Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam suatu pelaksanaan proyek terdiri dari serangkaian aktivitas-aktivitas yang saling
berkaitan satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan suatu manajemen proyek yang tepat dan
dapat mengendalikan suatu proyek mulai dari tahap perencanaan, tahap perancangan, tahap
pelelangan, tahap pelaksanaan dan tahap sesudah pelaksanaan. Dalam mengendalikan tahap demi
tahap tersebut, dibutuhkan konsultan manajemen konstruksi.

Manajemen proyek adalah perencanaan koordinasi secara keseluruhan dan mengontrol


suatu proyek dari awal sampai akhir supaya proyek memenuhi waktu, biaya, dan kualitas sesuai
dengan yang direncanakan. Saat ini masih saja sering terjadi keterlambatan dan penyimpangan
kualitas konstruksi pada tahap pelaksanaan proyek bukan hanya disebabkan oleh faktor alam,
tetapi juga disebabkan oleh beberapa hal antara lain koordinasi, komunikasi, administrasi,
pemberdayaan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang kurang optimal.

Kegiatan proyek pembangunan dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan
untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Prasyarat
keberhasilan proyek pembangunan adalah tercapainya sasaran proyek, yaitu tepat biaya, tepat
mutu dan tepat waktu. Sehingga seluruh rencana proyek baik pada tahapan prakonstruksi,
pelaksanaan konstruksi dan pasca konstruksi dapat berjalan dengan baik.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan diperlukan langkah-langkah untuk menciptakan


pola-pola pengendalian, untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek masih tetap pada jalurnya
(Dipohusodo, 1996). Seringkali dalam pelaksanaan proyek, terjadi hambatan-hambatan yang
tidak diinginkan dan tidak diketahui sebelumnya. Dimana ini akan mengakibatkan waktu
pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan rencana, sehingga proyek tersebut mengalami
keterlambatan yang disebabkan beberapa hal antara lain, masalah material, tenaga kerja,
keuangan, menejemen, metode pelaksanaan dan lain sebagainya. Monitoring dan pelaporan
adalah alat-alat yang diperlukan untuk pengendalian dan pengawasan proyek.

Monitoring dapat diartikan sebagai mengamati dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan


pokok dan hasil pekerjaan. Pelaporan berarti memberikan informasi kepada seseorang tentang
kemajuan, masalah- masalah dan kemungkinan-kemungkinan di kemudian hari (Dipohusodo,
1996). Kinerja proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan
hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati oleh pihak
owner dan kontraktor pelaksana (Soeharto, 1999).
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Monitoring dan Pengendalian Proyek

2.1.1 Pengertian Monitoring Proyek

Monitoring adalah kegiatan mengamati atau meninjau kembali secara terus menerus atau
berkala dan kegiatan mengawasi, yakni dilakukan oleh pengelola proyek disetiap tingkat
pelaksanaan kegiatan, untuk memastikan bahwa pengadaan dan penggunaan input yang
diperlukan berjalan sesuai rencana.

Monitoring dapat diartikan sebagai mengamati dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan


pokok dan hasil pekerjaan. Pelaporan berarti memberikan informasi kepada seseorang tentang
kemajuan, masalah- masalah dan kemungkinan-kemungkinan di kemudian hari (Dipohusodo,
1996).

Monitoring berfokus pada pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan secara


efektif SDM yang ada, perbaikan atau koreksi masalah, dan pemberian imbalan pencapaian
tujuan. Sedangkan Sumber data pada umumnya merupakan dokumen internal, seperti laporan
bulanan, catatan kerja, catatan pelatihan, dan notulen rapat.

2.1.2 Tujuan Monitoring Proyek

 Mengkaji kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan apakah sesuai dengan rencana

 Mengidenifikasi masalah yang timbul agar langsumg diatasi

 Melakukan penilaian pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk
mencapai tujuan

 Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran


kemajuan

 Menyesuaikan kegiatan dejgan lingkungan yang berubah tanpa menyimpang dari


tujuan

2.1.3 Manfaat Monitoring Proyek


 Bagi pihak penanggung jawab program :

– Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi

– Sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja

– Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan


– Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan proyek
selanjutnya

– Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya

 Bagi pihak pengelola proyek :

– Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat

– Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki

– Sebagai dasar informasi yang penting untuk melakukan evaluasi proyek

2.1.4 Pengertian Pengendalian Proyek

Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang sangat
mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi
segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses berlangsungnya proyek. Menurut R.J
Mockler (1972) pengendalian didefinisikan sebagai : “Usaha yang sistematis untuk menentukan
standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisa kemungkinan penyimpangan,
kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian membutuhkan standar tolak
ukur sebagai pembanding, alat ukur kinerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila
terjadi penyimpangan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian dapat berupa
pengawasan, pemeriksaan serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi.

Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan
kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat ukur, agar dapat mengindikasikan
pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan,
standar mutu/spesifikasi pekerjaan, serta standar keselamatan kerja, yang untuk selanjutnya
diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data-data yang kemudian
menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan. Bila hasil informasi
mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap standar yang telah ditentukan, tindakan
selanjutnya adalah melakukan koreksi, seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan
biaya untuk menambah tenaga kerja, peralatan dan material serta perbaikan penjadwalan,
perbaikan mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai