Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR


TAHUN 2020

Kementerian : Kementerian Kesehatan RI


Negara/Lembaga
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat/ Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku
Program : Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Sasaran Program : Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan
yang bermutu bagi seluruh masyarakat
Indikator Kinerja Program : 1. Persentase persalinan di fasilitas peelayanan
kesehatan (Pf)
2. Persentase ibu hamil kurang energi kronik
(KEK)
3. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi
kualitas kesehatan lingkungan
Kegiatan : Pembinaan kesehatan keluarga
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan
yang bermutu bagi seluruh masyarakat
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Peresntase kunjungan neonatal pertama (KN1)
2. Persentase ibu hamil yang mendapat
pelayanan antenatal ke empat (K4)
3. Persentase puskesmas yang melaksanakan
penjaringan untuk peserta didik kelas 1
4. Persentase puskesmas yang melaksanakan
penjaringan untuk peserta didik kelas 7 dan
kelas 10
5. Persentase puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
6. Persentase puskesmas yang melaksanakan
kelas ibu hamil
7. Persentase puskesmas yamng ,melakukan
Orientasi Program Perencanaan Persalinan
dan Penanganan Komplikasi (P4K)
Keluaran (Output) : Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Indikator Keluaran (Output) : 1. Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan
kesehatan (PF)
2. Persentase ibu hamil yang mendapat
pelayanan antenatal minimal empat kali (K4)
3. Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan
pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1)
Volume Keluaran (Output) : 1

Satuan Ukur Keluaran : Layanan


(Output)
A. Latar Belakang

a. Dasar Hukum
 Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
 Undang – undang No 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
 Undang – undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pusat dan Pemerintah Daerah
 Permenkes No 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan masa sebelum
Hamil, Persalian dan Nifas
 Peraturan pemerintah No 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan nasional
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1874/Menkes/SK/IX/2011 tentang Kelompok Kerja Nasional Kesehatan
Reproduksi 25 tahun 2014 Tentang Upaya Kesehatan Anak
 Keputusan Mentri Kesehatan RI No 33/Menkes/SK/V/2006 tentang Rencana
Strategi Departemen Kesehatan
 RPJMN Tahun 2010 – 2014

b. Gambaran Umum

Angka kematian Ibu (AKI) merupakan indikator pembangunan kesehatan


suatu negara . AKI di Indonesia mash sangat tinggi dibandingkan negara-
negara tetangga data SDKI tahun 2007 yaitu 228 /100000 KH , tahun 2012
359/1000000 darn hasil survei terkini melalui SUPAS 2015 AKI sebesar
305/1000000 KH.
Kematian ibu adalah suatu kejadian “ puncak gunung es” dari keadaan
kesehatan ibu di suatu daerah. Untuk ibu yang meninggal terdapat banyak ibu
lain yang berhasil, yang menderita keadaan/komplikasi seperti yang diderita ibu
yang meninggal tersebut, baik keadaan sebelum, saat maupun setelah hamil
dan melahirkan . diperkirakan 20% dari ibu hamil akan menderita komplikasi
yang memerlukan penanganan kegawatdaruratan kebidanan.
Selama ini pemerintah telah melakukan banyak program yang ditujuhkan
untuk memperbaiki status kesehatan dan anak yang diharapkan dapat
menurunakan angka kematian ibu dan anak. Salah salah program pemerintah
yang masih berjalan hingga saat ini adalah audit terhadap kematian maternal
dan perinatal (AMP) dengan fokus pada persalinan dengan tenaga
kesehaan(nakes) penangnan komplikasi yang adekuat dengan dicanangkannya
fasilitasi kesehatan PONED dan PONEK, serta akses terhadap penncegahan
kehamilan dan penanganan aborsi yang tidak aman. Selaitu juga telah
dilakukan berbagai program lain untuk memperbaiki kesehatan ibu dan anak.
Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang mendekati nilai sesungguhnya
diperlukan jumlah yang sangat besar untuk melakukan survei. Melakukan
surveilans terhadap kematian ibu merupakan salah satu jawaban untuk
mendapatkan jumlah kematian ibu tersebut. Akan tetapi terjadi under-reporting
masih sangatlah mungkin apabila sistem surveilans yang dilakukan tidak
komprehensif. Setiap ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan
antenatal yang komprehensif dan berkualitas minimal 4 kali, yaitu 1 kali
sebelum bulan ke 4 kehamilan, kemudian sekitar bulan ke 6 kehamilan dan 2
kali kunjungan sekitar bulan ke 8 dan 9 kehamilan.
B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat dari output Peningkatan Kapasitas Dalam Pelayanan Kesehatan


Keluarga adalah :
 Komponen Rapat Koordinasi LP/LS Kesehatan Keluarga adalah Pengelola
program kesga Dinas keshatan Provinsi, pengelola program kesga Dinas
Kesehatan Kab/ Kota, lintas program serta lintas sektor terkait
 Komponen Pendampingan Kesehatan Keluarga adalah pengelola program
kesehatan keluarga di dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota
serta pengelola program kesehatan keluarga di puskesmas
 Komponen Orientasi ANC dan PNC adalah pengelola program kesehatan ibu
dan anak di dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, pengelola program
kesehatan ibu dan anak di puskesmas, dokter, bidan koordinator, bidan. .
 Komponen Surveilens Kematian Maternal (MPDSR) Pemantapan AMP adalah
pengelola program kesehatan ibu dan anak di dinas kesehatan provinsi dan
kabupaten/kota, pengelola program kesehatan ibu dan anak di puskesmas,
dokter, bidan koordinator, bidan desa serta perawat.
 Komponen Pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah pengelola
program kesehatan anak di DinasKesehatan Provinsi dan Kabupaten/kota,
Rumah sakit serta bayi baru lahir usia 48 – 72 jam.
.
C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan secara swakelola dengan metode anatara lain :
penyampaian materi dari narasumber tanya jawab, diskusi di kelas, shering
kasus kematian ibu dan anak, sera audit kasus kematian ibu dan anak di di
rumah sakit dan puskesmas.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Adapun tahapan dan waktu pelaksanaan kegiatan output Peningkatan


Kapasitas Dalam Pelayanan Kesehatan Keluarga adalah :
 Komponen Rapat koordinasi Lp / Ls Kesehatan keluarga diawali dengan
pembentukan panitia, rapat panitia, penentuan tanggal kegiatan, distribusi
undangan dan pelaksanaan kegiatan, peserta kegiatan Ibu berjumlah 44
orang terdiri dari pengelola program kesga Dinas Kesehatan Kab/ Kota,
lintas program serta lintas sektor terkait pelaksanaan kegiatan
direncanakan pada bulan Februari 2020
 Komponen Pendampingan Kesehatan Keluarga diawali dengan rapat seksi
untuk menentukan lokasi dan tanggal kegiatan , penyampaian maksud dan
tujuan ke kabupaten/kota dan pelaksanaan monev, kegiatan ini
direncanakan dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2020
 Komponen Orientasi ANC dan PNC diawali dengan pembentukan panitia,
rapat panitia, penentuan tanggal kegiatan, distribusi undangan dan
pelaksanaan kegiatan, peserta kegiatan Ibu berjumlah 33 orang terdiri dari
11 orang pengelola program ibu di 11 kabupaten/kota dan bidan
koordinator serta bidan desa kegiatan direncanakan pada bulan Maret 2020
 Komponen Orientasi Surveilens Kematian Maternal (MPDSR) Pemantapan
AMP diawali dengan pembentukan panitia, rapat panitia, penentuan tanggal
kegiatan, distribusi undangan dan pelaksanaan kegiatan, peserta kegiatan
Ibu berjumlah 44 orang terdiri dari pengelola program ibu di 11
kabupaten/kota dokter dan bidan koordinator serta bidan desa
pelakksanaan kegiatan direncanakan pada bulan Februari 2020
 Komponen Pemeriksaan Skrining Hipotiroid kongenital diawali dengan
pengajuan permohonan kerjasama, perjanjian kerjasama, distribusi logistik,
pengambilan sampel, pengiriman sampel ke laboratorium rujukan serta
umpan balik dari laboratorium rujukan.
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kurun waktu pencapaian kegiatan output Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir dicapai ditahun 2020.

E. Biaya Yang Diperlukan


Perkiraan biaya yang diperlukan untuk output Pembinaan dalam peningkatan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar Rp.813.236.000,-
(Delapan Ratus Tiga Belas juta Dua Ratus tiga Puluh Enam Ribu Rupiah).

Ambon, April 2019


KEPALA BIDANG KESMAS

dr Rosdiana Perau, M.Kes


NIP. 19680314 200012 2 002

Anda mungkin juga menyukai