Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

REVIU JURNAL

“Managerial Auditing Jurnal, Part I : Fraud and The Law”


MATA KULIAH AKUNTANSI FORENSIK

Oleh :
Sulistiya Ningsih
Rian Abrori

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2018
Manajerial Auditing Journal
Rocco R. Vanasco, (1998) Vol. 13 Iss 1 pp 4 -. 71

Bagian I: Kecurangan dan Hukum

Pembahasan pada Part I: Farud and the Law ini secara khusus berfokus pada peran
Securities and Exchange Commission (SEC) dalam melindungi kepentingan publik atas
investasi dalam pasar saham. Securities and Exchange Commission (SEC) seringkali
mempertanyakan peran daripada audit dan akuntansi profesi jika dihadapkan pada salah saji
material dalam laporan keuangan. Hal ini tidak lepas dari banyaknya kerugian yang sangat
besar dialami oleh para pengguna laporan keuangan.
Securities and Exchange Commission (SEC) tidak ragu untuk menuntut perusahaan
dan auditor jika tersangkut kasus kecurangan laporan keuangan. Auditor harus bertanggung
jawab untuk mengungkapkan keadaan yang menyebabkan terjadinya kasus kecurangan dalam
laporan keuangan. Auditor tidak hanya bertanggungjawab untuk klien saja, tetapi juga
bertanggungjawab untuk investor yang mengandalkan laporan keuangan yang telah diaudit
dalam melakukan melakukan investasi.
Jennings (1997) berpendapat bahwa peran auditor internal adalah untuk memastikan
bahwa program organisasi memiliki sistem monitoring dan audit dalam pemeriksaan
keuangan dan pengawasan akuntansi. Auditor harus mendeteksi jenis kejahatan dan
pelanggaran terhadap peraturan perusahaan yang rentan terjadi, dan memantau seberapa
efektif program kepatuhan itu sendiri beroperasi. Program kepatuhan akan efektif dengan
dilandasi oleh Pedoman Hukum dan harus menunjukkan komitmen, pengawasan serta
tanggung jawab. Dengan syarat bahwa:
- standar dan prosedur untuk mengurangi tindak kriminal dalam organisasi harus
dijalankan;
- pimpinan tertinggi harus bertanggung jawab atas programnya;
- tindakan kehati-hatian harus dilakukan dalam hal mendelegasikan otoritas;
- komunikasi yang efektif dan pelatihan mengenai standar dan prosedur yang harus
ditetapkan;
- mekanisme monitoring, audit, dan pelaporan kriminal harus dilaksnakan;
- konsisten dalam menerapkan standar, termasuk penyelidikan dan disiplin, harus
terjamin; dan
- prosedur untuk umpan balik dan koreksi atas kasus insiden kriminal yang
terungkap harus ditetapkan (Hukuman Federal, 1991)

Penegakan ketentuan antisuap untuk semua wilayah hukum telah dikonsolidasikan


dalam Departemen Kehakiman, sedangkan SEC mempertahankan tanggung jawab untuk
menegakkan ketentuan yang berkaitan dengan buku perusahaan dan catatan dan internal
kontrol.

Berikut ini merupakan beberapa kasus yang dapat menggambarkan keseriusan Securities and
Exchange Commission (SEC) dalam memerangi tindakan kecurangan yang dapat merugikan
kepentingan publik.

Pada tahun 1939, SEC melakukan dengar pendapat yang mengungkapkan bahwa laporan
keuangan perusahaan obat yang terdaftar di Bursa Efek New York yang telah di audit oleh
McKesson & Robbins, Inc. Dalam laporan tersebut, terkandung US $ 19 juta aset fiktif,
sekitar seperempat dari total aset ditampilkan di neraca. Termasuk aset US $ 10 juta dari
persediaan tidak ada. Sehingga pada tahun 1940, SEC mengeluarkan Accounting Series
Release (ASR) No. 19, In the Matter of McKesson & Robbins.

Dalam kasus 1941 kasus kecurangan di Amerika Serikat, auditor dihukum atas
kecurangan dengan pidana berdasarkan Pasal 17 dari Securities Act of 1933 atas kegagalan
untuk mengungkapkan beberapa conoth kasus praktik akuntansi yang dipertanyakan
sehubungan dengan pernyataan pendaftaran (Boyton dan Kell, 1996).

Benyamin, 328 F. 2d 824.863 (2d Cir. 1964), auditor dihukum dalam tindakan pidana
dengan Pasal 24 dari Undang-Undang 1933 yang disebabkan atas kegagalan melaksanakan
uji kelayakan yang dapat mengungkapkan kekeliruan dalam laporan keuangan proforma yang
digunakan dalam hubungannya dengan penjualan sekuritas terdaftar.

Dalam kasus kecurangan Fischer v. Kletz dikenal sebagai Yale Express), 266 F. Supp.
180 (SDNY, 1967), perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang salah saji material.
Mereka melaporkan laba bersih sebesar US$1.400.000 bukannya kerugian sebesar
US$1.254.000 dan dibebankan ke tambahan laba ditahan US$629.000. Gugatan itu diajukan
dengan Bagian 182 dari 1934 Securities Act dan Role 10b-5.
Kasus kecurangan tengara Escott v. Barchris Construction Corporation ( 283 F. Suppl
643, 1968) merupakan pelanggaran Pasal 11 dari 1933 Securities Act. Para penggugat
mengklaim bahwa pernyataan pendaftaran untuk surat utang yang terkandung pernyataan
palsu dan kelalaian material.

Pada tahun 1976, SEC mengeluarkan Akuntansi Series Release (ASR) No. 165. Setiap
kali perubahan audit yang terjadi, klien harus melaporkannya di Form 8-K dalam dua tahun
sebelum: ada setiap perbedaan pendapat dengan mantan akuntan pada setiap soal akuntansi
prinsip atau praktik, keuangan pernyataan pengungkapan atau ruang lingkup audit atau
praktek, yang ketidaksepakatan jika tidak diselesaikan untuk kepuasan mantan akuntan akan
menyebabkan dia untuk membuat referensi sehubungan dengan laporannya pada subyek dari
perselisihan tersebut. Dalam kasus kecurangan manajemen, auditor harus mengundurkan diri
dari perikatan audit.

Pesan singkat yang dapat kita ambil dari kasus diatas adalah meskipun didalam
perjanjian tidak meminta untuk dilakukan pemeriksaan atau deteksi kecurangan, namun
auditor harus bertanggung jawab untuk mengungkapkan keadaan yang menyebabkan mereka
untuk percaya bahwa kecurangan itu ada. Seorang auditor harus selalu memiliki sikap
skeptisme profesional pada setiap proses audit. Dalam menjalankan audit, auditor benar-
benar menjalankan perannya untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan tidak ada masalah
kecurangan. Hal ini akan berdampak pada keputusan investor dalam melakukan investasi.

Anda mungkin juga menyukai