DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS UDAYANA
2018/2019
I. Pengertian Harga.
Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Jadi harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan unuk
mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga
merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan pangsa pasar dan
keuntungan suatu perusahaan. Harga juga merupakan satu dari elemen bauran pemasaran
yang paling fleksibel. Harga dapat berubah dengan cepat. Pada saat yang bersamaan,
penetapan harga adalah permasalahan nomor satu yang dihadapi banyak eksekutif pemasaran,
dan banyak perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik.
Salah satu masalah yang sering timbul adalah perusahaan terlalu cepat menurunkan
harga untuk mendapatkan penjualan daripada meyakinkan pembeli bahwa produknya yang
bernilai lebih layak dihargai tinggi. Kesalahan umum lainnya termasuk penetapan harga yang
terlalu berorientasi pada nilai bagi pelanggan dan penetapan harga tidak memasukkan bagian
lain dalam bauran pemasaran ke dalam perhitungannya.
Strategi penetapan harga dibuat untuk memenuhi permintaan harga yang ditawarkan
oleh pelanggan maupun memenuhi keuntungan dari tujuan perusahaannya sendiri. Stratgei
penetapan harga dibagi menjadi 4 yaitu strategi penetapan harga berdasarkan harga bauran
produk dan strategi penetapan harga berdasarkan tujuan perusahaannya.
a. Faktor-faktor Intern
1. Sasaran Pemasaran
3. Biaya
Perusahaan menetapkan suatu harga yang dapat menutup semua biaya untuk
memproduksi, mendistribusi dan menjual produk tersebut, termasuk suatu tingkat laba yang
wajar atas segala upayanya serta resiko yang dihadapinya.Biaya merupakan faktor yang
menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
4. Pertimbangan Organisasi
b. Faktor Eksternal
1. Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara harga dan
permintaan terhadap produk atau jasa itu. Persepsi konsumen mengenai harga dan nilai
dimana konsumen lah yang akan menentukan tepat tidaknya harga sebuah produk. Ketika
menetapkan harga, perusahaan harus memperhatikan pula persepsi konsumen terhadap harga,
bagaimana persepsi tersebut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan juga
penetapan harga dalam berbagai jenis pasar.Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar
dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, persaingan oligopoli, atau persaingan monopoli.
Faktor-faktor lain itu, pertama kondisi ekonomi seperti inflasi, resesi, serta tingkat
bunga, mempengaruhi keputusan mengenai harga karena faktor-faktor tersebut
mempengaruhi biaya produksi sebuah produk dan persepsi konsumen terhadap harga serta
nilai produk itu. Kedua penjual-ulang, perusahaan harus menetapkan harga yang dapat
memberikan laba yang wajar kepada penjual-ulang, meningkatkan dukungan mereka, dan
membantu mereka untuk menjual produk secara efektif.
Ketiga adalah pemerintah, dimana pemasar perlu mengetahui harga dan menjamin
bahwa kebijakan mereka dalam penetapan harga tidak melanggar Undang-Undang. Faktor
lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.
Selain faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi
ekonomi (inflasi, resesi, tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek social
(kepedulian terhadap lingkungan).
IV. Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang
baik bagi petumbuhan pasar.Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru, Tjiptono (2001 :
172);
a. Skimming Pricing,
merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru, dengan
dilengkapi aktifitas promosi yang gencar dan untuk memperoleh laba yang maksimal.
Strategi ini efektif dalam situasi :
Didukung oleh aktivitas promosi yang gencar. Strategi ini, cenderung digunakan
untuk menetapkan harga produk-produk berteknologi baru (seperti telepon seluler dan
perangkat keras komputer).
Diterapkan dalam kondisi persaingan sangat longgar atau bahkan nyaris tanpa
persaingan sehingga dengan harga berapapun produk itu tetap akan dibeli oleh
konsumen.
Produk memiliki karakteristik khusus (unik) yang sangat disukai konsumen dan tidak
ada atau kalaupun ada hanya sedikit tersedia produk substitusi.
Banyak pelanggan yang bersedia membeli produk pada tingkat harga yang tinggi
(mereka berpenghasilan tinggi), dan mempersepsikan harga tinggi sebagai indikator
kualitas yang tinggi dan trended.
Menghadapi demand yang tidak pasti.
Harga tersebut akan menjadi daya tarik bagi masuknya para pesaing.
Ada hambatan masuk bagi pesaing, misalnya berupa hak paten.
Produk baru yang dihasilkan sangat inovatif sehingga pasar diperkirakan memerlukan
waktu lama sebelum memasuki tahap kedewasaan dalam PLC
Tujuannya adalah:
1. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannya
belum ada.
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah
menurunkan harga dari pada menaikan harga awal.
b. Penetration Pricing,
Strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat
meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing.Dengan
harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan
menurunnya biaya per-unit.Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba
jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada
empat bentuk harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain;
Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan
tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.
Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat
menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan.
Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, dengan
tujuan untuk mempromosikan produk tertentu.
Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah para
pesaing memasuki pasar.
c. Initial Pricing
1. Premium price
Harga relatif tetap mahal-tinggi terutama dilakukan oleh produsen untuk menciptakan
citra prestius, eksklusif, dan superior. Oleh sebab itu produsen tidak mau ambil risiko
memudarkan citra tersebut dengan menurunkan harga dan menawarkan produk kepada semua
orang.
2. Umbrella price
Harga dipertahankan untuk melindungi para pesaing kecil berbiaya tinggi. Kebijakan
umbrella pricing biasanya didukung dengan peraturan pemerintah yang menentukan harga
minimum bagi suatu produk
Strategi berubah ketika produk tersebut menjadi bagian dari bauran produk. Dengan
ini perusahaan mencari celah agar bisa memaksimalkan keuntungan dan menarik konsumen
agar membeli barang atau jasa dari persuhaan tersebut. Perusahaan mengambil keuntungan
secara maksimal melalui sekumpulan harga yang dimaksimalkan labanya dari total bauran
prosuk tersebut.
Strategi ini di bagi menjadi 5 situasi penetapan harga bauran produk
Penggunan Strategi ini yaitu menggunakan titik harga atau menentukan jenjang harga
produk atau jasa yang memang sudah ditetapkan untuk produk oleh lini perusahannya sendiri.
Perusahaan tidak memberikan tambahan dan menargetkan harga pada produk atau jasa utama
yang akan ditawarkan.
Contoh dari Penetapan Harga Lini Produk adalah: Kerudung Paris Safira & Zoya dan
perusahaan lampu Osram yang menjual lampunya saja.
Di strategi ini perusahaan mulai menawarkan untuk menjual produk tambahan atau
pelengkap beserta produk utama. Perusahaan mulai memiliki pendapatan tambahan dari
produk-produk tambahan tersebut. Dengan semakin banyaknya produk tambahan perusahaan
dapat memiliki keuntungan yang semakin meluas dan dapat memasukkannya kedalam label
harga bersamaan dengan produk utama
Contoh dari Penetapan Harga Produk Tambahan adalah produk-produk dari Ipad dan Tab
yang memiliki fitur tambahan masing-masing seperti headset pemancar FM, Speaker
eksternal, fish eye, dan lain lain
Contoh dari Penetapan Harga Produk Terikat adalah Gillete yang memiliki pisau cukur yang
murah namun gillete memiliki keuntungan yang lebih besar dari pisau cukur penggantinya.
Contoh dari Penetapan Harga Produk Sampingan adalah Perusahaan Penetasan Telur PT.
CPJF. Telur-telur yang gagal menetas menjadi cost untuk biaya pembuangan nya agar tidak
menjadi polusi. Namun oleh beberapa pihak seperti pengusaha lele dibutuhkan untuk pakan
lele tersebut. Akhirnya perusahan penetasan telur tersebut menjual telur yang gagal menetas
tersebut dan mendapatkan keuntungan dari penjualan tersebut tanpa ada nya cost
pembuangan.
Penetapan Harga Paket Produk saat produk produk dari perusahaan di satukan dan
ditawarkan dengan harga yang realtif murah. Perusahaan berasumsi dengan memberikan
paket – paket seperti ini bisa menstimulisasi konsumen untuk menggunakan produknya.
Contoh dari Penetapan Harga Paket Produk adalah Paket Produk Kecantikan Bali Ratih yang
menawarkan berbagai alat kecantikan dalam satu paket yang lebih murah dibandingkan
membeli secara satu – satu.
a. Diskon tunai (cash discount) yakni pengurangan harga kepada pembeli yang membayar
tagihan mereka lebih awal.
b. Diskon jumlah (quantity discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli
dalam jumlah besar.
c. Diskon fungsional (functional discount) adalah pengurangan harga yang ditawarkan oleh
penjual kepada anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi-fungsi
tertentu seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan.
d. Diskon musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli barang dagangan atau jasa di luar musiman.
Menetapkan harga produk secara temporer di bawah daftar harga dan kadang-kadang
bahkan di bawah biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek.
Perusahaan harus memutuskan cara menetapkan harga bagi para pelanggan yang
berlokasi di bagian negara atau bagian dunia yang berbeda. Lima strategi penetapan harga
secara geografis yaitu:
a. Penetapan harga FOB-asal (FOB-origin pricing), strategi penetapan harga dimana barang-
barang tidak dibayar biaya pengirimannya oleh penjual, pelanggan membayar pengiriman
dari pabrik ke tempat tujuan.
b. Penetapan harga terkirim (uniform-delivered pricing), strategi penetapan harga
berdasarkan geografis di mana perusahaan menetapkan harga plus biaya pengiriman yang
sama bagi semua pelanggan, tanpa membedakan lokasinya.
c. Penetapan harga zona (zone pricing), strategi penetapan harga bedasarkan geografi dimana
perusahaan menetapkan dua atau lebih zona. Seluruh pelanggan di zona yang sama
membayar harga total yang sama; semakin jauh zona, semakin tinggi harganya.
b. Penetapan harga berdasarkan titik pangkal (basing-pont pricing), strategi penetapan harga
bedasarkan geografi dimana penjual menunjuk kota tertentu sebagai titik pangkal dan
membebani semua pelanggan biaya pengiriman dari kota itu ke lokasi pelanggan, tidak peduli
dari kota mana sebenarnya barang itu dikirimkan.
Harga harus ditetapkan oleh perusahaan di negara tertentu tergantung dari banyak
faktor, yang meliputi kondisi perekonomian, situasi persaingan, hukum dan peraturan, dan
kemajuan sistem perdagangan besar dan eceran.
Daftar pustaka
Philip Kotler dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta:
Erlangga
Putri Athena. ( 9 Desember 2015 ). Penetapan Harga Produk . diakses pada tanggal 13 April
2019. https://www.slideshare.net/putrisholikhati/penetapan-harga-produk
Xendit. ( 17 Januari 2019 ). 3 Macam Strategi Penetapan Harga. diakses pada tanggal 13
April 2019. https://www.google.co.id/amp/s/blog.xendit.co/id/3-macam-strategi-penetapan-
harga-yang-perlu-anda-ketahui/amp/