Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Dibuat sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia
SD Kelas Tinggi
Dosen pengampu : Nugraheti Sismulyasih Sb, S.pd., M.pd.

Disusun oleh :
Muhammad Maulana Syadid A. R. (1401417088)
Siti Maghfiroh (1401417
Hesti Septiyani (1401417140)

ROMBEL 011
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar, yang
terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan
guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut berkaitan erat,
saling memperngaruhi.
Strategi pembelajaran merupakan cara seorang guru untuk
merancang pembelajaran yang akan ia laksanakan nantinya. Strategi
pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang sesuai
dengan komponen pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, guru dituntut
untuk memiliki kemampuan memilih strategi pembelajaran.
Pada penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengertian serta mempermudah pembaca dalam membuat dan menerapkan
strategi pembelajaran yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimakah pengertian strategi pembelajaran?
2. Apa sajakah macam-macam strategi pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas tinggi?
3. Bagaimakah pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran?
4. Bagaimanakah prinsip dan langkah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran
2. Mengetahui macam- macam strategi pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas tinggi
3. Mengetahui pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4. Mengetahui prinsip dan langkah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar, yang terdiri atas


komponen tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Sebagai suatu
sistem, komponen-komponen tersebut berkaitan erat, saling memperngaruhi. Oleh
karena itu, dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, komponen
tujuan, bahan pelajaran, strategi alat, siswa, dan guru merupakan faktor yang
saling mempengaruhi.

Strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang sesuai


dengan komponen pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk
memiliki kemampuan memilih strategi pembelajaran. Terdapat faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran yaitu.

1. Tujuan Pembelajaran
Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan
menggunakan strategi pembelajaran ialah tujuan, yang dalam kurikulum
2004 dirumuskan dalam bentuk kompetensi, sebab semua komponen
tersebut termasuk strategi pembelajaran dipilih dan difungsikan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran menyangkut tiga kelompok perilaku, yaitu
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Untuk masing-masing kelompok
perilaku diperlukan penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda sesuai
dengan aspek kegiatan yang dituntut untuk penguasaan jenis-jenis tujuan
pembelajaran tersebut.
2. Bahan Pelajaran
Dalam rumusan tujuan pembelajaran tergambar bahan pelajaran atau
materi pelajaran yang harus dipelajari siswa. Guru harus menganalisis
materi setiap materi yang terkandung dalam masing-masing tujuan tersebut,
misalnya :
a. Tujuan ‘a’ materinya tentang “pentingnya kebersihan bagi kesehatan
badan”
b. Tujuan ‘b’ materinya tentang “cara membersihkan lantai kelas”
c. Tujuan ‘c’ materinya tentang “kecintaan terhadap kebersihan
lingkungan”

Sebagai guru, kita perlu menganalisis materi tersebut dalam kaitannya


dengan kemampuan siswa di kelas. Apakah materi tersebut merupakan
materi baru atau materi yang sudah dikenal anak? Apakah materi tersebut
mengandung konsep abstrak? Apabila materi yang akan dibahas merupakan
materi baru bagi siswa maka guru hendaknya memulai kegiatan
pembelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau melakukan
demonstrasi yang menarik perhatian siswa. Sebaliknya, apabila materi yang
akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal siswa maka guru dapat
meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuannya yang berkenaan
dengan materi yang dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus
diselesaikan oleh siswa. Apabila materi yang disajikan berisi tentang
konsep-konsep yang abstrak tentu guru harus memberikan banyak contoh
agar siswa menguasai dengan mudah konsep yang dibahas.

3. Siswa
Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah siswa
mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut adalah perubahan
perilaku siswa. Oleh karena, di dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran, faktor siswa tidak boleh diabaikan. Setelah kita menetapkan
strategi pembelajaran yang dipilih sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan
pertimbangan tujuan dan materi atau bahan pelajaran sehingga dalam
menentukan bagaimana teknik menggunakan strategi pembelajaran tersebut,
faktor siswa menjadi salah satu pertimbangan kita.
Selain dengan mempertimbangkan siswa secara individual, jumlah
siswa akan memengaruhi pula terhadap penggunaan strategi pembelajaran.
Misalnya, apabila guru akan merancang kegiatan diskusi dalam
pembelajaran, guru harus yakin bahwa siswa sudah memiliki kemampuan
untuk mengajukan dan/atau menanggapi pendapat secara lisan.

4. Guru
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Sebagai contoh, di
lapangan kadang-kadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat
menarik perhatian siswa dan jelas. Sementara itu, ada guru lain yang
walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan guru yang
tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung
membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi
memiliki kelebihan dalam mengajar. Hal-hal seperti itu perlu menjadi
pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran.
Demikian pula kondisi fisik guru, terutama pada saat akan mengajar.
5. Sarana (Alat dan sumber), waktu, dan ruangan.
Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan
menggunakan strategi pembelajaran ialah alat peraga, seperti peta, globe,
gambar, foto, chart, grafik, dan sebagainya serta alat-alat pelajaran, seperti
alat-alat untuk praktik. Jumlah dan karakteristik alat-alat tersebut dapat
dijadikan bahan pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran. Termasuk dalam kelompok ini ialah media
pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, seperti paket
modul, pengajaran berprogama, dan pengajaran melalui alat audio (seperti
audio tape recorder). Demikian pula halnya sumber materi pembelajaran,
seperti buku-buku pelajaran, lingkungan sekitar. Misalnya, kita
menghendaki bahwa setiap siswa dapat melakukan percobaan dari konsep
yang dibahas. Sementara itu, jumlah bahan dan alat percoban yang tersedia
disekolah tidak mencukupi untuk semua siswa. Tentu guru tidak dapat
memaksakan setiap siswa untuk melakukan percobaan secara kelompok.
Di samping ketersedian sarana (alat dan sumber pelajaran), waktu
yang tersedia juga harus menjadi pertimbangan guru dalam menentukan
strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Apabila guru hanya memiliki
waktu yang sedikit untuk membahas suatu konsep, misalnya 20 menit, tentu
tidak tepat membahas konsep tersebut dengan meminta anak untuk
melakukan diskusi kelompok. Waktu akan habis digunakan untuk kegiatan
membagi atau membentuk kelompok. Sebaliknya, apabila waktu yang
tersedia cukup leluasa, guru dapat melaksanakan kegiatan diskusi yang
berjenjang, siswa diminta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil yang
hasilnya akan dibahas dalam diskusi kelas.

B. MACAM-MACAM STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


KELAS TINGGI
1. Strategi Pembelajaran Menyimak
Ada beberapa strateki pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan guru
untuk mengajarkan menyimak, yakni :
a. Strategi Pertanyaan dan Jawaban (PJ)
Strategi ini merupakan strategi yang paling sederhana dalam kegiatan
belajar menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :
1) Guru mengemukakan judul bahan simakan
2) Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan
yang akan dibicarakan
3) Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan
perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara
keseluruhan secara langsung
4) Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi
kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum
dipahami.
5) Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa
6) Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh,
(bisa secara tertulis atau lisan).

b. Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML atau DLA (Direct


Listening Activities)
Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah:
1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul
teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang
berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk
pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan
hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak
2) Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang
dibacakan oleh guru.
3) Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan
tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam
buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan
dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual
4) Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi
untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.

c. Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung /MBL atau DLTA (Direct


Listening Thinking Activities)
Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah.
1) Persiapan menyimak : Pada tahap ini guru memberitahukan judul
cerita yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah”
Berdasarkan judul teresbut guru menanyakan kepada siswa
Bagaimana seandainya malam hari sendirian di rumah? Untuk
membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar
rumah yang gelap. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan Apa
kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang kira-kira
menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu
terjadi pada kalian? Dan sebagainya.
2) Membaca Nyaring: Guru membacakan cerita dengan suara
nyaring secara menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang
dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan
pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Apa kesimpulan yang kalian peroleh,
apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb.
Setelah tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan
membacakan lagi.
3) Refleksi dan penyampaian pendapat. Guru mengakhiri
pembacaan, selanjutnya guru meminta siswa untuk
mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta pendapat
siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang watak tokoh,
tentang alur, seting dsb.

2. Strategi Pembelajaran Membaca


a. Strategi Kegiatan Membaca Langsung/ KML atau DRA Direct Reading
Activities
Penggunaan strategi KML adalah untuk mengembangkan kemampuan
membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan
perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara
ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.
1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks,
bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan
judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan
siswa serta mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa
dalam membaca.
2) Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca
guru melakukan tanya jawab tentang nisi bacaan. Pertanyaan tidak
selalu harus diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks.
Guru bisa menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks
kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual.
3) Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk
mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa sejalan
dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya. Kegiatan itu
bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan
kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur,
ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.
b. Strategi SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite, Review)
Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa
berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat,
melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan
mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif.
Tahapan kegiatannya, adalah
1) Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat
(survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan
tentang bacaan (questions). Pertanyaan dapat langsung
memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca. Tujuan
pertanyaan ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan
membangkitkan pengetahuan dan pengalaman awalnya.
2) Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan
kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat
jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite).
3) Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas
kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan
lain yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru.
c. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request (Reading-Question)
Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca
komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan,
dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya,
adalah
1) Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus
dipecahkan siswa, dan cara yang dilakukan siswa untuk
memecahkan masalah
2) Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya
menemukan fakta, mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan,
pendapat yang tidak relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk
memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan
membaca paragraf pertama bacaan
3) Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa
meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa
melakukan kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa
satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang
tersedia.
4) Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban
pertanyaan.
d. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA
(Direct Reading Thinking Activities)
Tujuan penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk
berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara
serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya, adalah.
1) Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin,
siswa diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat.
Setelah itu guru bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi
dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut
misalnya “Apa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian
membuat pemikiran demikian?”
2) Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua
paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk menemukan
kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula.
3) Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu
dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan
pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa
Kalian memperkirakan demikian?”
4) Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu
habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab
pertanyaan tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.

e. Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR (Questions-


Answer Relationship)
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat
memanfaatkan daftar pertanyaan yangn ada dalam bacaan. Adapun
jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.
1) Menemukan kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari
pertanyaan. Contoh “Siapa yang bertanggung jawab untuk
menciptakan suasana nyaman di kelas?”
2) Jawaban ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata
atau kalimat pada bagian –bagian yang berbeda. Contoh
pertanyaannya “ Apa yang menyebabkan kelas kita menjadi juara
Lingkungan Nyaman?”
3) Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi
pemahaman tersebut berkaitan dengan pemahaman yang
tersirat.Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan
adanya hubungan dialogis antara pemahaman isi teks dengan
pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh: “Bagaimana
hubungan timbal-balik antara lingkungan alam denganlingkungan
kehidupan keluarga?”.
4) Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan
jawaban pertanyaan harus menghubung –hubungkan sesuatu yang
dinyatakan penulis, merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan
pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi.
Contoh pertanyaan “Mengapa sebagai ekosistem lingkungan
menentukan kehidupan organisme manusia, binatang, dan
tumbuhan?”

Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di atas, tahap


kegiatan yang dilakukan, adalah

1) Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti


dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk
memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah
memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis dan
tingkatannya.
2) Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan
membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.
3) Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai
sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan
wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada
pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan
secara kelompok.

f. Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA


(Group Mapping Activities)
Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam
menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi
bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara
umum.Adapun tahapan pembelajarannya, adalah.
1) Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan
yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat
diagram plot cerita.
2) Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh
guru dalam waktu yang ditentukan.
3) Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan,
misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun,
siswa diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan.
Siswa lain diminta menanggapi.

3. Strategi Pembelajaran Menulis


a. Strategi Proses Menulis Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding Writing
Process)
Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan kegiatan menulis
dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya. Kegiatan yang
ditempuh, adalah
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara melakukan kegiatan
belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
2) Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari judul,
hubungan ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam
penulisan cerita diawali dengan membaca cerita untuk memperoleh
gambaran bagian-bagian cerita, isi bagan yang satu dengan yang lain.
3) Berdasarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa
melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2) menulis draf, dan (3)
melakukan perbaikan.

b. Strategi Menulis Secara Langsung/ MSL atau DWA (Direct Writing


Activities)
Strategi ini dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau
menulis dalam buku harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun langkah-
langkahnya adalah.
1) Siswa diminta menentukan topik karangan melalui kegiatan tukar
pendapat dengan teman/ kelompok diskusi. Guru membantu
membangkitkan gambaran berkenaan dengan topik yang mungkin
digarap.
2) Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan Misalnya
melalui webbing, mendaftar ide-ide pokok dan sebagainya.
3) Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh dan
menyusun draf karya tulis.

4) Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan dan saling


memberi bahan masukan
5) Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan pembahasan
secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu
diperbaiki
6) Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan guru.
7) Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui mading atau
membacakan di depan kelas.

4. Strategi Pembelajaran Berbicara


Kegiatan berbicara meliputi berbagai bentuk, dan setiap bentuk memiliki
kekhasan. Secara umum prosedur kegiatan belajar yang dirancang perlu
memperhatikan langkah kegiatan belajar pada tahap persiapan, pelaksanaan,
dan tindak lanjut atau pasca wicara. Pada tahap persiapan, misalnya langkah
kegiatan bisa berupa penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan
mengacu pada kegiatan yang dilakukan siswa ketika membacakan naskah
sambutan. Sementara tindak lanjut diisi dengan kegiatan penilaian
pembacaan naskah sambutan.
Bentuk kegiatan belajar lain yang juga bisa digunakan, misalnya dalam
pembelajaran dialog, adalah kegiatan bermain peran. Tahapan yang
dilakukan adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penentuan
kegiatan belajar wicara dalam berbagai kemungkinan bentuknya dapat
dijabarkan berdasarkan identifikasi dari uraian yang terdapat dalam buku
pelajaran.

C. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,
disebutkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar. Menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013
lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran,
tahapan pertama dalam pembelajaran menurut standar proses adalah perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan peyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci
dari suatu materi pokok atau tema tertentu mengacu pada silabus.
Lebih lanjut, di dalam Panduan Teknis Penyusunan RPP disebutkan bahwa
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu
yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema dan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal
tahun pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu sebelum
pembelajaran dimulai. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
individu maupun berkelompok dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
di suatu kawasan dengan di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau
dinas pendidikan. Kerangka acuan pengembangan RPP adalah sebagai berikut:
1. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD.
2. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis.
3. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih.
4. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan
dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

D. Prinsip-Prinsip Penyusunan RPP


Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan serangkaian
prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menyusun RPP.
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal,
tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Sebagai
contoh guru menggunakan secara bergantian penayangan video klip, poster,
aktivitas fisik, dramatisasi atau bermain peran sebagai teknik pembelajaran
karena gaya belajar setiap siswa berbeda-beda.
2. Berpusat pada peserta didik
Guru yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik pertama-tama memperlakukan siswa sebagai subyek didik atau
pembelajar. Dilihat dari sudut pandang peserta didik, guru bukanlah seorang
intruktur, pawang, komandan, atau birokrat. Guru bertindak sebagai
pembimbing, pendamping, fasilitator, sahabat, atau abang/kakak bagi
peserta didik terutama dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni
kompetensi peserta didik. Oleh karena itu guru seyogyanya merancang
proses pembelajaran yang mampu mendorong, memotivasi, menumbuhkan
minat dan kreativitas peserta didik. Hal ini dapat berjalan jika seorang guru
mengenal secara pribadi siapa (saja) siswanya, apa mimpi-mimpinya, apa
kegelisahannya, passion-nya, dan sebagainya.
3. Berbasis konteks
Pembelajaran berbasis konteks dapat terwujud apabila guru mampu
mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai sumber belajar lokal
(setempat), guru mengenal situasi dan kondisi sosial ekonomi peserta didik,
mengenal dan mengedepankan budaya atau nilai-nilai kearifan lokal, tanpa
kehilangan wawasan global.
4. Berorientasi kekinian
Ini adalah pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan nilai-nilai kehidupan masa kini.Guru yang
berorientasi kekinian adalah guru yang “gaul”, tidak “gaptek”, “melek
informasi”, bahkan sebaiknya well informed, selalu meng-update dan meng-
up grade ilmu pengetahuan yang menjadi bidangnya, termasuk teori-teori
dan praktik baik di bidang pendidikan/pembelajaran. Dengan demikian
rancangan pembelajaran yang dikembangkan guru dapat menjadi inspirasi
bagi siswa dana abagi guru-guru yang lain.
5. Mengembangkan kemandirian belajar
Guru yang mengembangkan kemandirian belajar (siswa) selalu akan
berusaha agar pada akhirnya siswa berani mengemukakan pendapat atau
inisiatif dengan penuh percaya diri. Di samping itu guru tersebut juga selalu
mendorong keberanian siswa untuk menentukan tujuan-tujuan belajarnya,
mengeksplorasi hal-hal yang ingin diketahui, memanfaatkan berbagai
sumber belajar, dan mampu menjalin kerja sama, berkolaborasi dengan
siapa pun.
6. Memberi umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi.
7. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau
antar muatan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
8. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Kegiatan pembelajaran dalam RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

E. Langkah-langkah Penyusunan RPP Yang Baik


Penyusunan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun
pelajaran dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu pada setiap awal
pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP dapat dilakukan oleh guru secara
individu maupun berkelompok dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus
sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar (SD) menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Penyusunan RPP
disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik atau disebut dengan
RPP Tematik Terpadu. RPP tematik dalam implementasi Kurikulum 2013
merupakan rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara
rinci dari suatu tema dengan tahapan sebagai berikut.
1. Mengkaji Silabus Tematik
Secara umum, untuk setiap pembelajaran pada setiap silabus
mencakup 4 kompetensi inti (KI) sesuai dengan aspek kompetensi inti yaitu:
KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3 (pengetahuan), dan KI-4
(keterampilan). Untuk mencapai 4 KI tersebut, di dalam silabus dirumuskan
kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan
Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran. Kegiatan peserta didik ini merupakan
rincian dari pendekatan saintifik, yakni: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Kegiatan
inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-
langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta
didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan
indikator pencapaian KD pada KI-1; KI-2; KI-3, dan KI- 4 dan penilaiannya.
2. Mengkaji Buku Guru
Buku guru berisi tentang:
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI).
b. Ruang lingkup pembelajaran untuk satu subtema yang terdiri dari 6
pembelajaran.
c. Pemetaan KD KI-1 dan KI-2 serta KD KI-3 dan KI-4 untuk satu
subtema.
d. Pemetaan KD KD KI-3 dan KI-4 untuk satu pembelajaran.
e. Pemetaan indikator pembelajaran untuk setiap pembelajaran.
f. Refleksi, pengayaan, dan remedial
g. Pendampingan bersama orangtua.
3. Mengkaji Buku Siswa
Buku siswa pembelajaran tematik terpadu untuk peserta didik disusun
mengacu pada kompetensi dasar mata pelajaran yang termuat di dalam
Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum SD. Buku siswa
memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Di dalamnya memuat
urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan peserta didik. Buku ini mengarahkan aktivitas yang harus
dilakukan peserta didik bersama guru untuk mencapai kompetensi tertentu.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan lingkungan,
dan dengan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada
para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang
dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti
pada silabus.
c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario
langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar.
d. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan: (a) Pendahuluan, (b)
Inti, dan (c) Penutup.
5. Penjabaran Jenis Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data ini
akan menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
6. Menentukan Alokasi Waktu
RPP dibuat per-kegiatan pertemuan tatap muka untuk satu hari
pembelajaran. Untuk SD menggunakan waktu 35 menit/jam pelajaran.
Durasi waktu pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan satuan
pendidikan.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Strategi pembelajaran yang efektif adalah strategi pembelajaran yang
sesuai dengan komponen pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk memiliki kemampuan memilih strategi pembelajaran.
Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih strategi
pembelajaran antara lain : tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, siswa,
guru, sarana, waktu dan ruangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.
Prinsip-prinsip dalam menerapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yaitu memperhatikan perbedaan individu peserta didik,
berpusat pada peserta didik, berbasis konteks, berorientasi kekinian,
mengemembangkan kemandirian belajar, memberi umpan balik dan tindak
lanjut pembelajaran, Memiliki keterkaitan dan keterpaduan
antarkompetensi dan/atau antar muatan, memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi

B. Saran
Materi mungkin belum lengkap dikarenakan kurangnya pemahaman
penulis tentang materi tersebut, sehingga pembaca dapat menggali lebih
dalam mengenai hal terkait yang terdapat di buku perpustakaan yang
menyediakan materi terkait sehingga kedepannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Anitah Sri, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran Di SD. Banten: Universitas Terbuka

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang


Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Anda mungkin juga menyukai