Oleh:
HELMY A.E. RUMONDOR 17061169
JESICA CLARA RUNTUNUWU 17061163
SENIA MAKAGANSA 17061161
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hikmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada
waktunya.
Meski kami telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………
Daftar isi………………………………………………………………………………
BAB I:
PENDAHULUAN………………………………………………………….…..............
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II:
PEMBAHASAN………………………………………………………………………...
a. Pengertian Klien…………………………………………………………………
b. Pengertian pendidikan kesehatan ……………………………………………….
c. Tujuan pendidikan klien…………………………………………………………
d. Standar untuk pendidikan klien………………………………………………….
e. Domain pengajaran………………………………………………………………
f. Prinsip pembelajaran dasar………………………………………………………
g. Kebutuhan kesehatan klien……………………………………………………....
h. Penggabungan proses keperawatan dan proses pengajaran……………………...
BAB III:
PENUTUP………………………… …………………………………………………….
a. Kesimpulan……………………………………………………………………
b. Saran………………………………………………………….………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….…
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan
yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan.
A. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua
individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.
A. Pengertian Klien
a. Menurut KBBI (2001) Klien adalah orang yang memperoleh bantuan, orang yang
membeli sesuatu atau memperoleh layanan.
b. Menurut fundamental keperawatan (Potter; Perry)
Klien ialah orang yang mencari pelayanan kesehatan dan anggota keluarga atau orang yang
berarti bagi orang yang mencari pelayanan kesehatan tersebut.
c. Dalam keperawatan, yang menjadi klien bisa saja individunya itu sendiri maupun
keluarga atau kerabatnya. Jenis jenis klien yang disebutkan dalam Neuman System Model
juga bisa dalam bentuk individu maupun kelompok. Klien sebagai individu yaitu
seseorang yang mendapatkan asuhan keperawatan. Klien sebagai keluarga ialah keluarga
tersebut yang diberikan asuhan keperawatan/apabila seorang anggota dari keluarga tersebut
mengalami suatu penyakit atau kelemahan pada tubuhnya yang mengakibatkan ia tidak dapat
memberikan keterangan secara jelas kepada perawat maka ia dibantu oleh keluarganya.
Sedangkan klien sebagaik kelompok atau masyarakat ialah klien yang ruang lingkupnya lebih
luas daripada keluarga.
B. Pengertian Pendidikan Kesehatan
a. Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut : pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnose keperawatan, perencanaan
pendidikan kesehatan, implementasi pendidikan kesehatan, evaluasi pendidikan kesehatan,
dan dokumentasi pendidikan kesehatan (Suliha, 2002).
Keberhasilan untuk mencapai stadar di atas tergantung pada keikutsertaan seluruh tenaga
kesehatan profesional.
E. Domain pengajaran
Domain merupakan suatu realisasi definisi dari bidang teknologi pembelajaran. Domain
mewujudkan apa yang dapat dilakukan oleh suatu disiplin ilmu agar disiplin tersebut mampu
memberikan sumbangan langsung dalam bentuk rumusan praktik yang dilakukan oleh para
praktisi. Domain juga berfungsi sebagai panduan para praktisi dan tenaga ahli untuk bergerak
dalam bidang yang dimaksud. Selain itu, domain perlu dirumuskan berdasarkan definisi yang
sudah ada agar pembentukan profesi dan praktik menjadi lebih mudah. Domain memberi
penjelasan bagi para profesional dan praktisi mengenai apa yang harus dan boleh dilakukan
atau apa yang menjadi batasan perilaku dan ruang lingkup pekerjaan dan layanan yang harus
diselesaikan. Konsep kognitif, afektif, dan psikomotorik dicetuskan oleh Benyamin Bloom
pada tahun 1956. Karena itulah konsep tersebut juga dikenal dengan istilah Taksonomi
Bloom.
a. Pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif adalah pembelajaran yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
a) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali
kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses
berfikir yang paling rendah.
b) Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan
dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan
berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
c) Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata
cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam
situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat
lebih tinggi ketimbang pemahaman.
d) Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
e) Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru.
Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis.
f) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi
Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan
patokan-patokan atau kriteria yang ada.
b. Pembelajaran afektif
Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Pembelajaran afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan
nilai. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
b) Responding (menanggapi)
Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan
menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu
cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.
c. Pembelajaran psikomotor
Pembelajaran psikomotor merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu,
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Menurut simpson (dalam sagala, 2003),
pembelajaran psikomotor terbagi atas tujuan kategori yaitu:
f) Persepsi
Aspek ini mengacu pada alatuntuk memperoleh kesadaran akan suatu objek atau gerakan dan
mengalihkannya kedalam kegiatan atau perbuatan. Aspek ini merupakan tindakan yang
paling rendah dalam pembelajaran psikomotor.
g) Kesiapan
Aspek ini mengacu pada kesiapan memberikan respons secara
mental,fisik, maupun perasaan untuk suatu kegiatan. Aspek yang berada satu tingkat diatas
persepsi ini mensyaratkan perencanaan yang matang.
l) Originalisasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan menampilkan pola-pola gerak gerik yang baru, dalam
arti menciptakan perilaku dan gerakan yang baru dilakukan atas prakarsa atau inisiatif
sendiri. Setelah cukup lama belajar, seorang peserta didik dapat menciptakan model latihan
yang berbeda dari teman-temannya. Aspek ini menduduki tingkat paling tinggi dalam
domain.
b) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang mengambil atau melakukan suatu
tindakan. Motivasi berasal dari motif sosial, tugas dan fisik. Motivasi sosial dierlukan untuk
berhubungan, harga diri, atau penampilan sosial. Biasanya seorang individu mencari
oranglain dalam membandingkan kemampuan, pendapat, dan emosinya. Motivasi fisik juga
sering terjadi kepada klien, klien yang mempunyai perubahan fungsi fisik biasanya
termotivasi untuk belajar. Tidak semua orang merasa perlu melakukan tindakan menjaga dan
mempertahankan kesehatan. Oleh karena itu, keyakinan bahwa kesehatan adalah yang utama
bisa dijadikan motivasi yang kuat untuk seseorang dalam menjaga kesehatannya. Model
keyakinan kesehatan dapat digunakan oleh perawat di dalam melaksakan pendidikan
kesehatan kepada klien. Model ini dibuat untuk menjelaskan alasan seseorang dalam
mencoba tindakan kesehatan.
d) Partisipasi aktif
Keikutsertaan klien di dalam proses pengajaran dipengaruhi oleh keinginan klien dalam
mendapatkan pengetahuan. Dalam hal ini klien tidak hanya terlihat sebagai seorang penerima
pendidikan atau asuhan kesehatan yang pasif, tetapi juga sebagai mitra aktif pemberian
asuhan.
b) Kemampuan fisik
Selain kemampuan perkembangan, kemampuan seseorang di dalam belajar juga bergantung
dari tingkat perkembangan dan kesehatan fisik secara umum. Kondisi seseorang yang
menguras tenaga juga bisa membuat kemampuan belajar seseorang menjadi terganggu.
c. Lingkungan belajar
“Faktor dalam lingkungan fisik merupakan faktor dimana pengajaran dilakukan sehingga
membuat proses belajar tersebut menjadi menyenangkan atau menjadi suatu pengalaman
yang menyulitkan. Perawat harus memilih lingkungan yang membantu klien untuk
memfokuskan diri pada tugas pembelajaran” (Potter dan Pery, 2005:346). Lingkungan ideal
yang sesuai digunakan untuk melangsungkan kegiatan belajar adalah ruangan dengan
penerangan yang cukup dan terdapat sirkulasi udara yang baik, suhu udara yang nyaman,
serta perabot yang layak. Suasana tenang juga dibutuhkan di dalam melangsungkan kegiatan
belajar.
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang
beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan
tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual.
b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman
dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis yang mengancam diri.
c. Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan
hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat
atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
d. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta
penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.
a. Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan. Pendidikan kesehatan juga merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut : pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnose keperawatan, perencanaan
pendidikan kesehatan, implementasi pendidikan kesehatan, evaluasi pendidikan kesehatan,
dan dokumentasi pendidikan kesehatan Hubungan dengan klien, Tenaga kesehatan
masyarakat berhubungan erat dengan klien/masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
pentingnya peran tenaga kesehatan masyarakat dalam merubah perilaku masyarakat menuju
hidup bersih dan sehat.
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang
lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu
adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan,
sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik. Dalam hubungan seseorang dengan orang
lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang
menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian
informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana
penyaluran informasi atau berita.
b. Saran
Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan
serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tugas kami
atas kritik dan sarannya kami sampaikan terima kasih.
Daftar pustaka :
https://www.sribd.com/document/85563669/Makalah-Komunikasi-Dalam-Proses-
Pembelajaran
https://www.slideshare.net/mobile/pjj_kemenkes/modul-1-promosi-kesehatan-kb-3-43684743
https://scribd.com/doc/182765480/Makalah-Promkes-Edukasi-Klien-dan-Teori-Belajar-
Mengajar