehingga masih akan menghasilkan perubahan warna pada
larutan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

3. Sampel E
Pada sampel E, diberikan perlakuan pertama yaitu mereaksikannya pada uji
Ceri Amonium Nitrat. Saat dilakukan, tidak terjadi reaksi sama sekali yang berarti
larutan tetap berwarna kuning. Sehingga, diduga reaksi ini adalah asam, aldehid, keton,
ester, dan eter. Kemudian, dilanjutkan pada penambahan Natrium Karbonat untuk
mengetahui apakah senyawa asam atau bukan. Saat di tambahkan ternyata tidak
bereaksi, maka senyawa ini diduga adaah aldehida, keton, ester, dan eter. Kemudian
percobaan dilanjutkan pada uji Benedict, pada percobaan ini terdapat proses pemanasan
yang dilakukan di penangas air. Pada uji benedict sampel C tidak dapat bereaksi, jika
pada uji benedict terdapat hasil uji yang negatif maka sampel C diduga keton, eter atau
ester.
Percobaan dilanjutkan pada uji iodoform, dimasukkan 1 mL methanol ke dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 sampel C dan 5 tetes NaOH 3 M. Campuran
tersebut dikocok dan ditambahkan 20 tetes larutan iodium. Pada saat pengamatan
didapatkan larutan sedikit keruh kemudian tabung dimasukkan ke dalam penangas air.
Setelah beberapa menit warna larutan lebih keruh dari warna sebelumnya (sedikit
kuning pucat) dan jika dihirup baunya sama seperti iodoform. Sehingga dapat dikatakan
sampel tersebut termasuk senyawa keton. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

RCOCH3(aq) + 3I2(aq) + 4NaOH(aq) → RCOONa(aq) + 3NaI(aq) + 3H2O(l) + CHI3(s)

4. Sampel H
Pada sampel H, diberikan perlakuan pertama yaitu mereaksikannya pada uji
Ceri Amonium Nitrat. Pertama larutan Ceri Ammonium Nitrat dimasukkan terlebih
dahulu dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan sampel H tetes demi tetes. Pada
saat pengamatan terjadi perubahan dari larutan yang tidak berwarna menjadi larutan
menjadi berwarna coklat. Sehingga, larutan bisa diidentifikasi, kemungkinan senyawa
fenol atau alkohol. Berdasarkan teori, bahwa yang menyebabkan warna coklat adalah
senyawa fenol sebagai reaktan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

Namun, untuk dapat membuktikan bahwa senyawa tersebut adalah fenol dapat
direaksikan dengan FeCl3. Didapatkan larutan yang berwarna ungu pekat. Sehingga
disimpulkan bahwa sampel H adalah Fenol. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Ph-OH(aq) + FeCl3(aq)  Fe[Ph]3(aq) + HCl(aq)

G. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
 Sampel B tidak bereaksi pada uji hidrolisis ester, maka sampel B termasuk eter.
 Sampel C bereaksi pada uji Benedict, maka sampel termasuk aldehida.

 Sampel E bereaksi pada uji Iodoform, maka sampel E termasuk keton.
 Sampel H bereaksi pada uji FeCl3, maka sampel H termasuk fenol
Dari semua percobaan yang kami lakukan, semuanya teridentifikasi mengandung
oksigen. Mulai dari yang senyawa fenol, aldehida, keton maupun eter semuanya
mengandung oksigen. Hal ini pun menjadi acuan bahwa sebagian senyawa organik dapat
berinteraksi dengan oksigen membentuk senyawa berbeda-beda. Dan juga cara
mengidentifikasi setiap senyawa berbeda-beda pula.

H. Daftar Pustaka
KBK Kimia Organik. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Universitas Negeri
Malang: Malang.
Riswayanto, 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Parlan. 2005. Kimia Organik 1.Malang: Universitas Negeri Malang.
I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai