Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

Oleh:
HELMY A.E. RUMONDOR 17061169
JESICA CLARA RUNTUNUWU 17061163
SENIA MAKAGANSA 17061161

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hikmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya.

Meski kami telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca sekalian.

Manado, 20 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………
Daftar isi………………………………………………………………………………
BAB I:
PENDAHULUAN………………………………………………………….…..............
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..

BAB II:
PEMBAHASAN………………………………………………………………………...

a. Pengertian Klien…………………………………………………………………
b. Pengertian pendidikan kesehatan ……………………………………………….
c. Tujuan pendidikan klien…………………………………………………………
d. Standar untuk pendidikan klien………………………………………………….
e. Domain pengajaran………………………………………………………………
f. Prinsip pembelajaran dasar………………………………………………………
g. Kebutuhan kesehatan klien……………………………………………………....
h. Penggabungan proses keperawatan dan proses pengajaran……………………...
BAB III:
PENUTUP………………………… …………………………………………………….

a. Kesimpulan……………………………………………………………………
b. Saran………………………………………………………….………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan
yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan.

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa,


yang berarti memenuhi kebutuhan dasarmanusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan
, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaannya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga biasa dilakukan dengan cara
penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun
penyuluhan kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgaai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan bagaimana
cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang
“Pendidikan dan Promosi Kesehatan”
1.2.Rumusan Masalah
1. komunikasi dalam proses pembelajaran klien
a. Pengertian komunikasi
b. Tujuan dan unsur-unsur komunikasi
c. Fungsi-fungsi komunikasi
d. Efektivitas proses komunikasi dalam proses pembelajaran
e. Hambatan dalam proses komunikasi
2. klien sebagai peserta didik dan kebutuhan pendidikan klien
a. Apa Pengertian klien
b. Apa Pengertian pendidikan klien
c. Apa Tujuan Pendidikan Klien
d. Apa Saja Standar Untuk Pendidikan Klien
e. Bagaimana Domain Pengajaran
f. Bagaimana Prinsip Pembelajaran Dasar
g. Apa Saja Kebutuhan Kesehatan Klien
h. Bagaimana Penggabungan Proses Keperawatan dan Proses Pengajaran
1.3.Tujuan
1. a. Untuk mengetahui arti komunikasi
b. Untuk mengetahui tujuan dan unsur-unsur komunikasi
c. Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi
d. Untuk mengetahui efektivitas proses komunikasi dalam proses pendidikan
2. a. Pengertian klien
b. Pengertian pendidikan klien
c. Tujuan Pendidikan Klien
d. Standar Untuk Pendidikan Klien
e. Domain Pengajaran
f. Prinsip Pembelajaran Dasar
g. Kebutuhan Kesehatan Klien
h. Penggabungan Proses Keperawatan dan Proses Pengajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua
individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.

Pengertian komunikasi menurut para ahli :

1. James A.F.Stoner: Komunikasi merupakan proses dimana seseorang yang sedang


berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.
2. Prof. Drs. H.A.W: Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik
individu ataupun kelompok.
3. Everett M. Rogers: Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari
sumber yang satu kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.
4. Rogers & D. Lawrence Kincaid: Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang
atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu dengan yang
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
5. Shannon & Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
pengaruh dan memengaruhi satu sama lainnya, baik itu secara disengaja ataupun tidak
disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi
juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.

B. Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi


Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu
pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yangingin dicapai.
Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasisebagai berikut:
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya sepertiefektif
dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di manasetiap
orang mau memberikan kontribusi.
Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi
tentunyamemerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu :
1. Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai
sejumlah kebutuhan,ide atau infromasi untuk diberikan.
2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam kata-
kata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
3. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau
ideyang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita
ituidtujukan.
4. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
5. Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak
penerimaberita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita
itutelah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak.
Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu
didalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber
yangmerupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan
disapaikanterhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau
mediakomunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu
keterkaitan,dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan
mengalamihambatan.
C. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasimempunyai
beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsikomunikasi
adalah:
1. Fungsi informasi
2. Fungsi komando akan perintah
3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4. Fungsi integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasimaka
apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya
dapatdiberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin
denganbawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide.
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di manakekuasaan
orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahantunduk dan
taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.Suatu perintah
akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta
yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan
sebagai yang diberikan tugas.
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari padaatasan
baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajibanharus
menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi
bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di manabawahan akan
diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnyaapa yang
dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalamsatu
total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan,
oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan
suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan salingmemberikan
pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proseskomunikasi untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
D. Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan
atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide ataugagasan-gagasan
dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar komunikasi berjalan efektif,komunikator
hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah,ke atas, ke
samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasihendaknya
mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan
untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi
adabeberapa ketentuan, antara lain :
1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus
selaluditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu.
2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang
sesuaidengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada
penerima, sesuaidengan maksud komunikasi.
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan,menyampaikan
gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangatpenting. Proses
komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedarmenyalurkan pikiran-
pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atautertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertianyang jelas
dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secaraformal
mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.
Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secaraformal
maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa
“Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan,
penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang
ingin mendengarlaporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan
informasi yang diperindah atau dibiaskan.”
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiranakan
mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann kesamping.
Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atauanggota
adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.Garis-garis
komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknyamungkin bagi
semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagaipenerima.
Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah komunikasi yang
tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau
informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara
melakukanpendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan
pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal,
memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang
baik.”
Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, iaakan
mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasidan
masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan
yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama.
Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaanpendidikan
tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu prosespendidikan akan
berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuaidengan harapan, di
mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antarakomunikator dengan
komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segalasesuatu hal menjadi
pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuandalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat
tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatuhambatan,
walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermatsegera
mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga
proseskomunikasi dapat berlangsung.
Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitukomunikasi aktif
dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proseskomunikasi yang
berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di mananantara keduanya
sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antarakeduanya. Sedangkan
komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikaninformasi atau ide terhadap
halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akantetapi komunikan tidak
mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.
E. Hambatan Dalam Proses Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakanbahwa tidak
ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapathambatan.
Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
Hambatan yangbersifat objektif , yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yangtidak
disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang
tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat
ramai,waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan
atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan
komunikan.
Hambatan yang bersifat subjektif , yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lainsebagai
upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, irihati, apatisme,
dan mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
-Gangguan (Noises), terdiri dari :
Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),§ yaitu gangguan disebabkansaluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesankomunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauanpenggunaan bahasa, pengertian suatu
istilah atau konsep terdapat perbedaanantara komunikator dengan komunikan.
Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan
atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedangngantuk. Juga kondisi
psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dansebagainya.
Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalammenanggapi atau
menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikanperangsang yang ada kaitannya dengan
kepentingannya. Kepentingan bukanhanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga
menentukan daya tanggap,perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap
reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu
kepentingan.

A. Pengertian Klien
a. Menurut KBBI (2001) Klien adalah orang yang memperoleh bantuan, orang yang
membeli sesuatu atau memperoleh layanan.
b. Menurut fundamental keperawatan (Potter; Perry)

Klien ialah orang yang mencari pelayanan kesehatan dan anggota keluarga atau orang yang
berarti bagi orang yang mencari pelayanan kesehatan tersebut.

c. Dalam keperawatan, yang menjadi klien bisa saja individunya itu sendiri maupun
keluarga atau kerabatnya. Jenis jenis klien yang disebutkan dalam Neuman System Model
juga bisa dalam bentuk individu maupun kelompok. Klien sebagai individu yaitu
seseorang yang mendapatkan asuhan keperawatan. Klien sebagai keluarga ialah keluarga
tersebut yang diberikan asuhan keperawatan/apabila seorang anggota dari keluarga tersebut
mengalami suatu penyakit atau kelemahan pada tubuhnya yang mengakibatkan ia tidak dapat
memberikan keterangan secara jelas kepada perawat maka ia dibantu oleh keluarganya.
Sedangkan klien sebagaik kelompok atau masyarakat ialah klien yang ruang lingkupnya lebih
luas daripada keluarga.
B. Pengertian Pendidikan Kesehatan
a. Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut : pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnose keperawatan, perencanaan
pendidikan kesehatan, implementasi pendidikan kesehatan, evaluasi pendidikan kesehatan,
dan dokumentasi pendidikan kesehatan (Suliha, 2002).

b. Pendidikan kesehatan merupakan tindakan mandiri perawat dalam memberikan asuhan


keperawatan untuk meningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan pembelajaran
sehingga dari yang tidak tahu jadi tahu,yang tidak mau jadi mau dan yang tidak mampu
menjadi mampu untuk menjaga dan mempertahankan kesehatannya atau mencegah terjadinya
penyakit dan tingkat keparahan sakit pada dirinya dan proses pemulihan kesehatan dari sakit
untuk mencapai kesehatan yang optimal.

C. Tujuan Pendidikan Klien


Pada dasarnya pendidikan kesehatan ditujukan agar klien dapat meningkatkan, memperbaiki
dan mempertahankan status kesehatannya. Pendidikan pasien/klien yang komprehensif terdiri
dari tiga tujuan, yaitu:
a. Pencegahan penyakit, pemeliharaan serta peningkatan kesehatan
b. Perbaikan kesehatan
c. Koping terhadap gangguan fungsi

D. Standar Untuk Pendidikan Klien


Menurut The Joint Commisson on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO)
(1995) (dalam Potter dan Pery, 2005: 337), standar untuk pendidikan klien/keluarga adalah
sebagai berikut:

a. Klien/keluarga diberi pendidikan yang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan


dan perilaku yang diperlukan untuk memberikan keuntungan penuh dari intervensi kesehatan
yang dilakukan oleh institusi.

b. Organisasi merencanakan dan mendorong pengawasan dan koordinasi aktivitas dan


sumber pendidikan klien/keluarga.

c. Klien/keluarga mengetahui kebutuhan belajar mereka, kemampuan, dan kesiapan untuk


belajar.
d. Proses pendidikan klien/keluarga bersifat interdisiplin sesuai dengan rencana asuhan
keperawatan.
e. Klien/keluarga mendapatkan pendidikan yang spesifik sesuai dengan hasil pengkajian
kemampuan dan kesiapannya. Pendidikan kesehatan meliputi pemberian obat-obatan,
penggunaan alat medis, pemahaman tentang interaksi makanan/obat dan modifikasi makanan,
rehabilitasi, serta bagaimana melakukan pengobatan selanjutnya.

f. Informasi mengenai instruksi pulang yang diberikan pada klien/keluarga diberikan


institusi atau individu tertentu yang bertanggung jawab terhadap kesinambungan perawatan
klien.

Keberhasilan untuk mencapai stadar di atas tergantung pada keikutsertaan seluruh tenaga
kesehatan profesional.

E. Domain pengajaran
Domain merupakan suatu realisasi definisi dari bidang teknologi pembelajaran. Domain
mewujudkan apa yang dapat dilakukan oleh suatu disiplin ilmu agar disiplin tersebut mampu
memberikan sumbangan langsung dalam bentuk rumusan praktik yang dilakukan oleh para
praktisi. Domain juga berfungsi sebagai panduan para praktisi dan tenaga ahli untuk bergerak
dalam bidang yang dimaksud. Selain itu, domain perlu dirumuskan berdasarkan definisi yang
sudah ada agar pembentukan profesi dan praktik menjadi lebih mudah. Domain memberi
penjelasan bagi para profesional dan praktisi mengenai apa yang harus dan boleh dilakukan
atau apa yang menjadi batasan perilaku dan ruang lingkup pekerjaan dan layanan yang harus
diselesaikan. Konsep kognitif, afektif, dan psikomotorik dicetuskan oleh Benyamin Bloom
pada tahun 1956. Karena itulah konsep tersebut juga dikenal dengan istilah Taksonomi
Bloom.

a. Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif adalah pembelajaran yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

a) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses
berfikir yang paling rendah.

b) Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
c) Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat
lebih tinggi ketimbang pemahaman.

d) Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

e) Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.
Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis.

f) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan
patokan-patokan atau kriteria yang ada.
b. Pembelajaran afektif

Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Pembelajaran afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

a) Receiving atau Attending (menerima atau memperhatikan)


Receiving atau attending (menerima ataa memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah,
situasi, gejala dan lain-lain. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai
kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta
didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada
mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan
diri dengan nilai itu.

b) Responding (menanggapi)
Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan
menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu
cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.

c) Valuing (menilai atau menghargai)


Valuing (menilai/menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu
tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah
merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam
kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai
yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau
fenomena, yaitu baik atau buruk.

d) Organization (mengatur atau mengorganisasikan)


Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai
sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum.
Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem
organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan
perioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau


kompleks nilai)
Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek
nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah
menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten
pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif
tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana.

c. Pembelajaran psikomotor
Pembelajaran psikomotor merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu,
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Menurut simpson (dalam sagala, 2003),
pembelajaran psikomotor terbagi atas tujuan kategori yaitu:

f) Persepsi
Aspek ini mengacu pada alatuntuk memperoleh kesadaran akan suatu objek atau gerakan dan
mengalihkannya kedalam kegiatan atau perbuatan. Aspek ini merupakan tindakan yang
paling rendah dalam pembelajaran psikomotor.
g) Kesiapan
Aspek ini mengacu pada kesiapan memberikan respons secara
mental,fisik, maupun perasaan untuk suatu kegiatan. Aspek yang berada satu tingkat diatas
persepsi ini mensyaratkan perencanaan yang matang.

h) Respons terbimbing (guide respons)


Aspek ini mengacu pada pemberian respons perilaku, gerakan-gerakan yang diperlihatkan
dan didemonstrasikan sebelumnya. Latihan-latihan ujian sebelum mengikuti ujian
sesungguhnya merupakan salah satu contoh dari respons terbimbing. Aspek ini berada satu
tingkat di atas kesiapan.

i) Mekanisme (mechanical respons)


Aspek ini mengacu pada keadaan di mana respons fisik yang dipelajari telah menjadi
kebiasaan. Peserta didik yang selalu melakukan latihan secara rutin sehingga menjadikan
latihan tersebut sebagai bagian dari dirinya merupakan contoh dari aspek mekanisme. Aspek
ini berada satu tingkat di atas respons terbimbing.

j) Respons yang kompleks (complex response)


Aspek ini mengacu pada pemberian respons atau penampilan perilaku atau gerakan yang
cukup rumit dengan terampil dan efisien. Peserta didik terampil mengerjakan latihan sebelum
ujian merupakan salah satu contoh respons yang kompleks. Aspek ini berada satu tingkat di
atas mekanisme.

k) Penyesuaian pada gerakan atau adaptasi


Aspek ini mengacu pada kemampuan menyesuaikan respons atau perilaku gerakan dengan
situasi yang baru. Setelah menguasai latihan dengan baik, bahkan mengerjakan soal yang
sulit, seorang peserta didik dapat menerapkan dan menggunakan kemampuannya dalam ujian
yang sebenarnya. Aspek ini berada satu tingkat di atas respons yang kompleks.

l) Originalisasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan menampilkan pola-pola gerak gerik yang baru, dalam
arti menciptakan perilaku dan gerakan yang baru dilakukan atas prakarsa atau inisiatif
sendiri. Setelah cukup lama belajar, seorang peserta didik dapat menciptakan model latihan
yang berbeda dari teman-temannya. Aspek ini menduduki tingkat paling tinggi dalam
domain.

F. Prinsip pembelajaran dasar


Pembelajaran bergantung dari motivasi seseorang untuk belajar, kemampuan belajar, serta
lingkungan pembelajaran.
a. Motivasi untuk belajar
a) Perangkat perhatian
Perangkat perhatian yaitu status mental dari peserta didik untuk fokus dan memahami materi.
Ketidaknyamanan fisik, distraksi lingkungan dan ansietas dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam belajar. Kondisi fisik seperti kelaparan, kelelahan dan nyeri dapat
mengganggu kemampuan seseorang dalam berkonsentrasi, sehingga sangat berpengaruh pada
pembelajaran. Ansietas merupakan perasaan tidak menentu, oleh karena itu ansietas bisa
meningkatkan atau bahkan menurunkan kemampuan seseorang di dalam memberikan
perhatian. Sedangkan distraksi lingkungan berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam
memperhatikan pengajar dan aktivitas dalam proses pembelajaran.

b) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang mengambil atau melakukan suatu
tindakan. Motivasi berasal dari motif sosial, tugas dan fisik. Motivasi sosial dierlukan untuk
berhubungan, harga diri, atau penampilan sosial. Biasanya seorang individu mencari
oranglain dalam membandingkan kemampuan, pendapat, dan emosinya. Motivasi fisik juga
sering terjadi kepada klien, klien yang mempunyai perubahan fungsi fisik biasanya
termotivasi untuk belajar. Tidak semua orang merasa perlu melakukan tindakan menjaga dan
mempertahankan kesehatan. Oleh karena itu, keyakinan bahwa kesehatan adalah yang utama
bisa dijadikan motivasi yang kuat untuk seseorang dalam menjaga kesehatannya. Model
keyakinan kesehatan dapat digunakan oleh perawat di dalam melaksakan pendidikan
kesehatan kepada klien. Model ini dibuat untuk menjelaskan alasan seseorang dalam
mencoba tindakan kesehatan.

c) Adaptasi psikososial terhadap penyakit


Penurunan kesehatan tubuh sering kali sulit diterima oleh klien. Secara psikologis proses
berduka akan membuat klien membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradaptasi dengan
implikasi emosi dan fisik dari penyakit. Kesiapan seseorang untuk belajar bergantung pada
tingkat berduka. Ketika klientidak sanggup menerima realitas penyakitnya, ia akan sulit atau
bahkan tidak akan mau untuk diajak belajar. Sehingga, pengajaran untuk klien harus
dijadwalkan sesuai dengan kesiapannya untuk belajar.

d) Partisipasi aktif
Keikutsertaan klien di dalam proses pengajaran dipengaruhi oleh keinginan klien dalam
mendapatkan pengetahuan. Dalam hal ini klien tidak hanya terlihat sebagai seorang penerima
pendidikan atau asuhan kesehatan yang pasif, tetapi juga sebagai mitra aktif pemberian
asuhan.

b. Kemampuan untuk belajar


a) Kemampuan perkembangan
Perkembangan kognitif klien sangat berpengaruh terhadap kemampuannya dalam belajar.
Sebelum seseorang mempelajari informasi baru, kedewasaan serta perkembangan kognitifnya
mutlak ada. Usia seseorang menunjukkan perkembangan kemampuannya dalam proses
belajar.

b) Kemampuan fisik
Selain kemampuan perkembangan, kemampuan seseorang di dalam belajar juga bergantung
dari tingkat perkembangan dan kesehatan fisik secara umum. Kondisi seseorang yang
menguras tenaga juga bisa membuat kemampuan belajar seseorang menjadi terganggu.
c. Lingkungan belajar

“Faktor dalam lingkungan fisik merupakan faktor dimana pengajaran dilakukan sehingga
membuat proses belajar tersebut menjadi menyenangkan atau menjadi suatu pengalaman
yang menyulitkan. Perawat harus memilih lingkungan yang membantu klien untuk
memfokuskan diri pada tugas pembelajaran” (Potter dan Pery, 2005:346). Lingkungan ideal
yang sesuai digunakan untuk melangsungkan kegiatan belajar adalah ruangan dengan
penerangan yang cukup dan terdapat sirkulasi udara yang baik, suhu udara yang nyaman,
serta perabot yang layak. Suasana tenang juga dibutuhkan di dalam melangsungkan kegiatan
belajar.

G. Kebutuhan kesehatan klien


Kebutuahan kesehatan klien merupakan kebutuhan yang berpatokan pada kebutuhan dasar
manusia. Kebutuhan manusia/klien merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia/klien dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Walaupun setiap
orang mempunyai sifat tambahan, kebutuhan yang unik, setiap orang mempunyai kebutuhan
dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat
kesehatan dan posisi pada rentang sehat-sakit. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow
adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara
kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Hierarki kebutuhan manusia
mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang
beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan
tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual.
b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)

Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman
dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis yang mengancam diri.
c. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan
hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat
atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
d. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)

Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta
penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)

Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.

Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan


orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi
merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau lebih
dimensi manusia.

H. Penggabungan Proses Keperawatan dan Proses Pengajaran


Berikut ini adalah tabel perbandingan antara proses keperawatan dan pengajaran menurut
Potter dan Pery (2005:349)

Langkah Dasar Proses Keperawatan Proses Pengajaran

Pengkajian Kumpulkan data mengenai kebutuhan Kumpulkan data mengenai kebutuhan


fisik psikologis, sosial, kultural, belajar klien, motivasi, kemamuan
perkembangan dan spiritual pasien itu untuk belajar serta sarana pengajaran
sendiri, keluarga, tes diagnostik, dari klien, keluarga, lingkungan
catatan medis, riwayat keperawatan belajar, catatan medis, riwayat
dan literatur. keperawatan, dan literatur.

Diagnosa Identifikasidiagnosa keperawatan Identifikasi kebutuhan pengajaran


keperawatan yang tepat. klien mengaccu pada tiga domain
pengajaran.

Perencanaan Kembangkan rencana asuhan secara Tetapkan tujuan pengajaran.


individual. Tetapkan prioritas Rumuskan dalam terminologi tingkah
diagnosa berdasarkan kebutuhan laku. Identifikasi prioritas yang
segera klien. Rundingkan rencana berhubungan dengan kebutuhan
asuhan dengan klien. belajar. Rundingkan dengan klien
tentang rencana pengajaran.
Identifikasi metode pengajaran yang
digunakan.
Implementasi Lakukan terapi asuhan keperawatan. Implementasikan metode
Libatkan klien sebagai peserta aktif pengajaran. Secara aktif libatkan
dalam asuhan keperawatan. Libatkan klien dalam aktivitas pengajaran.
keluarga dalam asuhan sesuai Libatkan partisipasi keluarga sesuai
kebutuhan. kebutuhan.

Evaluasi Identifikasi keberhasilan dalam Nilai hasil proses belajar mengajar.


memenuhi hasil yang diharapkan serta Ukur kemampuan klien untuk
keberhasilan asuhan keperawatan. mencapai tujuan pengajaran. Ulangi
pengajaran bila dibutuhkan.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Pendidikan kesehatan juga merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut : pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnose keperawatan, perencanaan
pendidikan kesehatan, implementasi pendidikan kesehatan, evaluasi pendidikan kesehatan,
dan dokumentasi pendidikan kesehatan Hubungan dengan klien, Tenaga kesehatan
masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah perilaku masyarakat menuju
hidup bersih dan sehat.
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang
lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu
adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan,
sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik. Dalam hubungan seseorang dengan orang
lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang
menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian
informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana
penyaluran informasi atau berita.

b. Saran
Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tugas kami
atas kritik dan sarannya kami sampaikan terima kasih.
Daftar pustaka :
https://www.sribd.com/document/85563669/Makalah-Komunikasi-Dalam-Proses-
Pembelajaran
https://www.slideshare.net/mobile/pjj_kemenkes/modul-1-promosi-kesehatan-kb-3-43684743

https://scribd.com/doc/182765480/Makalah-Promkes-Edukasi-Klien-dan-Teori-Belajar-
Mengajar

Anda mungkin juga menyukai