Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TERSTRUKTUR 2

HUKUM LINGKUNGAN

“ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG KASUS HUKUM LINGKUNGAN”

Nama Kelompok :

1. Hersa Yuka Nur Afifah 175010100111151 Absen : 42


2. Dewi Api Ana 175010101111048 Absen : 56
3. Verdyan Rizky Kusuma Ningtyas 175010101111050 Absen : 57
4. Siti Jamaliah Saragih 175010101111115 Absen : 63

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
A. KASUS POSISI
1. KRONOLOGI KASUS
Adapun Kronologis peristiwa berdasarkan Keterangan terdakwa PONIMAN Bin
KUSNAN bertempat di Air Hitam Laut RT. 009 RW. 002 Kelurahan Air Hitam Laut
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur bertemu dengan saksi MARSUM Bin
SM. SIROD (berkas perkara terpisah), saat itu saksi MARSUM Bin SM. SIROD memesan
kulit harimau dan tulang tulang harimau kepada terdakwa , selanjutnya pada bulan Maret
tahun 2017 terdakwa sedang bekerja di Lahan Kelapa Sawit di Daerah Air Hitam Laut
Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan menemukan 1 (satu) ekor harimau
yang sudah mati lalu terdakwa menguliti harimau tersebut kemudian mengubur tulang-
tulangnya di areal perkebunan sawit tersebut, lalu terdakwa membeli spritus dan kulit
harimau tersebut diberi spritus supaya tidak membusuk dan menyimpannya di areal semak-
semak yang ada di lahan perkebunan tersebut, sekira bulan April 2017 terdakwa mengambil
kulit harimau yang sudah diawetkan dengan spritus dan tulang-tulang harimau kemudian
membawa kulit harimau dan tulang – tulang harimau tersebut ke rumah terdakwa disimpan di
dalam kandang ayam di belakang rumah terdakwa.
Pertengahan bulan Mei Tahun 2017 sekira pukul 10.00 WIB, saksi MARSUM Bin
SM. SIROD datang menemui terdakwa di Lahan Kelapa Sawit tempat terdakwa bekerja dan
menanyakan kulit harimau yang pernah dipesan oleh saksi MARSUM , selanjutnya terdakwa
dan saksi MARSUM bersama-sama menuju rumah terdakwa di Air Hitam Laut RT. 009
RW. 002 Kelurahan Air Hitam Laut Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, lalu
terdakwa menyerahkan 1 (satu ) lembar kulit harimau dan tulang-tulang harimau yang
dimasukkan dalam karung kepada saksi MARSUM Bin SM. SIROD dengan kesepakatan
apabila kulit dan tulang-tulang harimau tersebut sudah laku terjual maka saksi MARSUM
akan memberikan uang hasil penjualannya kepada terdakwa. Selanjutnya pada hari Senin
tanggal 2 Oktober 2017 , saksi RIDWANSYAH Bin HOTMAN PURBA dan saksi
ANUGRAH HANDIKA, SH Bin RINANTO HARIWOBOWO selaku Anggota Kepolisian
Polda Jambi mendapat informasi bahwa saksi MARSUM Bin SM. SIROD menyimpan kulit
harimau kemudian melakukan penggeledahan di rumah Saksi MARSUM Bin SM. SIROD di
RT. 11 SK. 27 Desa Rantau Jaya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dan menemukan 1 (satu) lembar kulit harimau yang disimpan dalam ember dan tulang-tulang
harimau dalam karung yang diterima oleh saksi MARSUM dari terdakwa PONIMAN,
selanjutnya dilakukan penangkapan terhadap terdakwa dan saksi MARSUM untuk proses
lebih lanjut. 1 (satu) lembar kulit harimau berserta tulang harimau tersebut adalah jenis
harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatera) merupakan jenis satwa yang dilindungi dan
tidak bisa dimanfaatkan secara bebas berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 7 Tahun
1999.

2. DAKWAAN JAKSA/PENUNTUT UMUM


Bahwa Terdakwa PONIMAN Bin KUSNAN bersama-sama dengan saksi MARSUM Bin
SM. SIROD (berkas perkara terpisah), pada hari dan tanggal yang tidak dapat diingat lagi
oleh terdakwa pada bulan Mei 2017 sekira pukul 10.00 WIB atau setidak-tidaknya pada
waktu lain pada bulan Mei tahun 2017 atau setidak-tidaknya pada Tahun 2017 bertempat di
Air Hitam Laut RT. 009 RW. 002 Kelurahan Air Hitam Laut Kecamatan Sadu Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Tanjung Jabung Timur, selaku orang yang melakukan
menyuruh, melakukan atau yang turut serta melakukan perbuatan memperniagakan,
menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau
bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barangbarang yang dibuat dari bagian-bagian
tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain yaitu 1 (satu)
lembar kulit harimau dan tulang harimau di masukkan ke karung, yang dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
a. Bahwa pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan sekira akhir tahun 2016,
terdakwa PONIMAN Bin KUSNAN bertemu dengan saksi MARSUM Bin SM.
SIROD (berkas perkara terpisah), saat itu saksi MARSUM Bin SM. SIROD memesan
kulit harimau dan tulang tulang harimau kepada terdakwa , selanjutnya pada bulan
Maret tahun 2017 terdakwa sedang bekerja di Lahan Kelapa Sawit di Daerah Air
Hitam Laut Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan menemukan 1
(satu) ekor harimau yang sudah mati lalu terdakwa menguliti harimau tersebut
kemudian mengubur tulang-tulangnya di areal perkebunan sawit tersebut, lalu
terdakwa membeli spritus dan kulit harimau tersebut diberi spritus supaya tidak
membusuk dan menyimpannya di areal semak-semak yang ada di lahan perkebunan
tersebut, sekira bulan April 2017 terdakwa mengambil kulit harimau yang sudah
diawetkan dengan spritus dan tulang-tulang harimau kemudian membawa kulit harimau
dan tulang – tulang harimau tersebut ke rumah terdakwa disimpan di dalam kandang
ayam di belakang rumah terdakwa.
b. Bahwa sekira pertengahan bulan Mei Tahun 2017 sekira pukul 10.00 WIB, saksi
MARSUM Bin SM. SIROD datang menemui terdakwa di Lahan Kelapa Sawit tempat
terdakwa bekerja dan menanyakan kulit harimau yang pernah dipesan oleh saksi
MARSUM , selanjutnya terdakwa dan saksi MARSUM bersama-sama menuju rumah
terdakwa di Air Hitam Laut RT. 009 RW. 002 Kelurahan Air Hitam Laut Kecamatan
Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, lalu terdakwa menyerahkan 1 (satu ) lembar
kulit harimau dan tulang-tulang harimau yang dimasukkan dalam karung kepada saksi
MARSUM Bin SM. SIROD dengan kesepakatan apabila kulit dan tulang-tulang
harimau tersebut sudah laku terjual maka saksi MARSUM akan memberikan uang
hasil penjualannya kepada terdakwa.
c. Bahwa selanjutnya pada hari Senin tanggal 2 Oktober 2017 , saksi RIDWANSYAH
Bin HOTMAN PURBA dan saksi ANUGRAH HANDIKA, SH Bin RINANTO
HARIWOBOWO selaku Anggota Kepolisian Polda Jambil mendapat informasi bahwa
saksi MARSUM Bin SM. SIROD menyimpan kulit harimau kemudian melakukan
penggeledahan di rumah Saksi MARSUM Bin SM. SIROD di RT. 11 SK. 27 Desa
Rantau Jaya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan
menemukan 1 (satu) lembar kulit harimau yang disimpan dalam ember dan tulang-
tulang harimau dalam karung yang diterima oleh saksi MARSUM dari terdakwa
PONIMAN, selanjutnya dilakukan penangkapan terhadap terdakwa dan saksi
MARSUM untuk proses lebih lanjut.
d. Bahwa 1 (satu) lembar kulit harimau berserta tulang harimau tersebut adalah jenis
harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatera) merupakan jenis satwa yang dilindungi
dan tidak bisa dimanfaatkan secara bebas berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 7
Tahun 1999.
e. Bahwa terdakwa PONIMAN Bin KUSNAN dan saksi MARSUM Bin SM. SIROD
tidak berhak memiliki, menyimpan kulit harimau berserta tulang harimau tersebut.
Sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 21 ayat (2) huruf d UU Nomor 5
Tahun 1990 Jo. Pasal 40 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistimnya. Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP.

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan diatas, Terdakwa dan Penasehat Hukumnya


mengatakan mengerti atas isi dakwaan tersebut menyatakan tidak akan mengajukan nota
keberatan (eksepsi); Menimbang, bahwa untuk memperkuat pembuktian dakwaannya, Penuntut
Umum di persidangan menghadirkan saksi-saksi untuk didengarkan keterangannya di bawah
sumpah yang selengkapnya sebagaimana tercatat dalam berita acara persidanga ;
1. Saksi SLAMET AR I YANTO, menerangkan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai
berikut :
- Bahwa saksi dan saksi RIDWANSYAH selaku anggota dari KSDA Jambi serta saksi
ANUGRAH HANDIKA selaku anggota dari Ditreskrimsus Polda Jambi telah melakukan
penangkapan terhadap saksi MARSUM pada hari Senin tanggal 2 Oktober 2017 sekira pukul
13.30 WIB di RT. 11 SK. 27 Ds. Rantau Jaya Kec. Rantau Kab. Tanjab Timur dikarenakan
menyimpan kulit harimau dan Tulang harimau yaitu sebanyak 1 (satu) lembar dan Tulang
harimau sebanyak 1 (satu) karung.
- Bahwa kulit harimau dimuat ke dalam 1 (satu) buah ember warna putih dan tulang harimau
dimuat ke dalam 1 (satu) buah karung dan sesuai keterangan saksi MARSUM kulit harimau
sebanyak 1 (satu) lembar dan tulang harimau sebanyak 1 (satu) karung oleh saksi MARSUM
tersebut akan dijual kepembeli. - Bahwa pemilik kulit harimau sebanyak 1 (satu) lembar dan
Tulang harimau sebanyak 1 (satu) karung tersebut adalah milik saksi MARSUM.
- Bahwa penangkapan terhadap saksi MARSUM tersebut Personil Ditreskrimsus Polda Jambi
mendapatkan Informasi tentang dugaan Tindak Pidana KSDA tentang penyimpanan kulit
harimau, setelah mendapatkan informasi tersebut Tim melakukan kebenaran informasi
tersebut, selanjutnya pada sekira pukul 13.30 WIB di RT.11 Sk. 27 Ds. Rantau Jaya Kec.
Rantau Rasau Kab. Tanjab Timur dilakukan penangkapan terhadap saksi MARSUM yang
menyimpan 1 (satu) lembar kulit harimau dan 1 (satu) karung tulang harimau yang akan
dilakukan penjualan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa dan
Penasehat hukumnya mengatakan mengerti dan tidak keberatan ;
2. Saksi RIDWANSYAH, yang menerangkan di bawah sumpah pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa saksi dan saksi SLAMET ARIYANTO selaku anggota dari KSDA Jambi serta saksi
ANUGRAH HANDIKA selaku anggota dari Ditreskrimsus Polda Jambi telah melakukan
penangkapan terhadap saksi MARSUM pada hari Senin tanggal 2 Oktober 2017 sekira pukul
13.30 WIB di RT. 11 SK. 27 Ds. Rantau Jaya Kec. Rantau Kab. Tanjab Timur dikarenakan
menyimpan kulit harimau dan Tulang harimau yaitu sebanyak 1 (satu) lembar dan Tulang
harimau sebanyak 1 (satu) karung.
- Bahwa benar kulit harimau dimuat ke dalam 1 (satu) buah ember warna putih dan tulang
harimau dimuat ke dalam 1 (satu) buah karung dan Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah
Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan
akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan
akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih
dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi
yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda
menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya
ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
melalui keterangan saksi MARSUM kulit harimau sebanyak 1 (satu) lembar dan tulang
harimau sebanyak 1 (satu) karung oleh saksi MARSUM tersebut akan dijual kepembeli.
- Bahwa pemilik kulit harimau sebanyak 1 (satu) lembar dan Tulang harimau sebanyak 1 (satu)
karung tersebut adalah milik saksi MARSUM. - Bahwa penangkapan terhadap saksi
MARSUM tersebut Personil Ditreskrimsus Polda Jambi mendapatkan Informasi tentang
dugaan Tindak Pidana KSDA tentang penyimpanan kulit harimau, setelah mendapatkan
informasi tersebut Tim melakukan kebenaran informasi tersebut, selanjutnya pada sekira
pukul 13.30 WIB di RT.11 Sk. 27 Ds. Rantau Jaya Kec. Rantau Rasau Kab. Tanjab Timur
dilakukan penangkapan terhadap saksi MARSUM yang menyimpan 1 (satu) lembar kulit
harimau dan 1 (satu) karung tulang harimau yang akan dilakukan penjualan. Menimbang,
bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa dan Penasehat hukumnya mengatakan
mengerti dan tidak keberatan ;
3. Saksi ANUGRAH HANDHIKA, SH, yang menerangkan di bawah sumpah pada pokoknya
sebagai berikut :
- Bahwa saksi selaku anggota dari Ditreskrimsus Polda Jambi bersama saksi SLAMET
ARIYANTO dan saksi RIDWANSYAH selaku anggota dari KSDA Jambi serta telah
melakukan penangkapan terhadap saksi MARSUM pada hari Senin tanggal 2 Oktober 2017
sekira pukul 13.30 WIB di RT. 11 SK. 27 Ds. Rantau Jaya Kec. Rantau Kab. Tanjab Timur
dikarenakan menyimpan kulit harimau dan Tulang harimau yaitu sebanyak 1 (satu) lembar
dan Tulang harimau sebanyak 1 (satu) karung.
- Bahwa kulit harimau dimuat ke dalam 1 (satu) buah ember warna putih dan tulang harimau
dimuat ke dalam 1 (satu) buah karung dan sesuai keterangan saksi MARSUM kulit harimau
sebanyak 1 (satu) lembar dan tulang harimau sebanyak 1 (satu) karung oleh saksi MARSUM
tersebut akan dijual kepembeli.
- Bahwa pemilik kulit harimau sebanyak 1 (satu) lembar dan Tulang harimau sebanyak 1 (satu)
karung tersebut adalah milik saksi MARSUM.
- Bahwa penangkapan terhadap saksi MARSUM tersebut Personil Ditreskrimsus Polda Jambi
mendapatkan Informasi tentang dugaan Tindak Pidana KSDA tentang penyimpanan kulit
harimau, setelah mendapatkan informasi tersebut Tim melakukan kebenaran informasi
tersebut, selanjutnya pada sekira pukul 13.30 WIB di RT.11 Sk. 27 Ds. Rantau Jaya Kec.
Rantau Rasau Kab. Tanjab Timur dilakukan penangkapan terhadap saksi MARSUM yang
menyimpan 1 (satu) lembar kulit harimau dan 1 (satu) karung tulang harimau yang akan
dilakukan penjualan. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut diatas Terdakwa dan
Penasehat hukumnya mengatakan mengerti dan tidak keberatan ;
4. Saksi MARSUM Bin SM. SIROD, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut :
- Bahwa saksi bekerja sebagai operator alat berat di perkebunan kelapa sawit di Desa Air
Hitam Laut Kec. Sadu Kab. Tanjung Jabung Timur dan saksi ada pernah menerima 1 (satu)
lembar kulit dan 1 (satu) karung tulang harimau pada sekira bulan Mei 2017 di Parit 6 Desa
Air Hitam Laut Kec. Sadu Kab. Tanjung Jabung Timur dan rencananya barang tersebut akan
dijual namun belum terjual.
- Bahwa 1 (satu) lembar kulit dan 1 (satu) karung tulang harimau yang saksi terima dari
terdakwa pada bulan Mei 2017 tersebut belum sempat terjual karena saksi sudah tertangkap
terlebih dahulu oleh saksi ANUGRAH HANDIKA selaku anggota dari Ditreskrimsus Polda
Jambi bersama saksi SLAMET ARIYANTO dan saksi RIDWANSYAH selaku anggota dari
KSDA Jambi.
- Bahwa saksi memperoleh kulit harimau dan tulang harimau tersebut dari terdakwa
danterdakwa menyerahkan kulit dan tulang harimau tersebut kepada saksi karena akan saksi
jual. - Bahwa menurut keterangan terdakwa pada saat menyerahkan kepada saksi bahwa
harimau tersebut diperolehnya ditemukannya dalam keadaan mati pada saat dia bekerja di
perkebunan tempat terdakwa bekerja.
- Bahwa setelah saksi menerima 1 (satu) lembar kulit dan 1 (satu) karung tulang harimau
tersebut dari terdakwa maka barang barang tersebut saksi. simpan sambil menunggu pembeli
yang akan membeli barang barang tersebut.
- Bahwa saksi menyimpan 1 (satu) lembar kulit dan 1 (satu) karung tulang harimau tersebut pada
mulanya di perkebunan di Desa Parit 8 Kec. Sadu Kab. Tanjung Jabung Timur selama sekira
± 5 (lima) bulan setelah itu pada tanggal 30 September 2017 saksi pindahkan dan saksi
simpan di gudang orang tua saksi yang berada di SK 27 Desa Rantau Jaya Kec. Rantau Rasau.
- Bahwa terdakwa menyerahkan kulit dan tulang harimau tersebut kepada saksi dengan cara
saksi mendatangi rumah terdakwa dan menanyakan ada tulang dan kulit harimau karena saksi
bilang ada yang ingin membeli dan mendengar hal tersebut maka terdakwa langsung
menyerahkan kepada saksi.
- Bahwa kronologi penyerahan kulit dan tulang Harimau tersebut yaitu pada hari dan tanggal
saksi tidak ingat bulan Mei 2017 saksi mendengar kabar di Desa saksi bahwa ada orang yang
dapat harimau dalam keadaan mati dan mendengar hal tersebut sekira pukul 09.00 WIB saksi
mendatangi rumah terdakwa yang juga merupakan ketua RT setempat untuk mencari informasi
dan lalu saksi diajak ke gudang perkebunan tempat terdakwa kerja, sesampainya digudang saksi
ditunjukkan barang barang tersebut dan lalu saksi bawa ke rumah saksi dan sambil menunggu
ada pembeli maka barang baran tersebut saksi simpan di kebun selama ± 5 (lima) bulan,
selanjutnya pada tanggal 30 September 2017 barang barang tersebut saksi ambil lagi dan saksi
simpan di gudang milik orang tua saksi yang berada di SK 27 Desa Rantau Jaya Kec. Rantau
Rasau. Menimbang, bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa dan Penasehat
hukumnya tidak keberatan dan membenarkannya.
B. ANALISIS KASUS

Bisnis perdagangan satwa liar termasuk bisnis yang bernilai miliaran rupiah dan TRAFFIC
melaporkan bahwa nilai perdagangan satwa liar diperkirakan sampai menjadi $19 miliar per
tahun. Bisnis dari perdagangan ilegal mempunyai daya tarik yang sangat besar di karenakan
kecilnya resiko yang akan dihadapi selain itu bisnis tersebut juga menghasilkan keuntungan yang
besar sehingga banyaknya pelaku yang melakukan tindakan kejahatan tersebut. Meskipun sudah
di berlakukan hukuman bagi yang melakukan tindakan kejahatan ilegal, ternyata tidak
memberikan efek jera kepada pelaku karena pada umumnya hukuman yang di berikan masih
terlalu rendah.

Maraknya perdagangan illegal pada satwa liar terutama pada Harimau sumatera yang
dimana bagian-bagian tubuh sangat diminati juga mempunyai harga jual yang sangat tinggi.
Seluruh Bagian tubuh dari harimau Sumatera di perjualbelikan, karena dari bagian tubuh
harimau selain di jadikan aksesoris dan dianggap prestis Harimau sumatera juga memiliki khasiat
yang digunakan sebagai TCM traditional Chinese medecine terutama pada bagian tulang dan alat
kelamin pada Harimau sumatera yang di percaya dapat menyembuhkan penyakit
rematik,sedangkan pada alat kelamin Harimau direndam dengan anggur dan diminum sebagai
Afrosidak, Afrosidak adalah zat kimia yang digunakan untuk merangsang meninggkatkan lobido
atau meningkatkan daya seksual. Kata Aphrodite tersebut berasal dari mitologi Yunani dan
dikaitkan dengan sang dewi cinta Aphrodite. Di Sumatera sendiri Harimau sangat diminati
karena sebagaian masyarakat adat di Sumatera memiliki kepercayaan tersendiri terhadap bagian-
bagian pada tubuh Harimau.

Harimau Sumatera merupakan salah satu enam sub-spesies dan juga menjadi satwa liar
yang termasuk dalam warisan kekayaan indonesia yang masih tersisa yang masih bertahan
hidup.selain itu, harimau Sumatera juga termasuk dalam klasifikasi kritis (Crtical Endangered)
dan masuk dalam daftar merah yang dirilis oleh Lembaga konservasi dunia IUCN (International
Union for Conversation of Nature) yaitu dimana harimau Sumatera terancam punah. Dua anak
jenis harimau yang pernah kita miliki, yaitu harimau bali dan harimau jawa telah punah dan
tinggal menjadi sejarah satwa liar di indonesia (Chris R. Shepher dan Nolan Magnus,2004:1)
Populasi liar diperkirakan ada 450-600 binatang yang telah semakin berkurang karena hancurnya
habitat, perburuan, bagian-bagian tubuh harimau yang di perdagangkan secara illegal dan
dikarenakan adanya konflik dengan manusia (Campbell Plowden dan Davis Bowles,1997:57).

Harimau sumatera merupakan satu-satunya spesies yang masih tersisa di Indonesia


setelah punahnya harimau bali pada tahun 1940-an dan harimau jawa pada tahun 1980-an.
Perkiraan terkhir populasi harimau sumatera di ketahui berkisar antara 400-500 ekor yang masih
hidup di alam, terutama di kawasan konservasi seperti taman nasional. Populasi harimau terbesar
di taman nasional di pulau sumatera dari utara hingga ke selatan. Selain berada di kawasan taman
nasional harimau sumatera juga menghuni kawasan hutan yang bukan kawasan konservasi, di
duga harimau yang berada di kawasan non konservasi berjumlah 100 ekor. Harimau di kawasan
non konservasi cenderung lebih rentan dan memiliki tingkat acaman yang besar. Berdasarkan
UU no 5 tahun 1990 secara hukum melarang setiap kegiatan yang merusak kehidupan spesies
yang di lindungi.

Perkembangan signifikan dalam konsep perlindungan binatang liar muncul pada tanggal
3 Maret 1973 di Washington DC, yaitu dengan terselenggaranya konvensi yang bertemakan
perdagangan internasional spesies flora dan fauna yang terancam punah yaitu Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES) yang
ditandatangani oleh 32 negara. Indonesia sendiri resmi menjadi anggota yang ke-51 di bulan
Desember pada tahun yang sama yang mana pemerintah Indonesia akhirnya
mengimplementasikan melalui Kepres no 43 Tahun 1978 sebagai ratifikasi terhadap konvensi
CITES tersebut. Di dalam konvensi CITES semua spesies yang dilarang untuk diperdagangkan
dibagi ke dalam 3 appendix. Yang mana dalam hal ini harimau termasuk dalam appendix I.

Penyelesaian sengketa lingkungan ini dekat dari instrument hukum pidana dikarenakan
kasus ini berkaitan dengan perbuatan pidana seseorang. Penegakan hukum lingkungan pidana
dalam UU Nomor 23 Tahun 1997 adalah mengenai keberadaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) lingkungan yang memiliki kewenangan melakukan penyelidikan dan penyidikan,
pengaturan generic crimes yang bersifat delik material dan specific crimes yang bersifat delik
formal, serta pengaturan lebih rinci tentang tindak pidana korporasi dan pertanggungjawaban
unsur pimpinan dalam korporasi (corporate crime and corporate criminal liability). Dalam kasus
ini terdakwa memenuhi unsur Pasal 21 ayat (2) huruf d UU Nomor 5 Tahun 1990 Jo. Pasal 40
ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistimnya. Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP.
Berdasarkan undang-undang konservasi dan pemanfaatan hutan di Indonesia, ada
sejumlah alasan untuk melindungi satwa liar. Dengan adanya satwa liar juga dapat ikut serta
melestarikan hutan –hutan yang ada di Indonesia. Peran jenis satwa liar dalam pelestarian hutan
antara lain dapat melakuakn penyerbukan, penyebaran dan pemangsaan biji yang mana dengan
demikian dapat melestarikan hutan dalam jangka panjang. Hilangnya satwa liar yang ada di
hutan tropis dapat disebut dengan hutan tanpa satwa liar sebagai “mati secara ekologis”.

Pasal 21 ayat (2) huruf d UU Nomor 5 Tahum 1990

“memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa
yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau
mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia”

Perbuatan berupa memperniagakan, menyimpan atau memiliki

Objek: bagian tubuh atau barang-barang yang terbuat dari bagian tubuh satwa yang dilindungi

Dengan cara mengeluarkannya dari Indonesia ke tempat lain atau luar Indonesia

Pasal 40 ayat (2) UU Nomor 5 Tahun 1990

“Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).”

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP yaitu tentang penyertaan

“orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau turut melakukan perbuatan itu”
Kawasan Hutan Indonesia Berdasarkan pasal 6 UU No. 41 Thn 1999 Tentang Kehutanan
dibagi berdasarkan fungsi pokok kedalam 3 kategori yaitu, Hutan Konservasi , Hutan Lindung
dan Hutan Produksi. Pada Hutan Konservasi Hanya Dapat dilakukan pemanfaatan kawasan
Hutan dengan Batasan Batasan Tertentu seperti diatur dalam Undang Undang Konservasi yang
mana dalam pasal 5 disebutkan bahwa konservasi sumber daya alam Hayati dan Ekosistemnya
dilakukan melalui kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, Pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, serta pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Berdasarkan pasal 21 ayat 2 UU No. 5 Thn
1990 Mengatur hal hal yang dilarang dengan ancaman hukuman pidana yaitu :

(2) Setiap orang dilarang untuk :


a. Menangkap, Melukai, Membunuh, Menyimpan, Memiliki, Memelihara, Mengangkut,
dan Memperniagakan Satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup,
b. Menangkap, Melukai, Membunuh, Menyimpan, Memiliki, Memelihara, Mengangkut,
dan Memperniagakan Satwa yang dilindungi dalam keadaan Mati,
c. Mengeluarkan Satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain
didalam atau diluar Indonesia,
d. Memperniagakan, Menyimpan, atau Memiliki Kulit, Tubuh, atau Bagian bagian lain
satwa yang dilindungi atau Barang barang yang dibuat dari bagian bagian tersebut atau
mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia,
e. Megambil, Merusak, memusnahkan, Memperniagakan, Menyimpan atau Memiliki telur
dan atau Sarang Satwa yang dilindungi.
C. PUTUSAN HAKIM
Pengadilan Negeri Jambi yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa
dalam tingkat pertama, menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
Nama Lengkap : PONIMAN Bin KUSNAN
Tempat Lahir : Lampung
Umur / Tanggal Lahir : 47 Tahun / 2 Mei 1970
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Air Hitam Laut RT.009 RW.002 Kelurahan Air Hitam Laut
Kecamatan Sadu Kabupaten tanjung Jbaung Timur Provinsi Jambi
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani

Menimbang, oleh karena Terdakwa sebagaimana pertimbangan diatas dinyatakan telah terbukti
melakukan tindak pidana maka terdakwa harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi Pidana setimpal
dengan perbuatannya.

Menimbang, bahwa Penuntut Umum dalam Tuntutan (requisitoir) meminta kepada Majelis agar
terdakwa dijatuhi Pidana selama 4 (empat) Tahun penjara denda Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan kurungan selama 3
(tiga) bulan maka kini sampailah kepada berapa lamanya hukuman (Sentencing atau
straftoemeting) yang kira kira sepadan dengan tindak pidana yang dilakukannya apakah
permintaan Penuntut Umum telah cukup memadai ataukah dipandang terlalu berat ataukah masih
kurang sepadan dengan kesalahan Terdakwa maka untuk menjawab pertanyaan tersebut di sini
kewajiban Majelis untuk mempertimbangkan segala sesuatunya dari berbagai aspek selain dari
aspek yuridis yang telah dipertimbangkan sebagaimana tersebut diatas, yakni kesengajaan
terdakwa, hal mana pertimbangan pertimbangan dimaksud perlu Majelis uraikan sekedar
menentukan berat ringannya Pidana yang akan dijatuhkan serta pertanggung jawaban Majelis
terhadap Ilmu hukum itu sendiri, hak asasi terdakwa, masyarakat dan Negara, pertanggung
jawaban diri Majelis sendiri serta Demi keadilan berdasarkan Ketuhaan yang maha Esa ;
Menimbang, bahwa terdakwa menyadari bahwa harimau merupakan hewan yang dilindungi
sehingga memperdagangkan hewan yang dilindungi adalah bertentangan dengan hukum ;

Menimbang, bahwa terdakwa memperdagangkan harimau tersebut dengan mendapat


keuntungan dari perbuatannya ;

Menimbang, bahwa dari beberapa aspek Majelis menilai seperti pertimbangan diatas apabila
penjatuhan pidana terhadap terdakwa cukup tinggi di khawatirkan tidak menjadikan terdakwa
akan lebih baik selama menjalani Pidana nantinya ;

Menimbang, bahwa pembelaan ( Pledoi) penasehat hukum terdakwa dan permohonan


(clementie) terdakwa yang diajukan secara lisan tersebut memohon kepada Majelis Hakim
agar diberi hukuman yang seringan ringannya , dalam hal ini Majelis Hakim sependapat dengan
pembelaan (pledoi) penasehat hukum terdakwa tersebut oleh karena berdasarkan uraian
pertimbangan diatas secara keseluruhan dimana unsur-unsur dari pasal yang telah didakwakan
Penuntut Umum telah terpenuhi secara keseluruhan namun terdakwa menyesalinya ;

Menimbang, bahwa selama dalam proses persidangan berlangsung ternyata tidak ditemukan
adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar dalam diri maupun perbuatan terdakwa , oleh
karenanya terdakwa harus dinyatakan sebagai subyek hukum yang mampu dipertanggung
jawabkan menurut aturan hukum pidana dan atas kesalahan tersebut terdakwa haruslah
memenuhi rasa keadilan masyarakat ;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti berupa:

 1 (satu) lembar kulit harimau


 1 (satu) buah karung warna putih berisi tulang harimau

Barang bukti tersebut berkaitan erat dengan perbuatan pidana yang dilakukan oleh terdakwa
bersama temannya MARSUM Bin SM SIROD namun terdakwa MARSUM dalam proses
persidangan sehingga barang bukti tersebut dipergunakan dalam perkara MARSUM Bin SM
SIROD;
Menimbang, bahwa efek jera yang diterapkan oleh Majelis Hakim tidak harus dengan
Pemidanaan yang berat karena dengan hadirnya terdakwa selama persidangan telah membawa
konsekwensi phisikologis manfaat bagi pribadi terdakwa itu sendiri;

Menimbang, bahwa oleh karena itu sudah adil apabila Terdakwa dijatuhi pidana dan kepadanya
juga dibebani membayar biaya perkara yang akan ditentukan dalam amar putusan ini ;

Menimbang, bahwa sebelum dijatuhi pidana yang setimpal kepada Terdakwa terlebih dahulu
dipertimbangkan Keadaan yang memberatkan dan Keadaan yang meringankan;

KEADAAN YANG MEMBERATKAN :

- Perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah dalam menjaga kelestarian


sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistem.

KEADAAN YANG MERINGANKAN :

- Terdakwa terdakwa berjanji setelah menjalani hukuman akan lebih baik lagi

- Terdakwa belum pernah dihukum

- Terdakwa mengaku berterus terang;

- Terdakwa menyesali perbuatanya.

Mengingat Pasal 21 ayat (2) huruf d UU Nomor 5 Tahun 1990 Jo. Pasal 40 ayat (2) UU
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistimnya. Jo.
Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP dan Undang- undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara
Pidana serta pasal lain dari peraturan perundangan yang bersangkutan.
MENGADILI

1. Menyatakan terdakwa PONIMAN Bin KUSNAN telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana Dengan Sengaja Turut Serta Menyimpan, Atau Memiliki
Kulit, Tubuh Atau Bagian-bagian Lain Satwa Yang Dilindungi;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 (dua)
Tahun dan Denda sejumlah Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila
denda tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) Bulan;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan;

4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan;

5. Memerintahkan agar barang bukti berupa :

 1 (satu) lembar kulit harimau;


 1 (satu) buah karung warna putih yang berisi tulang harimau;

Dipergunakan dalam perkara MARSUM Bin SIRO;

6. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp.5.000,- (lima ribu
rupiah);

Demikian diputuskan Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jambi,


pada hari Senin tanggal 19 Februari 2018 oleh kami H. BADRUN ZAINI,SH.MH Ketua
Majelis, RACHMAWATY, SH.MH dan SRITUTI WULANSARI ,SH.M.Hum putusan mana
diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 22 Februari 2018
oleh Ketua Majelis tersebut dengan dibantu oleh RIANTO .SH Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri Jambi dihadiri pula oleh NIRMALA DEWI, SH.MH selaku Penuntut Umum
pada Kejaksaan Negeri Jambi di hadapan terdakwa dan Penasehat Hukum terdakwa.
DAFTAR PUSTAKA

Erwin, Muhammad, 2008, Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan


Lingkungan Hidup,Bandung: PT.Refika Aditama

Supriadi, 2010 cet.3, Hukum Lingkungan Indonesia , Jakarta: Sinar Grafika

Ario Anton.2010.Panduan Lapangan Kucing-Kucing Liar.Jakarta. Yayasan Pustaka Obor


Indonesia

Erik Meijaard, dkk.2006. Melindungi satwa liar dalam kegiatan hutan produksi di Kalimantan.
Subur printing, Jakarta

Hanif Fatih. 2015. Upaya Perlindungan Satwa Liar Indonesia melalui instrument hukum dan
perundang-undangan. Jurnal hukum lingkungan. 35 diakses pada tanggal 2 April 2019, pukul
22:35

Ramadhanty Sarahswati. 2018. Peran World Wide Fund Dalam Menanggulangi Perdagangan
Ilegal Harimau Sumatera di Riau. Journal of Internasional Relations 4(2) : 155-164. Diakses
pada tanggal 4 april 2019, pukul 13:30

Abdurrahman. 1893. Pengantar Hukum Lingkungan Indonesia. Bandung : P.T Alumni

Undang-Undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistimnya.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Anda mungkin juga menyukai