Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM


BASED LEARNING MATERI BUNGA MAJEMUK KELAS XII SMAN 1
PAGUYANGAN

A. LATAR BELAKANG
Matematika merupakan inti dari perkembangan dan ilmu pengetahuan
yang ada di dunia khususnya dalam bidang pendidikan dan perkembangan
teknologi, sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Hamzah (2014:51)
bahwa matematika adalah ratunya ilmu, artinya matematika adalah sumber dari
ilmu yang lain. Oleh sebab itu, matematika menjadi pelajaran yang penting
untuk dikuasai oleh semua individu terutama peserta didik, sehingga peserta
didik bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
NCTM (2000:29) menyatakan bahwa standar kemampuan matematis
yang harus dimiliki oleh siswa adalah pemecahan masalah, penalaran dan bukti,
komunikasi koneksi dan representasi. Hal itu dapat dilihat pada pernyataan
berikut: “The Process Standart-Problem Solving, Reasoning and proof,
communication, Conections, and Representation – highlight ways of acquiring
and using content knowledg.”
Rendahnya kemampuan pemecahan matematis siswa Indonesia ini
ditunjukkan pada hasil study internasional TIMSS (Trend in International
Mathematics and Science Study). Hasil study ini menunjukkan bahwa rata-rata
skor pencapaian prestasi siswa Indonesia pada tahun 2011 hanya 386.
Sementara itu, standar rata-rata skor pencapaian prestasi matematika yang
digunakan oleh TIMSS adalah 500 (Mullis:2012).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Paguyangan diperoleh masalah-maalah yang dihaadapi
dikelas antara lain: prestasi siswa dalam pelajaran matematika rendah,
rendahnya kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis siswa
yang masih kurang. Dari permasalah tersebut prioritas masalah dalam
pembelajran matematika adalah kurangnya kemampuan pemecahan masalah
siswa. Hal ini disebabkan kemampuan menyelesaikan masalah merupakan
tujuan umum pembelajaran matematika, dalam arti pemecahan masalah dapat
membantu dalam memecahkan persoalan baik dalam pelajaran yang lain
maupun dalam kehidupan sehari hari. Selain itu penyelesaian masalah
merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Paguyangan dapat dilihat dari hasil ulangan harian
pelajaran matematika materi peluang yang menunjukan bahwa masih banyak
siswa belum mampu mengerjakan soal-soal ulangan harian matematika
dengan baik. Pada ulangan harian diperoleh bukti dari 30 siswa hanya 15 siswa
atau 50% siswa yang memenuhi nilai tuntas, ini berarti masih ada 50% siswa
yang kemampuan pemecahan masalah masih rendah. Selain itu kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi peluang masih
kurang, banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk memahami maksud soal,
merumuskan apa yang diketahui, bahkan proses perhitungan atau strategi
penyelesaian masih tidak benar. Penyebab rendahnya nilai siswa disebabkan
oleh beberapa faktor salah satunya disebabkan oeh banyaknya siswa tidak
memahami terlebih dahulu masalah yang ada dalam soal, sehingga
mereka hanya menjawab dengan singkat tanpa menguraikan langkah
demi langkah. Padahal sebelum siswa mengerjakan suatu soal, mereka
harus paham terhadap masalah yang ada, mampu mengidentifikasi dan
menentukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu
perbaikan pembelajaran sebagai startegi untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
yang membantu siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah matematis. Tujuannya agar kemampuan pemecahan
masalah siswa berkembang dan mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari sehingga siswa terbiasa memecahkan masalah. Salah satu model
yang sesuai dengan permasalahan diatas yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Poblem Based Learning dimana model tersebut
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pernyataan yang ada di latar belakang tersebut, maka dapat
dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa melalui model Problem Based
Learning pada materi bunga majemuk kelas XII SMA Negeri 1
Paguyangan ?
2. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas XII
SMA Negeri 1 Paguyangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi bunga
majemuk?
C. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk
mengetahui upaya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi
bunga majemuk
D. MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan kuantitas dan kualitas proses pembelajaran matematika, manfaat
dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 antara lain :
1. Manfaat Teoriti
a. Penelitian ini dapat menambah khasanah karya ilmiah tentang upaya
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain
dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan matematika.
c. Untuk menambah wawasan dan memberikan sumbangan pemikiran
terhadap ilmu pengetahuan yang terkait dengan model pembelajaran
Problem Based Learning materi Bunga majemuk
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa diharapkan
kemampuan pemecahan masalahnya akan semakin meningkat. Mereka
diharapkan akan termotivasi, merasa tertantang, bersemangat, kritis,
kreatif serta menumbuhkan sikap mandiri, tidak mudah putus asa dalam
belajar matematika yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan
kemampuan pemecahan belajar siswa dan hasil belajar matematika
siswa.
b. Manfaat bagi guru
1) Dapat memberikan tambahan referensi pengetahuan dan pengalaman
bagi para guru utamanya dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas sebagai upaya perbaikan pembelajaran.
2) Dapat dijadikan dasar atau rujukan untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas yang lebih lanjut sebagai upaya melakukan
perbaikan pembelajaran.
3) Dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran
matematika. Sehingga dengan model pembelajaran Problem Based
Learning dalam menyampaikan materi matematika dapat
menumbuhkembangkan minat belajar matematika siswa sehingga
kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat dan hasil belajar
siswa juga meningkat.
4) Dapat dijadikan salah satu sumber tambahan informasi bagi guru
ataupun calon guru di SMA dalam usaha meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa khususnya pada mata pelajaran
matematika.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Mengarahkan para guru bahwa pentingnya penggunaan model
pembelajaran sebagai alat/bahan pengajaran yang lebih efektif dan
mengena pada materi yang diharapkan.
2) Sebagai masukan dalam upaya peningkatan layanan dan mutu
pendidikan.
3) Dapat memotivasi pimpinan sekolah untuk memfasilitasi pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas bagi para guru sebagai upaya melakukan
perbaikan pembelajaran. Ini berarti bahwa sekolah yang gurunya
mengadakan PTK akan berkembang menjadi sekolah yang berkualitas.
4) Bagi sekolah pada umumnya diharapkan dapat mengembangkan dan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada
materi-materi lain yang esensial khususnya dalam matematika
maupun mencoba untuk mata pelajaran lain.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori Yang Relevan
B. Deskripsi
1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
a. Peningkatan
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan
sesuatu atau usaha kegiatan untuk memajukan sesuatu ke
suatu arah yang lebih baik lagi daripada sebelumya.
b. Kemampuan pemecahan masalah
Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan
sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan
sesuatu yang harus ia lakukan.
Pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Memecahkan suatu masalah matematika itu bisa
merupakan kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan
soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam
kehidupan sehari-hari atau keadaan lain. Dalam dunia pendidikan
khususnya siswa, mereka akan menghadapi masalah jika materi
pembelajaran dengan soal atau pertanyaan- pertanyaan yang
berkaitan dengan soal cerita yang berkaitan denga
kehidupan sehari-hari. Pertanyaan tersebut menjadi masalah
bagi siswa apabila pertanyaan itu harus dipahami dan
merupakan tantangan yang harus dipecahkan namun
mereka sulit untuk memecahkannya. Menurut Munawir
(2003:129), pemecahan masalah merupakan perpaduan
kemampuan melakukan perhitungan (komputasi) dan perpaduan
aplikasi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah yaitu kesanggupan seseorang
untuk mengatasi yang dihadapi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
c. Indikator kemampuan pemecahan masalah
Indikator yang menunjukan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa menurut Arifin (Kesumawati, 2010:38)
mengungkapkan indikator pemecahan masalah yaitu (1)
kemampuan memahami masalah, (2) kemampuan merencanakan
pemecahan masalah, (3) kemampuan melakukan pengerjaan atau
perhitungan, dan (4) kemampuan melakukan pemeriksaan atau
pengecekan kembali. Sedangkan Sumarmo (Febianti, 2012:14)
mengemukakan indikator pemecahan masalah sebagai berikut: (1)
Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan,
dan kecukupan unsur yang diperlukan. (2) Merumuskan masalah
matematik atau menyusun model matematik. (3) Menerapkan
strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan
masalah baru) dalam atau diluar matematika. (4) Menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal. (5)
menggunakan matematika secara bermakna. B. Uno dan Koni
(2012: 217) pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik
yang ditunjukkan siswa dalam memahami, memilih pendekatan
dan strategi pemecahan, dan menyelesaikan model untuk
menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan pemecahan
masalah antara lain adalah sebagai berikut.
1. Menunjukkan pemahaman masalah
2. Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan
dalam pemecahan masalah.
3. Menyajikan masalah secara matematik dalam berbagai bentuk.
4. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara
tepat.
5. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu
masalah.
7. Menyelesaikan masalah yang tidak runtut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu:

d. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan


Masalah
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah matematika yaitu:
1. Latar belakang pembelajaran matematika
2. Kemampuan siswa dalam membaca
3. Ketekunan atau ketelitian siswa dalam mengerjakan soal
matematika
4. Kemampuan ruangan dan faktor umum
Selain itu menurut charles dan laster dalam Kaur
Berinderject ada tiga faktor yang mempengaruhi masalah
seseorang :
1. Faktor pengalaman, baik lingkungan maupun personal
seperti usia, isi pengetahuan (ilmu), pengetahuan tentang
strategi penyelesaian, pengetahuan tentang konteks masalah dan
isi masalah.
2. Faktor efektif, misalnya minat, motivasi, tekanan
kecemasan,toleransi terhadap ambiguinitas, ketahanan dan
kesabaran.
3. Faktor kognitif, seperti kemampuan membaca, berwawasan
(spatialability), kemampuan menganalisis, keterampilan
menghitung dan sebagainya.
Selain komponen-komponen pemecahan masalah
diatas, faktor-faktor diatas juga sangat mempengaruhi
siswa dalam pemecahan masalah itu, pengalamam, afektif, dan
kognitif.
2. Model Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130)
mengemukakan bahwa pengertian dari model Problem Based
Learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan. Tujuan model pembelajaran Problem
Based Learning adalah kemampuan siswa untuk berpikir kreatif,
analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif
pemecahan masalah malalui eksplorasi data secara empiris dalam
rangka menumbuhkan sikap ilmiah serta mengembangkan
keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.
b. Langkah-langkah Model Problem Based Learning
Aris Shoimin (2014:131) mengemukakan bahwa langkah-langkah
dalam model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai
berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik
yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll).
3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai,eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah pengumpulan data, hipotesis, dan
pemecahan masalah.
4) Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagai tugas dengan temannya.
5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
c. Kelebihan dan kelemahan Problem Based Learning
Kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning
Aris Shoimin (2014:132) berpendapat bahwa kelebihan model
Problem Based Learning diantaranya:
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan
masalah dalam situasi nyata.
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya
sendiri melalui aktivitas belajar.
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak
ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini
mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan
informasi.
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik
dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya
sendiri
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi
ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan
mereka.
8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui
kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning
Aris Shoimin (2014:132) berpendapat bahwa selain memiliki
kelebihan, model Problem Based Learning juga memilki
kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
1) PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada
bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBM
lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan
tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa
yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
Sedangkan menurut Suyanti (2010) kelemahan dalam
penerapan model Problem Based Learning diantaranya adalah:
1) Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based
learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Berdasarkan uraian diatas dapat dimimpulkan bahwa kelemahan
model pembelajaran Problem Based Learning adalah
membutuhkan waktu yang lama, dan membutuhkan minat dari
siswa untuk memecahkan masalah, jika siswa tidak memiliki
minat tersebut maka siswa cenderung bersikap enggan untuk
mencoba.
C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan
Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
melalui model Pembelajaran Based Learning (PBL) pada materi bunga
majemuk kelas XII SMA Negeri 1 Paguyangan.

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
siswa dalam pembelajaran di kelas, terutama deskripsi meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa. Arikunto (201:3) menjelaskan
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan yang terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Pemilihan jenis PTK karena peneliti
terlibat langsung dan sudah tugas peneliti sebagai calon pendidik
yang harus selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan.
2. Waktu dan tempat penelitian
3. Subyek dan objek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 1
Paguyangan Tahun ajaran 201/201 yang berjumlah 30 siswa.
Objek penelitian adalah meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada materi bunga majemuk di kelas XII SMA Negeri 1
Paguyangan Tahun ajaran 201/201.
4. Tehnik pengumpulan data

Anda mungkin juga menyukai