PENDAHULUAN
Energi merupakan salah satu kebutuhan makhluk hidup agar tetap hidup.
misalnya matahari, listrik, dan bahan bakar fosil. Sumber energi tersebut sangat
Energi juga merupakan topik penting dalam ekonomi dan politik. Ketersediaan
energi menjadi pokok perhatian setiap negara selain ketersediaan pangan. Kebutuhan
energi secara normatif akan meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk,
membaiknya taraf hidup dan berkembangnya industri. Sebagai negara yang sedang
2010).
Namun di sektor energi khususnya, kita masih berpegang teguh bahwa minyak
bumi (BBM), gas dan batu bara merupakan komoditi-komoditi andalan sebagai sumber
devisa. Padahal seharusnya kita juga harus menata ulang kebijakan sektor energi agar
menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi sebagai negara pengekspor minyak seperti
1
dulu. Gas alam dan batu bara Indonesia sudah terikat kontrak luar negeri (Jepang,
Korea, China). Oleh Karena itu perlu dilakukan evaluasi agar sumber-sumber energi
yang kita miliki tidak hanya menjadi sumber devisa tetapi juga menjadi kekuatan
kebutuhan energi juga semakin meningkat termasuk energi listrik. Sebagai upaya
memenuhi kebutuhan energi listrik di Indonesia PT. Perusahaan Listrik Negara atau
disingkat PT. PLN (Persero) mengusung program 35.000 MW. Program 35.000 MW
Sektor swasta pun turut mendukung program tersebut. Hal ini dibuktikan dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA merupakan suatu pembangkit listrik
dengan jenis pembangkit lain adalah karena PLTA memanfaatkan sumber energi
faktor yang paling tinggi. Pembangkit Listrik Tenaga Air menjadi solusi yang cukup
baik guna memenuhi kebutuhan energi selain karena tidak menggunakan bahan bakan
fosil sebagai sumber energinya, biaya operasional PLTA rendah dan juga memiliki
2
Konservasi energi tidak cukup dengan hanya membangun unit pembangkit saja.
Peningkatan dan kontinuitas produksi, upaya penghematan, dan inovasi teknologi juga
dirumuskan masalah yang dihadapi terkait dengan Audit Energi Untuk PLTA
2. Seberapa besar peluang penghematan energi yang dapat dilakukan pada PLTA
Bakaru ?
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
3
2. Menentukan besarnya peluang penghematan energi yang dapat dilakukan pada
PLTA Bakaru
2. Penggunaan energi yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi dunia
3. Penggunaan energi yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi industri
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang memanfaatkan energi terbarukan berupa aliran air untuk diubah menjadi
energi listrik. Energi listrik ini disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini
bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air
terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik
menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut
(beban). PLTA terdiri dari pembangkit yang berskala micro hydro, mini hydro
sampai berskala besar seperti PLTA Bakaru yang dapat menyediakan energi listrik
pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi
Energi adalah suatu besaran yang dimiliki oleh setiap benda, namun energi
yang dikandung oleh setiap benda tersebut ada yang dapat dimanfaatkan dengan
langsung dan ada yang memerlukan adanya suatu proses konversi energi terlebih
5
dahulu. Dalam SNI 03-6196-2000, Definisi Audit energi adalah teknik yang
saat ini energi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan peradaban
manusia. Salah satu persoalan yang muncul dalam penggunaan energi adalah
masih banyaknya penggunaan energi fosil, padahal energi ini sangat terbatas di
muka bumi. Oleh Karena itu perlunya efisiensi penggunaan energi di seluruh lini
masyarakat.
bangunan komersial sepert suatu pabrik hanya dapat dilakukan jika telah diketahui
untuk apa energi tersebut digunakan dan berapa besarnya pemakaian energi di tiap-
menjadi lebih efisien. Tujuan dari audit energi untuk mengetahui profil
sumber daya energi secara efektif, efisien dan rasional tanpa mengurangi
manajemen energi yang paling awal adalah audit energi. Audit energi ini
dari lapangan dengan nilai standar efisiensi IKE. Jika nilai IKE gedung
lebih besar dari nilai standar IKE maka gedung tersebut mengalami
7
permasalahan efisiensi energi maka perlu dilakukan perbaikan dan
Tabel 1. IKE Bangunan Gedung Tidak ber-AC (Jati Untoro, dkk., 2014)
Kriteria Keterangan
manajemen energi
8
(20-30) b) Perbaikan efisiensi melalui pemeliharaan
dimungkinkan
bangunan.
Kriteria Keterangan
9
a) Desain gedung sesuai standar tatacara
(145-175) dilakukan
10
a) Audit energi perlu dipertimbangkan untuk
penghematan energy
dilakukan
11
BAB III
METODE PENELITIAN
gedung dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. Data tersebut
meliputi :
listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya daya listrik
12
3.1.2 Menghitung besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung
a) Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan gedung (m2).
tahun).
Audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE Iebih besar dari nilai target yang
ditentukan.
a) audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan
gambaran nilai IKE listrik Iebih dari nilai target yang ditentukan;
b) audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi
pada bangunan gedung, sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa
13
bangunan gedung, dan dari hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil
harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan (error) yang masih dapat diterima.
Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi oleh
instansi yang berwenang. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur yang
dipasang tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasang tidak tetap
(portable). Adapun Data yang diambil pada audit energi ini, yaitu :
c. Fungsi ruangan
Power Analyzer
Secara umum, analisis daya digunakan untuk menjelaskan fluktuasi beban kVA
Penjepit pada tester daya adalah pengukur perangkat listrik untuk menentukan
Tegangan, Arus, Tegangan / arus puncak, efektif / reaktif / daya nyata (satu-fase atau
3-fase), Faktor Daya, Reaktivitas, sudut fasa, Frekuensi, deteksi Fase (3 - tahap),
Lux meter
cahaya iluminasi.
Manometer
perbedaan tekanan antara dua titik pengukuran. Manometer biasa digunakan dalam
pipa distribusi (udara, air dan gas), peralatan seperti kompresor dan pompa.
Pengukuran Putaran
Detektor Kebocoran
15
3.4 Peluang Hemat Energi yang Dapat Dilakukan
Peluang Hemat energi merupakan usulan atau hasil dari sebuah penelitian
dalam hal ini adalah tentang audit energi. Setelah melakukan pengumpulan data,
identifikasi penggunaan energi, identifikasi standar IKE maka dapat diperoleh data
total pemakaian energi, jadi dari data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan rekomendasi PHE. Penulis akan memakai pareto chart untuk menentukan
peluang hemat energy salah satu metode dari menurut (Sagala, Arryanto. 2011)
sebagai kunci untuk diasumsikan bahwa persentase penghematan yang akan diperoleh
memiliki nilai energi yang besar, meskipun untuk sementara belum diketahui berapa
persen potensi hemat energi yang akan didapat. Apabila prosentase potensi yang
diperoleh kecil, dikalikan dengan kapasitas yang besar, maka nilai yang diperoleh
cukup signifikan.
16
Dari hasil stratifikasi diperoleh sebaran objek (peralatan
pengguna energi) mulai pengguna energi terbesar hingga ke peralatan pengguna energi
yang terkecil.
Pengamatan
Objek Penelitian
(AEA)
c. Fungsi ruangan
Ya
Seminar Hasil
18