Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR AKUNTANSI

MODUL 26 DAN MODUL 27


TATAP MUKA KE 27 DAN 28

PENYUSUN:

DIAH ISKANDAR S.E., M.Si

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009

By Diah Iskandar 1
BONDS PAYABLE &
INVESTMENTS IN BONDS

A. Hutang Obligasi ( Bonds Payable )

Pendanaan Perusahaan

Perusahaan harus mampu menentukan sumber pendanaan secara bijak karena dapat
berdampak pada pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Bagaimana menentukan
alternatif pendanaan ? . Menghitung pengaruh dari pinjaman jangka panjang atas laba
per saham dalam berbagai alterbatif rencana pendanaan. (Firdaus, 2005: 227)

 Ada dua sumber untuk pendanaan perusahaan, yaitu pemilik dan kreditor.
Sumber pembiayaan ini dapat digunakan untuk tujuan jangka pendek seperti
keperluan modal kerja dan tujuan jangka panjang seperti pembiayaan investasi.
 Untuk investasi yang biasanya bersifat jangka panjang dapat dibiayai dengan
setoran modal dan hutang jangka panjang. Pembiayaan perusahaan dengan
utang jangka panjang dapat dilakukan dengan mengeluarkan obligasi atau wesel
bayar jangka panjang, dan melalui pinjaman bank seperti kredit investasi.

 Salah satu faktor yang penting dalam menentukan pilihan apakah suatu investasi
akan dibiayai dengan menggunakan hutang/pinjaman jangka panjang atau
setoran modal (mengeluarkan saham ) adalah adanya efek pengungkit
( leverage ) yang menguntungkan dari hutang jangka panjang tersebut, yang
dapat dilihat dari laba per saham (earning per share) yang paling tinggi.
 Pengaruh efek pengungkit dapat dijelaskan pada contoh berikut :
Asumsikan suatu perusahaan merencanakan investasi dengan biaya sebesar Rp
4.000.000.000. Laba sebelum bunga & pajak yang diharapkan dari investasi ini
adalah sebesar Rp 800.000.000 per tahun. Tarif pajak penghasilan adalah 30 %
dari laba sebelum pajak (tarif pajak penghasilan tertinggi yang berlaku di
Indonesia )
Ada tiga pilihan untuk membiayai investasi sebesar Rp 4.000.000.000 tersebut :
1) Mengeluarkan saham sebayak 4.000.000 lembar dengan nilai nomonal Rp
1.000 per lembar

By Diah Iskandar 2
2) Mengeluarkan saham sebanyak 2.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp
1.000 dan sisanya Rp 2.000.000.000 dengan mengeluarkan obligasi
berbunga 12 % per tahun
3) Mengeluarkan saham sebanyak 400.000 lembar dengan nilai nominal
Rp !.000 per lembar dan sisanya sebesar Rp 3.600.000.000 dengan obligasi
berbunga 12 % per tahun.

Perhitungan dari laba per lembar saham untuk masing-masing pilihan adalah sebagai
berikut :

Pilihan I Pilihan II Pilihan III


A. Sumber Pendanaan
Obligasi - Rp 2.000.000.000 Rp 3.600.000.000
Modal Saham Rp 4.000.000.000 2.000.000.000 400.000.000
Total Rp 4.000.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 4.000.000.000

B. Laba per Saham


Laba Sblm Bunga & Pajak Rp 800.000.000 Rp
800.000.000 Rp 800.000.000
Bunga - 240.000.000 432.000.000
Laba Sebelum Pajak Rp 800.000.000 Rp 560.000.000 Rp 368.000.000
Pajak Penghasilan (30%) 240.000.000 168.000.000 110.400.000
Laba Bersih Rp 560.000.000 Rp 392.000.000 Rp 257.600.000
Rp 140 Rp 196 Rp 644

Dari ketiga pilihan di atas, tercermin bahwa semakin banyak pendanaan melalui
hutang obligasi akan diperoleh efek pengungkit yang lebih menguntungkan dengan
semakin besarnya laba per saham. Hal seperti ini dapat terjadi karena pengembalian
investasi yang dihasilkan, yaitu laba sebelum bunga dan pajak ( 800.000.000 :
4.000.000.000 = 20% ), masih lebih dibandingkan beban bunga yang harus dibayar
yaitu sebesar 12 %. Sebaliknya dalam hal laba sebelum bunga lebih kecil daripada
beban bunga, maka akan terjadi efek pengungkit yang merugikan apabila pilihan
pendanaan akan menggunakan hutang jangka panjang yang lebih besar. Efek
pengungkit yang merugikan akan terlihat pada laba per saham yang lebih kecil.
Dengan mengambil kembali contoh pilihan pendanaan investasi sebelumnya,
anggaplah bahwa laba sebelum bunga dan pajak adalah sebesar Rp 440.000.000.
Perhitungan laba per saham dari ketiga pilihan pendanaan adalah sebagai berikut :

By Diah Iskandar 3
Pilihan I Pilihan II Pilihan III
A. Sumber Pendanaan
Obligasi - Rp 2.000.000.000 Rp 3.600.000.000
Modal Saham Rp 4.000.000.000 2.000.000.000 400.000.000
Total Rp 4.000.000.000 Rp 4.000.000.000 Rp 4.000.000.000

B. Laba per Saham


Laba Sblm Bunga & Pajak Rp 440.000.000 Rp
440.000.000 Rp 440.000.000
Bunga - 240.000.000 432.000.000
Laba Sebelum Pajak Rp 440.000.000 Rp 200.000.000 Rp 8.000.000
Pajak Penghasilan (30%) 132.000.000 60.000.000 2.400.000
Laba Bersih Rp 308.000.000 Rp 140.000.000 Rp 5.600.000
Jumlah Saham Beredar 4.000.000 2.000.000 400.000
Rp 77 Rp 70 Rp 14

Bonds payable ( hutang obligasi )

Obligasi pada dasarnya merupakan wesel bayar jangka panjang yang akan
menghasilkan bunga. Obligasi merupakan hutang perseroan dan menunjukan jumlah
yang dipinjam dari investor. Pembeli obligasi menerima suatu sertifikat obligasi yang
memuat nama perseroan yang mengeluarkannya. Sertifikat juga menyatakan pokok
pinjaman, yang merupakan jumlah yang dipinjam perseroan dari pemegang obligasi.
Nilai yang tercantum dalam sertifikat tersebut dinamakan nilai nominal obligasi atau nilai
jatuh tempo yang wajib dilunasi pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang pada
pemegang obligasi.

Karakteristik dari Hutang Obligasi

a. Obligasi (bonds) yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan, biasanya memerlukan


suatu kontrak atau surat perjanjian yang disebut bond indenture ( trust
indenture ) dengan para pemegang obligasi
b. Obligasi yang dikeluarkan biasanya dibagi dalam jumlah obligasi yang lebih kecil
nilainya dalam berbagai pecahan (denominations). Karena pemegang obligasi
berjumlah banyak maka kepentingannya dapat diwakili oleh pihak ketiga yang
biasa disebut trustee.
Nilai pokok tercantum dalam masing-masing obligasi disebut nilai nominal (face
value).

By Diah Iskandar 4
c. Pembayaran bunga dapat dilakukan secara tahunan, semesteran, dan kuartalan.
Pada umumnya seringkali pembayaran dilakukan secara semesteran.
d. Apabila perusahaan ingin menawarkan obligasi di bursa efek, harus meminta izin
lebih dulu kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
e. Surat perjanjian obligasi biasanya mencantumkan hal-hal penting sebagai berikut
:
1. Jumlah nilai obligasi yang dikeluarkan dan nilai nominal per lembar obligasi.
2. Sukubunga serta tanggal dan periode pembayaran bunga, misalnya tahubnan
atau semesteran.
3. Jangka waktu pelunasan. Apakah sekaligus pada tanggal jatuh tempo obligasi
atau serial
4. Jaminan dari perusahaan atas hutang obligasi

5. Ketentuan tentang penarikan kembali kembali atas obligasi yang telah


dikeluarkan. Misalnya mengenai harga penarikan (callprice) yang biasanya
ditetapkan lebih tinggi daripada nilai nominal obligasi.

Konsep Nilai Sekarang dan Hutang Obligasi


 Konsep nilai sekarang ( present value ) memainkan peranan penting dalam banyak
analisis akuntansi dan keputusan bisnis (menilai proposal untuk investasi jangka
panjang dalam aktiva tetap)
 Konsep nilai sekarang berdasarkan pada nilai waktu dari uang ( the time value of
money ). Jumlah uang kas, sebesar Rp 1.000 yang dikeluarkan di masa yang akan
datang tidak sama dengan jumlah Rp 1.000 yang diterima sekarang. Jumlah uang
sekarang lebih bernilai daripada jumlah yang sama di masa yang akan datang
dikarenakan adanya pendapatan seperti bunga apabila diinvestasikan pada hari ini.
Sebagai contoh anggaplah seseorang menanamkan uangnya sebesar Rp
1.000.000 melalui deposito dengan bunga 12 % per tahun, pada akhir tahun ke-1
jumlah uang.
= pokok + bunga
= Rp 1.000.000 + 12% (Rp 1.000.000)
= Rp 1.000.000 (1 + 0,12)
= Rp 1.120.000

By Diah Iskandar 5
Nilai Sekarang dari Jumlah Nominal Obligasi

Nilai sekarang dari jumlah nominal obligasi adalah nilai hari ini dari jumlah yang
diterima pada tanggal jatuh tempo di masa yang akan datang. Sebagai contoh
anggaplah tanggal 1 Januari suatu perusahaan mengeluarkan obligasi dengan nilai
nominal Rp 100.000.000 untuk jangka waktu 10 tahun dan berbunga 12% per tahun.
Nilai sekarang obligasi = nilai nominal obligasi x faktor nilai sekarang
= Rp 100.000.000 x 0,3220
= Rp 32.300.000

Nilai Sekarang dari Pembayaran Bunga Obligasi secara Periodik

Nilai sekarang dari jumlah pembayaran bunga obligasi yang sama pada beberapa
periode adalah nilai hari ini dari jumlah yang diterima secara periodik dalam jumlah yang
sama (anuitas) di masa yang akan datang.
Mengambil contoh sebelumnya di mana bunga periodik yang akan diterima setiap tahun
selama 10 tahun adalah :
12% x Rp 100.000.000 = Rp 12.000.000
Nilai sekarang bunga = Nilai anuitas x faktor nilai sekarang
= 12.000.000 x 5,6502
= Rp 67.802.400

Pencatatan Hutang Obligasi


Pencatatan hutang obligasi pada dasarnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pencatatan pada saat obligasi diedarkan

Pada saat peredaran obligasi yang perlu diperhatikan adalah mengenai kurs
obligasi. Apabila kurs obligasi di bawah 100, berarti penjualan obligasi di bawah
nilai nominal. Selisih harga antara harga jual dan nilai nominal ini disebut disagio
(discount on bonds payable). Selanjutnya bila harga penjualan obligasi di atas
nilai nominal atau penjualan obligasi dengan kurs di atas 100, selisih antara
harga jual dengan nilai nominal obligasi ini disebut agio (premium on bonds
payable). Hutang obligasi selalu dicatat sebesar nilai nominalnya, agio maupun

By Diah Iskandar 6
disagio obligasi dicatat secara terpisah dan disajikan dalam neraca. Jadi agio
merupakan penambah nilai nominal obligasi, sedangkan disagio adalah
pengurang nilai nominal obligasi.

2. Pencatatan selama peredaran hutang obligasi

Pencatatan selama peredaran hutang obligasi terutama berkaitan dengan bunga


dan amortisasi agio atau disagio obligasi. Pencatatan yang berkaitan dengan
bunga yaitu pada saat pembayaran bunga secara berkala dan kemungkinan
adanya bunga berjalan pada setiap akhir periode. Pencatatan yang berkaitan
dengan amortisasi yaitu karena hutang obligasi dilunasi sebesar nilai
nominalnya, maka agio atau disagio harus diamortisasikan selama peredaran
hutang obligasi.

3. Pencatatan pada saat pelunasan hutang obligasi

Pelunasan hutang obligasi dapat dilakukan tepat pada saat jatuh tempo atau
dapat dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo.
Apabila obligasi dilunasi sebelum tanggal jatuh tempo ada kemungkinan
timbulnya laba atau rugi, hal ini tergantung pada kurs saat pelunasannya. Laba
atau rugi akibat pelunasan lebih awal ini merupakan laba atau rugi luar biasa dan
dalam laporan laba rugi perusahaan dikelompokkan secara tersendiri.

a. Pengeluaran atau penjualan bonds sebesar nilai nominal atau face value

Market rate = coupon rate ( tingkat bunga di pasar = tingkat bunga nominal )

Contoh 1 :
Tgl 1 januari x 9 PT Hasty mengeluarkan obligasi dengan n. nominal $ 100.000,
12%, jangka waktu 5 tahun. Bunga diberikan setiap 6 bulan.
Jumlah cash yang diterima $ 100.000
Bunga $ 6.000, market rate 12%

By Diah Iskandar 7
Present value n. nominal $ 100.000, 5 tahun, 12%
6%, 10 periode = 0,5584 x 100.000 55.840
PV bunga $ 6.000
6%, 10 periode = 7,3601 x 6.000 44.160
Total Present Value 100.000

1/1- x 9 Cash 100.000


Bonds Payable 100.000

Contoh 2 :
Tanggal 1 Januari 2004 PT. Farhan mengeluarkan obligasi dengan nilai nominal
Rp 100.000.000, berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga 12 % per tahun.
Obligasi dijual pada nilai nominalnya atau dengan kurs 100%. Bunga dibayar
setiap tanggal 1 Januari
1 Jan 2004 Kas 100.000.000
Hutang Obligasi 100.000.000

31 Des 2004 Beban Bunga 12.000.000


Hutang bunga 12.000.000

1 Jan 2005 Hutang Bunga 12.000.000


Kas 12.000.000

B. Pengeluaran Bonds dengan disagio (discount)

Market rate > contrac/coupon rate ( tingkat bunga pasar lebih tinggi ).

Contoh 1 :
Sama seperti contoh diatas, market rate of interest 13 %
PV $100.000, 5 tahun, 13
61/2 %, 10 pariode = 0,5327 x1 00.000 $53.270

By Diah Iskandar 8
PV 6.000, 5 tahunt, 13%
61/2%, 10 periode = 7,1888 x 6.000 $43.133
Total Present Value of Bonds $96.403

1/1- x 9 Cash 96.403


Discount on B/P 3.597
B/P 100.000

Contoh 2 :
Asumsikan tanggal 1 Jan 2004 PT. Farhan mengeluarkan obligasi dengan harga
jual Rp 96.486.000, suku bunga pasar atau bunga efektif 13 %
Ayat jurnal untuk mencatat pengeluaran obligasi
1 Jan 2004 Kas 96.486.000
Disagio Obligasi 3.514.000
Hutang Obligasi 100.000.000

Amortisasi discount :

- Straight – line method ( besarnya amortisasi sama )


- Effective interest method

Dari contoh 1 di atas, apabila amortisasi discount menggunakan Straight – line


method maka amortisasi discount sama dengan :

$3.597 : 10 periode = $359,7 setiap periode ( 6 bulan )

1. Jika amortisasi di catat setiap pembayaran bunga

30/6-x9 Interest Expense 6.359,7


Dicount on B/P 359,7
Cash 6.000

2. Jika amortisasi dicatat pada akhir tahun

By Diah Iskandar 9
30/6-x9 Interest expense 6.000
Cash 6.000

31/12-x9 Interest expense 719,40


Discount on B/P 719,40

c. Pengeluaran bond dengan premium

Market rate < coupon rate ( tingkat bunga pasar lebih rendah )

Contoh :
Market rate 11%, contract rate 12%, 5 tahun, $100.000
PV $100.000, 5 tahun, 11%
51/2 %, 10 periode = 0,5854 x 100.000 58.540
PV 6.000, 5 tahun, 11%
51/2%, 10 periode = 7,5376 x 6.000 45.226
Total Present Value Obligasi 103.766

Contoh 2.
Pada tgl 1 Februari 1997 PT. Diva menerbitkan 400 lembar obligasi, nilai
nominal Rp 5.000 pada kurs 101,5. Tingkat bunga yang diberikan 18 % per tahun
dibayar setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Tanggal jatuh tempo obligasi
tanggal 1 Februari 2007.

Harga jual obligasi = 101,5% x 400 x Rp 5.000 = Rp 2.030.000


Nilai nominal obligasi = 400 x Rp 5.000 = (2.000.000)
Agio Obligasi (premium) Rp 30.000

Jurnal 1 Februari 1997 :


Kas Rp 2.030.000
Hutang Obligasi Rp 2.000.000
Agio Obligasi 30.000

By Diah Iskandar 10
Pencatatan selama peredaran hutang obligasi :
1 Agustus 1997
Bunga hutang obligasi = 6/12 x 18% x Rp 2.000.000 = Rp 180.000

Jurnal pembayaran bunga :


Beban Bunga Rp 180.000
Kas Rp 180.000

31 Desember
Umur obligasi = 120 bulan
Amortisasi agio 1 Feb – 31 Des 1997 = 11/120 x Rp 30.000 = Rp 2.750.

Jurnal :
Agio Obligasi Rp 2.750
Beban Bunga Rp 2.750

Bunga berjalan dari 1 Agustus – 31 Desember 1997


5/12 x 18% x Rp 2.000.000 = Rp 150.000

Jurnal penyesuaian ;

Beban Bunga Rp 180.000


Hutang Bunga Rp 180.000

Pelunasan Hutang Obligasi Sebelum Jatuh Tempo

Obligasi yang belum jatuh tempo dapat ditarik dari peredaran atau dibeli kembali.
Penarikan hutang obligasi ini ada dua kemungkinan, yaitu :
1. penarikan kembali dengan tujuan akan diedarkan kembali (dijual lagi)
2. penarikan kembali untuk selama-lamanya (tidak akan dijual lagi).

By Diah Iskandar 11
Yang akan dibahas berikut hanya yang bertujuan tidak akan dijual lagi. Dalam
penarikan kembali obligasi yang beredar, ada kemungkinan timbulnya laba atau rugi,
hal ini tergantung pada kurs saat pelunasannya. Laba atau rugi akibat pelunasan lebih
awal ini merupakan laba atau rugi luar biasa dan dalam laporan laba rugi perusahaan
dikelompokkan secara tersendiri.

Apabila kurs penarikan di bawah harga buku obligasi maka akan memperoleh
laba dan apabila kurs penarikan di atas harga buku, maka akan menderita kerugian.
Untuk menggambarkan transaksi pelunasan obligasi diberikan contoh sebagai berikut :
Obligasi yang disebutkan dalam contoh 2 (point 3), PT Diva. Pada tanggal 1 Mei 2002
ditarik kembali atau dilunasi dengan kurs 100 untuk seluruh obligasi.

Pada tanggal 1 Mei 2002 yang perlu dihitung adalah :


Bunga berjalan 1 Feb – 1 Mei = 3 bulan
3/12 x 18% x Rp 2.000.000 = Rp 90.000

Amortisasi agio 4 bulan ( 1/1 – 1/5) :


= 4/120 x Rp 30.000 = Rp 1.000

Laba atau Rugi pelunasan :


Harga jual obligasi saat diterbitkan Rp 2.030.000
Amortisasi agio yang telah dilakukan :

1997 = 11 x Rp 250 = Rp 2.750


1998 – 2001 = 4 x Rp 3000 = Rp 12.000
2002 = 4 x Rp 250 = Rp 1.000
Rp (15.750)
Nilai Buku Obligasi Rp 2.014.250
Kurs pelunasan obligasi = 100% x Rp 2.000.000 Rp(2.000.000)
Laba pelunasan obligasi Rp 14.250

Jurnal 1 Mei 2002 :


Amortisasi agio
Agio Obligasi Rp 1.000

By Diah Iskandar 12
Beban Bunga Rp 1.000

Pembayaran bunga :
Beban Bunga Rp 90.000
Kas Rp 90.000

Pelunasan Hutang Obligasi :


Hutang Obligasi Rp 2.000.000
Agio Obligasi 14.250
Kas Rp 2.000.000
Laba Pelunasan Obligasi 14.250

B. Investment in Bond

Investasi Jangka panjang adalah penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan


perusahaan pada perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap
dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan lain.
Penanaman yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap atau
untuk menguasai perusahaan lain disebut dengan penanaman sementara ( investasi
jangka pendek ).

Ada beberapa bentuk penanaman dalam investasi jangka panjang antara lain :
a. Penanaman dalam bentuk saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya
b. Dana untuk melunasi hutang jangka panjang atau dana khusus lainnya

C.Pembelian tanah dengan rencana penggunaan dana di masa yang akan datang
Investasi jangka panjang dalam saham tidak dimaksudkan sebagai sumber kas
dalam operasi normal perusahaan. Investasi ini dilaporkan dalam neraca setelah seksi
aktiva lancar.
Metode akuntansi untuk investasi dalam saham tergantung pada apakah
investor memiliki pengaruh yang signifikan atas kegiatan pembiayaan dan operasi
perusahaan yang sahamnya dimiliki (investee). Jika investor tidak memiliki pengaruh
yang signifikan, maka yang digunakan adalah metode cost. Sebaliknya, jika investor

By Diah Iskandar 13
mempunyai pengaruh yang substantial atas operasi investee, yang digunakan adalah
metode equity. Bukti-bukti pengaruh semacam ini meliputi persentase kepemilikan,
keberadaan transaksi antar perusahaan dan pertukaran personel manajemen.

Metode akuntansi dilihat dari persentase kepemilikan :


Investasi lancar dalam saham : LCM
Investasi jangka panjang dalam saham :
o Investor memiliki < 20% saham investee : Cost
o Antara 20 – 50% saham investee : Equity
o > 50% saham investee : Konsolidasi

Metode Cost

Akuntansi untuk investasi jangka panjang dimana investor memegang kurang


dari 20% saham beredar dari investee, akan mengikuti prosedur pencatatan yang sama
dengan pencatatan yang dilakukan pada investasi jangka pendek.

Metode Equity

Investor yang memiliki 20– 50% saham investee dapat mempengaruhi cara
investee tersebut dalam melakukan usahanya. Investor yang demikian kemungkinan
besar dapat mempengaruhi keputusan investee dalam hal kebijakan dividen, penentuan
lini produk, sumber pemasok dan masalah penting lainnya. Karena investor memiliki
pengaruh dalam operasi dan kebijakan usaha investee, maka keberhasilan dan
kegagalan dari operasi investee juga harus dimasukan dalam perhitungan investasi
jangka panjang investor.
Investasi yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas pada awalnya
dicatat pada harga perolehan. Pada saat investee melaporkan laba, perusahaan
investor akan mendebet akun investasi dan apabila rugi akan mengkredit akun investasi
sebesar persentase kepemilikan. Apabila investee mengumumkan dividen akun
investasi akan dikredit sebesar dividen yang diterima.

Contoh :

By Diah Iskandar 14
Pada tanggal 2 Januari 2002, Hally Inc. membayar kas $350.000 untuk membeli 40%
saham biasa Brock Corporation. Untuk tahun yang berakhir 31 Desembar, Brock
Corporation melaporkan laba bersih $105.000 dan mengumumkan serta membayar
deviden tunai $45.000. Hally Inc akan mencatat transaksi diatas sebagai berikut :

2 Januari 2002

Investasi dalam saham Brock Co. 350.000


Kas 350.000

31 Desember 2002

Investasi dalam saham Brock Co 42.000


Pendapatan Investasi Brock Co 42.000

31 Desember 2002

Kas 18.000
Investasi dlm saham Brock Co 18.000

Metode Konsolidasi

Kebanyakan perusahaan besar memiliki hak untuk mengendalikan perusahaan


lain. Hak mengendalikan atau kepentingan mayoritas (controlling atau majority interest)
merupakan pemilikan lebih dari 50 persen saham beredar investee yang memiliki hak
suara. Investasi sebesar ini memungkinkan investor untuk memilih dewan direksi yang
akan menjalankan usaha investee, dan karena itu dapat mengendalikan investee.
Investor dalam hal ini dinamakan sebagai perusahaan induk, sedangkan
investee dinamakan dengan perusahaan anak. Sebagai contoh, dalam prospektusnya,
PT Eterindo Wahanatama (PT EW) mengatakan memiliki tiga perusahaan anak, yaitu
PT Petrowidada, PT Eternal Buana Chemical Industries, dan PT Anugerahinti
Gemanusa, dengan besar kepemilikan 75,72%, 90%, dan 98%. Dalam hal ini, PT EW
merupakan perusahaan induk dari ketiga perusahaan tadi. Pemegang saham PT EW

By Diah Iskandar 15
akan mengendalikan PT EW. Namun karena PT EW memiliki sebagian besar (lebih dari
50%) hak ketiga perusahaan tersebut, maka pemegang saham PT EW juga dapat
mengendalikan ketiga perusahaan tadi.
Mengapa memiliki perusahaan anak ? Mengapa perusahaan tidak mengambil
bentuk satu badan hukum tunggal ?, sebab :
1. Perusahaan anak dapat menyebabkan perusahaan induk menghemat pajak
2. Membatasi kewajiban perusahaan induk dalam proyek yang berisiko, dan
3. Memudahkan untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.
Akuntansi konsolidasi merupakan suatu metode penggabungan dari dua atau
lebih perusahaan yang dikendalikan oleh pemilik yang sama. Metode ini menerapkan
konsep kesatuan usaha dengan menyusun satu laporan keuangan gabungan dari induk
dan berbagai perusahaan anaknya, dengan menggunakan nama induk perusahaan.
Laporan konsolidasi menggabungkan neraca, laporan laba rugi dan laporan
keuangan lain dari perusahaan induk dengan anak-anak perusahaan menjadi satu
kesatuan usaha. Tujuannya adalah memberikan perspektif operasi secara keseluruhan
yang lebih baik dibandingkan apabila pengguna laporan keuangan harus melihat
laporan keuangan masing-masing perusahaan secara terpisah. Aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban dari masing-masing perusahaan anak akan digabung dengan
perusahaan induk. Laporan keuangan konsolidasi akan memperlihatkan nilai sisa
gabungan dari seluruh perusahaan tersebut.

Investasi Atas Obligasi

Investasi ( penanaman ) obigasi adalah suatu bentuk penanaman jangka


panjang dengan cara membeli obligasi untuk memperoleh pendapatan tetap berupa
bunga.
Obligasi adalah suatu surat pengakuan hutang oleh pihak yang mengeluarkan
atau menerbitkan obligasi kepada pihak yang memiliki ( memegang atau membeli )
obligasi.
Obligasi berisikan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu seperti
yang tercantum dalam surat itu, pada saat yang telah ditentukan ( pada saat jatuh tempo

By Diah Iskandar 16
) serta membayar bunga obligasi secara berkala selama jangka waktu pelunasan
pelunasan obligasi yang bersangkutan.
Bunga yang dibayar secara berkala oleh yang mengeluarkan obligasi ini
merupakan pendapatan bunga bagi yang membeli obligasi. Sewaktu-waktu investor
dapat menjual kembali obligasi yang dimilikinya dalam waktu yang cukup pendek atau
dalam waktu yang cukup lama. Dengan demikian, penanaman dalam obligasi ini dapat
dicatat baik sebagai inestasi jangka pendek ataupun sebagai investasi jangka panjang.

Penentuan Harga Perolehan Obligasi

Investasi dalam obligasi akan dicatat pada biaya perolehan, yang mencakup
harga pembelian dan komisi yang dibayarkan pada pialang. Amortisasi agio atau disagio
tidak akan dicatat dalam investasi lancar, karena investor merencanakan untuk
memegang obligasi tersebut dalam jangka waktu yang pendek, sehingga amortisasi
menjadi tidak berarti. Investor yang memegang investasi jangka panjang untuk periode
yang cukup lama akan melakukan amortisasi agio atau disagio obligasi.
Yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga perolehan obligasi adalah bila
dalam pembelian obligasi di dalamnya terdapat bunga berjalan. Bunga berjalan obligasi
harus dibayar oleh pembeli obligasi, tetapi tidak termasuk sebagai harga perolehan
obligasi.

Contoh investasi jangka pendek

Seorang investor membeli obligasi pada tanggal 1 Agustus 19X9 sebesar $


10.000. pembayaran dilakukan pada kurs 93, ditambah dengan bunga terhutang dan
komisi pialang sebesar $250. tingkat bunga nominal obligasi adalah 12% dan dibayar
setengah tahunan, tanggal 1 April dan 1 Oktober. Dengan demikian harga perolehan
obligasi tersebut adalah $9.550 [(10.000 x 0,93) + 250].disamping itu, investor juga
membayar bunga terhutang untuk periode empat bulan (April hingga Juli) sejak
pembayaran bunga terakhir. Inverstor akan mencatat pembelian obligasi pada bulan
Agustus 19X9 sebagai berikut :

1Agt Investment in Bond 9.550


Interest Income (10.000 x 0,12 x 4/12) 400

By Diah Iskandar 17
Cash 9.950

Bunga yang terhutang tidak termasuk dalam biaya perolehan investasi, namun akan
didebit pada akun piutang bunga. Jurnal yang akan dibuat oleh investor saat menerima
bunga obligasi tengah tahunan pada tanggal 1 Oktober (10.000 x 0,12 x 6/12) adalah :

1 Okt Cash 600


Interest Income 600

Contoh investasi jangka panjang

Tanggal 1 Juli X9 dibeli obligasi $50.000, 8%, jangka waktu 8 ¾ tahun, seharga 41.706,
hari kupon setiap 1/4 dan 1/10.
Cost investment 41.706
Bunga 1/4 – 1/7 1.000
Cash 42.706

1/7-X9 Investment in Bond 41.706


Interest income 1.000
Cash 42.706

Penerimaan bunga =1/4 ~ 1/10 = 6/12 x 8% x 50.000

1/10-X9 Cash 2.000


Interest Income 2.000

Adjustment

31/12-X9 Interest Receivable 1.000


Interest Income 1.000

By Diah Iskandar 18
31/12-X9 Investment in Bond 474
Interest Income 474

Nominal Bond = $50.000


Cost Investment in Bond = $41.706
Discount $8.294
Jangka waktu 83/4 tahun = 105 bulan
Amortisasi perbulan = $8.294 : 105 bulan
= 79
Amortisasi 1/7 – 3/12 = 6 bulan x 79
= 474

Penjualan Investasi Obligasi

Pada tgl 30/6-X16 Investment in Bond tersebut diatas dijual dengan harga
$47.350
Sales $47.350
Interest 1/4 - 30/6 $1.000
Cash $ 48.350

Investment in Bond – Cost 1/7-X9 $41.706


Amortisasi 1/7-X9 s/d 1/1-X16 = 78 bulan x 79 $6.162
Cosh Investment per 1/1-X16 $47.868
Amortisasi 1/1-X16 – 30/6-X16 $474
Carrying Value of Bond 30/6-X16 $48.342
Sale $47.350
Loss on Sale $992

30/6-X16 Investment in Bond 474


Interest Income 474

30/6-X16 Cash 48.350


Loss on Sale of Investment 992

By Diah Iskandar 19
Interest Income 1.000
Investment in Bond 48.342

By Diah Iskandar 20

Anda mungkin juga menyukai