Anda di halaman 1dari 63

PEMERIKSAAN MATA

No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit :
:

Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II

dr. Hinarti Utami


NIP. 19581230 199010 2 001
Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan
1. Pengertian
mata
1.Mengidentifikasi jenis gangguan kesehatan mata untuk mencegah serta
2. Tujuan
menentukan terapi/ pengobatan. Penangan lebih lanjut dan sebagai dasar untuk
melakukan rujukan kepelayanan kesehatan rujukan/Rumah Sakit sesuai standar.
2.sebagai pedoman bagi petugas untuk melaksanakan pemeriksaan mata sesuai
standar

SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun 2016 tentang pemberian


3. Kebijakan
pelayanan klinis
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
4. Referensi 2. Permenkes RI Nomor 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

5. Prosedur
1. Alat :
Sarana non medis :
a. Ruang pemeriksaan
 Ukuran minimal 4m x 4𝑚2
 Ventilasi dan pencahayaan yang cukup
 Ruangan bersih dan rapi
 Wastafel dengan air yang mengalir, dilengkapi, dengan sabun cair
serta handuk tangan yang bersih/disposable tissue
b. Mebelair
 Tempat sampah medis dan non medis masing- masing 1 buah
 Buku register pasien
 Status/lembar rekam medis
 Informed consent
 Kertas resep
 Blanko permintaan laboratorium
 Alat tulis menulis
 Formulir rujukan
 Surat kabar atau majalah
 Penggaris kecil
Sarana medis
 Stetoskop dan tensimeter
 Pinhole (cakram berlubang)
 Snellen chart
 Penutup satu mata(okluder)
 Trial frame
 Tria lensa
 Isihara test
 Loupe
 Senter
 Optalmoskop
 Kartu kipas
 Kapas steril
 APD

6. Langkah- Tahap Pre-Interaksi


langkah
1 Mengecek catatan medik
2 Menyiapkan peralatan dan tempat
 Senter kecil
 Surat kabar/majalah
 Kartu snelen
 Penutup mata
 Sarung tangan (bila perlu)
3 Mencuci tangan
Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan memperkenalkan diri
 Memberitahu klien tujuan dan prosedur tindakan
 Memberikan kesempatan bertanya

Tahap Kerja
 Mengatur posisi klien
 Mengatur pencahayaan tuangan
 Menguji reflek pupil terhadap cahaya
 Pupil klien disinari cahaya dari samping
 Amati mengecilnya pupil yang sedang disinari
 Lakukan pada pupil lainnya
 Memeriksa reflek akomodasi
 Anjurkan klien menatap benda yang jauh
 Menatap obyek yang diletakkan 10 cm didepan hidung
 Mengamati perubahan pupil
 Inspeksi pergerakan bola mata
 Menganjurkan klien melihat kedepan
 Mengamati bola mata, jika nistagmus catat
 Apakah kedua bolamata lurus atau salah satu deviasi
 Meluruskan jari telunjuk dan mendekatkan ke klien dengan jarak
15-30 cm
 Instruksikan klien mengikuti pergerakan jari telunjuk
 Jaga jari tetap pada lapang pandang normal
 Inspeksi medan penglihatan
 Pemeriksa berdiri didepan klien kira-kira 60 cm
 Mata yang tidak diperiksa ditutup
 Instruksikan klien menatap lurus kedepan dan memfokuskan dalam
satu titik
 Menggerakkan jari sepanjang 1 lengan dari diluar lapang pandang
klien
 Minta klien mengatakan jika melihat jari tersebut
 Perlahan tarik jari mendekat dan tepat ditengah antara klien dan
perawat
 Mengkaji mata sebelahnya
 Palpasi mata :
 Anjurkan klien memejamkan mata
 Melakukan palpasi mata kanan dan kiri dengan jari telunjuk
 Dengan menekan-nekan, menilai konsistensi dan nyeri tekan
 14 Auskultasi mata :
 Minta klien menutup mata
 Meletakkan bagian diafragma stetoskop diatas kelopak mata
 Perhatikan adanya bising
 15 Mengulang pemeriksaan untuk meyakinkan hasil penemuan
 16 Membereskan alat-alat

Tahap terminasi
 17 Mengevaluasi reaksi klien
 18 Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 19 Mendokumentasikan hasil pemeriksaa

7. Diagram/
Bagan Alir
RUANG PERIKSA
LOKET Diperiksa oleh petugas
paramedis/medis puskesmas

Jika ada pasien menderita penyakit yang


berhubungan dengan kesehatan mata
yang bisa dilayani dipuskesmas.Maka apotek
pasien diberikan resep oleh dokter
umum.

Jika pasien tidak bisa


ditangani dan
memerlukan tindakan
lebih lanjut rujuk

Kerumah Sakit

8. Hal – hal -
yang perlu
diperhatikan

9. Unit Terkait  Loket, petugas medis/paramedic, petugas apotek

10. Dokumen  catatan rekam medik


Terkait

11. Rekaman
Historis
Perubahan
HYPERAEMI PULPA
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II

dr. Hinarti Utami


NIP.195812301990102001
Tindakan perawatan gigi dengan karies profunda, dengan keluhan
i. P
ngilu
e sekali dan bila kemasukan makanan terasa sakit
n
g
e
r
t
i
a
n
Sebagai acuan dalam melakukantindakan penatalaksanaan
ii. T
Hyperaemi
u Pulpa
j
u
a
n
SK Kepala Puskesmas DawanII No…… Tahun ……. tentang
iii. K
Layanan
e Klinis
b
i
j
a
k
a
n
1. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
iv. RPuskesmas,Kementerian Kesehatan RI 2012
2. eKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
f
HK.02.02/MENKES/62/2015
e
r
e
n
s
i

5. Prosedur
1. Alat :
1. Dental Unit
2. Alat Diagnostik
3. Cement Spatel
4. Cement Stopper
5. Plastis fillinginstrument
6. Glas slab
2. Bahan :
b. Larutan H2O2
c. Larutan Aquadest
d. Cotton roll
e. Alkohol dan kapas steril
f. Calcium Hydroxide
g. Zinc Phospat Cement
h. Tumpatan sementara

6. Langkah -
Langkah 3. Petugas melakukan anamnesa : didapatkan keluhanlubang
pada gigi dengan keluhan ngilu dan sakit bila kemasukan
makanan
4. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral dan extra oral:
ditemukan lubang pada gigi
5. Petugas mendiagnosis sebagai Hyperaemi Pulpa
6. Hyperaemi Pulpa tidak bisa ditambal langsung, akan tetapi
dilakukan tindakan pulpcapping terlebih dahulu
7. Petugas membersihkan cavitas dengan excavator
8. Petugas melakukan irigasi dengan larutan H2O2 dan
Aquades
9. Petugasmemblokir gigi yang akan ditambal dengan cotton
roll dan mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril
10. Petugas mengaplikasikan Calcium Hydroxide ke kavitas gigi
yang akan ditambal
11. Petugasmengaduk cement dengan cement spatel dan
aplikasikan ke kavitas dengan menggunakan cement stopper
dan batasi dengan kapas tipis diatas cement
12. Petugas mengaplikasikan tumpatan sementara.
13. Setelah tindakan pulpcapping selesai, kemudian dilakukan
penambalan permanen 1 minggu lagi.

7. Diagram/ Anamnesa : didapatkan


keluhan lubang pada gigi Pemeriksaan intra oral dan
Bagan Alir dengan keluhan ngilu extra oral: ditemukan lubang
dan sakit bila kemasukan pada gigi
makanan

Dilakukan tindakan pulpcapping


terlebih dahulu Diagnosis sebagai
Hyperaemi Pulpa

Bersihkan kavitas, Irigasi dengan


H2O2 dan Aquades, blokir gigi Apilkasikan Calcium Hydroxide ke
yang akan ditambal dengan cotton kavitas gigi yang akan ditambal
roll dan cotton pellet,
mensterilkandengan alcohol dan
kapas steril

Aduk cement dengan cement spatel


Aplikasikan tumpatansementara danaplikasikan ke kavitas dengan
menggunakan cement stopper dan
batasi dengan kapas tipisdiatas
cement
Setelah tindakan
pulpcapping selesai,
kemudian dilakukan
penambalan permanen 1
minggu lagi.

 Hal – Hal
yang perlu
diperhatikan

Poliklinik Gigi
PULPITIS
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Tindakan perawatan gigi dengan karies profunda perporasi, dengan
1. Pengertian
keluhan sakit, ada atau tanpa rangsangan
Sebagai acuan dalam melakukantindakan penatalaksanaan
2. Tujuan
Pulpitis
SK Kepala Puskesma Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis
1. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Departemen
4.Referensi Kesehatan RI 2007
2. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas,Kementerian Kesehatan RI 2012

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Cement stopper
 Plastis fillinginstrument
 Cement Spatel
 Glas slab
Bahan :
 Larutan H2O2
 Larutan Aquadest
 Cotton roll
 Alkohol dan kapas steril
Langkah – langkah :
1. Anamnesa : didapatkan keluhanlubang pada gigi dengan
keluhan sakit,ada atau tidak ada rangsangan
2. Pemeriksaan intra oral dan extra oral: ditemukan lubang
pada gigi
3. Diagnosis sebagai Pulpitis
4. Pulpitistidak bisa ditambal langsung, akan tetapi dilakukan
tindakan mumifikasi terlebih dahulu
5. Bersihkan cavitas dengan excavator
6. Irigasi dengan larutan H2O2 dan Aquades
7. Blokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril
8. Aplikasikan kapas dan eugenol
9.Diberikan obat antibiotic, analgetik dan anti inflamasi (bila
perlu).
10.KIE pasien untuk datang 3 hari lagi untuk diganti obat
devitalisasi pulpa. Dilakukan perawatan setiap 3 hari selama
3 kali.

KUNJUNGAN BERIKUTNYA
 Setelah 3 hari gigi tidak sakit, lakukan devitalisasi dengan cara
1. Bersihkan kavitas dengan excavator
2. Irigasi dengan larutan H2O2 dan Aquades
3. Disterilkan dengan kapas alcohol dan kapas steril
4. Aplikasikan bahan devitalisasi
5. Aplikasikan bahan tumpatan sementara
 Diberikan obat analgesic (diminum bila sakit)
 KIE pasien untuk datang 3 hari lagi untuk diganti obat
sterilisasi saluran akar.
KUNJUNGAN BERIKUTNYA
 Setelah 3 hari lakukan sterilisasi saluran akar dengan cara
1. Buka tumpatan sementara
2. Bersihkan kavitas
3. Irigasi kavitas dengan H2O2 dan Aquadest
4. Sterilkan dengan kapas alcohol dan kapas steril
5. Aplikasikan kapas yg telah ditetesi CHKM
6. Aplikasikan tumpatan sementara
7. KIE pasien untuk datang 3 hari lagi untuk diganti
dengan tumpatan permanen

KUNJUNGAN BERIKUTNYA
 Setelah 3 hari jika tidak ada keluhan maka lakukan
tumpatan permanen dengan cara :
1. Buka tumpatan sementara
2. Bersihkan kavitas
3. Irigasi kavitas dengan H2O2 dan Aquadest
4. Sterilkan dengan kapas alcohol dan kapas steril
5. Aplikasikan bahan pengisi saluran akar dengan
cement stopper
6. Aplikasikan bahan tumpatan tetap
 Lakukan KIE agar pasien mengunyah menggunakan regio
disebelahnya
6.Diagram/ Anamnesa : didapatkan
keluhan lubang pada gigi Pemeriksaan intra oral dan
Bagan Alir dengan keluhan sakit extra oral: ditemukan lubang
dengan ada atau tidak pada gigi
ada rangsangan

Dilakukan tindakan mumifikasi


terlebih dahulu Diagnosis sebagai
Pulpitis

Bersihkan kavitas, Irigasi dengan


H2O2 dan Aquades, blokir gigi Apilkasikan kapas dan eugenol
yang akan ditambal dengan cotton
roll danmensterilkandengan
alkohol dan kapas steril

Diberikan antibiotic, analgesic, dan


Kontrol 3 hari kemudian anti inflamasi (bila perlu)

Setelah 3 hari dan tidak Bersihkan kavitas dengan exavator


terdapat keluhan sakit lagi
lakukan devitalisasi

Sterilkan dengan kapas alcohol dan Irigasi dengan H2O2 dan Aquades
kapas steril

Aplikasikan bahan devitalisasi Aplikasikan tumpatan sementara

Kontrol 3 hari kemudian Diberikan analgesik (diminum bila


sakit)
Setelah 3 hari dan tidak
terdapat keluhan lakukan Buka tumpatan sementara
sterilisasi

Irigasi dengan H2O2 dan Aquades Bersihkan kavitas

Steril dengan kapas alcohol dan Aplikasikan bahan sterilisasi


kapas steril

Aplikasikan tumpatan sementara

Setelah 3 hari dan tidak


terdapat keluhan lakukan Buka tumpatan sementara
tumpatan tetap

Irigasi dengan H2O2 dan Aquades Bersihkan kavitas

Steril dengan kapas alcohol dan Aplikasikan bahan pengisi


kapas steril saluran akar

Aplikasikan tumpatan
tetap

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


IRITASI PULPA
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Tindakan perawatan gigi dengan karies media, dengan tidak ada
1.Pengertian
keluhan sakit
Sebagai acuan dalam melakukantindakan penatalaksanaan Iritasi
2.Tujuan
pulpa
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis
1. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Departemen
4.Referensi Kesehatan RI 2007
2. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas,Kementerian Kesehatan RI 2012

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Plastis fillinginstrument
 Cement Spatel
 Glas slab
Bahan :
 Larutan H2O2
 Larutan Aquadest
 Cotton roll
 Alkohol dan kapas steril
Langkah – langkah :
1. Anamnesa : didapatkan keluhanlubang pada gigi dan tidak
terasa sakit
2. Pemeriksaan intra oral dan extra oral: ditemukan lubang
pada gigi
3. Diagnosis sebagai Iritasi pulpa
4. Dilakukan penambalan langsung dengan bahan tumpatan
tetap.
Dengan cara :
 Bersihkan cavitas dengan excavator dan bur
 Irigasi dengan larutan H2O2 dan Aquades
 Blokir gigi yang akan ditambal dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril
 Aplikasikan bahan tumpatan tetap
5. KIE pasien untuk mengunyah menggunakan sisi
disebelahnya selama 1 hari.
6.Diagram/
Anamnesa : didapatkan
Bagan Alir keluhan lubang pada gigi Pemeriksaan intra oral dan
dan tidak sakit extra oral: ditemukan lubang
pada gigi

Bersihkan kavitas, Irigasi dengan


H2O2 dan Aquades, blokir gigi Diagnosis sebagai iritasi
yang akan ditambal dengan cotton pulpa
roll danmensterilkandengan
alkohol dan kapas steril

Aplikasikan tumpatan
tetap

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


PERSISTENSI
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Gigi sulung belum tanggal gigi tetap pengganti sudah erupsi
1 Pengertian
Mencegah maloklusi
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3. Kebijakan
Layanan Klinis
1. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Departemen
4. Referensi Kesehatan RI 2007
2. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas,Kementerian Kesehatan RI 2012

5. Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Tang gigi sulung
 Bean ( bila perlu )
Bahan :
 Clor Etyl
 Kapas
 Bethadine
 Tampon
Langkah – langkah :
1. Anamnesa : didapatkan keluhangigi sulung yang belum
tanggal sedangkan gigi permanen sudah tumbuh
2. Pemeriksaan intra oral dan extra oral: ditemukan gigi
permanen yang sudah tumbuh
3. Diagnosis sebagai persistensi
4. Dilakukan pencabutan gigi
Dengan cara :
 Kondisikan pasien agar tidak cemas dan kooperatif
 Anastesi topical
 Ekstraksi
 Gigit tampon yang telah ditetesi betadine ( instruksikan pasien
agar menggigit tampon 30 menit )
6. Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral dan extra
Anamnesa : didapatkan
didapatkan keluhan gigi oral: ditemukan gigi permanen
sulung yangbelum
yang sudah tumbuh
tanggalsedangkan gigi
permanen sudah tumbuh

Dilakukan pencabutan gigi


Diagnosis sebagai
dengan cara :Kondisikan pasien Persistensi
agar tidak cemas dan kooperatif
 Anastesi topical
 Ekstraksi

Gigit tampon yang telah ditetesi


betadine ( instruksikan pasien
agar menggigit tampon 30 menit )

7. Unit Terkait
Poliklinik gigi
GOYANG FISIOLOGIS
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Gigi sulung goyang karena gigi tetap pengganti akan erupsi
1. Pengertian
Mencegah maloklusi
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas DawanII No…… Tahun ……. tentang
3. Kebijakan
Layanan Klinis
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4. Referensi HK.02.02/MENKES/62/2015

Persiapan
5.Prosedur
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Tang gigi sulung
 Bean ( bila perlu )
Bahan :
 Clor Etyl
 Kapas
 Bethadine
 Tampon
Langkah – langkah :
1. Anamnesa : didapatkan keluhan gigi sulung terasa goyang
2. Pemeriksaan intra oral dan extra oral: ditemukan gigi sulung
yang goyang
3. Diagnosis sebagai goyang fisiologis
4. Dilakukan pencabutan gigi
Dengan cara :
 Kondisikan pasien agar tidak cemas dan kooperatif
 Anastesi topical
 Ekstraksi
 Gigit tampon yang telah ditetesi betadine ( instruksikan pasien
agar menggigit tampon 30 menit )
6.Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral dan extra
Anamnesa : didapatkan
oral: ditemukan gigi sulung yang
keluhan gigi sulung terasa
goyang goyang

Dilakukan pencabutan gigi


dengan cara :Kondisikan pasien Diagnosis sebagai
agar tidak cemas dan kooperatif goyang fisiologis
 Anastesi topical
 Ekstraksi

Gigit tampon yang telah


ditetesi betadine (
instruksikan pasien agar
menggigit tampon 30 menit
)
ULKUS DECUBITUS
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Akar gigi sulung yang teresorbsitidak baik tertolak keluargingiva
1. Pengertian oleh gigi pengganti dan arena resorbsi akar gigi susu ini tidak
berjalan normal karena pulpanya sudah gangren maka akar yang
tertolak ini mempunyai tepi yang tajam
Mencegah maloklusi
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3. Kebijakan
Layanan Klinis

4 .Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

Persiapan
5.Prosedur
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Tang gigi sulung
 Bean ( bila perlu )
Bahan :
 Clor Etyl
 Kapas
 Bethadine
 Tampon
Langkah – langkah :
1. Anamnesa : didapatkan keluhan akar gigi sulung terasa
tajam
2. Pemeriksaan intra oral dan extra oral: ditemukan akar gigi
sulung yang terasa tajam
3. Diagnosis sebagai ulcus decubitus
4. Dilakukan pencabutan gigi atau pemotongan akar gigi yang
tajam
Dengan cara :
 Kondisikan pasien agar tidak cemas dan kooperatif
 Anastesi topical
 Ekstraksi atau pemotongan akar gigi
 Gigit tampon yang telah ditetesi betadine ( instruksikan pasien
agar menggigit tampon 30 menit )
6. Bagan
Alir
Pemeriksaan intra oral dan extra
Anamnesa : didapatkan
oral: ditemukan akar gigi sulung
keluhan akar gigi sulung
terasa tajam yang tajam

Dilakukan pemotongan akar gigi Diagnosissebagaiulcus


yang tajam decubitus

Dilakukan pencabutan gigi


dengan cara :Kondisikan pasien
agar tidak cemas dan kooperatif
 Anastesi topical
 Ekstraksi

Gigit tampon yang telah


ditetesi betadine( instruksikan
pasien agar menggigit tampon
30 menit )

7. Unit
Terkait Poliklinik Gigi
ABSES PERIAPIKAL
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Terlokalisasinya puspada tulang alveolar di sekitar akar gigi yang
1. Pengertian diawali dengan matinya jaringan pulpa dan meluasnya infeksi pada
jaringan periapikal
Mencegah infeksi lebih lanjut
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3. Kebijakan
Layanan Klinis
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4 .Referensi HK.02.02/MENKES/62/2015

Persiapan
5.Prosedur
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
Bahan :
 Kapas
 Bethadine
 Larutan H2O2 dan aquadest
Langkah – langkah :
1. Petugas melakukan Anamnesa : didapatkan
keluhan gigi sakit pada saat mengunyah kadang
disertai munculnya benjolan abses dan
pembengkakan
2. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral dan
extra oral: pembengkakan
gingiva,druk:sakit,perkusi : sakit
3.Petugas melakukan diagnosis sebagai abses periapikal
4.Petugas melakukanIrigasi larutan H2O2 dan aquadest
5. Petugas memberikan obat antibiotika, analgetik dan anti
inflamasi
6.Petugas melakukanKIE : pasien datang 3 hari lagi,jika gigi sudah
tidak sakit tapi masih bisa dirawat lakukan perawatan
gigi,jika gigi sudah tidak bisa dirawat lakukan
pencabutan.
6.Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral dan extra
Anamnesa : didapat gigi sakit
oral:pembengkakan gingival,
pada saat mengunyah kadang
disertai munculnya benjolan druk:sakit,perkusi:sakit
abses dan pembengkakan

Dilakukan irigasi larutan H2O2 dan


aquadest
Diagnosissebagaiabses
Pemberian oabat
periapikal
antibiotika,analgetik dan anti
inflamasi

KIE : Pasien datang 3 hari lagi


jika gigi tidak sakit tapi masih
bisa dirawat lakukan
perawatan gigi,jika tidak bisa
dirawat lakukan pencabutan
GINGIVITIS MARGINALIS KRONIS
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Proses peradangan pada gingiva yang disebabkan oleh
1. Pengertian mikroorganisme yang membentuk suatu koloni serta membentuk
plak gigi yang melekat pada tepi gingiva
Mencegah infeksi lebih lanjut
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3. Kebijakan
Layanan Klinis
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4 .Referensi HK.02.02/MENKES/62/2015

Persiapan
5.Prosedur
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Alat Skeling
Bahan :
 Kapas
 Bethadine
Langkah – langkah :
1. Petugas melakukan anamnesa : didapatkan
keluhan gigi terasa nyeri dan sering
keluar darah saat menyikat gigi
2. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral dan
extra oral: plak gigi dan kemerahan pada
gingiva
3.Petugas melakukan diagnosis sebagai gingivitis marginalis kronis
4.Petugas melakukanLakukan pembersihan karang gigi tiap region
5.Petugasmemberikan resep jika diperlukan
6. Petugas melakukanKIE : pasien rutin mengontrol kesehatan
gigi setiap 6 bulan sekali
6.Bagan Alir
Pemeriksaan intra oral dan extra
Anamnesa : didapat gigi terasa
oral:plak gigi dan kemerahan
nyeri dan sering keluar darah
saat menyikat gigi pada gingiva

Dilakukan pembersihan karang


Diagnosissebagaigingivi
gigi tiap region dan pemberian tis marginalis kronis
resep jika diperlukan

KIE : Pasien rutin


mengontrol kesehatan
gigi tiap 6 bulan sekali
PERIODONTITIS KRONIS
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Peradangan jaringan periodontium yang lebih dalam yang
1. Pengertian merupakan lanjutan dari peradangan gingiva
Mencegah infeksi lebih lanjut
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3. Kebijakan
Layanan Klinis
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4 .Referensi HK.02.02/MENKES/62/2015

Persiapan
5.Prosedur
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Dental Probe
 Alat Set Periodontal
 Alat Skeling
Bahan :
 Kapas
 Bethadine
Langkah – langkah :
1. Petugas melakukan anamnesa : didapatkan
keluhan rasa gatalpada gingival di sela-sela
gigi,nyeri saat mengunyah
2. Petugas melakukan pemeriksaan intra oral dan
extra oral:perkusi dan druk negative,probing
positive
3.Petugas melakukan diagnosis sebagai periodontitis kronis
4.Petugas melakukan pencabutan gigi penyebab ( apabila gigi
tersebut sudah tidak bisa dipertahankan lagi )
5. Petugas melakukan lakukan pembersihan plak supra dan sub
gingival
6.Petugas melakukan Root planning
7.Petugasmemberikan resep jika diperlukan
8.PetugasmelakukanDHE meliputi teknik dan cara
membersihkan gigi,pengendalian Plak dirumah,pola makan
3. Petugas melakukan KIE:rutin kontrol kesehatan gigi setiap 6
bulan sekali
FRAKTUR GIGI
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Gigi yang pecah atau patah pada 1/3 atau 1/2 bagian mahkota
1. Pengertian gigi
Mencegah infeksi lebih lanjut
2. Tujuan
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3. Kebijakan
Layanan Klinis
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4 .Referensi HK.02.02/MENKES/62/2015

Persiapan
5.Prosedur
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Cement Spatel
 Cement Stopper
 Plastis fillinginstrument
 Glas slab
Bahan:
 Larutan H2O2
 Larutan Aquadest
 Cotton roll
 Alkohol dan kapas steril
Langkah – langkah :
1. Petugas melakukan anamnesa : didapatkan keluhan gigi patah
dan mengganggu saat dipakai mengunyah
2. Petugas melakukan Pemeriksaan intra oral dan extra oral:gigi
patah
3. Petugas mendiagnosa sebagai fraktur gigi
4.Jika fraktur masih 1/3 mahkota bisa dilakukan penumpatan,jika
sudah lebih dari ½ mahkota dilakukan penambalan atau
perawatan terlebih dulu
5. Petugas memberikan resep jika diperlukan
6.Bagan Alir Anamnesa : didapat keluhan Pemeriksaan intra oral dan extra
gigi patah dan terasa
oral:gigi patah
mengganggu saat mengunyah

Jika fraktur masih 1/3 mahkota


bisa dilakukan penumpatan jika Diagnosissebagaifraktu
fraktur lebih ½ mahkota dilakukan r gigi
perawatan lebih dulu
TUMPATAN SEMENTARA
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Penumpatan gigi berlubang yang bersifat sementara menunggu
1.Pengertian
tindakan lebih lanjut
Mengembalikan fungsi gigi
2.Tujuan
SK Kepala Puskesmas DawanII No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Cement Spatel
 Cement Stopper
 Plastis fillinginstrument
 Glas slab
Bahan :
 Larutan H2O2
 Larutan Aquadest
 Cotton roll
 Alkohol dan kapas steril
 Bahan Cavit

Langkah – langkah :
1. Bersihkan jaringan nekrotik dalam kavitas dengan excavator
2. Preparasi kavitas menggunakan bur
3. Irigasi kavitas menggunakan larutan H2O2 dan aquades
4. Keringkan kavitas dengan three way syringe / kapas steril
5. Blokir gigi yang akan ditumpat sementara dengan cotton
roll dan mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril
6. Aplikasikasi bahan emergensi / devitalisasi / sterilisasi pada
kavitas
7. Aplikasikan bahan tumpatan sementara.
8. KIE:untukmengunyah selama 1 jam setelah penumpatan
gunakan regio disebelahnya dan kontrol 3 hari lagi untuk
perawatan selanjutnya
6.Diagram/ Bersihkan jaringan nekrotik
dalam kavitas dengan Preparasi kavitas
Bagan Alir excavator menggunakan bur

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


sementara dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan
mensterilkan dengan alkohol dan emergensi/devitalisasi/sterilisasi
kapas steril pada kavitas

Aplikasikan bahan tumpatan


KIE:Tidak boleh dipakai untuk sementara
makan selama 1 jam setelah
penumpatan dan kontrol 3 hari
lagiharlauntuk perawatan
selanjutnya

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


TUMPATAN TETAP
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Penumpatan gigi berlubang yang bersifat tetap/permanen setelah
1.Pengertian
dilakukan perawatan saluran akar dan atau tidak
Mempertahankan gigi
2.Tujuan
Mengembalikan fungsi gigi
SK Kepala Puskesmas DawanII No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Cement Spatel
 Cement Stopper
 Plastis fillinginstrument
 Glas lab
Bahan :
 Larutan H2O2
 Larutan Aquadest
 Cotton roll
 Alkohol dan kapas steril
 Bahan GIC

Langkah – langkah :
1. Bersihkan jaringan nekrotik dalam kavitas dengan excavator
2. Preparasi kavitas menggunakan bur
3. Irigasi kavitas menggunakan larutan H2O2 dan aquades
4. Keringkan kavitas dengan three way syringe / kapas steril
5. Blokir gigi yang akan ditumpat tetap dengan cotton roll dan
mensterilkan dengan alkohol dan kapas steril
6. Aplikasikasi bahan pasta pulpcaping (hyperemia pulpa )
atau bahan pengisi saluran akar ( pulpitis )
7. Kontrol 1 minggu kemudian(pulpcaping) atau 3 hari lagi
(perawatan saluran akar)
8. Jika gigi tidak sakit aplikasikan bahan tumpatan tetap pada
kavitas dan rapikan
9. KIE:tidak boleh digunakan untuk makan selama 1 jam
setelah penumpatan
6.Diagram/ Bersihkan jaringan nekrotik
dalam kavitas dengan Preparasi kavitas
Bagan Alir excavator menggunakan bur

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


tetap dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan pasta
mensterilkan dengan alkohol dan pulpcaping(hiperemi pulpa)atau
kapas steril bahan pengisi saluran akar(pulpitis)

Kontrol 1 minggu kemudian


Jika gigi tidak sakit aplikasikan (pulpcaping) atau 3 hari lagi
bahan tumpatan tetap pada (perawatan saluran akar)
kavitas dan rapikan

KIE:Tidak boleh dipakai


makan selama 1 jam
setelah penumpatan

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


PENCABUTAN GIGI SULUNG
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Pencabutan gigi pada anak-anak untuk memberi kesempatan gigi
1.Pengertian
permanen tumbuh dengan baik
Mencegah fokal infeksi
2.Tujuan
SK Kepala Puskesmas DawanII No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Tang Gigi Sulung
 Bein (bila perlu)
Bahan :
 Kapas
 Tampon
 Chlor Ethyl
 Bethadine
Langkah – langkah :
1. Jelaskan kepada orang tua bahwa akan dilakukan tindakan
pencabutan gigi sulung
2. Sterilisasi daerah kerja dengan mengolesi gusi pada daerah
gigi yang akan dicabut dengan kapas yang sudah ditetesi
bethadine
3. Mengambil kapas 2 gulungan kemudian kapas dipegang
dengan tangan kiri
4. Memegang tabung chlor ethyl dengan tangan kanan
kemudian ujungnya didekatkan pada kapas dengan jarak 1
cm kemudian menyemprot kapas dengan chlor ethyl tunggu
sampai kapas berbuih
5. Letakkan kapas sambil ditekan pada daerah bukal dan
lingual/palatinal gigi yang akan dicabut
6. Meletakkan ujung tang pada bagian bukal dan
lingual/palatinal gigi sampai dengan cervikal gigi/bifurcatio
gigi
7. Pada gigi yang mempunyai 1 akar ,memutar gigi searah
sambil ditarik keluar
8. Pada gigi yang mempunyai lebih dari 1 akar ,menggerak –
gerakkan gigi ke arah bukal dan lingual/palatinal supaya
gigi terlepas dan menarik gigi keluar
9. Mengambil tampon dengan piset dan ditetesi bethadine lalu
letakkan tampon pada luka bekas pencabutan dan meminta
pasien untuk menggigit tampon
10. Pemberian resep (bila perlu)
11. KIE:Gigit tampon selama 1 jam,jangan banyak kumur –
kumur,socket bekas pencabutan jangan dipegang/disentuh
lidah

6.Diagram/
Preparasi kavitas
Bagan Alir menggunakan bur

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


tetap dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan pasta
mensterilkan dengan alkohol dan pulpcaping(hiperemi pulpa)atau
kapas steril bahan pengisi saluran akar(pulpitis)

Kontrol 1 minggu kemudian


Jika gigi tidak sakit aplikasikan (pulpcaping) atau 3 hari lagi
bahan tumpatan tetap pada (perawatan saluran akar)
kavitas dan rapikan

KIE:Tidak boleh dipakai


makan selama 1 jam
setelah penumpatan

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


PENCABUTAN GIGI PERMANEN
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Pengambilan gigi permanen yang sudah tidak berfungsi dan tidak
1.Pengertian
dapat dipertahankan lagi
Mencegah fokal infeksi
2.Tujuan
Untuk keperluan estetik
SK Kepala Puskesmas DawanII No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Tang Gigi Permanen
 Bein
Bahan :
 Kapas
 Tampon
 Obat Anasthesi
 Chlor Ethyl
 Bethadine

Langkah – langkah :
1. Jelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan tindakan
pencabutan gigi
2. Lakukan pengukuran tekanan darah
3. Persetujuan tindakan / inform consem
4. Sterilisasi daerah kerja dengan mengolesi gusi pada daerah
gigi yang akan dicabut dengan kapas yang sudah ditetesi
bethadine
5. Lakukan anasthesi : infiltrasi,blok anasthesi dan atau chlor
ethyl
6. Setelah ada tanda teranastesi lakukan separasi dan
longgarkan soket ke mesial dan distal dengan bein
7. Fiksasi tulang alveolar sekitar gigi yang akan dicabut dengan
tangan kiri,
8. Gerakkkan tang kearah buccolingual atau labiopalatal,bila
gigi sudah terasa goyang lakukan rotasi sambil ditarik
keluar soketnya
9. Setelah pencabutan instruksi pasien untuk sedikit
berkumur dan beri tampon pada luka bekas pencabutan
10. Pemberian obat antibiotic,analgesic dan antiinflamasi(bila
perlu)
11. KIE:Gigit tampon selama 1 jam,jangan banyak kumur –
kumur,socket bekas pencabutan jangan dipegang/disentuh
lidah
6.Diagram/ Bersihkan jaringan nekrotik
dalam kavitas dengan Preparasi kavitas
Bagan Alir excavator menggunakan bur

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


tetap dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan pasta
mensterilkan dengan alkohol dan pulpcaping(hiperemi pulpa)atau
kapas steril bahan pengisi saluran akar(pulpitis)

Kontrol 1 minggu kemudian


Jika gigi tidak sakit aplikasikan (pulpcaping) atau 3 hari lagi
bahan tumpatan tetap pada (perawatan saluran akar)
kavitas dan rapikan

KIE:Tidak boleh dipakai


makan selama 1 jam
setelah penumpatan

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


PEMBERSIHAN KARANG GIGI
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Proses menghilangkan karang gigi baik itu di supra maupun sub
1.Pengertian
gingival dengan menggunakan alat scaller
 Menghilangkan karang gigi
2.Tujuan
 Mencegah terjadinya kerusakan dan keradangan pada
gingival dan jaringan periodontal lainnya
 Menghilangkan fokal infeksi
SK Kepala Puskesmas DawanII No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Alat Scaller
 Alat Poles
Bahan :
 Cotton Pellet
 Cotton Roll
 Bethadine

Langkah – langkah :
1. Menjelaskan prosedur kepada pasien
2. Mengatur posisi pasien dan operator
3. Instruksi pasien untuk berkumur
4. Ulasi daerah kerja dengan antiseptic
5. Bersihkan karang gigi baik supra maupun sub gingival
dengan menggunakan scaller,setelah bersih kemudian gigi
dipoles
6. Ulasi kembali gigi yang sudah dibersihkan dengan antiseptik
7. KIE:Rutin kontrol kebersihan gigi setiap 6 bulan sekali
6.Diagram/ Bersihkan jaringan nekrotik
dalam kavitas dengan Preparasi kavitas
Bagan Alir excavator menggunakan bur

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


tetap dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan pasta
mensterilkan dengan alkohol dan pulpcaping(hiperemi pulpa)atau
kapas steril bahan pengisi saluran akar(pulpitis)

Kontrol 1 minggu kemudian


Jika gigi tidak sakit aplikasikan (pulpcaping) atau 3 hari lagi
bahan tumpatan tetap pada (perawatan saluran akar)
kavitas dan rapikan

KIE:Tidak boleh dipakai


makan selama 1 jam
setelah penumpatan
7.Unit Terkait Poliklinik Gigi

PULPA POLIP
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Suatu inflamasi pulpa aktif yang disebabkan oleh suatu
1.Pengertian
pembukaan karies luas pada pulpa muda
Sebagai acuan dalam melakukan tindakan penatalaksanaan
2.Tujuan
pulpa polip
SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang
3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

5.Prosedur
Persiapan
Alat :
 Dental Unit
 Alat Diagnostik
 Cement Spatel
 Cement Stopper
 Plastis filling instrument
 Glas lab
Bahan :
 Larutan H2O2
 Larutan Aquades
 Cotton Pellet
 Cotton Roll

Langkah – langkah :
1. Anamnesa : didapatkan keluhan gigi tumbuh daging
,mudah berdarah dan gusi bengkak
2. Pemeriksaan intra oral dan extra oral: ada daging dalam
kavitas gigi
3. Diagnosis sebagai Pulpa Polip
4. Dilakukan pengangkatan jaringan polip atau jika
polipnya kecil lakukan perawatan saluran akar
Dengan cara :
 Anastesi jaringan polip
 Olesi larutan antiseptic diatas permukaan polip
 Angkat polip dengan excavator yang tajam mulai dari tep
polip hingga seluruh polip terangkkat seluruhnya(pada saat
polip terangkat akan terjadi perdarahan dari dalam saluran
akar)
 Irigasi saluran akar dengan larutan H2O2 dan aquades
untuk membersihkan jaringan polip dan serta jaringan
darah
 Pemberian obat antibiotik dan analgesic
 KIE pasien datang 3 hari lagi untuk dilakukan pertawatan
saluran akar
6.Diagram/
Bagan Alir
Bersihkan jaringan nekrotik
dalam kavitas dengan Preparasi kavitas
excavator menggunakan bur

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


tetap dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan pasta
mensterilkan dengan alkohol dan pulpcaping(hiperemi pulpa)atau
kapas steril bahan pengisi saluran akar(pulpitis)

Kontrol 1 minggu kemudian


Jika gigi tidak sakit aplikasikan (pulpcaping) atau 3 hari lagi
bahan tumpatan tetap pada (perawatan saluran akar)
kavitas dan rapikan

KIE:Tidak boleh dipakai


makan selama 1 jam
setelah penumpatan
7.Unit Terkait Poliklinik Gigi

SYOK ANAFILATIK
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Syok anafilatik merupakan suatu keadaan darurat medik yang
1.Pengertian diakibatkan oleh gangguan pada sistem imun tubuh. Gangguan
yang diakibatkannya berupa meningkatnya permeabilitas vaskuler,
bronkospasme dan hipotensi

1. Tertanganinya pasien syok anafilatik dengan cepat, tepat dan


2.Tujuan optomal
2. Mencegah kematian pasien syok anafilatik

SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang


3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015

5.Prosedur Penanganan pasien syok anafilatik meliputi :


A. Penanganan utama dan segera
1. Hentikan pemberian antigen penyebab.
2. Baringkan pasien dengan posisi tungkai lebih tinggi
dari kepala.
3. Pemberian adrenalin 1 : 1000 (1mg/ml)
a. Segera berikan secara sub cutan atau
intramuskuler pada otot deltoideus dosis 0,3-0,5 ml
(anak 0,01/kg BB), dapat di ulang tiap 15-20 menit
sampai 3-4 kali sesuai kebutuhan.
b. Pemberian adrenalin intra-vena, apabila secara
IM/SC tidak ada respon atau terjadi kegagalan
sirkulasi dan syok yaitu : 0,5 ml adrenalin ( 1:1000 )
di encerkan dalam 10 ml larutan garam faali dan
diberikan pelan-pelan selama 10 menit.
4. Pasang infus intra vena untuk memperbaiki volume
intramuskuler. Diberikan cairan kristaloid ( NaCL 0,9
%, RL, RD 5%, dan lain-lain ) sebanyak 2-3 liter/m2
luas permukaan tubuh.
5. Bebaskan jalan nafas, bila perlu intubasi endotracheal
atau trakeostomi darurat bila terjadi oedema laring.
6. Berikan oksigen 5- 10 liter/menit bila terjadi
hipoksemia.

B. Pengobatan Tambahan
1. Antihistamin, diberikan dipenhidramin 50 mg intravena
pelan-pelan ( 5-10 menit ), dapat diulang tiap 6 jam
selama 48 jam.
2. Kortikosteroid ( hidrokortison/metilprednisolon )
intravena 7-10 mg/kg BB setiap 4-6 jam atau
dexametasone 2-6 mg/kg BB.
3. Apabila terjadi bronkospasme diberikan :
a. Aminophylin IV 4-7 mg/kg BB selama 15-20 menit,
dapat diikuti pemberian secara drif infuse, dosis
0,45 mg/kg BB/jam.
b. Bronkodilator aerosol ( terbutalin, salbutamol ).
4. Apabila tekanan darah tidak naik dengan pemberian
cairan, dapat diberikan dopamine hidroklorida 0,3-1,2
mg/kg BB/jam secara titrasi/drif infuse dextrose 5%.
C. Tindakan Penunjang.
Tenangkan pasien, istirahat, hindari pemanasan.
Pantau tanda vital secara ketat minimal 4 jam pertama
Preparasi kavitas
Bersihkan jaringan nekrotik menggunakan bur
dalam kavitas dengan
6.Diagram/ excavator
Bagan Alir

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


tetap dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan pasta
mensterilkan dengan alkohol dan pulpcaping(hiperemi pulpa)atau
kapas steril bahan pengisi saluran akar(pulpitis)
Kontrol 1 minggu kemudian
Jika gigi tidak sakit aplikasikan (pulpcaping) atau 3 hari lagi
bahan tumpatan tetap pada (perawatan saluran akar)
kavitas dan rapikan

KIE:Tidak boleh dipakai


makan selama 1 jam
setelah penumpatan

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi


MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen :
SOP No. Revisi
Tgl. Terbit
:
:
Halaman :
Kepala UPT
UPT PUSKESMAS Puskesmas Dawan II
DAWAN II
dr. Hinarti Utami
NIP.195812301990102001
Mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan tensimeter
1.Pengertian

Mendapat data yang pasti tentang tekanan darah pasien


2.Tujuan

SK Kepala Puskesmas Dawan II No…… Tahun ……. tentang


3.Kebijakan
Layanan Klinis

4.Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/62/2015
Alat
5.Prosedur
 Tensimeter
 Stetoskop

Langkah-langkah

1.Tahap Prainteraksi

 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada


 Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2.Tahap Orientasi

 Memberikan salam sebagai pendekatanterapeutik


 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
 Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

3.Tahap Kerja

 Mengatur posisi pasien


 Menempatkan diri di sebelah kanan pasien
 Mengukur tekanan darah dengan benar
 Menghitung pernafasan dan nadi dengan benar
 Melakukan penilaian kesadaran dengan benar
 Mencatat hasil pemeriksaan

4.Tahap Terminasi

 Melakukan evaluasi tindakan


 Membereskan alat-alat
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
Preparasi kavitas
Bersihkan jaringan nekrotik menggunakan bur
dalam kavitas dengan
6.Diagram/ excavator
Bagan Alir

Keringkan kavitas dengan three way


syringe / kapas steril Irigasi kavitas
menggunakan larutan
H2O2 dan aquadest

Blokir gigi yang akan ditumpat


tetap dengan cotton roll dan Aplikasikan bahan pasta
mensterilkan dengan alkohol dan pulpcaping(hiperemi pulpa)atau
kapas steril bahan pengisi saluran akar(pulpitis)
Kontrol 1 minggu kemudian
Jika gigi tidak sakit aplikasikan (pulpcaping) atau 3 hari lagi
bahan tumpatan tetap pada (perawatan saluran akar)
kavitas dan rapikan

KIE:Tidak boleh dipakai


makan selama 1 jam
setelah penumpatan

7.Unit Terkait Poliklinik Gigi

Anda mungkin juga menyukai