Anda di halaman 1dari 1

Penyakit Canine Distemper

Ternyata hobi memelihara hewan kesayangan harus paham ilmunya agar terhindar dari
berbagai penyakit yang dapat menyerang anjingnya, pikir Tamara si gadis cantik yang baru saja
diberi hadiah ulang tahun sobatnya seekor anjing lucu jenis Tekel berumur sekitar 6 bulan.
Anjing tersebut dibeli sobatnya dari Pasar Pasty (Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta)
dari daerah Dongkelan, Bantul.
Anjing tersebut kemudian dibawa ke dokter hewan prakter terdekat karena menunjukan
gejala klinis seperti: keluar leleran dari mata dan hidung, batuk, sesak nafas (dyspnea), konvulsi,
shorea, anoreksia, muntah, diare, depresi dan hewan menggigit-gigit serta keluar buih dari mulut.
Hasil pemeriksaan apus darah ditemukan benda inklusi dalam eritrosit, sitoplasma sel netrofil,
limfosit dan monosit. Hasil pemeriksaan darah yang lain sedang menunggu konfrimasi dari
laboratorium. Dokter meresepkan obat-obat antihistamin dan dekongestan, penenang serta
antidiare nonspesifik. Dokter hewan memang menyarankan agar meneliti dulu sebelum membeli
hewan artinya calon pembeli harus menanyakan dulu asal-usul hewan, silsilah keturunan
(stambum), riwayat kesehatan khususnya program vaksinasi, pemberi obat cacing dan lain-lain.
Pengalaman adalah guru yang baik, pikir Tamara.
Kata kunci:
Canine distemper, dyspnea, konvulsi, anoreksia, vaksinasi.
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menelusuri pathogenesis, konsep filosofis penyakit: what (apa), why
(mengapa), how (bagaimana), analisa pemeriksaan sampel, diagnose, prognosa, terapi
penyakit dan saran (advis) pada pemilik hewan
2. Mahasiswa mampu mengenal penyakit anjing yang disebabkan oleh virus, mampu
mengenali gambaran menciri dari hasil pemeriksa patologik, laboratorik, dan interprestasi
data laboratorik.
3. Mahasiswa mampu mengkaitkan data laboratorik klinikopatologik sekaligus melakukan
interprestasi secara terpadu (integrated interpretation) sebelum menuju diagnose
penyakit yang pasti.

Anda mungkin juga menyukai