Anda di halaman 1dari 5

J.

Agroland 13 (3) : 265 - 269, September 2006 ISSN : 0854 – 641X

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)


PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG
Oleh :
Burhanuddin Latarang1) dan Abd. Syakur1)

ABSTRACT

This experiment, done at Guntarano Village, North Palu from August to December 2004, was intended to study the
growth and yield responses of shallot crop to the application of animal manure as an organic fertilizer. The experiment was
carried out using a completely randomised design with six levels of manure application, each of which was replicated three
times. These treatments were without manure and with manure applied at 2 t/ha, 10 t/ha, 15 t/ha, 20 t/ha and 25 t/ha. Results
showed that the highest shallot growth and yields were obtained when the manure was applied at 25 t/ha.

Key word : Animal manure, shallot

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil bawang merah terhadap pemberian berbagai dosis
pupuk kandang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Guntarano Kecamatan Palu Utara pada Bulan Agustus sampai Desember 2004.
Penelitian disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan, yakni tanpa pupuk
kandang , pupuk kandang 2 kg/petak atau setara dengan 5 ton/ha , pupuk kandang 4 kg/petak atau setara dengan 10 ton/ha, pupuk
kandang 6 kg/petak atau setara dengan 15 ton/ha, pupuk kandang 8 kg/petak atau setara dengan 20 ton/ha, pupuk kandang 10
kg/petak atau setara dengan 25 ton/ha, di mana masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 18 petak
percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang 10 kg/petak atau setara dengan 25 ton/ha memberikan pertumbuhan
dan hasil yang lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya.

Kata Kunci : Pupuk kandang, bawang merah.

I. PENDAHULUAN 9,2 g Karbohidrat, 36 mg Kalsium, 40,0 mg Besi,


0,03 mg Vitamin B, 2,0 mg Vitamin C, dan air
Tanaman bawang merah (Allium 88 g (Samsudin, 1986 dalam Moh. Anshar, 2002).
ascalonicum L.) merupakan tanaman hortikultura Hasil studi menunjukkan bahwa usahatani bawang
yang semakin mendapat perhatian baik dari merah yang diusahakan oleh petani di Kabupaten
masyarakat maupun pemerintah. Selama beberapa Donggala, Sulawesi Tengah pada umumnya layak
tahun terakhir ini, bawang merah termasuk enam dan menguntungkan (Damayanti dan Kalaba,
besar komoditas sayuran yang diekspor bersama- 2004; Amin, 2004).
sama dengan kubis, blunkol (kubis bunga), cabai, Produksi bawang merah nasional pada
tomat, dan kentang. Bahkan bawang merah ini tahun 2004 sebesar 757.399 ton dari luas panen
tidak hanya diekspor dalam bentuk sayuran segar, 88.707 ha dengan produktivitas 8,54 ton/ha.
tetapi juga setelah diolah menjadi produk bawang Sedangkan untuk Sulawesi Tengah, produksi di
goreng (Rukmana, 1995). tahun 2004 baru mencapai 5.041 ton dari luas panen
Penggunaan bawang merah pada berbagai 715 ha dengan produktivitas 7,05 ton/ha (Deptan,
menu masakan sudah tidak asing lagi, baik 2005). Rendahnya produksi ini dipengaruhi
sebagai penambah rasa dan keindahan (estetika) beberapa faktor antara lain iklim, teknik budidaya,
pada menu, serta sebagai sumber beberapa penggunaan varietas, dan serangan hama dan
vitamin dan mineral. Hasil analisis bahan penyakit (Sunarjono dan Soedomo, 1989).
menunjukan bahwa pada 100 g umbi bawang Salah satu upaya untuk meningkatkan
merah mengandung 1,5 g Protein, 0,3 g Lemak, produksi bawang merah lokal melalui teknik
1)
Staf Pengajar pada Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian budidaya adalah dengan pemberian pupuk
Universitas Tadulako, Palu. kandang. Pemberian pupuk kandang ditujukan

265
untuk memperbaiki sifat fisik tanah, menambah merek, tali, timbangan, gembor, alat ukur, dan
unsur hara tanah dan meningkatkan aktivitas alat tulis-menulis.
mikroorganisme dalam tanah. Penggunaan Penelitian ini menggunakan Rancangan
pupuk kandang pada lahan kering terutama Acak Kelompok (RAK) dengan 6 taraf perlakuan,
ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah yakni tanpa pupuk kandang (B0), pupuk kandang 2
sehingga dapat meningkatkan kemampuan kg/petak atau setara dengan 5 ton/ha (B1), pupuk
tanah mengikat air dan memperbaiki aerase kandang 4 kg/petak atau setara dengan 10 ton/ha
serta draenase tanah (Buckman dan Brady, (B2), pupuk kandang 6 kg/petak atau setara dengan
1969). Pupuk kandang dapat memperbaiki sifat 15 ton/ha (B3), pupuk kandang 8 kg/petak atau
fisik tanah, biologi dan kimia tanah (Arnon et setara dengan 20 ton/ha (B4), pupuk kandang
al, 1989 dalam Muhardi, 2002). Penguraian 10 kg/petak atau setara dengan 25 ton/ha (B5),
bahan organik ini melepaskan unsur hara serta dimana masing-masing perlakuan diulang sebanyak
menghasilkan humus sehingga meningkatkan 3 kali sehingga terdapat 18 petak percobaan.
kapasitas tukar kation tanah serta mengurangi Pengolahan tanah dilakukan berupa
pelindian kation-kation Ca2+, Mg2+, K+ dan pembersihan rumput dan pembajakan, setelah itu
NH4+ (Hakim et al dalam Muhardi H, 2002). diratakan dan dibuat bedengan 1x 4 m, jarak antar
Kebutuhan tanaman akan pupuk petak 50 cm dan jarak antar kelompok 100 cm.
kandang tergantung pada kesuburan tanah, jenis Pupuk dasar dilakukan satu hari sebelum
pupuk kandang, dan iklim, tetapi umumnya tanam dengan dosis urea 100 kg/ha, SP-36 125
tanaman bawang merah membutuhkan pupuk kg/ha dan KCl 125 kg/ha. Pemupukan dilakukan
kandang 10-20 ton/ha. dengan cara tebar, sedangkan pemupukan susulan
Di Sulawesi Tengah para petani pada hanya diberikan pupuk urea dengan dosis 100
umumnya memberikan pupuk kandang pada kg/ha yang dilakukan pada umur 21 hari setelah
tanaman bawang merah hanya tergantung pada tanam. Benih ditanam tegak lurus dengan jarak
jenis dan jumlah pupuk kandang yang tersedia tanam 15x20 cm.
sehingga hal ini kemungkinan tidak sesuai Untuk mengetahui pengaruh perlakuan
dengan kebutuhan tanaman. dilakukan pengamatan komponen tumbuh yang
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu meliputi : jumlah daun, dan jumlah anakan pada
dilakukan penelitian mengenai pemberian pupuk saat tanaman berumur 2, 4, 6, dan 8 minggu
kandang pada tanaman bawang merah untuk setelah tanam (MST). Adapun komponen hasil
mengetahui tingkat dosis yang terbaik bagi meliputi : jumlah umbi dan berat umbi basah
pertumbuhan dan hasil khususnya di lembah Palu. (g) per rumpun, serta hasil perhektar (ton).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hasil perhektar (ton) dikonversikan dari hasil
dosis pupuk kandang yang optimum terhadap perpetak perlakuan setelah kering angin selama
pertumbuhan dan hasil bawang merah. Hasil satu minggu dengan rumus :
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
Hasil (ton/ha) = 8.000 m 2 Hasil Petak (g)
informasi mengenai dosis pupuk kandang yang x
tepat dalam upaya meningkatkan produksi Luas Petak 1.000.000
tanaman bawang merah.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
II. BAHAN DAN METODE
3.1 Hasil
Penelitian ini dilaksanakan di desa
Guntarano, Kecamatan Tawaeli, Kabupaten 3.1.1 Jumlah Daun
Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah, dimulai Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
bulan Oktober - Desember 2004. bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh
Bahan yang digunakan dalam penelitian sangat nyata terhadap jumlah daun.
ini adalah benih bawang merah varietas lokal Hasil uji BNJ (Tabel 1) menunjukkan
Palu, pupuk kandang ayam, pupuk urea, SP36, bahwa pemberian pupuk kandang 25 ton/ha
dan KCl sebagai pupuk dasar. Sedangkan alat menghasilkan daun lebih banyak pada berbagai
yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur tanaman dan berbeda nyata dengan tanpa
bajak, cangkul, sekop, sabit, garuh, papan pemberian pupuk kandang, dan pupuk kandang

266
5 ton/ha, tetapi tidak berbeda dengan pemberian 3.1.4 Berat Basah Umbi Per Rumpun
pupuk kandang 20 ton/ha, pupuk kandang 15
ton/ha dan pupuk kandang 10 ton/ha, kecuali Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
pada pengamatan 8 MST pemberian pupuk bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh
kandang 25 ton/ha berbeda dengan 10 ton/ha. sangat nyata terhadap tolok ukur berat basah
umbi per rumpun.
3.1.2 Jumlah Anakan Hasil uji BNJ (Tabel 4) menunjukkan
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang 25 ton/ha
bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh menghasilkan jumlah umbi lebih berat dan berbeda
sangat nyata terhadap jumlah anakan. nyata dengan perlakuan 0, 5, dan 10 ton/ha, tetapi
Hasil uji BNJ (Tabel 2) menunjukkan tidak berbeda nyata dengan 15 dan 20 ton/ha.
bahwa pemberian pupuk kandang 25 ton/ha 3.1.5 Bobot Eskyp Per Hektar
menghasilkan anakan lebih banyak pada berbagai
umur tanaman dan berbeda nyata dengan Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
perlakuan tanpa pupuk kandang, pupuk kandang 5 bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh
ton/ha, pupuk kandang 10 ton/ha dan pupuk sangat nyata terhadap tolok ukur bobot eskyp.
kandang 15 ton/ha tetapi tidak berbeda dengan Hasil uji BNJ (Tabel 5) menunjukkan
pemberian pupuk kandang 20 dan 25 ton/ha. bahwa perlakuan pupuk kandang 25 ton/ha
menghasilkan umbi per hektar lebih berat dan
3.1.3 Jumlah Umbi Per Rumpun berbeda nyata dengan perlakuan 0, 5, dan 10
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan ton/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan
bahwa perlakuan pupuk kandang berpengaruh perlakuan 15 dan 20 ton/ha.
sangat nyata terhadap pengamatan jumlah umbi
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Umbi Per Rumpun
per rumpun.
Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Jumlah Umbi
Hasil uji BNJ (Tabel 3) menunjukkan 0 5,33a
bahwa pemberian pupuk kandang 25 ton/ha 5 5,60ab
10 5,70ab
menghasilkan jumlah umbi terbanyak dan berbeda 15 6,30ab
nyata dengan perlakuan tanpa pupuk kandang. 20 6,50b
25 6,53b
BNJ 0,05 1,06
Tabel 1. Rata-rata Jumlah Daun
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
Jumlah Daun yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ  0,05.
Dosis Pupuk
Kandang (ton/ha) 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
0 12,07ab 12,17a 23,83a 24,37a Tabel 4. Rata-rata Berat Basah Umbi Per Rumpun
5 11,93a 21,03a 23,70a 24,40a Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Berat Basah Umbi Per Rumpun (g)
10 12,27abc 21,87ab 23,93ab 24,67a 0 15,37a
15 12,86abc 22,27ab 25,60ab 26,03ab 5 16,13a
20 13,03bc 22,47ab 26,70b 26,80b 10 18,90ab
25 13,33c 23,47b 26,73b 27,13b 15 20,37bc
20 22,07bc
BNJ 0,05 1,07 1,83 2,82 2,02 25 23,63c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom BNJ 0,05 3,91
yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ  0,05. Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ  0,05.
Tabel 2. Rata-rata Jumlah Anakan
Dosis Pupuk Jumlah Anakan Tabel 5. Rata-rata Bobot Eskyp Per Hektar
Kandang (ton/ha) 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST
Dosis Pupuk Kandang (ton/ha) Bobot Eskyp Per Hektar (ton)
0 3,30a 5,437a 5,63a 5,63a 0 4,10a
5 3,17a 5,63a
5,83a 5,83a 5 4,30a
10 3,40a 5,77a
5,83a 5,83a 10 5,04ab
15 3,63a 6,33b 6,37b 6,37b 15 5,43bc
20 4,23b 6,50b 6,70bc 6,70bc 20 5,89bc
25 4,40b 6,60b 7,03c 7,03c 25 6,30c
BNJ 0,05 0,57 0,53 2,82 0,50 BNJ 0,05 1,04
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ  0,05. yang sama tidak berbeda pada taraf uji BNJ  0,05.

267
3.2 Pembahasan berfungsi sebagai aktivator berbagai enzim
sintesa protein maupun metabolisme
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karbohidrat, fosfor berperan aktif dalam
perlakuan pupuk kandang memberikan
menstrasfer energi di dalam sel tanaman dan
pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah
magnesium sebagai penyusun khlorofil dan
daun, jumlah anakan, jumlah umbi, berat basah
membantu translokasi fosfor dalam tanaman.
umbi dan bobot eskyp per hektar. Hasil ini
Selanjutnya dengan meningkatnya khlorofil,
seiring dengan studi yang dilakukan oleh
fotosintat yang terbentuk akan semakin besar
Tambing (2000).
dan mendorong pembelahan sel dan diferensiasi
Hasil uji nilai tengah menunjukkan
sel, dimana pembelahan sel erat hubungannya
bahwa pemberian pupuk kandang 25 ton/ha
dengan pertambahan organ tanaman.
(B5) rata-rata memperlihatkan hasil lebih baik
terhadap semua komponen pertumbuhan dan Pemberian pupuk kandang 25 ton/ha
hasil yang diamati kemudian diikuti dengan B4 mampu meningkatkan daya serap dan daya
dan B3. Hal ini diduga disebabkan oleh jumlah simpan air dimana bawang merah membutuhkan
unsur hara yang dikandung dimana semakin air dalam jumlah yang besar untuk pembentukan
tinggi dosis pupuk kandang yang diberikan umbi. Dan berat umbi sangat ditentukan oleh
semakin banyak jumlah unsur hara yang kandungan kadar air yang terdapat pada sel-sel
terkandung dan tersedia bagi tanaman untuk penyusun lapisan umbi.
pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian pupuk kandang 25 ton/ha
Pemberian pupuk kandang dapat memberikan bobot eskyp per hektar tertinggi.
memperbaiki petumbuhan tanaman karena Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penyerapan
dapat meningkatkan kadar humus dan unsur hara yang lebih efektif dan pembentukan
hara dalam tanah. Pupuk kandang mempunyai fotosintet yang lebih besar pada perlakuan
kemampuan untuk merubah semua faktor- pemberian pupuk kandang 25 ton/ha (B5).
Kondisi ini menyebabkan perlakuan tersebut
faktor kesuburan tanah seperti unsur hara,
menghasilkan berat umbi kering yang lebih
menaikkan kandungan humus, dan struktur
baik dibanding perlakuan lainnya.
tanah. Dari aspek fisik pupuk kandang
mendorong proses penggemburan tanah, IV. KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan bawang merah. Hasil 4.1 Kesimpulan
penguraian senyawa kompleks seperti
polisakarida dari pupuk kandang dapat 1. Pemberian pupuk kandang berpengaruh
mengikat partikel-partikel tanah kedalam unit- sangat nyata terhadap semua komponen
unit agregat yang porous sehingga pertumbuhan dan komponen hasil yang
memudahkan infiltrasi dan perkolasi. Kondisi diamati.
ini meningkatkan pasokan oksigen untuk 2. Pemberian pupuk kandang 25 ton/ha
respirasi serta pertumbuhan akar karena memberikan hasil lebih baik dengan
pertukaran gas menjadi lebih baik (Stevenson, produktivitas rata-rata 6,30 ton/ha atau
1982 dalam Muhardi, 2002). meningkatkan hasil 2,2 ton dibanding
Pembentukan jumlah daun sangat dengan tanpa pemberian pupuk kandang.
ditentukan oleh jumlah dan ukuran sel, juga 4.2 Saran
dipengaruhi oleh unsur hara yang diserap akar
untuk dijadikan sebagai bahan makanan. Pupuk Untuk memperoleh hasil yang lebih
kandang ayam mengandung unsur N, P, dan K baik pada lokasi penelitian yang sama
yang tinggi, juga mengandung Ca dan Mg. disarankan menggunakan dosis pupuk kandang
Adanya unsur Nitrogen yang berfungsi sebagai lebih dari 25 ton/ha.
penyusun enzim dan molekul khlorofil, radium

268
DAFTAR PUSTAKA

Amin A, 2004. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran komoditi agribisnis bawang goreng di Kota Palu.
J. Agroland II No.4, Desember 2004.

Buckman, H.O., dan N.C. Brady., 1969. The Nature and Properties of Soil MC Milan Publishing CO, New York
(Terjemahan Soegiman) Penerbit Bhratara Karya Akasara, Jakarta.

Deptan, 2005. Produksi, luas panen, dan produktivitas buah, sayuran, tanaman hias dan bio farmaka. Dirjen Hortikultura,
Deptan, Jakarta.

Damayanti L. dan Kalaba Y., 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani bawang merah di
Desa Labuan Toposo Kec. Labuan, Kab. Donggala. J. Agrisains 5 (3 ), Desember 2004.

Anshar M., 2002. Aplikasi effective microorganism dan pupuk organik hayati E2001 untuk meningkatkan hasil bawang
merah. J. Agrisains 3 (1), April 2002.

Hasanuddin M., 2002. Efisiensi pemupukan kalium pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L) di daerah Palu.
J. Agrisains 3 (2), Agustus 2002.

Hasanuddin M., 2002. Aras kritis kalium pada tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L) lokal Palu. J. Agroland 9 (3),
September 2002.

Rukmana, R., 1995. Bawang merah budidaya dan pengolahan pasca panen. Kanisius, Yogyakarta.

Sunarjono, H. dan P. Soedomo, 1989. Budidaya bawang merah (Allium ascalonicum L.). Sinar Baru, Bandung.

Tambing Y., 2000. Penggunaan air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh dan pupuk kandang untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. J. Agroland 7 (1), Maret 2000.

269

Anda mungkin juga menyukai