Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Survey kesehatan rumah tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa penyebab
kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah pendarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi
11%, partus macet/lama 8%, dan aborsi 5% sedangkan penyebab kematian bayi
baru lahir yang terbanyak adalah karena BBLR (29%), asfiksia (27%) infeksi dan
tetanus (15%), masalah pemberian minum 10% gangguan hermatologi 6%, lain-lain
13%.

Di dalam Angka Kematian Bayi tercakup Angka Kematian Perinatal, dimana


angka kematian karena gangguan perinatal menurut Survey Kesehatan Rumah
Tangga tahun 1986, adalah 42,3% dan kematian bayi pada usia 0-1 bulan. Mengingat
kematian bayi khususnya dalam periode perinatal berkaitan erat dengan kesehatan
ibu dimana AKI masih tinggi. Dari sekilas gambaran tersebut diatas, dapat diketahui
betapa pentingnya pelayanan maternal dan perinatal sebagai kegiatan integrative di
Rumah Sakit untuk terus ditingkatkan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB.

Hal-hal yang melatar belakangi kematian ibu yang menderita komplikasi


obstetri dalam bentuk “3 Terlambat” yaitu :
1. Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan ditingkat
keluarga.
2. Terlambat mencapai tempat pelayanan.
3. Terlambat mendapat pertolongan medis yang memadai.

1
II. TUJUAN PEDOMAN
a. Umum
Meningkatkan pelayanan Maternal dan Perinatal yang bermutu dalam upaya
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Rumah Sakit Ibu
Dan Anak

b. Khusus
1. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari aspek
administrasi dan manajemen kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta
prosedur pelayanan Rumah Sakit Ibu Dan Anak
2. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal
3. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak

III. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pelayanan Maternal dan perinatal di rumah sakit meliputi perawatan dan penanganan
ibu hamil, melahirkan dan nifas serta bayi baru lahir sampai usia 7 hari di poliklinik,
Gawat darurat, ruang bersalin, rawat gabung dan ruang perinatologi Rumah Sakit Ibu
dan Anak

IV. BATASAN OPERASIONAL


1. Tenaga medis seperti dokter spesialis anak dan dokter spesialis obstetri dan
ginekology yang memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman
dalam bidangnya.
2. Tenaga keperawatan seperti perawat/bidan yang memiliki pendidikan , pelatihan
dan pengalaman mengenai perawatan maternal dan perinatal
3. Tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi, farmasi sesuai dengan kompetensinya.

V. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antar Pemerintah.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/
2007 tentang Izin Praktek Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/Per/


SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keptusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/ 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 603/Menkes/SK/ 2008
tentang Pemberlakuan Pedoman Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi.

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang optimal dari pelayanan maternal dan
perinatal, pimpinan bertanggung jawab dalam menetapkan tim pokja peristi dengan
mengeluarkan surat keputusan mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan
program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan pelayanan.
Pendidikan berkelanjutan harus dikembangkan untuk tenaga dari unit /bagian
tersebut, sehingga staf dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya untuk melaksanakan tindakan.

B. Distribusi Ketenagaan
Kualifikasi ketenagaan yang harus ada pada pelayanan maternal dan perinatal terdiri
dari :
1. Tenaga medis seperti dokter spesialis anak dan dokter spesialis obstetri dan
ginekology yang memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan dan pengalaman
dalam bidangnya.
2. Tenaga keperawatan seperti perawat/bidan yang memiliki pendidikan , pelatihan
dan pengalaman mengenai perawatan maternal dan perinatal
3. Tenaga kesehatan lain seperti ahli gizi, farmasi sesuai dengan kompetensinya.

C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga melengkapi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai
dengan tingkat pelayanan dan merumuskan pembagian SDM yang mampu bekerja
cepat, tepat, cermat dalam memberikan pelayanan sejak pasien masuk rumah sakit.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

Kelas RUANG RUANG BAYI


IGD III SENAM
HAMIL SEHAT

Kelas
II
K.9 K.10 NURSE POJOK
STATION ASI

RUANG
BERSALIN

( VK)

Pav. Pav. inter RUANG


RUANG
I II medi ADM
KANGGU
ate RUANG RUANG
RU
KONSELING KANGGU
RU
OK RUANG
PERAWATAN
RUANG ISOLASI BAYI RESIKO
ICU
TINGGI

LABORATORIUM

5
B. Standar Fasilitas
Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua peralatan
untuk pertolongan maternal dan perinatal antara lain : alat-alat listrik, gas medis (O2),
AC, saluran udara (Ventilasi), peralatan anastesi, alat-alat gawat darurat dan alat-alat
resusitasi. Daerah pengaman listrik paling sedikit diperiksa 2 bulan sekali dan catatan
daerah-daerah yang diperiksa, prosedur yang diikuti dan hasilnya harus disimpan dengan
baik-baik. Alat-alat ini harus dipelihara oleh tekhnisi yang terlatih. Bila mungkin
pemeliharaan oleh ahli tekhnik/konsultan dari luar rumah sakit.
Persyaratan minimal prasarana
Prasarana yang ada dalam pelayanan maternal :Adanya ruang poliklinik, kamar
bersalin, ruang perawatan nifas+kamar mandi, ruang linen, ruang pantry perawat+kamar
mandi, ruang dokter+kamar mandi, ruang tunggu, ruang persiapan+kamar mandi, ruang
peralatan dan obat-obatan, ruang observasi, kamar operasi, ruang pulih, ruang cuci.
Prasarana yang ada dalam pelayanan Perinatal :Adanya ruang tindakan, ruang
isolasi, ruang rawat non infeksi dan ruang rawat infeksi.
Persyaratan minimal obat
Obat yang harus dipunyai rumah sakit seperti : Vitamin K, Adrenalin, Dopamin,
Sulfas atropin, ATS, Heparin, Ca glukonas, Mgso4, Luminal, Dilantin, Diazepam,
Ampicilin, Gentamicin, Nacl 0,9 %, Nacl 3%, Bicnat, Dextrose 5%, Dextrose 10%, Larutan
1:4, Larutan Kaen 4B, Larutan Kaen 3B, Aminosteril, Lipid, Alkohol 70 %, Alkohol 96%,
Betadin.
Persyaratan minimal alat
Ruang poliklinik : Sphygmomanometer, Stateskop, Body Weigh scale, Dopler,
Gynaecological table, Examination lamp, USG, Instrumen For
Obsgyn
Kamar Bersalin : Partus Set, Examination Lamp, Dopler, Stetoskop,
Sphyngomanometer, infusion standar, infant weighing scale, Oxygen
set + Flowmeter, Emergency Light, Resuscitation for adult, USG,
sterilisator, Delivery instrumen set, minir surgery instrumen set,
forceps naegele, Vacum Extractor, infus set.

6
Ruang nifas : Kit resusitasi, Unit pompa ASI, Unit meja Resusitasi, Stetoskop,
Sphygmomanometer Mobile, Infusion Set, Termometer.
Ruang perinatal : Baby inkubator, Infant Warmer, Suction Pump, Blue light, Respirator,
Tempat tidur baby, Baby scale, Timbangan Bayi, infant stetoscope,
Termometer, spatel tongue, Baby Resusitation set, Intubation set for
infant, Baby examination table, Examination lamp.

7
BAB IV

TATA LAKSANA

Tata laksana yang diberikan sesuai dengan standar profesi ,standar pelayanan RS dan
Standar Posedur Operasional. Prosedur pelayanan maternal dan perinatal adalah :

1. Melakukan identifikasi pasien


Pasien baru :
a. Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sendiri
b. Dilakukan anamnesa penyakit dan pengisian rekam medik yang baru secara
lengkap
2. Tindakan pertama dilakukan setelah pemeriksaan oleh tenaga medis (dokter).
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik
3. Setelah Itu kolaborasi dengan tenaga keperawatan lainnya sesuai kewenangan
masing-masing
4. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai tindakan/operasi yang akan dilakukan (teknik, lokasi, dll) setelah
setuju maka keluarga menandatangani informed konsen.
5. Pada kasus-kasus dengan resiko tinggi sebelum diberikan informasi, pasien harus
ditangani terlebih dahulu.
6. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi maka harus ada dokter
penanggung jawab pasien (DPJP)
7. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi dan sebagainya.
8. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
9. Pulang dan kunjungan kontrol
- Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter
- Pada saat pulang ibu diberikan catatan mengenai kesehatan ibu dan bayi
menggunakan buku KIA atau sejenisnya
- Kunjungan kontrol dapat dilakukan ditempat pemberi layanan (RS) atau fasilitas
kesehatan diliuar RS (puskesmas, Klinik, Dokter atau Bidan swasta) apabila
pasien sebelumnya merupakan kiriman atau rujukan dari sarana pelayanan
kesehatan tersebut.

8
BAB V
LOGISTIK

Rancangan bangunan dari ruang tindakan maternal dan perinatal maupun rawat
inapnya harus sedemikian rupa sehingga :
 Mudah dicapai oleh pasien
 Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan pelayanan
 Lalu lintas yang teratur
 Adanya batasan yang jelas antara pelayanan umum dan khusus
 Kamar yang tenang
 Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan linen
 Adanya pengadaan obat-obatan yang mendukung sarana dan prasarana dalam
pelayanan maternal dan perinatal
 Adanya pengadaan peralatan penunjang dalam pelayanan maternal dan perinatal

9
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Keselamatan Pasien (Patien Safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

B. Tujuan
- Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- Mengingkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
- Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak di harapkan

C. Standar Pasien Mutu


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan Maternal dan Perinatal
adalah:
1. Hak pasien
Pasien/keluarga pasien mempunyai hak mendapatkan informasi tentang rencana
dan hasil pelayanan terhadap kemungkinan kejadiannnya KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dan tanggung jawab keluarga
dalam asuhan perawatan atau asuhan kebidanan. Untuk keluarga pasien
dianjurkan cara mengurangi resiko terjadinya infeksi nasokomial seperti mencuci
tangan.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antara
tenaga (dokter, bidan Perawat, gizi, dll) dan antar unit pelayanan terkait
4. Peningkatan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.

10
Rumah sakit harus terus memperbaik pelayanan, memonitor dan mengevaluasi
kinerja melalui pengumpulan data, menganalisi secara intensif KTD dan melakukan
perubahan untuk memingkatkan kinerja dan keselamatan pasien.
5. Peran pimpinan RS dalam meningkatkan keselamatan pasien.
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program pasien safety melalui
penerapan tujuh standar pasien safety
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan sesui standar
pelayanan RS dan standar prosedur operasional untuk meningkatkan kompetensi
staf dalam pelayanan maternal dan perinatal
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Komunikasi antara tenaga kesehatan dan keluarga pasien selama melaksakan
pelayanan dapat mencegah kemungkinan terjadinya KTD

11
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. PROGRAM PENGAMANAN FASILITAS DAN PERALATAN


Sistem pemeriksaan secara berkala harus dilakukan terhadap semua
peralatan untuk pertolongan maternal dan perinatal antara lain : alat-alat listrik, gas
medis (O2), AC, saluran udara (Ventilasi), peralatan anastesi, alat-alat gawat darurat
dan alat-alat resusitasi. Daerah pengaman listrik paling sedikit diperiksa 2 bulan
sekali dan catatan daerah-daerah yang diperiksa, prosedur yang diikuti dan hasilnya
harus disimpan dengan baik-baik. Alat-alat ini harus dipelihara oleh tekhnisi yang
terlatih. Bila mungkin pemeliharaan oleh ahli tekhnik/konsultan dari luar rumah sakit.

B. PROGRAM PENGAMANAN INFEKSI NASOKOMIAL


Harus ada sistem yang digunakan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi
nasokomial. Sistem ini harus merupakan bagian integral dari pengendalian infeksi
(PPI) di rumah sakit.

12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menilai penampilan kerja staf dan mutu pelayanan maternal dan
perinatal. Dalam hal ini pengelolah bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi
pelayanan tersebut.
Evaluasi terbagi atas:
1. Evaluasi Internal
a. Melakuan evaluasi dan melaporkan prestasi kerja staf.Staf perlu dilibatkan dalam
penilaian prestasi kerjanya dan yang bersangkutan menerima salinan hasil
penilaian tersebut.
b. Menyelidiki dan melaporkan utilisasi dari kamar tindakan dan perawatan maternal
dan perinatal.
c. Menyelidiki dan melaporkan keluhan atau kekurangan dalam pelayanan,bila
perlu memperbaikinya.
d. Menyelidiki dan melaporkan kecelakaan yang terjadi di kamar tindakan.Di
laporkan ke pokja Manajemen Resiko Klinik yang bertugas mendata kasus
bermasalah dan mencatat serta membuat rapat rutin dengan
Tujuan ;
- Melaporkan kepada komite medik
- Membuat rekomendasi untuk perbaikan baik segi medik maupun non
medik.
- Menindaklanjuti keputusan dan pelaksanaan perbaikan mutu.
- Membuat laporan kematian perinatal dalam waktu 1 minggu.
e. Rumah sakit harus merumuskan pembagian SDM yang mampu bekerja
cepat,tepat,cermat dalam memberikan pelayanan sejak pasien masuk Rumah
Sakit.
2. Evaluasi Eksternal
Evaluasi Eksternal dapat dilakukan oleh Komisi Akreditasi RS (KARS).

13
BAB IX
DOKUMENTASI

Dalam upaya peningkatan pengetahuan dan pengenalan tentang sayang ibu di rumah
sakit Ibu dan Anak Kirana, maka perlu diadakan program sayang ibu untuk semua ibu-
ibu yang mengikuti KB, ANC, senam hamil, persalinan dan nifas yang dirawat ataupun
rawat jalan.

HASIL PELAKSANAAN PROGRAM ANC TAHUN 2015

No. PELAYANAN ANC JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI

1. ANC normal 9 org 10 org 17 org 19 org 26 org 9 org 6 org


2. Abortus imminent - - - 1 - 1 -
3. Abortus incomplete - 1 - - - - -
4. Hiperemesis - 5 2 2 1 2 1
gravidarum
5. Anc yang dirujuk ke 1 - 1 2 4 2 1
poli kandungan

14
15
DOKUMENTASI FOTO- FOTO PELAYANAN MATERNAL DAN
NEONATAL

Foto pelayanan ANC di poli kandungan

16
Foto kegiatan senam hamil

17
18
Ruang INTERMEDIATE

19
Ruang bersalin(VK)

20
RUANG BERSALIN(VK)

21
Ruang konseling

22
Ruang bayi sehat

Madding maternal dan neonatal

23
Ruang perawatan nifas

24
Ruang rawat inap paviliun

25
BAB X

PENUTUP

Pada dasarnya pelayanan maternal dan perinatal merupakan bagian dari


program kesehatan secara luas yang dapat berdampak besar pada Angka kesakitan dan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Bayi (AKB).Salah satu upaya untuk mempercepat
penurunan AKI dan AKB di Rumah Sakit adalah melalui kesiapan Rumah Sakit rujukan
dalam pemantapan pelaksaanan pelayanan 24 jam khususnya kegawat daruratan
maternal dan neonatal.
Di Rumah Sakit pelayanan Maternal dan Perinatal tidak saja membutuhkan
keterampilan tenis medis ataupun asuhan keperawatan saja,tetapi unsur
pengelolaan/manajemen pelayanan juga sangat mempengaruhi keberhasilan pelayanan
ini sesuai kriteria yang telah di tetapkan.
Selain itu kurang jelasnya tanggung jawab dan kewenangan masing-masing
unit terkait di berbagai tingkat pelayanan,terbatasnya kemampuan teknis untuk
melakukan tindakan kedaruratan maternal & perinatal dan masih rendahnya cakupan
pelayanan yang berkualitas bagi ibu hamil dapat menghambat pelayanan maternal dan
perinatal yang berkualitas.

26
DATA PERSALINAN JANUARI- DESEMBER 2017

JANUARI MEI
Total persalinan : 7 orang Total persalinan : 8 orang
Partus spontan : - orang Partus spontan : - 0rang
Induksin : 1 orang
Induksin : 4 orang
Sectio cesarea : 6 orang
Sectio cesarea : 4 orang

FEBRUARI
JUNI
Total persalinan : 5 orang
Total persalinan : 8 orang
Partus spontan : - 0rang
Partus spontan : 3 0rang
Induksin : 2 orang
Induksin : - orang
Sectio cesarea : 3 orang
Sectio cesarea : 6 orang
MARET
Total persalinan : 13 orang

Partus spontan : 4 0rang JULI

Induksin : 1 orang Total persalinan : 5 orang


Sectio cesarea : 8 orang Partus spontan : 2 0rang

Induksin : - orang

Sectio cesarean : 3 orang


APRIL AGUSTUS
Total persalinan : 5 orang Total persalinan : 2 orang
Partus spontan : - 0rang Partus spontan : - 0rang
Induksin : 1 orang Induksin : - orang
Sectio cesarea : 4 orang Sectio cesarean : 2 orang
27
SEPTEMBER

Total persalinan : 8 orang

Partus spontan : 3 0rang

Induksin : 2 orang

Sectio cesarean : 3 orang

OKTOBER

Total persalinan : 4 orang

Partus spontan : 1 0rang

Induksin : 1 orang

Sectio cesarean : 2 orang

NOVEMBER

Total persalinan : 3 orang

Partus spontan : - 0rang

Induksin : 1 orang

Sectio cesarean : 2 orang

DESEMBER

Total persalinan : 6 orang

Partus spontan : 2 0rang

Induksin : - orang

Sectio cesarean : 4 orang


28
TABEL PERSENTASE PERSALINAN TAHUN 2017

PARTUS SECTIO
NO. Bulan INDUKSIN
SPONTAN CAESAREA

1 Januari 25% 25% 50%


2 Februari 0% 0% 100%
3 Maret 25% 25% 50%
4 April 25% 0% 75%
5 Mei 20% 20% 60%
6 Juni 50% 0% 50%
7 Juli 20% 0% 80%
8 agustus 25% 25% 50%
9 september 50% 0% 50%
10 oktober 17% 33% 50%
11 november 17% 17% 67%
12 desember 20% 40% 40%

100%

90%
Prosentase Persalinan
80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

PARTUS SPONTAN INDUKSIN SECTIO CAESAREA

29
NO. BULAN PARTUS SPONTAN INDUKSIN SECTIO CAESAREA

1 Januari 0% 14% 86%


2 Februari 0% 40% 60%
3 Maret 31% 8% 62%
4 April 0% 20% 80%
5 Mei 0% 50% 50%
6 Juni 0% 50% 50%
7 Juli 40% 0% 60%
8 Agustus 0% 0% 100%
9 September 38% 25% 38%
10 Oktober 25% 25% 50%
11 November 0% 33% 67%
12 Desember 33% 0% 67%

GRAFIK PELAYANAN PERSALINAN JANUARI – DESEMBER 2017

30
Pelayanan Persalinan
80

70
69%
66%
60 64% 63%

50 55%
50% 50% 51%
48% 48%
46% 46%
40
42% 42% 43%
38% 39% 39%
37%
30 34% 35%
31% 30%
20 25%

10 15% %15%
12% 12% 12%
10% 10%
0% 6 0% 8% 6%
0

partus spontan induksin sectio caesarea

Analisa : Rata – rata pasien persalinan spontan lebih banyak disetiap


bulannya dibandingkan data pasien sectio caesarea, namun pada bulan
agustus, oktober dan november terjadi peningkatan data pasien sc lebih
banyak dibandingkan pasien partus spontan. Hal ini dikarenakan pada
bulan tersebut angka pasien rujukan dari luar mengalami peningkatan
sehingga pasien sectio lebih banyak dari padapasien partus spontan pada
bulan tersebut.
Tindak lanjut : melakukan serah terima pasien dari bidan yang mengantar pasien
rujukan kepada bidan yang bertugas di ruangan

31
DATA PERSALINAN DENGAN INDIKASI SECTIO CESAREA

JANUARI- DESEMBER 2017

NO INDIKASI JUMLAH

125
1 Bekas sc

26
2 Sterilisasi
21
3 Gagal induksin
12
4 Peb
19
5 Placenta previa
3
6 Solusio placenta
22
7 Kelainan letak
4
8 CPD
9
9 Ketuban pecah dini
9
10 Fetal distress
14
11 Lain-lain

32
GRAFIK INDIKASI SC JANUARI- DESEMBER 2017

140
120 125
100
80
60
40
20 26 21 12 19 3 22 4 9 9
0 14
0

Analisa : data pasien sectio secarea dengan indikasi bekas sc menempati urutan
terbanyak di tahun 2014, hal in dikarenakan pasien yang datang dengan
indikasi tersebut telah di instruksikan oleh dokter spesialis obsgyn untuk
dilakukan operasi karena jarak kehamilan yang rata- rata masih terlalu
dekat dengankehamilan sebelumnya yaitu di bawah 5 tahun.

Tindak lanjut : dilakukan penyuluhan ANC kepada ibu hamil di unit rawat jalan dan rawat
inap tentang jarak kehamilan yang terlalu dekat mempunyai resiko pada
kehamilan berikutnya.

33
DATA PERSALINAN JANUARI- JULI 2017

JANUARI FEBRUARI

Total persalinan : 7 orang Total persalinan : 5 orang

Partus spontan : - orang Partus spontan : - 0rang

Induksin : 1 orang Induksin : 1 orang

Sectio cesarea : 6 orang Sectio cesarea : 3 orang

MARET APRIL

Total persalinan : 13 orang Total persalinan : 5 orang

Partus spontan : 4 0rang Partus spontan : - 0rang

Induksin : 1 orang Induksin : 1 orang

Sectio cesarea : 8 orang Sectio cesarea : 4 orang

MEI Sectio cesarea : 3 orang

Total persalinan : 8 orang JUNI

Partus spontan : - 0rang Total persalinan : 8 orang

Induksin : 4 orang Partus spontan : 3 0rang

Sectio cesarea : 4 orang Induksin : - orang

JULI Sectio cesarea : 6 orang

Total persalinan : 5 orang

Partus spontan : 2 0rang

Induksin : - orang

34
35
TABEL PERSENTASE PERSALINAN JANUARI – JULI TAHUN 2018

NO. BULAN PARTUS SPONTAN INDUKSIN SECTIO CAESAREA


1 Januari 25% 25% 50%
2 Februari 0% 0% 100%
3 Maret 25% 25% 50%
4 April 25% 0% 75%
5 Mei 20% 20% 60%
6 Juni 50% 0% 50%
7 Juli 20% 0% 80%

GRAFIK PELAYANAN PERSALINAN JANUARI – JULI 2018

Pelayanan Persalinan
90%

80%
80%
70% 76%
70%
60%
57% 58%
50%
52%
48%
40%

30% 36%

28%
20% 23% 23%
21% 21% 20% 20%
18%
10% 15%
12%
2% 4% 10%
0%
januari februari maret april MEI JUNI JULI

partus spontan induksin sectio caesarea

36
DATA PERSALINAN DENGAN INDIKASI SECTIO CESAREA

JANUARI- JULI 2018

NO INDIKASI JUMLAH

22
1 Bekas sc

13
2 Partus tak maju
9
3 Gagal induksin
9
4 Peb
4
5 Placenta previa
-
6 Solusio placenta
13
7 Kelainan letak
-
8 CPD
7
9 Ketuban pecah dini
-
10 Fetal distress
9
11 Lain-lain

37
GRAFIK INDIKASI SC JANUARI- JULI 2015

25

20 22

15
13 13
10
9 9 9
5 7
4
0

Analisa : data pasien sectio secarea dengan indikasi bekas sc menempati urutan
terbanyak di tahun 2014, hal in dikarenakan pasien yang datang dengan
indikasi tersebut telah di instruksikan oleh dokter spesialis obsgyn untuk
dilakukan operasi karena jarak kehamilan yang rata- rata masih terlalu
dekat dengankehamilan sebelumnya yaitu di bawah 5 tahun.

Tindak lanjut : dilakukan penyuluhan ANC kepada ibu hamil di unit rawat jalan dan rawat
inap tentang jarak kehamilan yang terlalu dekat mempunyai resiko pada
kehamilan berikutnya.

38

Anda mungkin juga menyukai