I. PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini disusun berdasarkan, uraian yang didapat didalam dokumen lelang dan
uraianYang diberikan saat rapat penjelasan yang telah didokumentasikan dalam bentuk BeritaAcara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwizing). Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi didalam mengikuti Pelelangan Umum Paket Kegiatan Pembangunan Jalan & Jembatan Jalan Hasanuddin
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian
tahapan pelaksanaan dari pekerjaan - pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat
keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.
Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap
lalulintas.
Lokasi pekerjaan ini berada di wilayah Kota Tarakan, dengan lingkup pekerjaan antara lain :
A. PEKERJAAN UMUM
1 Mobilisasi
B. JEMBATAN 1
I. BANGUNAN ATAS
1 Pekerjaan Lantai Jembatan Beton K-225
2 Tiang Sandaran Cor Beton K-225
3 Expansion Joint ( Besi Siku 70x70x5
4 Pekerjaan Diafragma Beton K-225
5 Balok Gelagar Induk Cor Beton K-225
6 Pek.Besi Galvanis untuk pagar jembatan
C. JEMBATAN 2
I. BANGUNAN ATAS
1 Pekerjaan Lantai Jembatan Beton K-225
2 Tiang Sandaran Cor Beton K-225
3 Expansion Joint ( Besi Siku 70x70x5
4 Pekerjaan Diafragma Beton K-225
5 Balok Gelagar Induk Cor Beton K-225
6 Pek.Besi Galvanis untuk pagar jembatan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan tata cara
pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan
dokumen lelang, gambar teknis, dan spesifikasi.Teknis, Penjelasan ini akan meliputi :
.
b. Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan berpedoman pada
beberapa referensi (standar rujukan) sebagai berikut :
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada)
Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI)
Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu
Pengaturan lalu lintas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan
jalan ini . untuk setiap tahapan pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidakmengganggu
aktifitas arus lalu lintas yang ada di jalan tersebut. Terhambatnya aktifitas arus lalu lintas dilokasi pekerjaan dan
daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, safety bagi para
pengguna jalan perlu mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak.Manajemen
pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan pekerjaan dapat di lakukan dengan dengan berbagai cara antara lain:
1. memasang berbagai jenis rambu - rambu pengaman di sekitar lokasi pekerjaan secara tepat danbenar,
baik secara fungsi bentuk dan lokasi penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.
2. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas secara efektif dan efisien untuk mengatur dan mengerahkan
arus lalu lintas yang ada.
3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada. Pekerjaan - pekerjaan yang
akan menimbulkan gangguan besar (friction) terhadap arus lalu lintas, di atur jadwalnya sedemikian
rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada dan
menimbulkan kepadatan arus lalulintas yang berarti.
4. Jika tidak memungkinkan melakukan pekerjaan pada siang hari, maka untuk pekrjaan tertentu seperti
overlay , akan dilakukan pada malam hari dengan memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu arus
lalu lintas.
Rencana pelaksanaan pekerjaan ini, akan menimbulkan dampak positif berupa peningkatan kualitas pelayanan lalu
lintas, khususnya pada ruas jalan tersebut.Pekerjaan ruas jalan ini juga akan member peningkatan pada tarap
perekonomian pada masyarakat sekitarnya.
Namun yang perlu di cermati bahwa pelaksanaan pekerjaan ini juga akan menimbulkan dampak negative
terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan ruas jalan tersebut.Perkiraan dampak
yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan pelebaran jalan pada ruas jalan ,dalam pembahasan ini terbagi atas
2 (dua) bagian, yaitu:
a. Masyarakat pengguna jalur jalan angkutan material, khususnya tanah urug dan material lainnya
dari sumber material dan base camp dari lokasi pekerjaan
Tahap Konstruksi
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap konstruksi antara lain :.
a. Adanya kegiatan mobilisasi alat - alat berat untuk konstruksi, sehingga menimbulkkan dampak
kemacetan lalu lintas..
b. Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi, misalnya : tanah urug, agregat, batu
kali, pasir, dll..
c. Kegiatan angkutan untuk pembuangan material : material bekas galian.
d. Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat..
e. Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi pengangkutan
tanah ex galian tanah dan untuk tibunan, serta gas buang dari alat-alat konstruksi dan alat-alat
pengangkutan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka kami akan melakukan upaya-upaya antara lain :.
a. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat di sepanjang lokasi jalur angkutan material untuk
proyekdengan melibatkan penduduk dan pejabat setempat (Camat), lurah, RW, RT) setempat,
pemilik proyek(Dinas PU Bina Marga) dan pelaksana proyek (Kontraktor), kegiatan penyuluhan
ini harusmenjelaskan mengenai rencana/jadwal kegiatan pelaksanaan dan member gambaran
bagaimana tipikal proyek tersebut setelah ditangani. Pada kesempatan ini, pihak proyek juga harus
dapat akibat menampung aspirasi/kemarau, masyarakat sekitarnya yang terkena dampak
lingkungan lainnya baikmasa pra maupun pasca konstruksi.
b. Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama pada musim
kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga gangguan debu dapat
diminimalkan..
c. Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua kendaraan proyek yang
membawa material keluar dan masuk kelokasi proyek harus tertutup dengan terpal penutup.
d. Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan cara menggunakan
peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju kenderaan saat melewati lokasi proyek,
sehingga intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot kenderaan angkutan dan alat berat dapat
dikurangi..
e. Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek, maka akan
dilakukanhal-hal sebagai berikut:
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan kontruksi pada saat jam yang tidak sibuk,
yaitudengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu lintas harian rata-rata setiap
jamnya.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu
Mengusahakan dan mengatur dan mengatur penempatan bahan dilokasi proyek sedemikian
rupa sehingga tidak akan menggangggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat
bahan.
1. Pekerjaan Persiapan
a) Pelaporan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan setiap item pelaksanaan pekerjaan akan dimulai
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan agar bisa memulai pelaksanaan pekerjaan di
lapangan
f) Melaksanakan pengukuran kembali yang disesuaikan dengan gambar rencana (pembuatan shop
drawings)
g) Mobilisasi personil yang ditugaskan secara penuh dalam pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan
kebutuhan dalam dokumen pengadaan serta analisa pada metoda pelaksanaan pekerjaan.
h) Melakukan pekerjaan test semua bahan/material untuk dapat memenuhi spesifikasi teknis dan
mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan
i) Mobilisasi alat berat dan dan peralatan-peralatan lainnya yang diperlukan untuk menangani pekerjaan
tersebut, juga mendatangkan peralatan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang
telah sesuai dengan spesifikasi teknis serta petunjuk direksi pekerjaan.
Galian Tanah
a. Galian tanah untuk Pasangan Batu Abutmen dapat dimulai dengan terlebih dahulu melakukan
pekerjaan pembersihan dan pengupasan top soils.
b. Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai gambar kerja yang disetujui.
c. Material hasil galian tanah dibuang dilokasi kegiatan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
d. Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran dan kedalaman tercapai sesuai dimensi dan elevasi
rencana, maka akan dilakukan penyiapan dan Pemancangan tiang pancang kayu ulin.
Pembesian Abutment
a. Periksa Bar Bending Schedule (BBS) dan gambar kerja pemasangan besi
b. Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang mau di-cor diperiksa dan
diidentifikasikan
c. Periksa selimut beton/beton decking, ukur jarak bersih besi terhadap bekisting dengan meteran
d. Periksa kaki ayam (KA), perhatikan jumlah dan jaraknya
e. Periksa pengikatan besi (bendrat) tidak bergeser jika diketok, direkomendasikan agar pemotongan
bendrat dilakukan difabrikasi .
f. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang
Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat
(membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan
g. Periksa pembesian sekeliling bukaan (opening) pada pelat beton, minimum jumlah pembesian yang
Setelah seharusnya dapat diletakkan pada opening dialihkan peletakannya pada kedua sisi pelat
(membentuk frame) atau disyaratkan lain oleh konsultan
h. Besi harus bebas dari karat, beton kering, oli/gemuk dan material lain yang dapat mengurangi lekatan
(bonding) antara besi dengan beton
i. Periksa sambungan besi pada balok harus zigzag dengan ketentuan sebagai berikut :
j. besi atas sambungannya di daerah lapangan (midspan)
k. besi bawah sambungannya di daerah tumpuan
l. Periksa jarak/ruang antar beton yang cukup untuk dilewati oleh agregat beton dan vibrator
m. Periksa pembengkokan besi (bending slope) diukur dengan meteran perbandingan tinggi dan lebar
maksimum 1:6
n. Pada balok, posisi sleeve/conduit harus diletakkan pada midspan (lapangan) dengan syarat diameter
maksimum 1/5 h (tinggi balok) dan diberi tulangan silang 2 sisi dengan panjang 50 d (diameter
tulangan balok )
Plesteran.
Pekerjaan ini di laksanakan apabila dimensi dan elevasi pekerjaan pasangan batu gunung pada
abutment telah siap. yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Basahi permukaan dinding batu dengan menggunakan air sampai basah dan rata dalam kondisi jenuh
air.
b. Buat adukan semen , pasir dan air untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang
direncanakan menggunakan alat concrete mixer..
c. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertical untuk keperluan penggunaan
caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan kerataannya, ketebalan kepalaan
plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1,5 cm.
d. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataan dengan mengunakan alat jidar.
e. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama ± 7 hari agar tidak terjadi keretakan
dinding.
Pekerjaan Cat-catan
a) Sebelum memulai pengecatan, semua bagian yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran dan debu yang melekat .
b) Lakukan pengamplasan secara merata pada permukaan yang akan di cat.
c) Setelah pengamplasan dan pembersihan, untuk mendapatkan hasil yang baik dan cat dapat merekat
dengan kuat, lakukanlah tahap pertama dengan menggunakan cat dasar untuk permukaan yang akan di
cat.
d) Pelaksanaan pekerjaan pengecatan dilakukan secara lapis perlapis
e) Setiap tahapan (lapisan) dilakukan setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan
tergesa-gesa).
f) Hasil akhir pengecatan akan baik apabila tat cara tahapan-tahapan dilaksanakan dengan baik dan hati-
hati.
g) Setelah pekerjaan ini telah tercapai,segera dilanjutkan dengan penyiapan dan penghamparan Agregat
Lapis Pondasi Atas ( LPA ).
2. Proses Pelaksanaan
a) Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas
b) Material pondasi agregat diproduksi di base camp sesuai JMF yang disetujui diangkut ke lokasi
penghamparan dengan menggunakan Dump Truck.
c) Material dihampar sesuai tebal dan elevasi rencana yang terlihat didalam shop drawing.
d) Material dihampar dengan menggunakan Motor grader kemudian dipadatkan dengan menggunakan
vibro roller dengan berat alat dan jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction yang telah disetujui
oleh pihak Direksi pekerjaan.
e) Water tanker disediakan untuk menjaga kadar air agar pemadatan dilakukan pada kadar air optimum.
3.Pengendalian Kualitas
a) Pengujian kepadatan lapisan dengan metode sand cone dilakukan untuk mengetahui nilai
kepadatanlapangan, dimana nilai kepadatan lapangan harus >100% dari nilai kepadatan hasil pengujian
di lab.
b) Proof rolling test akan dilakukan terlebih dahulu terhadap lapisan agregat B sebelum pengujian density
test.
1. Persiapan Pelaksanaan
a. Memobilisasi dan setting peralatan dilapangan untuk penghamparan dan pemadatan
lapisan aspal baru.
b. Aspal diterima di base camp Suplier dan selanjut nya diuji kualitasnya (penetrasi dan titik
lembek)sebelum dituangkan ke tangki penyimpanan.
c. Pembuatan JMF hotmix ATB di laboratorium dengan pengawasan dan persetujuan Direksi
pekerjaan.
d. Pengajuan shop drawing dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
e. Hotmix diproduksi di base camp dengan alat AMP (asphalt mixing plant) dan diangkut
dengan dump truck ke lokasi pekerjaan.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, maka dilakukan trial compaction untuk
mengetahui jumlah lintasan alat pemadat, pengujian ini disaksikan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
g. Melakukan pengukuran dan stationing, dan pembuatan temporary marking diatas lokasi
permukaan yangtelah direncanakan untuk diberi lapisan aspal baru. Pengukuran disaksikan
dan disetujui oleh Direksi pekerjaan.
h. Melakukan proses pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan dilakukan pelapisan
ulang (Overlay). Pembersihan ini dilakukan sebelum permukaan aspal diberi lapisan
pengikat tack coat untuk mendapatkan kondisi bonding yang terbaik antara lapisan aspal
yang lama dan lapisan baru.
2. Proses Produksi
a. Dimulai dengan pemanasan aspal ( Aspal Minyak ) di dalam aspal storage sampai
temperatur yang disyaratkan.
b. Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah ditentukan dan tetapkan ukuran
bukaan coldbin untuk masing-masing fraksi aggregat sesuai hasil percobaan bukaan / gate
cold bin (kalibrasi bukaan cold bin).
c. Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat dan aspal sesuai job mix
formula.
d. Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui conveyer ke dryer untuk
dikeringkan dengan suhu pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan dengan hot
elevator menuju ke penimbangan material di hot bin.
e. Aspal yang sudah cukup panas sesuai item a) juga dinaikkan menuju ke penimbangan
aspal.
f. Aggregat dan aspal ditimbang sesuai ketentuan untuk kemudian dicampur dalam pugmill
dengan waktu pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.
g. Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate ke aras Dump Truck dan
diperiksa temperaturnya sebelum diangkut ke lapangan.
3. Proses Pelaksanaan
a. Pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas.
b. Apabila semua mobilisasi peralatan serta pembuatan temporary marking telah
dilaksanakan dan disetujui dilapangan, maka pekerjaan akan dimulai dengan pelaksanaan
Prime coating.
c. Prime Coat akan dilakukan bertahap lajur per lajur sesuai dengan metode kerja dan rencana
pelaksanaan yang disetujui. Penyemprotan Prime Coat secara bertahap ini dilakukan untuk
mempertimbangkan apabila terjadi kerusakan peralatan produksi (AMP), paving set dan
kondisi hujan yang tidak memungkinkan pekerjaan dilanjutkan.
d. Kerataan dan setting time terhadap hasil Prime coat tersebut akan dimintakan
persetujuannya dari DeraksiTeknis dan Direksi Pekerjaan yang bertugas dilapangan.
e. Proses penghamparan terhadap campuran material aspal panas yang diproduksi di AMP
akan dimulai dengan pemeriksaan temperatur campuran aspal panas tersebut sesaat
sebelum ditumpahkan ke dalam hopper finisher, yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa
temperature campuran yang akan berkaitan dengan viskositas aspal masih memenuhi
persyaratan spesifikasi teknis.
f. Setelah dihampar periksa kelurusan tepi dengan menggunakan tali.
g. Satu group tenaga dipergunakan untuk finishing, perapian permukaan dan tepi hamparan.
h. Pemadatan Break Down dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai
dengan trialcompaction)
i. Pemadatan intermidiate dengan menggunakan Pneumatic Tyre Roller (jumlah lintasan
sesuai denganntrial compaction)
j. Pemadatan Akhir / Finishing dengan menggunakan Tandem Roller (jumlah lintasan sesuai
dengan trialcompaction)
4. Pengendalian Kualitas
PENUTUP
Demikian uraian metode Pelaksanaan beserta aspek-aspek yang terkait di dalamnya, semoga uraian diatasdapat
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk kelengkapan Dokumen penawaran Paket Kegiatan Pembangunan
Jalan & Jembatan Jalan Hasanuddin
( ABIN, ST )
Direktur