Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjud
ul etika umum, kepribadian, kesusilaan, dan adat istiadat.

Pada kesempatan ini tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak terutama kepada
1. Dara himalaya S.St M.Keb sebagai Dosen pengajar Mata Kuliah Asuhan kebidanan
persalinan dan bayi baru lahir yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
2. Teman-teman dalam kelompok yang ikut serta dalam mengerjakan tugas ini
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambahwawasan
serta pengetahuan kita, khususnya mengenai interaksi sosial yang terjadidi dalam masyarakat.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas initerdapat kekurangan-kekurangan
dan masih jauh dari apa yang diharapkan.Untuk itu, kami berharap kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalahini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpakritik dan saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Penulis, bengkulu 2019


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang Masalah ..................................................................... 2


2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
3. Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Kepribadian ...................................................................................... 3
2. Kesusilaan dalam etika...................................................................... 5
3. Adat istiadat....................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................9

1. Saran..................................................................................................10
2. Kesimpulan........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Etika (Yunani kuno "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan
bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :

1. Meta-etika (studi konsep etika).

2. Etika normatif (studi penentuan nilai etika).

3. Etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

1. Drs. O.P. Simorangkir. Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat. Etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam. Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
4. DR. James J. Spillane SJ. Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah
laku manusia dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada
penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah
laku seseorang kepada orang lain.
5. Prof. DR. Franz Magnis Suseno. Etika merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan,
acuan dan pijakan kepada tindakan manusia.
6. Soergarda Poerbakawatja. Etika merupakan sebuah filsafat berkaitan dengan nilai-nilai,
tentang baik dan buruknya tindakan dan kesusilaan.
7. H. A. Mustafa. Mengungkapkan etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku
mana yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang telah
diketahui oleh akal pikiran.

Pengertian etika secara umum adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi terdapat suatu
kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan. Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang
menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentaati ketentuan dan
norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi.
B. Rumusan Masalah

a.Bagaimana kehidupan kebudayaan dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari ? b.

b. Bagaimana pentingnya kebudayaan dimasyarakat ?

c. Tujuan Pembuatan Makalah

d. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan kebudayaan dan masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

A. KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan
juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud dalam
tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang memiliki
kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam
menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.

1. Unsur-unsur dari kepribadian

Unsur-unsur kepribadian, diantaranya meliputi:

1. Pengetahuan

Pengetahuan yaitu merupakan suatu unsur yang mengisi akal dan juga alam jiwa
orang yang sadar. Di dalam alam sekitar manusia mempunyai/terdapat berbagai macam hal-
hal yang diterimanya lewat panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel-sel pada
bagian tertentu dari otaknya. Serta didalam otak itu semuanya diproses menjadi susunan-
susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar, yang dikenal dengan sebutan
“persepsi” yaitu: “seluruh proses akal manusia yang sadar”. Ada kalanya suatu persepsi dapat
diproyeksikan kembali menjadi suatu penggambaran yang berfokus tentang lingkungan yang
mengandung bagian-bagian.

Penggambaran yang terfokus dengan secara lebih intensif yang terjadi sebab
pemusatan secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut sebagai
“Pengamatan”. Penggambaran mengenai lingkungan dengan fokus kepada bagian-bagian
yang paling menarik perhatianya seringkali diolah dengan sutu proses dalam akalnya yang
menghubungkannya dengan berbagai macam penggambaran lain yang sejenisnya,
sebelumnya pernah diterima & diproyeksikan oleh akalnya, dan lalu muncul kembali sebagai
kenangan. Dan juga penggambaran yang baru dengan pengertian yang baru dalam istilah
psikologi sering disebut “Apersepsi”. Penggabungan & membandingkan-bandingkan bagian
dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang
sejenis secara konsisten berdasarkan dengan asas-asas tertentu.
Apa itu kepribadian

Dengan proses-proses kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang


abstrak, yang dalam kenyataanya tak mirip dengan salah satu dari sekian macam-macam
bahan konkret dari penggambaran yang baru. Demikian manusia dapat membuat suatu
penggambaran mengenai tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal ia tidak pernah
melihat ataupun mempersepsikan tempat-tempat itu. Penggambaran abstrak yang tadi dalam
ilmu sosial sering disebut dengan “Konsep”. Cara-cara pengamatan yang menyebabkan
bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada yang ditambah-tambah ataupun
dibesar-besarkan, tapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu.
Serta ada pula yang digabung dengan penggambaran-pengambaran yang lain sehingga
menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tak nyata. Dan
penggambaran baru yang seringkali tak realistis dalam Psikologi sering disebut dengan
“Fantasi”.

2. Perasaan

Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam-


macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu
hal yang buruk/mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi tersebut dapat
menimbulkan dalam alam kesadaranya perasaan negatif. Perasaan, disamping segala macam-
macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam
hidupnya. Perasaan yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif/negatif.

3. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan-perasaan lain yang tak ditimbulkan
karena diperanguhi dengan pengeathuannya, tapi karena memang sudah terkandung di dalam
organismenya, khususnya di dalam gennya, sebagai naluri. Kemauan yang sudah meruapakan
naluri sering disebut dengan “Dorongan”.

B. KESUSILAAN

Leibniz seorang filsuf pada zaman modern berpendapat bahwa kesusilaan adalah hasil
suatu “menjadi” yang terjadi di dalam jiwa. Yang dinamakan kesusilaan ialah keseluruhan
aturan, kaidah atau hukum yang mengambil bentuk amar dan larangan. Baik hukum sepuluh
amar, maupun kitab hukum Hammurabi, serangkaian ajaran kesusilaan yang berasal dari
Jaman Kuno, ajaran moral yang diberikan kepada anak, senantiasa mengatakan berbuatlah
begini atau seharsnyalah berbuat begini atau hendalkah berbuat begini dan tidak berbuat
begitu atau singkirkanlah hal itu. Dengan kata lain kesusilaan menanamkan wajib dan darma.
Secara demikian kesusilaan mengatur perilaku manusia serta masyarakat, yang di dalamnya
manusia tersebut ada. Behubung dengan itu manusia tidak boleh semaunya sendiri berbuat
atau tidak berbuat sesuatu. Perilakunya diatur atau ditentukan oleh norma kesusilaan.

Dapat juga dikatakan bahwa manusia dibentuk oleh kesusilaan. Ini berarti bahwa
kehidupan alaminya, seperti nafsunya, kecenderungan, cita-cita, dan sebagainya, seolah-olah
disalurkan atau tertuang ke dalam bentuk tertentu. Demikianlah, umpananya, perwujudan
seksualitas, suatu keadaan alami, mendapatkan pembatasan, disalurkan atau dibentuk oleh
aturan-aturan yang mengatakan bahwa bagaimana seharusnya seorang laki-laki dan
perempuan yang sudah masak ditinjau dari segi seksual berperilaku terhadap seseorang dari
lawan jenisnya, syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi yang membolehkan wanita dan pria
bergaul dan sebagainya. Aturan-aturan ini secara keseluruhan dinamakan moral seksual.

Kumpulan aturan semacam ini berlaku juga dalam bidang-bidang kehidupan yang lain.
Dengan demikian aturan-aturan tersebur sudah mengandaikan suatu kehidupan alami atau
katakanlah kehidupan hewani, namun menetapkan syarat-syarat tertentu bagi perwujudannya.
Manakala seseorang memenuhi syarat-syarat kesusilaan itu, maka perilakunya dan dia sendiri
disebut baik (dari segi kesusilaan), dalam hal yang sebaliknya dikatakan buruk (dari segi
kesusilaan).

Norma-norma kesusilaan kadang- kadang bersifat tertulis dan kadang- kadang tidak. Di atas
telah diberikan contoh mengenai ketentuan-ketentuan moral yang dikodifikasikan dan yang
tidak dikodifikasikan. Sistem-sistem kesusilaan yang berasal dari para pendiri agama yang
besar atau para pembentuk hokum kesusilaan yang besar, biasanya bersifat tertulis. Lazimnya
yang demikian itu bersangkutan dengan hal-hal pokok belaka, meskipun dapat saja terjadi
bahwa kitab-kitab hukum keagamaan bersifat agak panjang lebar.

Norma-norma yang lebih terjabar misalnya tidak ditetapkan secara tertulis kecuali
kadang-kadang dalam buku-buku pegangan mengenai moral. Bahkan karya tulis yang paling
panjang lebar sekalipun tidak akan dapat memberikan segenap peraturan khusus. Dalam
bidang kesusilaan banyak yang tetap dihayati di dalam keinsyafan kesusilaan manusai-
manusia yang bersangkutan. Jelaslah kiranya tidak ada moral tunggal yang diterima oleh
segenap manusia, melainkan terdapat banyak moral yang berbeda-beda menurut waktu,
tempat dan keadaan

C. ETIKA DALAM ADAT ISTIADAT

Etika berasal dari istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adat-istiadat atau
kebiasaan yang baik. Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang
memilikinya. Bertolak dari pengertian tersebut, etika berkembang menjadi studi tentang
kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Berdasarkan
perkembangan arti inilah kemudian dikenal adanya etika perangai.

Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan bermasyarakat di derah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula.
Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil
penilaian perilaku.

Contoh etika perangai: berbusana adat, memakai baju batik (batik adalah ciri khas
Indonesia), pergaulan muda mudi, perkawinan semenda, upacara adat, dll

Ciri-ciri adat sebagai sistem etika di masyarakat Indonesia adalah:

1. Berisi hal-hal yang harus dilakukan


2. Merupakan urusan komunitas atau kelompok
3. Peraturan-peraturan yang ada mencakup seluruh kehidupan
4. Sumber tidak pribadi
5. Jika sesuai dianggap wajar atau baik
6. Diturunkan dari generasi ke generasi
7. Dianggap memberi berkat.
8. Adanya sanksi-sanksi/reaksi masyarakat.

Walaupun etika yang bersumber dari adat ini tidak diberikan sanksi tertulis, tetapi
sanksinya lebih berat karena pelanggaran etika dapat membawa perasaan tidak enak, tidak
dipercaya, dikucilkan, disindir, tidak disenangi dalam lingkungan tersebut, merasa kualat, dll,
dimana perasaan seperti ini kadang terasa lebih keras dan menyiksa dibanding hukuman
lainnya. Inilah yang disebut sebagai sanksi sosial.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Itu berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup
ini. Etika dalam kehidupan ada beberapa macam yaitu: etika deskriptif, etika normatif, etika
teleologi, etika deontologi.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Etika dan moral tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut di atas
menunjukkan dengan jelas bahwa etika dan moral berasal dari produk rasio dan budaya
masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan
hidup manusia.
B. SARAN
pembahasan makalah yang berjudul Moral dan Etika,diharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami perilaku baik dan buruk dalam kehidupan, sehingga dapat
mengaplikasikan perilaku baik tersebut sesuai dengan ajaran Agama Islam, serta menjauhi
dan meninggalkan perilaku yang tidak sesuai dengan Ridho’ Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Muslim, Drs., K.H., dkk. Moral dan Kognisi Islam (Buku teks Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi Umum). Bandung : CV Alvabeta.
Setiadi, Elly dkk.2010.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.Kencana Prenada
Group:Jakarta.2007.pengertian-etika-dan-macam-macamnya dalam duniabaca.com.17 April
2012
Edywianto.2011. pengertian_etika dalam edywianto.blogspot.com.17 April 2012
Loudy.2012.pengertian-moral dalam loudy92.wordpress.com.17 April 2012

Anda mungkin juga menyukai