IDENTITAS PASIEN:
Nama : Tn. MA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 47 tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku : Makassar
Warga Negara : Indonesia
Alamat : BT. Ramba
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Rekam Medis :52 11 69
Tanggal berobat : 14 februari 2019
I. RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari autoanamnesis pasien pada tanggal 1 Aprril 2019
RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Sulit tidur
B. Riwayat Gangguan Sekarang
1) Keluhan dan gejala
Dialami sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu. Pasien sulit tidur saat malam hari sejak
mengetahui anaknya tidak lulus masuk SMA. Pasien merasa sedih dan sulit tidur
kerena memikirkan nasib anaknya yang tidak lulus masuk SMA, Sebelumnya belum
pernah merasakan seperti ini dan menjalani kehidupan berumah tangga seperti
banyak orang.. Pasien sulit memulai tidur,pasien terbangun tengah malam dan sulit
untuk tidur kembali.
2) Hendaya/ Disfungsi
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (-)
Hendaya penggunaan waktu senggang (-)
3) Faktor Sressor Psikososial
Anak pasien tidak lulus seleksi masuk SMA
4) Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
Gangguan psikosomatik : Tidak ada
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan kejiwaan. Tidak terdapat
riwayat trauma, infeksi, kejang dan penyakit medis yang lain. Serta tidak ada riwayat
penggunaan NAPZA. Pasien juga tidak mempunyai riwayat kelainan neurologik.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan perinatal
Pasien lahir di rumah sakit, secara normal, cukup bulan, dan ditolong oleh bidan.
Selama ibu pasien mengandung, kesehatan ibu pasien dikatakan dalam
keadaan sehat.
2. Riwayat masa kanak awal (1 – 3 Tahun)
Pasien mendapat ASI dari ibunya selama 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan anak seusianya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan dan remaja (4 – 11 Tahun)
Riwayat Pendidikan
Pasien telah menmpu pendidikan hingga tingkat SMA
Riwayat Pekerjaan
Pasien saat ini bekerja sebagai wiraswasta
Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah
Riwayat kehidupan beragama
Pasien taat dalam menjalankan perintah agamanya.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Hubungan pasien dengan saudara-
saudaranya baik.
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama keluarganya.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupan
Pasien sadar bahwa dirinya sakit dan pasien mau berobat untuk kesembuhannya.
DM: tabe pak, bisa cerita awalnya kenapa bisa berobat di rumah sakit pak?
P: saya susah tidur awalnya dok. Mungkin hamper tiap hari susah sekali tidur kalau
malam”
C. Fungsi Intelektual
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan
tingkat pendidikan
Daya konsentrasi : Cukup
Orientasi:
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Daya ingat:
Jangka panjang : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif : Tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri: Baik
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berfikir
Arus Pikiran
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Relevan, Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
Pre-okupasi
Sedih memikirkan kematian ayahnya.
Gangguan isi pikir : Tidak ada
H. Tilikan (insight)
Derajat 6, yaitu pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan.
I. Taraf Dapat Percaya
Dapat dipercaya.
B. Status Neurologis
GCS: E4M6V5, pupil bulat isokor, reflex cahaya langsung dan tidak langsung
(+)/(+), fungsi kortikal luhur dalam batas normal, tanda rangsang meningeal kaku
kuduk (-), kernig sign (-/-), fungsi motoris dan sensoris normal, dan tidak ditemukan
refleks patologis.
III. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini tidak ditemukan halusinasi auditorik yang dapat ditemukan pada
penyakit-penyakit Skizofrenia. Pada pasien ini ditemukan gejala-gejala cemas yang
berupa kesulitan untuk tidur pada malam hari. Tidak ditemukan gejala khas untuk
gangguan cemas menyeluruh, atau gangguan cemas dan depresi, maka pada pasien ini
dapat di diagnosis banding antara penyakit Gangguan Anxietas YTT (F41.9) dan
Gangguan Anxietas lainya YDT (F41.8) .
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
A. Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, serta pemeriksaan status, di temukan gejala klinis yaitu
kesulitan untuk tidur saat malam hari dan sering merasa cemas. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien dan keluarganya serta tetapi tidak
menimbulkan hendaya sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa. Pada pemerikasaan
status mental, tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita, sehingga
dapat digolongkan ke dalam
Gangguan Jiwa Non-psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan
fungsi otak, sehingga penyebab organic dapat disingkirkan, sehingga dapat
digolongkan ke dalam Gangguan Non-Psikotik Non Organik.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan afek normal. Tidak
ditemukan pula gejala-gejala khas yang mengarah ke gangguan cemas menyeluruh.
Disamping itu juga tampak adanya gejala somatik pada pasien seperti nafsu makan
berkurang, bangun pagi lebih awal, berat badan menurun. Berdasarkan PPDGJ-III
didiagnosis sebagai Gangguan cemas YTT.
B. Aksis II
Pasien seorang yang periang. Pasien suka bergaul dan berinteraksi dengan orang lain.
Pasien seorang yang banyak bicara.
C. Aksis III
Riwayat pernah berobat 6 bulan dan sekarang sedang mendapat perawatan pasca
bedah.
D. Aksis IV
Masalah dengan “primary support group” yaitu anaknya yang tidak lulus masuk
seleksi masuk SMA.
E. Aksis V
GAF scale 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll)
VI. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan terapi farmakoterapi.
B. Psikologik
Tidak diitemukan hendaya dalam menilai realita, dan terganggunya gangguan impuls
sehingga menimbulkan gejala psikis.
C. Sosiologik
Tidak ditemukan masalah hidup dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan
waktu senggang.
VII. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
Faktor Pendukung:
Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
Tidak ada riwayat gangguan jiwa yang sama sebelumnya
Adanya keinginan pasien untuk sembuh
Adanya dukungan dari keluarga
Stessor psikologis yang jelas
C. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya sehingga dapat memberikan
dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan dan keteraturan obat.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta menilai
efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping
dari pengobatan yang diberikan.