Anda di halaman 1dari 11

PRUT PAPA GENDOT: “Parking Usage Transformation” POTENSI ATASI

PERMASALAHAN KEGEMUKAN DAN OBESITAS

Graciela Eunike Hartono

Universitas Diponegoro

Kategori Humaniora, Budaya, dan Ilmu Sosial

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan kuantitas sumber daya manusia yang


melimpah dengan jumlah 265 juta penduduk, namun hal ini tidak diimbangi
dengan kualitasnya yang dapat dilihat dari usia harapan hidup yang masih
rendah. Salah satu penyebab rendahnya usia harapan hidup ini adalah polemik
status gizi masyarakat Indonesia, seperti obesitas atau akrab didengar dengan
kegemukan yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit seperti diabetes
melitus, hipertensi, jantung koroner, dan masih banyak lagi. Pencetus utama
obesitas di zaman milenial yang penuh kemudahan adalah lifestyle terutama
kesadaran olahraga yang rendah. “PRUT PAPA GENDOT” merupakan solusi
untuk mengubah lifestyle masyarakat Indonesia lewat parkir terpadu, sehingga
angka obesitas dan kegemukan turun.
I. INTRODUKSI

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai salah satu negara yang berpartisipasi aktif di PBB,

Indonesia juga turut ambil bagian dalam menyukseskan tujuan

pembangunan berkelanjutan atau sering disebut Sustainable Development

Goals (SDGs) 2030. Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah

indikator ketiga, dimana perlu adanya kepastian kehidupan yang sehat dan

sejahtera bagi semua usia.

Upaya preventif perlu dilakukan untuk mencapai Indonesia Sehat

sesuai SDGs ketiga. Salah satu caranya adalah menurunkan faktor risiko

terbesar penyebab berbagai penyakit seperti obesitas dan overweight

(kegemukan). Obesitas dan overweight (kegemukan) merupakan kondisi

malnutrisi dimana berat badan lebih dibandingkan berat badan ideal

karena adanya penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi orang dewasa pada

tahun 2018 yang mengalami masalah kegemukan (overweight dan

obesitas) adalah 35,4% dimana 13,6% % tergolong gemuk (overweight)

dan 21,8% tergolong sangat gemuk (obesitas). Proporsi kejadian obesitas

sentral pada dewasa ≥15 tahun sendiri meningkat setiap tahunnya, pada

tahun 2007 terdapat 18,8% kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi

26,6% , dan pada 2018 meningkat menjadi 31%.

Melihat tingginya angka kejadian obesitas dan overweight ini tentu

pemerintah tidak berdiam diri, apalagi angka kejadian obesitas yang tinggi

1
ini juga menyebabkan masalah sosial dan ekonomi bagi negara ini.

Sebenarnya terdapat program GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka

Obesitas tahun 2019) yang mencanangkan turunnya angka kejadian

obesitas menjadi 15,4%, namun sangat disayangkan program ini kurang

berjalan bahkan kurang disosialisasikan ke masyarakat umum. Inti dari

program GENTAS sendiri adalah mengatur pola makan seimbang dan

meningkatkan aktivitas fisik.

Sulitnya masyarakat Indonesia untuk diajak meningkatkan aktivitas

fisik sebanding dengan meningkatnya jumlah kendaraan pribadi per

tahunnya. Tercatat terdapat setidaknya 14.500.000 mobil dan 105.150.02

motor ada tahun 2016, dan angkanya cenderung meningkat jutaan per

tahunnya. Dengan melihat masalah ini, penulis mencanangkan program

PRUT PAPA GENDOT dengan sasaran masyarakat yang memiliki

aktivitas fisik rendah, angka kejadian obesitas dan kegemukan tinggi, dan

konsumen kendaraan pribadi terbesar. Program ini akan mengalihkan

fungsi parkiran yang semula di setiap gedung terdapat tempat parkir

kendaraan yang bertujuan agar pengguna parkir lebih dekat dengan

gedung, menjadi parkiran terpadu di kompleks perkantoran, mall, tempat

wisata, dan sebagainya, sehingga ada usaha pengguna kendaraan pribadi

untuk berjalan menuju tempat tujuannya. Hal ini secara tidak langsung

akan meningkatkan aktivitas fisik masyarakat.

2
II. KONDISI KEKINIAN

2.1 AKTIVITAS FISIK MASYARAKAT

Sedentary Behaviour merupakan kebiasaan atau gaya hidup

yang cederung kurang aktivitas fisik. Proporsi masyarakat yang

termasuk kurang aktivitas fisik Indonesia pada tahun 2018 menurut

Riskesdas 2018 sebesar 33,5%, dimana provinsi DKI Jakarta

menempat urutan pertama penduduk dengan aktivitas fisik yang

kurang sebesar 47,8% (Riskesdas,2018). Aktivitas fisik yang

kurang ini dapat disebabkan kemudahan teknologi dan akses

mobilisasi. Penggunaan transportasi umum seperti MRT, Angkot,

Bus Trans, BRT, dan sebagainya saat bekerja atau melakukan

aktivitas sehari-hari sebenarnya masuk dalam usaha meningkatkan

aktivitas fisik sedang (3,5-7 kcal/menit) masyarakat, namun

masyarakat cenderung memilih menggunakan transportasi pribadi

atau transportasi online yang juga mengurangi kesempatan untuk

masyarakat bergerak atau beraktivitas fisik (Kemenkes,2017).

Padatnya jadwal atau kesibukan juga membuat masyarakat

pada umumnya memilih untuk tidak menyempatkan waktu

berolahraga. Dengan gaya hidup yang demikian, tidak heran angka

kejadian obesitas meningkat. Trend penyakit yang semula lebih

sering penyakit infeksi berubah haluan menjadi penyakit tidak

menular seperti Jantung Koroner, Diabetes Mellitus, Hipertensi,

Kanker, dan lain lain.

3
2.2 PROGRAM PENURUNAN OBESITAS DAN OVERWEIGHT

Selama ini terdapat berbagai usaha pemerintah untuk

menurunkan kejadian overweight dan obesitas di Indonesia sudah

banyak dilakukan. Hal ini didasari kesadaran dari pemerintah

untuk memperbaiki angka harapan hidup dengan menurunkan

angka kejadian sakit karena penyakit tidak menular yang

disebabkan obesitas dan kegemukan.

2.2.1 PROGRAM GENTAS

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

menyadari adanya perubahan gaya hidup masyarakat

Indonesia yang serba mudah. Dengan data yang dihimpun

Kemenkes RI, penderita obesitas dan kegemukan di dunia

pada tahun 2014 saja sudah mencapai 1,9 miliar orang

dewasa (>18 tahun) dan setidaknya 2,8 juta orang dewasa

meninggal setia tahunnya karena kegemukan dan obesitas.

Program GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka

Obesitas) yang diluncukan Kemenkes RI dapat dilakukan

dengan mengatur pola makan dengan model T (sayur 2 kali

lipat dibanding karbohidrat dan protein) serta yang paling

penting adalah meningkatkan aktivitas fisik dan

menyediakan waktu untuk berolahraga. Aktivitas fisik yang

disarankan pada program adalah jalan 10 menit untuk

kemudian dinaikkan frekuensinya hingga mencapai 30

4
menit sebelum diganti ke aktivitas fisik yang lain.

Pelaksanaan program GENTAS sendiri menargetkan

penurunan laju angka obesitas di angka 15,4% sampai

dengan tahun 2019.

2.2.2 TRANSPORTASI UMUM

Walaupun transportasi umum bukan merupakan

program pemerintah yang berfokus langsung untuk

menurunkan angka kegemukan dan obesitas, berjalan ke

halte bis untuk menuju kantor, sekolah, dan sebagainya

merupakan salah satu aktivitas fisik sedang yang akan

membakar energi 3,5-7 kcal/menit.

Transportasi umum yang dimaksud adalah angkot,

bis, kereta, MRT, namun transportasi ojek online bukanlah

transportasi umum yang dimaksud karena energi yang

dikeluarkan saat menggunakan ojek online sama dengan

energi yang dikeluarkan saat menggunakan kendaraan

pribadi.

Hal yang sangat disayangkan adalah pengguna

transportasi umum saat ini bukanlah orang dengan obesitas

atau orang dengan risiko obesitas tinggi (seperti: laki-laki

pekerja kantoran) yang cenderung memiliki aktivitas fisik

yang rendah, namun malah kebanyakan anak-anak usia

sekolah, mahasiswa, dan sebagainya.

5
2.2.3 OLAHRAGA 1X/MINGGU

` Gerakan olahraga 1x/ seminggu sudah banyak

dijalankan baik oleh komunitas-komunitas di masyarakat

Indonesia maupun instansi pemerintahan (pegawai negri

sipil). Biasanya para PNS akan melakukan senam bersama

setiap hari Jumat, namun program ini dirasa kurang efektif

karena olahraga yang selama ini dilakukan 1x/ minggu

hanya sekedar formalitas dan tidak membawa dampak

positif bagi para pegawai negri sipil.

III. URAIAN GAGASAN

3.1 GAGASAN BARU YANG DITAWARKAN

PRUT PAPA GENDOT merupakan program yang dapat

diterapkan di masyarakat Indonesia yang memiliki kecenderungan lebih

suka menggunakan kendaraan pribadi. Selama ini tempat parkir akan

dibuat sedemikian rupa agar dekat dengan gedung yang dituju ditambah

adanya fasilitas parkir valet yang membuat tubuh ‘malas’ berjalan agak

jauh. Dengan adanya parkir terpadu disuatu wilayah perkantoran/ tempat

perbelanjaan/ instansi pemerintahan, setiap pengunjung gedung-gedung di

wilayah tersebut hanya disediakan 1 fasilitas parkiran dan untuk

mengakses gedung tujuannya, hanya akan disediakan jalanan bebas

kendaraan, sehingga pengunjung “mau tidak mau” harus berjalan menuju

gedung yang dituju. Selain itu, jika pengunjung gedung terburu-buru akan

6
disediakan sepeda yang hanya boleh dikendarai pemilik tiket gedung

parkiran terpadu dengan batas wilayah di jalan bebas kendaraan. Bagi

penyandang disabilitas akan disediakan ‘Petugas Valet’ yang akan

mengantar mereka menuju gedung tujuannya.

Gambar 1. Area Parkiran Terpadu

3.2 PERBAIKAN GAGASAN BARU TERHADAP KONDISI

KEKINIAN

Saat ini belum terdapat program yang aplikatif untuk

menurunkan angka obesitas lewat peningkatan kebiasaan aktivitas

fisik masyarakat. Program-program yang dicanangkan pemerintah

lewat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia terkesan lebih

teoritis dan formalitas. Lewat Program PRUT PAPA GENDOT,

masyarakat seperti pegawai kantoran yang memiliki aktivitas fisik

rendah karena jadwal kerja yang padat akan memiliki kesempatan

untuk beraktivitas fisik dengan berjalan menuju kantornya.

7
Kebiasaan untuk beraktivitas fisik ini dapat menurunkan angka

obesitas dan overweight yang terjadi di Indonesia.

Kedepannnya, diharapkan setelah masyarakat memiliki

kebiasaan dan kemauan untuk beraktivitas fisik dengan berjalan

menuju kantor/ tempat wisata/ pusat perbelanjaan, masyarakat akan

lebih bersedia menggunakan transportasi umum untuk aktivitas

sehari-hari sehingga output yang diharapkan, jumlah kendaraan

bermotor dijalan raya akan berkurang, polusi di Indonesia akan

menurun, dan mengurangi risiko berbagai penyakit. Dengan begitu,

bukan tidak mungkin untuk mencapai angka harapan hidup yang

tinggi di Indonesia

3.3 LANGKAH STRATEGIS

Dalam merealisasikan gagasan ini, diperlukan kerjasama dan

dukungan berbagai pihak, seperti:

Tabel 1. Partisipan yang dibutuhkan

No. Pihak Pelaksana Bentuk Partisipasi

1 Kementrian RI Membuat perencanaan tata ruang, pembangunan


(PUPR+Bappenas+
infrastruktur, dan kebijakan yang berkaitan dengan
BPN+Kemenperin)
pemilik usaha/indsutri terkait parkiran terpadu.

2 Ahli perencanaan Merancang dan membangun parkiran terpadu


pembangunan (arsitek+
teknik sipil + perencana
kota)

8
3 Pemilik gedung Mendukung program PRUT PAPA GENDOT

perkantoran/ mall/ dengan bekerja sama menutup lokasi parkir di

kantor pemerintahan gedungnya.

4 Masyarakat Turut aktif mendukung program PRUT PAPA

GENDOT dengan bersedia parkir di parkiran

terpadu.

Berikut merupakan langkah strategis dalam upaya menyukseskan program

PRUT PAPA GENDOT,

IMPLEMENTASI
SOSIALISASI

PERENCANAAN Pemilik gedung


dan masyarakat
Pemerintah
setempat Mendukung dengan
ikut serta aktif
KEBIJAKAN Ahli Memberikan dalam menjalankan
perencanaan sosialisasi terkait program PRUT
dan PARKIR PAPA GENDOT
pembangunan TERPADU
Kementrian RI terutama kepada
Pemerintah Merancang dan pegawai atau
membuat kebijakan membangun pengujung
dan bekerja sama area PARKIR wilayah yang
dengan pemilik TERPADU menjadi area
gedung atau usaha terpadu
di wilayah PARKIR
TERPADU

Gambar 2. Langkah Strategis

9
IV. KESIMPULAN

Pada dasarnya untuk menciptakan Indonesia yang sehat di masa

depan, perlu adanya usaha penurunan angka kejadian overweight dan

obesitas dengan cara peningkatan kebiasaan masyarakat untuk beraktivitas

fisik. Sehingga angka harapan hidup bangsa Indonesia akan meningkat dan

ha tersebut akan menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang

meningkat juga. Oleh sebab itu, gagasan Program PRUT PAPA GENDOT

memberikan solusi bagi masyarakat dengan cara yang sederhana namun

aplikatif untuk meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari dan meningkatkan

kualitas hidup masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Dov Affairs. 2014.Clinical Practice Guideline For Screening And Management Of


Overweight And Obesity. In: Washington Dc.
Dinanti Abadini CEW. 2019.Determinan Aktivitas Fisik Orang Dewasa Pekerja
Kantoran di Jakarta. Jurnal Promosi Kesehatan: Indonesia.
Leila Nami Nazaria HJ, Rahim Tahmasebib, Mahnoush Reisia. 2018.Predictors of
physical activity-related energy expenditure among overweight and obese
middle-aged women in south of Iran: An application of social cognitive
theory. Elsevier : Iran.
Purnamawati I. 2009.Overweight dan Obesitas. FK UI. Jakarta: Universitas
Indonesia.
RI Kemenkes. 2017. Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka
Obesitas (GENTAS).
RI Kemenkes. 2018. Hasil Riskesdas 2018. Indonesia: Kementrian Kesehatan.
Indonesia
Screening For And Management Of Obesity In Adults Clinical Summary Of U.S.
Preventive Services Task Force Recommendation. Task Forces: United
States.

10

Anda mungkin juga menyukai