Permen
Permen
1
Tujuan Penyajian
Pada ahir pelatihan, peserta:
memahami konsep dasar manajemen KLB di RS
memahami peran PPI dalam investigasi dan
penanggulangan KLB
Termotivasi mempelajari lebih jauh manajemen
KLB
2
Pokok Bahasan
1. Pendahuluan
2. Beberapa terminologi (review)
3. Pengertian & Penyebab KLB
4. Tim Manajemen KLB
5. Investigasi & Penanggulangan KLB
1) Persiapan
2) Tujuan dan Sasaran
3) Langkah-langkah/kegiatan
6. Berahirnya KLB
7. Latihan
3
1. Pendahuluan
Setiap RS (diharapkan) mempunyai “normal” (baseline)
insidens HAIs; sehingga RS bisa secara dini menduga/
mengetahui adanya peningkatan kasus yang merupakan
“kejadian luar biasa (KLB)”.
Although outbreaks represent only around 10% of cases of
infection acquired in hospital, any major increase in cases is
evidence that an infection has begun to spread and is beginning
to pose a possible serious threat to other patients and staff.1)
Meskipun wabah hanya mewakili sekitar 10% dari kasus infeksi yang
didapat di rumah sakit, setiap peningkatan besar dalam kasus adalah
bukti bahwa infeksi telah mulai menyebar dan mulai menimbulkan
kemungkinan ancaman serius bagi pasien dan staf lain.1)
Rumah sakit perlu mempunyai perangkat/program pengelolaan
KLB HAIs. Komite PPI harus sangat terlibat dan mendukung
keberhasilan program ini.
Sebagai anggota Komite/Tim PPI, IPCN yang kompeten
(berpengetahuan memadai tentang HAIs, epidemiologi,
statstik/surveilans, manajemen KLB, dll) berperan penting dalam4
2. Beberapa Terminologi(1)
Endemi: Keberadaan suatu penyakit/infeksi pada tingkat
prevalensi yang biasa ( “normal” ) di suatu populasi tertentu.
Epidemi: Peningkatan jumlah penyakit/infeksi yang tidak biasa
(lebih tinggi dari yg diharapkan) di suatu populasi tertentu
pada periode tertentu KLB, outbreak
Jumlah
kasus
Endemi Epidemi
Waktu
6
2. Beberapa Terminologi
Histogram a visual representation of the frequency
distribution of a continuous variable. The class intervals of
the variable are grouped on a linear scale on the horizontal
axis, and the class frequencies are grouped on the vertical
axis. Columns are drawn so that their bases equal the class
intervals (i.e., so that columns of adjacent intervals touch),
and their heights correspond to the class frequencies.
• Hypothesis a supposition, arrived at from observation or
reflection, that leads to refutable predictions; any conjecture cast in
a form that will allow it to be tested and refuted.
hypothesis, alternative the supposition that an exposure is
associated with the health condition under study. The alternative is
adopted if the null hypothesis (see also hypothesis, null) proves
implausible.
hypothesis, null the supposition that two (or more) groups do not
differ in the measure of interest (e.g., incidence or proportion
exposed); the supposition that an exposure is not associated with the
health condition under study, so that the risk ratio or odds ratio
equals 1. The nullMars-ManKLB-IPCN-Mei2014
hypothesis is used in conjunction with statistical7
Histogram representasi visual dari distribusi frekuensi
variabel kontinu. Interval kelas variabel dikelompokkan
pada skala linier pada sumbu horizontal, dan frekuensi
kelas dikelompokkan pada sumbu vertikal. Kolom
digambar sedemikian sehingga basisnya sama dengan
interval kelas (mis., Sehingga kolom interval berdekatan
menyentuh), dan ketinggiannya sesuai dengan frekuensi
kelas.
8
Hipotesis sebuah anggapan, muncul dari pengamatan
atau refleksi, yang mengarah pada prediksi yang dapat
disangkal; setiap dugaan dilemparkan dalam bentuk
yang akan memungkinkannya untuk diuji dan
dibantah. Hipotesa, alternatif anggapan bahwa
paparan berhubungan dengan kondisi kesehatan yang
diteliti. Alternatif diadopsi jika hipotesis nol (lihat
juga hipotesis, nol) membuktikan tidak masuk akal.
Hipotesis, null anggapan bahwa dua (atau lebih)
kelompok tidak berbeda dalam ukuran minat (mis.,
Insiden atau proporsi yang diekspos); anggapan bahwa
paparan tidak terkait dengan kondisi kesehatan yang
diteliti, sehingga rasio risiko atau rasio odds sama
dengan 1. Hipotesis nol digunakan bersama dengan
pengujian statistik.
9
2. Beberapa Terminologi (3)
Epidemic Curve (Kurva epidemi): histogram , kasus di-”plot”
berdasarkan tanggal kejadian penyakit, Time interval (pada X axis) harus
berdasarkan masa inkubasi atau latency period dan lamanya periode
distribusi kasus.
10
3. Pengertian KLB (Outbreak)
Infectious gastroenteritis
Respiratory illness (Acute Respiratory Infections)
o Influenza
o Tuberculosis
o Whooping cough (Bordetella pertussis)
Viral illness
o Measles virus
o Varicella zoster virus – (Chicken Pox (Varicella)
o Blood borne viruses –HIV, HBV, HCV
12
Penyebab dan Penyebaran KLB(2)
Multi-resistant organisms:
o Methicillin-resistant Staphylococcal aureus(MRSA)
o Vancomycin-resistant enterococci (VRE)
o Extended spectrum betalactamases (ESBL)
o Gentamicin resistant acinetobacter (GRAB)
o Metallo beta-lactimases (MBL)
Anthropods
o Scabies Cross-transmission
between humans
Hand transmission
Penyebaran KLB melalui : Airborne agent
Waterborne agent
Foodborne agent
13
Mengapa KLB terjadi di RS?
Umumnya berkaitan dengan:
Tangan yang terkontaminasi
Petugas kesehatan terinfeksi
Lingkungan/fasilitas yang tercemar
Peralatan (invasive devices) yang terkontaminasi
Prosedur yang tidak benar
Kondisi suseptibilitas dan respons host dimodifikasi secara
natural atau drug-induced immunosuppression ( AIDs,
terapi kanker, penyakit-penyakit malnutrisi, dll
Produk terkontaminasi
Kehadiran individu rentan/terinfeksi yang baru berkunjung
ke daerah yang sedang dijangkiti suatu penyakit
infeksi/mengalami endemi.
14
4. Tim Penanganan KLB
Penanganan KLB kerja sama terstruktur dari 3 komponen:
(tergantung Kebijakan RS)
Direktur Medik
Dir/Kabid Keperawatan
Kepala Ruangan
16
Tugas Komite-komite, a.l:
1. Kepada Manajemen RS, Memberi masukan yang berkaitan
dengan kebijakan penanganan KLB
2. Menetapkan diagmosa klinik kasus-kasus KLB
3. Memberi konsultasi kepada petugas klinik yang langsung
menangani kasus di ruang rawat.
20
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
3. Menemukan kasus-kasus
Menemukan kasus yang mungkin ada (secara retrospektif
atau konkuren).
Kumpulkan data penting dan informasi spesimen dari:
Medical record
Hasil laboratorium
Patient’s chart
5. Membuat Hipotesa
Hypothesis a supposition, arrived at from observation or
reflection, that leads to refutable predictions; any conjecture cast in
a form that will allow it to be tested and refuted.
Hipotesis sebuah anggapan, muncul dari pengamatan atau refleksi, yang
mengarah pada prediksi yang dapat disangkal; segala dugaan yang
dilemparkan dalam bentuk yang akan memungkinkannya untuk diuji dan
disangkal.
Hipotesa tentang penyebab wabah dikembangkan
dari data klinik dan data epidemiologis (Time, Place,
Person).
6. Menguji Hipotesa
a. Menguji hipotesa memerlukan studi husus/dengan pendekatan
epidemiologi inferensial. Banyak investigasi tidak mencapai
tahap ini dan berhenti pada investigasi dengan epidemiologi
deskriptif. Fase pengujian hipotesa merupakan fungsi dari
ketersediaan tenaga/tenaga ahli, severity of the problem, &
resource allocation.
b. Contoh situasi yg memerlukan uji hipotesa: infeksi yang
berkaitan dgn produk komersil, infeksi yang berhubungan dgn
morbiditas besar
c. Analisa data yang data temuan investigasi menentukan sumber
transmisi dan risk factors yang berhubungan dengan penyakit.
d. Jika diperlukan, investigator memperbaiki hipotesa dan
melaksanakan studi tambahan.
Indikasi keberhasilan:
tidak muncul kasus baru
Kondisi kembali ke endemic level
Jika setelah tindakan penanggulanagan tidak ada
perubahan re-evaluasi kasus
Manfaatkan moment outbreak untuk mereview dan
mengkoreksi praktik/tindakan RS yang bisa
berkontribusi bagi terjadinya outbreak di waktu y.a.d.
29
C. Langkah Investigasi & Penanggulangan KLB*
32
7. Latihan
Fokus/tujuan utama latihan:
Meningkatkan pemahaman komprehensif akan
pentingnya keterampilan/ pengetahuan statistik,
epidemiologi, dalam kegiatan surveilans,
penanganan KLB dan program PPI lainnya.
Meningkatkan minat/motivasi mempelajari lebih
jauh ilmu statistik, epidemiologi, surveilans
agar menjadi profesional berkompetensi tinggi.
33
ANGKA KEJADIAN VAP RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
BULAN JULI – SEPTEMBER 2016
20
18
16
15
14
Kejadian VAP
12
Standar
10
6 4,3
4,4 4,4 4,4
4
0 0
JULI'16 AGUSTUS'16 SEPTEMBER'16
34
35
Perekrutan tim KLB ruang Perinatologi
Undangan KLB dikirimkan kepada tim KLB HAI’s ICU, terdiri dari
(lampiran 1):
dr. Dewi Santosaningsih, MKes (Ketua Komite PPI)
dr. Paksi Satyagraha, SpU, MKes (Wakil Ketua Komite PPI)
dr. Irene Ratridewi, SpA (K), MKes (Ketua Tim PPI-anggota Komite
PPI)
dr. Wiwi Jaya, SpAnKIC (DPJP/penanggung-jawab ruang ICU)
dr.Arie, SpAn (DPJP ruang ICU)
dr.DidiCandradikusuma, SpPD KPTI (anggotaKomite PPI)
dr. Iin Noor Chozin, SpP (anggotaKomite PPI)
dr. DewiErikawati, MSi (InstalasiMikrobiologiKlinik)
Tjutjuk Hardianto, SKep Ns (Sekretaristim PPI - IPCN)
Irwan Subekti, SKep Ns (SekretarisKomite PPI - IPCN)
Ninik Dewi Utami, SST (anggotaKomite PPI - IPCN)
Yeni Sulistyani, SKep Ns (IPCN ICU)
Hari Bahariwati, SKep Ns (KepalaRuang ICU)
Nisofa, SKep Ns (KPP InstalasiAnesthesi)
36
37
Thanks a lot.