Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR DASAR ILMU TANAH

Acara II
Penetapan Kadar Lengas Tanah

Oleh

Nama : ERNA SAFITRI

NIM : J1B015026

GEL/KEL : II/VIII

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
praktikum selanjutnya.

Mataran, 08 November 2015

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan,

Rosalia Erna Safitri


NIM : C1M212161 NIM : J1B015026
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi teratas yang melapuk, bangunan
alami yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan mineral dan organic,
bersifat galir (tidak padu), dan mempunyai tebal yang tidak sama.
Kadar lengas tanah merupakan kandungan air (moisture) yang terdapat dalam
tanah, yang terikat oleh berbagai gaya ikat matriks,osmosis dan kapiler. Kadar masing-
masing jenis berbeda-beda tergantung dari factor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam
bidang keteknikan pertanian mempelajari kadar lengas tanah menjadi suatu hal yang
penting karena berhubungan dengan pertumbuhan tanaman sebab air digunakan
tumbuhan untuk menjalankan berbagai proses biologi. Lengas tanah sangat berperan
penting dalam menjaga kelembaban tanah karena lengas tanah mengisi pori-pori tanah
pada suhu kamar menjadi dua pertiga bagian dan menjadi satu pertiga bagian jika suhu
meningkat. Mengetahui kadar lengas tanah sangatlah penting untuk dapat mengetahui
kebutuhan tanah terhadap air dan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Oleh karena itu, pengetahuan terhadap kadar lengas tanah sangatlah penting
sehingga perlu dilakukan pengujian kadar lengas tanah dan dapat dianalisis melalui
praktikum di laboratorium

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Menetapkan kadar lengas contoh tanah kering udara
2. Menetapkan kadar lengas contoh tanah kapasitas lapang (pendekatan)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan lapisan atas kerak bumi yang melapuk, yang berupa bangunan alami
yang tersusun atas horizon-horizon yang terdiri atas bahan-bahan mineral dan organic. Tanah
bersifat galir (tidak padu), dan mempunyai tebal yang tidak sama yang dipengaruhi oleh factor-
faktor genetis dan lingkungan, memiliki sifat yang berbeda dengan bahan dibawahnya (Sutanto,
2005).

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan uap air yang terdapat dalam pori
tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa persen berat atau persen volume.
Kadar lengas tanah menentukanberapa banyak air yang dapat diserap o leh tumbuhan
(Hardjowigeno, 1993). AAK (1993) memberi batasan-batasan yang menyatakan kandungan air
dalam tanah, diantaranya adalah kapasitas menahan maksimal yakni jumlah air maksimal yang
dapat ditampung tanah sesudah hujan turun, kapasitas lapasng yakni keadaan air di dalam tanah
setelah air gravitasi turun sama sekali, titik layu permanen karena tanaman tidak cukup kuat
untuk menyerap air tanah, titik higroskopis yakni jumlah air yang terkandung dalam tanah yang
terikat sangat kuat oleh tanah, dan kandungan air yang tersedia bagi tanaman yakni selisih
kandungan air antara kapasitas lpang dan titik layu tanaman.

Entisol merupakan tanah yang baru berkembang. Walaupun demikian tanah ini tidak
hanya berupa bahan asal atau bahan induk tanah saja tetapi harus sudah terjadi proses
pembentukan tanah yang menghasilkan epipedon okhrik. Banyak tanah Entisol yang digunakan
untuk usaha pertanian misalnya di daerah endapan sungai atau daerah rawa-rawa pantai. Padi
sawah banyak ditanam di daerah-daerah alluvial ini (Hardjowigeno, 1993).

Di Indonesia tanah Entisol banyak diusahakan untuk areal persawahan baik sawah teknis
maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara
tersediakan rendah. Potensi tanah yang berasal dari abu vulkan inikaya akan hara tetapi belum
tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas bahan organic sebagai penyedia
asam-asam organic (Tan, 1986).

Tanah inceptisol (permulaan) adalah tanah yang belum matang (innature) yang memiliki
perkembangan profil yang lebih lama dibandingkan dengan tanah matang dan masih banyak
menyerupai bahan induknya (Selika, 2012).

Inceptisol di Indonesia banyak digunakan untuk penanaman padi sawah dan pada tanah
berlereng sesuai denga tanaman tahunan. Tanah inceptisol ini mempunyai horizon kambik, tanah
ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur (Sayida, 2013).

Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang
rendah apabila basah. Kemampuan tanah untuk menyimpan air salah satunya air hujan
menentukan juga spesies apa yang tumbuh. Kadar lengas merupakan salah satu sifat fisika tanah
untuk mengetahui kemampuan penyerapan air dan ketersediaan hara pada setiap jenis tanaman
(Anonim,2007).
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 08 November 2015 pukul 10.00
WIB, bertempat di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat-alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini dalah cawan kosong, oven, timbangan
analitik, bejana seng, kawat kasa, papan penungku, sendok pengambil tanah dan alat tulis
menulis

3.2.2. Bahan-bahan Praktikum


Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah Entisol, tanah
Inceptisol, air dan label

3.3. Prosedur Kerja

1. Menetapkan kadar lengas contoh tanah kering angin


a. Ditimbang cawan kosong bersih (a gr)
b. Dimasukkan contoh tanah kering ke dalam cawan kira-kira separuh penuh
kemudian ditimbang (b gr)
c. Dimasukkan cawan yang sudah terisi tanah kering tersebut ke dalam oven yang
telah diatur temperaturnya 105oC – 110oC, dibiarkan selama 24 jam
d. Dikeluarkan dan dibiarkan dingin dan ditimbang kembali berat cawan yang berisa
tanah setelah dioven tadi (c gr)

2. Menetapkan kadar lengas contoh tanah kapasitas lapang


a. Disiapkan bejana seng yang telah dilapisi dengan kawat kasa dibagian bawahnya,
dan dimasukkan ke dalam lubang papan penungku
b. Diisi dengan contoh tanah sampai tiga perempat tinggi bejana seng tersebut
c. Ditetesi secara perlahan-lahan dengan air sampai tanah dalam bejana penuh dengan
air. Ini terlihat dengan adanya air yang menetes dari bagian bawah bejana seng.
d. Diambil contoh dari dalam bejana setelah tiba saatnya (usahakan dapat mewakili
keseluruhan tanah dalam bejana), dengan mengambil bagian atas, tengah, dan
bawah untuk selanjutnya di tentukan kadar lengasnya,seperti langakah penetapan
kadar lengas tanah diatas.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum


4.1.1. Tabel Hasil Pengamatan Kadar Lengas

Tabel 1.1 Kadar Lengas Kering Angin

No Kelompok Jenis A B C Kadar


Tanah (gram) (gram) (gram) Lengas
(%)
1. V Inceptisal 13,34 25,37 25,19 1,51
2. VII Entisol 14,87 29,21 29,01 1,41

Tabel 1.2 Kadar Lengas Kapasitas Lapang

No Kelompok Jenis A B C Kadar


Tanah (gram) (gram) (gram) Lengas (%)
1. VI Inceptisol 17,38 28,33 25,85 29,27
2. VIII Entisol 17,61 37,50 32,59 32,77

4.1.2. Analisis Data

1. Kadar lengas kering angin


B−C
Kadar lengas = 𝑥 100%
C−A

29,21−29,01
= 𝑥 100%
29,01−14,87

0,2
= 𝑥 100%
14,14

= 0,0141 x 100 %

= 1,41 %

2. Kadar lengas kapasitas lapang


𝐵−𝐶
Kadar lengas = 𝑥 100%
𝐶−𝐴

37,50 − 32,59
= 𝑥 100%
32,59 – 17,61

4,91
= 14,98 𝑥 100%

= 0,3277 x 100% = 32,77%


4.2. Pembahasan

Pada praktikum penetapan kadar lengas tanah, jenis tanah yang digunakan yaitu inceptisol
dan Entisol.Tanah inceptisol memiliki tekstur kering berpasir dan sudah mengalami
perkembangan, tanah ini memiliki kemampuan menahan air lebih kecil. Tanah Entisol
merupakan tanah-tanah yang cenderung menjadi tanah asal yang baru, Entisol mempunyai kadar
lempung dan bahan organic rendah, sehingga daya menahan airnya rendah, struktur remah
sampai berbutir dan sangat sarang, hal ini menyebabkan tanah tersebut mudah melewatkan air
dan air mudah hilang karena perkolasi.

Berdasarkan hasil praktikum kadar lengas tanah pada contoh tanah kering angin oleh
kelompok 5 dan 7 memiliki kadar lengas 1,51 % dan 1,41 % sedangkan kadar lengas kapasitas
lapang oleh kelompok 6 dan 8 memiliki kadar lengas sebesar 29,27 % dan 32,77 %. Terlihat
perbedaan kadar lengs yang sangat besar. Ini dikarenakan pada contoh tanah kering angin tidak
ditambahkan dengan air sehingga jumlah air yang dipertahankan tidak sebanyak tanah yang telah
menerima air. Kapasitas lapang tanah tercapai ketika air talah turun sama sekali, terlihat pada
dasar mulai mulai menetes air secara perlahan.

Dalam praktikum ini, contoh tanah kering yang diuji dengan oven pada suhu 105o C –
110o C selam kurang lebih 24 jam bertujuan untuk menghilangkan semua lengas yang terdapat
dalam sampel sehingga perbandingan selisih antara berat sebelum dioven merupakan berat
lengas tanah.

Pengaruh tentang kadar lengas dalam pertanian sangatlah penting, karena kadar lengas
mempengaruhi proses serapan hara dan pernapasan akar tanaman. Dengan mengetahui kadar
lengas dalam tanah dapat dilakukan tindakan, terutama yang berhubungan dengan manajemen
sumber daya air.

Tanah pertanian yang baik memiliki kadar lengas yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
yang dibudidayakan. Apabila kadar lengas rendah mak dapat diatasi dengan menambahkan
jumlah air secara intensif dan teratur, menambah bahan organic, ataupun menggunakan mulsa
untuk mengurangi penguapan. Sedangakan apabila kadar lengas makin tinggi maka dapat diatasi
dengan membuat saluran drainase.

Tanah Inceptisol banyak dimanfaatkan untuk bercocok tanam hortikultura tanaman


pangan, sampai dikembangkan sebagai lahan-lahan perkebunan besar seperti sawit, kakao, kopi,
dan lain sebagainya, bahkan pada daerah-daerah yang eksotis, dikembangkan pula untuk
agrowisata. Sedangkan Tanah entisol dapat digunakan apabila dikembangkan metode baru,
misalnya sistem drainase untuk mengairi tanah ketika kadar asamnya mulai rendah, dapat
ditambah dengan pemupukan dengan hasil yang optimal. pertanian yang dikembangkan di tanah
Entisol sebaiknya adalah padi sawah secara monokultur atau digilir dengan sayuran/palawija.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar lengas tanah adalah kandungan air tanah yang terdapat dalam pori-pori makro
2. Kadar lengas entisol contoh tanah kering angin sebesar 1,41% dan kadar lengas
kapasitas lapang sebesar 32,77%, sedangkan inceptisol contoh tanah kering angin
sebesar 1,51% dan kapasitas lapang sebesar 29,27%
3. Kadar lengas dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
4. Kadar lengas tanah yang baik untuk pertanian yakni kadar lengas yang sesuai dengan
tanaman yang dibudidayakan.

5.2. Saran

Secara langsung peran kadar lengas tanah dalam pertanian mempengaruhi tanaman yang
dibudidaya maka dari itu perlu untuk para petani mengetahui bagaimana menghadapi kadar
lengas tanah, perlu adanya penyuluhan kepada petani untuk mengenali kadar lengas tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Handiri. 2011. Dasar Dasar Ilmu Tanah. https://handiri.wordpress.com/dasar-dasar-ilmu-tanah.


[diakses 09 November 2015].

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akademia Resindo : Jakarta.

Madjid, Abdul. 2009. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah Fakultas Pertanian. Universitas
Gajah Mada : Yogyakarta.

Navis. 2012. Penetapan Kadar Air Tanah. https://navisgusmiati.blogspot.com/2012/04/


penetapan -kadar-air-tanah.html . [diakses 09 November 2015].

Risa. 2014. Penetapan Kadar Lengas Tanah. http://academia.edu/9954463/penetapan-kadar-


lengas-tanah. [diakses 09 November 2015].

Anda mungkin juga menyukai