Anda di halaman 1dari 13

76

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan penelitian (Setiadi, 2013).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra

Eksperimental yaitu merupakan rancangan penelitian eksperimen yang tidak

memiliki variabel yang dikontrol, demikian juga pada kelompok sampel

tidak dilakukan secara random. Sedangkan penelitiannya menggunakan

pendekatan rancangan One Group Pretest-posttest design. Merupakan

rancangan desain yang dilakukan dengan cara sebelum dilakukan

treatment / perlakuan, variabel diobservasi / diukur terlebih dahulu (pre-test)

setelah itu dilakukan treatment / perlakuan dan setelah treatment dilakukan

pengukuran/ observasi (post-test) (Hidayat,2010).


77

Desain ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

Menentukan subyek
penelitian

Memberikan
Pre Test perlakuan Post
(Pemberian senam Test
lansia )
(diukur/diobservasi) (diukur/diobservasi)

(Dibandingkan)
Pada penelitian ini penulis menjelaskan tentang Pengaruh senam

lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada Pederita Gout Arthitis di Desa

Pungging Kabupaten Mojokerto.

3.2 Populasi, Sampling dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subyek atau obyek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti, bukan hanya obyek atau subyek yang dipelajari

saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subyek atau obyek

tersebut (Hidayat,2010).

Penentuan populasi dari penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Desember 2017, yaitu sebagian lansia di Desa Pungging Kabupaten

Mojokerto yang terdiri dari para Pederita Gout Arthitis baik laki-laki

maupun wanita 20 responden.

3.2.2 Sampling
Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
78

akan mewakili dari keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua

jenis pengambilan sampel yakni Non probability sampling (Sugiono, 2012).


Peneliti mengambil sampel menggunakan non probability

sampling teknik “Purposive sampling”, dimana cara pengambilan sampel

dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki

peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik yang telah

dikenal sebelumnya.(Hidayat, 2010).

3.2.3 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel adalah

elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya

(Setiadi, 2013). Sampel pada penelitian ini adalah 20 dari 41 para Pederita

Gout Arthitis yang mengalami Nyeri sendi di Desa Pungging Kabupaten

Mojokerto.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau

yang layak diteliti, yaitu :

1. klien bersedia menjadi responden.

2. Klien yang mengalami nyeri sendi

3. sehat mental

b. Kriteria eksklusi adalah klien yang tidak layak dijadikan sampel, yaitu:

1. klien tidak bersedia menjadi responden.

2. klien tidak kooperatif.

3. klien tirah baring selama lebih dari 3 bulan.

4. klien sedang ditraksi.


79

5. Klien sangat tua

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki

oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki

oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu

yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau

didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

tertentu. Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai

bermacam-macam nilai (Notoatmodjo,2012)

Pada penelitian ini akan dibedakan dua variabel, yaitu variabel

independent dan variabel dependent.

1. Variabel Independent (variabel bebas)


Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang

menyebabkan perubahan timbulnya variabel dependent. Variabel ini bebas

mempengaruhi variabel lain oleh karena itu variabel ini juga biasa dikenal

dengan variabel predictor, resiko, atau kausa (Hidayat 2008). Variabel

independent pada penelitian ini adalah Pemberian senam lansia.


2. Variabel Dependent (variabel terikat)
Variabel dependent atau variabel tergantung merupakan variabel

yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tergantung sering juga

disebut sebagai variabel akibat, variabel output, variabel efek, dan variabel

tergantung (Setiadi,2013). Variabel dependent pada penelitian ini adalah

penurunan nyeri sendi pada lansia.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan

istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga


80

akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

Pada definisi operasional akan dijelaskan secara padat mengenai unsur

penelitian yang meliputi bagaimana caranya menentukan variabel dan

mengukur suatu variabel (Setiadi, 2013).

Tabel 3.1 : Definisi operasional pengaruh Massage Swedish terhadap

penurunan nyeri sendi pada Pederita Gout Arthitis di

Desa Pungging Kabupaten Mojokerto

Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor


Operasional

Identifikasi Massage Melakukan - -


variabel Swedish yang pemberian
independent diikuti oleh Massage
: Massage Pederita Gout Swedish
Swedish Arthitis yang
dengan dilakukan
maksud dihalaman
meningkatkan atau di aula
kemampuan
fungsional
raga untuk
mengurangi
nyeri pada
pederita gout
arthitis yang
81

dilakukan
selama 4 kali
per minggu.

Identifikasi Mengukur 1. Minat Skala Nyeri Rasio Rentang


variabel skala nyeri melakuk Numerik nilai
dependent : atau perasaan an Responden antara
penurunan lain yang tidak aktifitas diminta 0-10,
nyeri sendi enak di daerah 2. Perasaan menunjukka n yaitu:
senang dimana dia 0 : tidak
pada lutut pada
merasakan nyeri nyeri
pederita lansia sebelum
antara 1-10 1-3:nyeri
gout dan sesudah
ringan
arthitis dilakukan
Massage 4-6 :
Swedish
nyeri

sedang

3.4 Posedur Penelitian

1. Pengajuan Judul
2. Setelah judul di setujui oleh pembimbing, peneliti meminta surat studi

pendahuluan pada bagian administrasi akademis kemahasiswaan kampus

STIKes Bina Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto yang telah di legalisasi

oleh ketua program studi S1 Keperwatan STIKes Bina Sehat PPNI

Kabupaten Mojokerto, kemudian diserahkan kepada pengurus UPT Panti

Werdha Mojokerto.
82

3. Setelah mendapat persetujuan lahan penelitian di Desa Pungging

Mojokerto dengan dikirimkan surat balasan yang berisi izin penelitian

pada Bulan November 2017 s/d Maret 2018.


4. Setelah itu pada tanggal 20 Desember 2017 peneliti melakukan studi

pendahuluan untuk menggali data para pederita gout arthitis yang

mengalami nyeri sendi dengan teknik wawancara.

Proses penelitian dapat digambarkan dalam bentuk kerangka kerja (frame

work) seperti di bawah ini :


Populasi
Seluruh Penderita gout arthitis yang ada di desa pungging
mojokerto 41 responden
Sampling
Menggunakan Non probability sampling teknik “Purposive
sampling”

Sampel
Penderita gout arthitis yang ada di desa pungging mojokerto yaitu
20 responden

Pre test
Melakukan peniliaian nyeri dengan panduan pengkajian nyeri

Pemberian senam lansia

Post test
Melakukan peniliaian nyeri dengan panduan pengkajian nyeri

Analisa Data
Menggunakan uji statistic Wilcoxon Sign Rank Test
83

Penyajian data: data yang sudah dianalisa disajikan dalam bentuk


tabel dan diagram batang

Kesimpulan
Hasil penelitian ada pengaruh Massage Swedish terhadap penurunan
nyeri sendi pada gout arthitis
Gambar 3.1 : Kerangka kerja pengaruh terhadap Massage Swedish

penurunan nyeri sendi pada Pederita Gout Arthitis

di Desa Pungging Kabupaten Mojokerto

3.5 Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu pengambilan data pada kegiatan

penelitian menggunakan suatu metode. Macam macam instrumen antara lain

menggunakan wawancara terstruktur dan observasi untuk mengetahui data

demografi dan skala nyeri sendi yang dialami oleh lansia.Untuk pengukuran

nyeri sendi dilakukan pada responden sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi senam lansia. (Nursalam,2008)

Instrumen merupakan alat pengumpul data yang dalam

pembuatannya mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional, dan

skala pengukuran data yang dipilih.jawaban kita susun berdasarkan skala

pengukuran data yang tepat (Salamah 2008).

Menyusun instrumen atau alat ukur yang akan digunakan dalam

suatu penelitian hendaknya peneliti memahami metode dan jenis instrumen

yang akan digunakan apakah menggunakan angket, daftar periksa, lembar

observasi, atau instrumen lainnya.

3.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


84

Penelitian ini dilakukan di panti werdha Mojokerto, Penelitian

tentang pengaruh pemberian senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi

pada lansia ini akan dilaksanakan antara bulan Maret sampai dengan April

2018.

3.6 Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah

dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan

data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

3.6.1 Editing

Editing adalah kegiatan memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh pengumpul data terkait kelengkapan jawaban, keterbacaan

tulisan, dan relevansi jawaban bila jawaban kurang relevan maka editor

harus menolaknya (Setiadi, 2013). Pemeriksaan daftar pertanyaan dilakukan

oleh peneliti saat responden mengerjakan soal dan saat responden selesai

mengerjakan soal lalu mengumpulkan lembar soal ke peneliti. Pemeriksaan

daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap kelengkapan

jawaban dan keterbacaan tulisan.

3.6.2 Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2010).Tanda-

tanda ini dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih menguntungkan

peneliti, jadi tanda-tanda ini bisa dibuat oleh peneliti sendiri.Peneliti

memberikan coding lewat program computer Exel, peneliti mengumpulkan

data,memberikan skor.
85

Setelah dikriteriakan selanjutnya coding:

Jenis Kelamin
a. Laki-laki kode : 1
b. Perempuan kode : 2

Usia

a. 45-59 tahun kode : 1

b. 60-74 tahun kode : 2

c. 75-90 tahun kode : 3

Pendidikan
a. Tidak Sekolah kode : 1
b. SD kode : 2
c. SMP kode : 3
d. SMA kode : 4
e. Perguruan Tinggi kode : 5
Status Perkawinan
a. Menikah kode : 1
b. Janda/duda kode : 2
Lama di Panti
a. 0-5 tahun kode : 1
b. 6-10 tahun kode : 2
c. >10 tahun kode : 3

3.6.3 Scoring

Scoring adalah memberikan pada masing-masing variable dan

interpretasi hasil (Setiadi, 2013). Skoring untuk variabel dependent (nyeri

sendi ) adalah angka 0-10 pada skala numerik

Scoring adalah penentuan skor, pada penelitian ini skoring untuk perubahan

nyeri sendi dalah :

Pemberian Skor depresi :

1) 0 = tidak nyeri (1)


86

2) 1 – 3 = nyeri ringan (2)

3) 4– 6 = nyeri sedang/berat (3)

3.6.4 Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012).Setelah

seluruh data dikumpulkan, diperiksa kelengkapannya, dimasukkan dalam

distribusi frekuensi, yaitu melalui pengelompokkan data menjadi kelompok

atau kelas dalam suatu format yang disebut table frekuensi.Hasil penelitian

ini disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi, kemudian diberi

interpretasi atas data tersebut berdasarkan variabel yang diteliti sesuai

dengan kriteria.

3.6.5 Uji Tabulasi

Analisa data padapenelitian ini menggunakan program komputer

SPSS for Windows versi 17.0 dengan menggunakan Wilcoxon Sign Rank

Test , dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Jika hasil uji statistik menunjukkan

p<0,05 maka H0 ditolak dan hipotesis penelitian (H1) diterima. Alasan

menggunakan uji ini karena syarat minimal skala data ordinal dan fungsinya

untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan, yang berarti ada

pengaruh senam lansia terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia. Hasil

masing-masing kelompok kemudian dibandingkan untuk mengetahui senam

lansia terhadap penurunan nyeri sendi.

3.7 Etika Penelitian


Penelitian seharusnya banyak membawa manfaat bagi manusia.

Terdapat beberapa prinsip yang harus dipatuhi ketika melakukan penelitan

yaitu prinsip manfaat, menghormati martabat manusia, keadilan (Setiawan

& Saryono, 2010).Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain :


87

3.7.1 Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Hidayat,

2010). Lembar persetujuan diberikan kepada para lansia yang akan diteliti

untuk bersedia menjadi responden. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian yang dilakukan.Jika para lansia bersedia diteliti dan menjadi

responden, maka mereka harus menanda tangani lembar persetujuan

tersebut. Akan tetapi, jika para lansia tersebut tidak bersedia diteliti dan

menolak menjadi responden, maka peneliti akan menghormati keputusan

yang diambil para lansia dengan tidak memaksanya.

3.7.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan (Hidayat, 2010).

3.7.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset (Hidayat, 2010).


88

Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh

peneliti. Hanya data tertentu saja (yang dibutuhkan) akan dicantumkan

sebagai hasil penelitian..

Anda mungkin juga menyukai