Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

BAB I
PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR

1.1. PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

1.1.1 Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis
permukaan jenuh (Saturated Surface Dry = SSD), berat jenis semu (apparent) dari
agregat kasar.

1.1.2 Teori Ringkas


Berat jenis agregat adalah perbandingan antara berat volume agregat dan berat
volume air. Besar jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat dengan
aspal karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan juga untuk
menentukan banyak pori. Agregat dengan berat jenis yang kecil mempunyai volume
yang besar sehingga berat yang sama membutuhkan jumlah aspal yang banyak
disamping itu agregat dengan kadar pori yang besar membutuhkan jumlah aspal yang
banyak.
Ada 3 berat jenis yang dapat ditentukan berdasarkan manual PB 0202-76 atau
AASHTO T 85-81.
 Berat jenis bulk (bulk specifik gravity)
Ialah berat jenis dimana volume yang diperhitungkan adalah seluruh volume pori
yang ada (volume pori yang dapat diresapi air dan volme pori yang tak dapat
diresapi air).
 Apparent specific gravity (Berat jenis apparent)
Jika volume yang diperhitungkan adalah volume partikel dan bagian yang dapat
diresapi air, maka disebut berat jenis apparent. Penggunaan berat jenis ini dapat
diperhitungkan jika dianggap aspal dapat meresapi seluruh bagian yang dapat
diresapi air.
 Effective specific gravity (Berat jenis effective)
Pada kenyataannya aspal yang digunakan secara normal hanya akan meresapi
sebagian dari pori yang dapat diresapi oleh air itu. Dengan demikian sebaiknya
menggunakan berat jenis efektif.

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

Rumus perhitungan :

 BJ Bulk ( kering oven ) :


A
BJ KO  ................................................................ I.1
BC

 BJ Bulk (kering permukaan ) :


B
BJ KP  ................................................................ I.2
B C

 BJ Semu :
A
BJ S  ................................................................ I.3
AC

 Penyerapan air :
BA
PA  x100% ...................................................... I.4
A

Keterangan :
A = Berat contoh kering oven
B = Berat contoh kering permukaan
C = Berat contoh dalam air
PA = Penyerapan air

1.1.3 Alat dan Bahan yang digunakan

1.1.3.1 Peralatan Percobaan


1. Keranjang kawat dengan ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8)
dengan kapasitas kira-kira 5 kg.
2. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan.
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitiaan 0,1 % dari berat contoh
yang ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
4. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
5)°C.
5. Alat pemisah contoh.
6. Saringan no. 4 .

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.1.3.2 Benda Uji


Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan no.4 diperoleh dari alat pemisah
contoh atau cara perempat, sebanyak 2,5 kg.

1.1.4 Prosedur Percobaan

1.1.4.1. Diagram Alir Prosedur

Mulai

Siapkan Peralatan : Siapkan Sampel :


Persiapan

 Keranjang kawat(no.6 atau no.8) Agregat yang lolos saringan


 Tempat air ¾” tertahan saringan no.4
 Timbangan diperoleh dari alat pemisah
 Oven contoh atau cara perempat,
 Alat pemisah contoh sebanyak 2,5 kg
 Saringan ¾” dan no. 4

Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan

Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105°C sampai berat tetap.

Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian
Proses Pengujian

ditimbang dengan ketelitian 0,5 gram. (A)

Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24± 4 jam.

Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput
air pada permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar harus satu
persatu. Kemudian ditimbang. (B)

Timbang benda uji dalam keranjang (C), goncangkan batu untuk


mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya dalam air.
Suhu air diukur suhu standar (25°C).

Hitung : BJ Bulk ( Kering Oven ) =A/(B–C)


Analisa Hasil

BJ Bulk ( Kering Permukaan ) =B/(B–C)


BJ Semu =A/(A–C)
Penyerapan Air = {( B – A ) / A} x 100

Selesai

Flow Chart I.1 . Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.1.4.2.Uraian Prosedur

a) Mencuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan.
b) Mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu 105°C sampai berat tetap.
c) Mendinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam,kemudian
ditimbang dengan ketelitian 0,5 gram (A).
d) Merendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam.
e) Mengeluarkan benda uji dari air, di lap dengan kain penyerap sampai selaput
air pada permukaan hilang (SSD),untuk butiran yang besar harus satu
persatu. Kemudian timbang untuk kering permukaan (B)
f) Menimbang benda uji dalam keranjang (C), batunya digoncangkan untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan beratnya ditentukan dalam air. Suhu
air diukur untuk penyesuaian perhitungan pada suhu standar (25°C).

1.1.5. Spesifikasi
Tabel. I.1.1. Spesifikasi dengan standarisasi Bina Marga
Spesifikasi
No. Pemeriksaan
Min. Max
1 Berat jenis ( atas dasar kering oven ) 2.5
2 Berat jenis ( atas dasar kering permukaan ) 2.5 -
3 Berat jenis semu 2.5 -
4 Penyerapan air 3

1.1.6. Kesimpulan

Dari pemeriksaan dan analisa sampel agregat kasar di Laboratorium Jalan dan
Aspal Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Fajar, hasil pengolahan dan tercantum
pada tabel I.1.3 diatas antara lain:
Berat Jenis Bulk (kering oven) : 2.85
Berat Jenis Bulk (kering permukaan) : 2.72
Berat Jenis Semu : 2.77
Penyerapan Air : 1,63 %

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

Benda uji yang digunakan dalam pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
agragat kasar memenuhi spesifikasi (lihat Tabel I.1.1.) berat jenis yang disyaratkan
minimal 2,5 dan penyerapan air maksimal 3 %.
Hasil pemeriksaan diatas memberikan asumsi bahwa bahan agregat tersebut
dapat digunakan. Mengingat jumlah pori pada sample (agregat kasar) cukup kecil
sehingga daya ikat antar agregat dengan aspal kuat serta tidak diperlukan banyak aspal
pengisi pori.

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.2. PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT KASAR

1.2.1. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap
keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan dengan
perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan No. 12 terhadap berat semula,
dalam persen.

1.2.2. Teori Ringkas


Ketahanan agregat terhadap penghancuran (degradasi) diperiksa dengan
menggunakan percobaan Abrasi Los Angeles (Abrasion Los Angeles Test ).
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin Los Angeles,
Agregat yang telah disiapkan sesuai gradasi dan berat yang ditetapkan, dimasukkan
bersama bola baja kedalam Los Angeles, lalu diputar dengan kecepatan 30/33 rpm
selama 500 putaran. Nilai akhir dinyatakan dalam persen yang merupakan hasil
perbandingan antara berat benda uji semula – berat benda uji tertahan pada saringan
No.12 dengan berat benda uji semula.

Rumus perhitungan :
( Berat A – Berat B )
x 100 %
Keausan = ......................................... I.5
Berat A
Keterangan :
A = Berat sebelum keausan (gram)
B = Berat sesudah keausan (gram)

1.2.3. Alat dan Bahan yang digunakan

1.2.3.1.Peralatan Percobaan
a) Mesin Los Angeles.
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan
diameter 71 cm (28”) panjang dalam 50 cm (20”). Silinder bertumpu pada

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar.
Silinder berlubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang terpasang
rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Dibagian dalam
silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56 “).
b) Saringan ¾”, ½”, 3/8”, no.12 seperti tercantum dalam daftar no.1.
c) Timbangan,dengan ketelitian 5 gram.
d) Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 7/8”) dari berat masing
–masing antara 390 gram sampai 445 gram.
e) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100 ±
5)°C.

1.2.3.2.Benda Uji
a) Berat dan gradasi benda uji sesuai daftar no.1.
b) Benda uji dibersihkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu ( 110 ± 5)°C
sampai berat tetap.

Daftar no.1

Ukuran saringan Berat dan gradasi benda uji (gram)


Lewat Tertahan A B C D E F G
(mm) (mm)
76.2 63.5 2500
63.5 50.8 2500
50.8 38.1 5000 5000
38.1 25.4 1250 5000 5000
25.4 19.05 1250 5000
19.05 12.7 1250 2500
12.7 9.51 1250 2500
9.51 6.35 2500
6.35 4.75 2500
4.75 2.36 5000
Jumlah Bola 12 11 8 6 12 12 12
Berat bola (Gram) 5000 4584 3330 2500 5000 5000 5000
+ 25 + 25 + 20 + 15 + 25 + 25 + 25

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.2.4. Prosedur Percobaan

1.4.1. Diagram Alir Prosedur


Persiapan

Mulai

Siapkan Peralatan : Siapkan Sampel :


 Mesin Los Angles Chipping lolos saringan no.
 Saringan ¾”, ½”, 3/8”, no.12 ¾” tertahan no. ½”sebanyak
 Timbangan 2500 gr, dan lolos saringan
 Bola-bola baja no. ½” tertahan no. 3/8”
 Oven sebanyak 2500 gr
Proses Pengujian

Masukkan benda uji dan bola-bola baja ke dalam mesin Los Angeles

Putar mesin dengan kecepatan 30 – 33 rpm, 500 putaran untuk


gradasi A, B, C, dan D, 1000 putaran untuk gradasi E, F, dan G

Keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan


no.12. Cuci butiran yang tertahan di atasnya, kemudian keringkan
dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5°C sampai berat tetap.
Analisa Hasil

A- B
Hitung : Keausan I = x100%
A

C-D
Keausan II = x100%
C

( Keausan I + Keausan II )
Keausan rata-rata =
2

Selesai
KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

Flow Chart I.2. Pengujian Keausan Agregat Kasar


1.2.4.2.Uraian Prosedur

a) Menyaring benda uji (Agregat kasar) yang lolos Saringan ¾” tertahan


Saringan ½” sebanyak 2500 gram dan yang lolos Saringan ½” tertahan
Saringan 3/8” sebanyak 2500 gram
b) Benda uji yang telah ditimbang (A atau C) dan bola-bola baja dimasukkan ke
dalam mesin Los Angeles.
c) Mesin diputar dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk
gradasi A,B,C dan D, 1000 putaran untuk gradasi E,F dan G.
d) Setelah selesai pemutaran, Benda uji dikeluarkan dari mesin kemudian
disaring dengan saringan No. 12. Butiran yang tertahan di atasnya dicuci
bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5)°C sampai
berat tetap. Dan timbang (B atau D )
1.2.5. Spesifikasi

Tabel I.2.1. Spesifikasi dengan standarisasi Bina Marga

No. Pe me riksaan Spe sifikasi


Min. Max

1 Keausan rata - rata - 40%

1.2.6 Kesimpulan

Dari pemeriksaan dan analisa sampel agregat kasar di Laboratorium Jalan dan
Aspal Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Fajar, maka diperoleh
Keausan Agregat Kasar rata-rata : 27.6 %

Benda uji yang digunakan dalam pemeriksaan keausan agregat kasar memenuhi
spesifikasi ( lihat Tabel 1.2.1) keausan yang disyaratkan maksimal 40 %.

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

Sampel agregat ini kuat untuk melawan gaya yang akan diberikan ketika dipakai
pada perkerasan. Dengan kata lain besar permukaan sample dapat memikul beban yang
diterima melalui gesakan antara bahan dengan kuat.

1.3 INDEKS KEPIPIHAN DAN INDEKS KELONJONGAN AGREGAT

1.3.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk dari agregat yang akan
dipergunakan pada proses pekerjaan jalan

1.3.2 Teori Ringkas


Partikel agregat berbentuk pipih dapat merupakan hasil dari mesin pemecah batu
ataupun memang merupakan sifat dari agregrat tersebut yang jika dipecahkan cenderung
berbentuk pipih. Agregat pipih yaitu Agregat yang lebih tipis dari 0,6 kali diameter rata-
rata. Indek kepipihan (flakiness index) adalah berat total Agregat yang lolos slot dibagi
dengan berat total agregat yang tertahan pada ukuran nominal tertentu.
Agregat berbentuk pipih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan
ataupun akibat beban lalu lintas, oleh karena itu banyaknya agregat pipih ini dibatasi
dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang disyaratkan.
Agregat berbentuk lonjong dapat ditemui di sungai-sungai atau bekas endapan
sungai. Agregat dikatakan lonjong jika ukuran terpanjangnya > 1,8 kali diameter rata-
rata. Indeks kelonjongan (elongated index) adalah perbandingan dalam persen dari berat
agregat lonjong yang tertahan terhadap berat total.

Rumus perhitungan :
Indeks kepipihan = ( A / C ) x 100 % …………………… I . 6
Keterangan :
A = Berat Lolos (gram)
C = Berat Total (gram)

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

Indeks kelonjongan = ( A / C) x 100 % …………………… I . 7


Keterangan :
A = Berat Lolos (gram)
C = Berat Total (gram)
1.3.3 Alat Dan Bahan Yang Digunakan

A. Alat Yang Digunakan

a) Saringan ; 3/4”, 1/2”, dan 3/8”.


b) Alat pengukur kepipihan dan alat pengukur kelonjongan
c) Timbangan dengan ketelitiaan 0,01gram.
d) Talam – talam.

B. Bahan Yang Digunakan


a) Agregat disaring dan tertahan ½” sebanyak 500 gram.
b) Agregat disaring dan tertahan 3/8” sebanyak 500 gram.

1.3.4 Prosedur Percobaan

1.3.4.1 Diagram Alir Prosedur Indeks Kepipihan

Mulai
Persiapan

Siapkan Peralatan : Siapkan Sampel :


 Saringan ; 3/4”, 1/2”, dan 3/8”. Saring agregat dengan
 Alat pengukur kepipihan saringan 3/4”, 1/2” dan 3/8”
 Timbangan masing - masing sebanyak
 Talam-talam 500 gram.

Saring agregat masing-masing menggunakan saringan 3/4 ”, 1/2 ” dan


3/8”
Proses Pengujian

Timbang Agregat yang tertahan pada saringan 1/2 ” dan 3/8 ” Masing-
masing 500 gr kemudian masukkan pada alat pengukur kepipihan

Timbang agregat yang lolos pada alat pengukur kepipihan (A)

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

Hitung prosentase kepipihan

Analisa Hasil
Hitung : Indeks Kepipihan = ( A / C ) x 100 %

Selesai

Flow Chart I.3. Pengujian Kepipihan Agregat Kasar

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.3.4.2 Diagram Alir Prosedur Indeks Kelonjongan

Mulai

Siapkan Peralatan : Siapkan Sampel :


Persiapan

 Saringan ; 3/4”, 1/2”, dan 3/8”. Saring agregat dengan


 Alat pengukur kepipihan saringan 3/4”, 1/2” dan 3/8”
 Timbangan masing - masing sebanyak
 Talam-talam 500 gram.

Saring agregat masing-masing menggunakan saringan 3/4 ”, 1/2 ” dan


3/8”
Proses Pengujian

Timbang Agregat yang tertahan pada saringan 1/2 ” dan 3/8 ” Masing-
masing 500 gr kemudian masukkan pada alat pengukur Kelonjongan

Timbang agregat yang lolos pada alat pengukur Kelonjongan (A)

Hitung prosentase kelonjongan

Hitung : Indeks Kelonjongan = ( A / C ) x 100 %


Analisa Hasil

Selesai

Flow Chart I.3. Pengujian Kelonjongan Agregat Kasar

3.4.3 Uraian Prosedur Pengujian Kepipihan Agregat Kasar

1. Menyaring Agregat dengan menggunakan saringan ¾ “, ½” dan 3/8”

2. Agregat yang tertahan pada saringan 1/2” dan 3/8” masing 500 Gram
kemudian dimasukkan pada alat pengukur kepipihan.

3. Timbang Agregat yang lolos alat pengukur kepipihan (A)

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

4. Menghitung prosentase kepipihan dengan menghitung berat total sampel (C).

3.4.4 Uraian Prosedur Pengujian Kelonjongan Agregat Kasar

1. Menyaring Agregat dengan menggunakan saringan ¾ “, ½” dan 3/8”

2. Agregat yang tertahan pada saringan 1/2” dan 3/8” masing 500 Gram
kemudian dimasukkan pada alat pengukur kepipihan.

3. Timbang Agregat yang tertahan alat pengukur kelonjongan (B)

4. Menghitung prosentase kelonjongan dengan menghitung berat total sampel


(C).

1.3.5 Spesifikasi
Tabel 1.3.1. Spesifikasi dengan standarisasi Bina Marga
Spesifikasi
No. Pemeriksaan
Min. Max

1 Indeks kepipihan - 25

2 Indeks kelonjongan - 25

1.3.6 Data Hasil Percobaan


Tabel 1.3.2. Data percobaan indeks kepipihan
Contoh I
Ukuran Berat Berat Ter- Total
Nomor

Gradasi Thickness Gauge Lolos Slot tahan Slot Berat


Saringan Lebar Panjang (Gram) (Gram) (Gram)

(mm) (mm) A B C

I 3/4" - 1/2" 6.67 38.2 105 395 500

II 1/2" - 3/8" 4.8 25.4 136.2 363.8 500

Total 241.2 758.8 1000

Indeks Total Berat A 241.2


= x 100 % x 100% = 24.12%
Kepipihan Total Berat C 1000

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

Contoh II
Ukuran Berat Berat Ter- Total

Nomor
Gradasi Thickness Gauge Lolos Slot tahan Slot Berat
Saringan Lebar Panjang (Gram) (Gram) (Gram)

(mm) (mm) A B C

I 3/4" - 1/2" 6.67 38.2 125.4 374.6 500

II 1/2" - 3/8" 4.8 25.4 105.6 394.4 500

Total 231 769 1000

Indeks Total Berat A 231


= x 100 % x 100% = 23.10%
Kepipihan Total Berat C 1000

Tabel 1.3.3. Data percobaan indeks kelonjongan


Contoh I
Berat Berat Total
Ukuran alat
Nomor

Gradasi Lolos Tertahan Berat


Saringan Lebar (Gram) (Gram) (Gram)

(mm) A B C

I 3/4" 1/2" 10 - 14 58.5 441.5 500

II 1/2" 3/8" 6.3 - 10 79.3 420.7 500

Total 137.8 862.2 1000

Indeks Total Berat A 137.8


= x 100 % x 100% = 13.78%
Kelonjongan Total Berat C 1000

Contoh II
Berat Berat Total
Ukuran alat
Nomor

Gradasi Lolos Tertahan Berat


Saringan Lebar (Gram) (Gram) (Gram)

(mm) A B C

I 3/4" 1/2" 10 - 14 57.8 442.2 500

II 1/2" 3/8" 6.3 - 10 128.6 371.4 500

Total 186.4 813.6 1000

Indeks Total Berat A 186.4


= x 100 % x 100% = 18.64%
Kelonjongan Total Berat C 1000

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.3.7 Analisa Data


 Berdasarkan rumus I.6 :
Contoh I
241.2
Indeks kepipihan  x 100 %
1000

 24.12 %

Contoh II
231
Indeks kepipihan  x 100 %
1000

 23.10 %

24.12 %  23.10 %
Rata – rata 
2
 23.61 %
 Berdasarkan rumus I.7 :

137.8
Indeks kelonjongan  x 100 %
1000
 13.78 %

186.4
Indeks kelonjongan  x 100 %
1000
 18.64 %

13.78 %  18.64 %
Rata – rata 
2
 16.21 %

1.3.8 Kesimpulan

Dari pemeriksaan dan analisa sampel agregat kasar di Laboratorium Jalan dan
Aspal Jurusan Sipil Fakultas Teknik Unifa, maka diperoleh :
Indeks Kepipihan : 23.61 %
Indeks Kelonjongan : 16.21 %
Benda uji yang digunakan dalam pemeriksaan kepipihan dan kelonjongan
agregat kasar memenuhi spesifikasi ( lihat Tabel 1.3.1) yang disyaratkan maksimal 25
%.Sampel yang diuji mempunyai butiran yang baik karena jumlah kelonjongan dan
kepipihan cukup kecil. Hal ini berarti sampel dapat memikul beban secara penuh dan
ikatan antar agregat akan kuat.

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.4 ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

1.4.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat kasar dan halus dengan menggunakan saringan.

1.4.2 Teori Ringkas

Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan


menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan. Gradasi agregat
diperoleh dari hasil analisa saringan dengan menggunakan 1 set saringan dimana
yang paling kasar diletakkan diatas dan yang paling halus diletakkan paling bawah. 1
set saringan dimulai dari pan dan diakhiri dengan penutup. Jika agregat kasar itu
“bersih”, tidak / sedikit sekali mengandung butiran halus dapat digunakan analisa
kering. Berdasarkan besar partikel-partikel agregat kasar, agregat > 4.75 mm
menurut ASTM atau > 2 mm AASHTO.

Rumus perhitungan :

 Kumulatif tertahan

= Kumulatif tertahan + Brt tertahan .......... I.8

 Persen total tertahan

= Kumulatif tertahan / brt contoh x 100 % .......................... I.9

 Persen lolos

= 100 - % total tertahan ......... I . 10

1.4.3 Alat Dan Bahan Yang Digunakan

1. Alat yang digunakan

a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda


b. Satu set saringan : 3/4”; 1/2; 3/8”; no. 4; no. 8; no. 30; no.50; no.
100; no. 200; pan ( standar ASTM ).
c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanaskan sampai
(110 ± 5 )° C.

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

d. Alat pemisah contoh.


e. Mesin pengguncang saringan.
f. Talam-talam.
g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain-lain

2. Bahan yang digunakan

a. Agregat halus :
Ukuran maksimum No. 4 ; berat minimum 500 gram.
Ukuran maksimum No. 8 ; berat minimum 100 gram

b. Agregat kasar :
Ukuran maksimum 3,5’ ; berat minimum 35 kg.

Ukuran maksimum 3” ; berat minimum 30 kg.

Ukuran maksimum 2,5” ; berat minimum 25 kg.

Ukuran maksimum 2” ; berat minimum 20 kg.

Ukuran maksimum 1,5” ; berat minimum 15 kg.

Ukuran maksimum 1” ; berat minimum 10 kg.

Ukuran maksimum ¾” ; berat minimum 5 kg.

Ukuran maksimum ½” ; berat minimum 2,5 kg.

Ukuran maksimum 3/8” ; berat minimum 1 kg.

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar,
agregat tersebut dipisahkan menjadi dua bagian dengan saringan no. 4.
Selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah
seperti tercantum di atas.

Benda uji disiapkan sesuai dengan PB-0208-76 kecuali apabila


butiran yang melalui saringan no.200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan
bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.4.4 Prosedur Percobaan

1.4.4.1 Diagram alir prosedur

Mulai

Siapkan Peralatan : Siapkan Sampel :


Timbangan
Persiapan


 Satu set saringan Agregat kasar ( chipping )
 Oven
yang diperoleh dari alat
 Alat pemisah contoh
 Mesin pengguncang saringan pemisah atau cara pemisah.
 Talam- talam
 Kuas, sikat kuningan, sendok,
dll
Proses Pengujian

Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 ± 5 )° C, sampai


berat tetap.

Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling
besar ditempatkan paling atas. Kemudian guncang saringan dengan
tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.

Hitung prosentase benda uji yang tertahan di atas masing –masing


Analisa Hasil

saringan terhadap total benda uji.

Hitung :
B ( Berat tertahan ) = Berat tertahan tiap saringan
C ( Komulatif tertahan ) = B + C sebelumnya
D ( Persen total tertahan) = ( C / Berat contoh ) x 100 %
E ( Persen lolos ) = 100 % - D

Selesai

Flow Chart I.4. Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar

KELOMPOK XIII
Laporan Praktikum Laboratorium Jalan dan Aspal

1.4.4.2 Uraian prosedur

a) Menyiapkan sampel berupa agregat kasar yang lolos saringan ¾”, yang
diperoleh dari alat pemisah atau cara pemisah.
b) Mengeringkan benda uji dalam oven dengan suhu 110 ± 5 °C , sampai
berat tetap.
c) Menyaring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan
paling besar ditempatkan paling atas.Kemudian saringan diguncang
dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
1.4.3 Spesifikasi

Tabel 1.4.1. Spesifikasi dengan standarisasi Bina Marga analisa saringan


gradasi IV

NO Ukuran Saringan Pe rs e n Lolos


1 3/4 100
2 1/2 80 - 100
3 3/8 70 - 90
4 4 50 - 70
5 8 35 - 50
6 30 18 - 29
7 50 13 - 23
8 100 8 - 16
9 200 4 - 10

1.4.4 Kesimpulan

Dari pemeriksaan dan analisa sampel agregat kasar di Laboratorium Jalan dan
Aspal Jurusan Sipil Fakultas Teknik UNIFA, maka diperoleh hasil seperti pada Tabel
Lampiran.
Benda uji yang digunakan dalam pemeriksaan analisa saringan agregat kasar
tidak memenuhi spesifikasi ( lihat di lampiran )

KELOMPOK XIII

Anda mungkin juga menyukai