PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu filsafat yang terpenting dalam kajian matematika adalah matematika
matematika, baik secara teori maupun praktek. Ada banyak pekerjaan yang
itu siswa perlu dibekali dengan kemampuan matematika yang memadai agar mereka
dapat bersaing di era teknologi dan informasi yang berkembang dengan pesat.
vital yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu ciri dari pembelajaran matematika
masa kini adalah penyajiannya didasarkan pada teori psikologi pembelajaran yang
pada saat ini sedang populer dibicarakan oleh para pakar pendidikan.
telah banyak diteliti, diterapkan, dan diuji coba pada situasi ruangan kelas yang
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
C. TUJUAN PENULISAN
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi
mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara
aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah
ada.
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan
aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat
Menurut teori ini, satu prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, namun siswa juga harus berperan aktif
membangun sendiri pengetahuan di dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat
memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan membri kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau menerapkan ide – ide mereka sendiri, dan mengajar siswa
menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru
dapat memberikan siswa anak tangga yang membawasiswa ke tingkat pemahaman yang
lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata – kata
mereka sendiri.
konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana pesrta didik membina sendiri
pengtahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses
menyelesaikan konsep dan idea-idea baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dan
dimilikinya.
kolaboratif antar individual dan keadaan tersebut dapat disesuaikan oleh setiap individu.
Proses dalam kognisi diarahkan melalui adaptasi intelektual dalam konteks social budaya.
individual yakni melalui proses regulasi diri internal. Dalam hubungan ini, para
konstruktivis Vygotskian lebih menekankan pada penerapan teknik saling tukar gagasan
antar individual. Terdapat dua prinsip penting yang diturunkan dari teori Vigotsky adalah:
1. Mengenai fungsi dan pentingnya bahasa dalam komunikasi social yang dimulai
Dalam interaksi sosial dikelas, ketika terjadi saling tukar pendapat antar siswa
dalam memecahkan suatu masalah, siswa yang lebih pandai memberi bantuan kepada
siswa yang mengalami kesulitan berupa petunjuk bagaimana cara memecahkan masalah
tersebut, maka terjadi scaffolding, siswa yang mengalami kesulitan tersebut terbantu oleh
teman yang lebih pandai. Ketika guru membantu secukupnya kepada siswa yang
siswa ditentukan oleh keduanya yaitu apa yang dapat dilakukan oleh siswa sendiri dan
apa yang dilakukan oleh siswa ketika mendapat bantuan orang yang lebih dewasa atau
teman sebaya yang berkompeten (Daniels dan Wertsch dalam Slavin 2000: 47).
berikut:
miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan
pada awal-awal pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik yang
akan dibahas. Siswa dituntun agar mereka mau mengemukakan gagasan intuitifnya
sebanyak mungkin tentang gejala-gejala fisika yang mereka amati dalam lingkungan
bersama. Suasana pembelajaran dibuat santai dan tidak menakutkan agar siswa tidak
khawatir dicemooh dan ditertawakan bila gagasan-gagasannya salah. Guru harus menahan
diri untuk tidak menghakiminya. Kebenaran akan gagasan siswa akan terjawab dan
4. Refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi
yang muncul pada tahap orientasi dan elicitasi direflesikan dengan miskonsepsi yang
telah dijaring pada tahap awal. Miskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat
kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. Mereka diminta untuk
itu.
(b) Konflik kognitif dan diskusi kelas. Siswa akan dapat melihat sendiri apakah
ramalan mereka benar atau salah. Mereka didorong untuk menguji keyakinan dengan
melakukan percobaan. Bila ramalan mereka meleset, mereka akan mengalami konflik
kognitif dan mulai tidak puas dengan gagasan mereka. Kemudian mereka didorong
mungkin gejala yang telah mereka lihat. Usaha untuk mencari penjelasan ini dilakukan
dengan proses konfrontasi melalui diskusi dengan teman atau guru yang pada
Menunjukkan bahwa konsep ilmiah yang baru itu memiliki keunggulan dari gagasan
yang lama.
5. Aplikasi. Menyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari
yang muncul kembali bersifat sangar resisten. Hal ini penting dilakukan agar
kognitif, yang pada akhirnya akan bermuara pada kesulitan belajar dan rendahnya
yang terkandung dalam kasus tersebut untuk digunaka memperoleh kesimpulan. Ini
kosntruktivisme. Melalui pengamatan pada siswa. Dengan demikian terjadi aktivitas aktif
Kelas/semester: VII/Satu
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
Petunjuk
1. Pelajari Lembar Kerja Siswa tentang memahami pengertian skala sebagai suatu
2. Diskusikan dan bahas secara bersama soal- soal serta permasalahan yang ada pada
(……………………………………….),
apakah ukuran panjang, lebar, dan tinggi lemari yang kamu lukis pada bukumu sama
sebenarnya?(………………………………………..),
bagaimanakah cara kamu menentukan panjang, lebar dan tinggi dari lemari tersebut pada
(……………………………………………).
Setelah kamu selesai melukis lemari tersebut dengan ukuran yang kamu sesuaikan dengan
ukuran lemari yang sebenarnya, cobalah kamu bandingkan ukuran panjang, lebar, dan tinggi
tersebut dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi lemari sebenarnya, sehingga terbentuk suatu
1. .......... =............
2. ...........=............
3. ...........=............
Jadi dari percobaan atau permasalahan di atas apakah yang kamu ketahui tentang skala dan
bagaimanakah menurutmu penulisan bentuk suatu perbandingan apakah sama dengan penulisan
Jawab:
…………………………………………………………………………………..........................
KESIMPULAN:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................