Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 4

PERLAKUKAN PANAS
Dosen Pengampu
Andromeda Dwi Laksono, S.T., M.Sc

Allif Kurnia Dhiva Arfan Anwar Eva Widya Astuty Kurniawan Ramadhan Muhamad Fahmi Y.S
06161009 06161011 06161021 06161035 06161045

Nadya Yuliana Septian Windarta Titin Agustina


06161053 06161069 06161077
OUT LINE

Annealing
Proces
Latar
Belakang

Tinjauan Teori Kesimpulan


Metodologi Pembahasan
LATAR BELAKANG

Perlakuan panas dilakukan untuk menentukan nilai


kekerasan suatu material atau hardenability material.
Terdapat beberapa metode dalam perlakuan panas, salah satunya
yaitu Annealing. Annealing merupakan perlakuan panas dimana
proses pendinginannya dilakukan didalam furnace/tungku.
Adapun pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kemampuan pengerasan logam dari perlakuan panas yaitu
dengan metode Jominy Test, yang akan diperoleh nilai
kekerasan suatu material.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prosedur untuk menganalisis data yang


diperoleh dari Jominy Test ?

2. Bagaimana pengaruh Annealing terhadap material


baja AISI 1040?

3. Bagaimana pengaruh Annealing terhadap


mikrostruktur baja AISI 1040?
TUJUAN

1. Untuk menganalisa data yang diperoleh dari Jominy


Test

2. Untuk mengetahui pengaruh Annealing terhadap baja


AISI 1040

3. Untuk mengetahui pengaruh Annealing terhadap


mikrosturuktur baja AISI 1040
TINJAUAN PUSTAKA

Perlakuan Panas
Perlakuan Panas adalah kombinasi antara
pemanasan dan pendinginan terhadap logam
dalam keadaan padat dengan waktu tertentu dan
untuk tujuan tertentu.

Umumnya terdiri dari tiga (3)


▪ Quenching
▪ Annealing
▪ Normalising
TINJAUAN PUSTAKA

TTT (Time themperatur transformation)


Dimana kurva ini biasanya digunakan untuk menentukan kapan
transformasi mulai dan berakhir pada perlakuan panas yang
isothermal (temperatur konstan), dari kurva ini diperoleh
• Prediksi struktur yang tertbentuk
• Lama pendinginan
TINJAUAN PUSTAKA

CCT (Continous cooling transformation)


Kurva ini menggambarkan antara laju pendinginan Kontinyu dengan
fasa/struktur yang terbentuk. Dimana fasa dari suatu baja
mengalami transformasi seiring dengan pendinginan yang dilakukan
secara kontinyu.
TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.1 Komposisi Kimia JIS S35c


MATERIAL C Si Mn p s
JIS S35C 0,35 0,17 0,72 0,017 0,004

Mekanika Properties
JIS G 4051 S35C JIS S35C
Kepadatan (kg / m3) 7700-8030
Baja karbon yang ditentukan untuk penggunaan struktural mesin.
Young's Modulus (GPa) 190-210
S35 mendapatkan kemampuan las dan kemampuan mesin yang
Kekuatan Tarik (Mpa) 510 (Standar), 568 (Pendinginan, Tempering)
sangat baik, dan mereka dapat mengalami berbagai perlakuan
Kekuatan Luluh (Mpa) 304 (Standar), 392 (Pendinginan, Tempering)
panas seperti pendinginan dan temper.
Rasio Poisson 0,27-0,30
Kekerasan S35C
Brinell Hardness (HB) 140-200 (Anil)
TINJAUAN PUSTAKA

BAJA AISI 1040


Baja karbon AISI
Material Fe 1040 memiliki
Mn kandungan
C karbon
S tinggiP dan
dapat diperkeras dengan perlakuan panas diikuti dengan
pendinginan98.6
dan –temper
0,60untuk
– mencapai
0,370 – ≤kekuatan
0,050 ≤tarik
0,040150
hingga 250 99
AISI 1040
ksi.%Tabel 0,90
berikut
% menunjukkan
0,440 % % komposisi
% kimia
baja karbon AISI 1040.
TINJAUAN PUSTAKA

Jominy test
Uji jominy merupakan sebuah metode untukmengetahui kemampuan
pengerasan logam (baja). Caranya yaitu benda uji dipanaskan pada
suhu yangditentukan, kemudian didinginkan dengan menyemprotkan
air pada salah satu ujungnya (bagian bawah).Setelah pengujian
dengan alat uji jominy, diukur kekerasannya dengan menggunakan
alat uji kekerasan(Parker,1967).
METODOLOGI

01
ALAT
Alat
1. Furnace electric
2. Penjepit Bahan
3. Mesin uji jominy 1. Silinder baja s35c yang telah
02
4. Mikroskop optik BAHAN dimilling permukaannya
5. Kertas amplas grade 80 – 2000 2. Silinder baja aisi 1040
6. Sarung tangan 3. Etsa natal (HNO3+Ethanol)
7. Jangka sorong 4. Autosol secukupnya
8. Thermocouple
PENGUJIAN JOMINY

Menyiapkan specimen uji


(baja s35c yang telah Melakukan pemanasan Melakukan pengisian air Mengukur ketinggian
dimilling) furnace hingga 845˚C sebagai media pendingin ke pancuran air dari nozzle
dalam mesin uji jominy

Melakukan pengecekan perubahan temperature


setiap 3 menit menggunakan thermocouple
PENGUJIAN ANNEALING

Menyiapkan specimen uji ( Memasukan spesimen Melakukan pemanasan Melakukan proses


baja silinder AISI 1045) yang sudah di preparasi hingga temperature 880˚C pendinginan specimen uji di
kedalam furnace dan ditahan selama 15 menit dalam furnace

Melakukan pengujian Melakukan pengetsaan selama 3 Membuat larutan Melakukan pengamplasan permukaan
metalografi detik dengan metode immerse etsa Nital 4% yang ingin diobservasi struktur
mikronya
PEMBAHASAN

Specimen uji jominy


(Baja S35C yang telah dimilling)

Grafik Nilai hardness pada 10 titik


PEMBAHASAN
Waktu ( Menit ) Temperatur ( Celcius )
3 353
6 197
9 101
12 79
15 62

Data waktu dan temperatur pada 18 47


21 38
pengujian Jominy
24 37
27 33
30 33
33 33
36 32
39 31
42 31
45 31
48 30
PEMBAHASAN

Spesimen Anealling ( AISI 1040 )


PEMBAHASAN

Hasil Uji Mikrostruktur


Pengujian Annealing
PEMBAHASAN

Hasil Uji Mikrostruktur


Spesimen kontrol
PEMBAHASAN

Hasil Uji Mikrostruktur


Proses Annealing
PEMBAHASAN

Uji Mikrostruktur Spesimen Kontrol Uji Mikrostruktur Spesimen Annealing


Perbandingan Mikrostruktur
Spesimen Kontrol dan Spesimen yang sudah melalui tahap Annealing
KESIMPULAN
Dilakukan pengujian kekerasan pada baja s35c yang telah mendapatkan perlakuan jominy dengan
menggunakan metode rockwell sehingga memperoleh hasil :
01 - titik 1 = 45,6 HRC
- titik 2 = 45 HRC
- titik 3 = 45 HRC
- titik 4 = 34,7 HRC
- titik 5 = 27,3 HRC
- titik 6 = 23,3 HRC
- titik 7 = 16,7 HRC
- titik 8 = 16,8 HRC
- titik 9 = 13,6 HRC
- titik 10 = 6,0 HRC
Adanya perbedaan nilai kekerasan yang semakin menurun pada tiap titik dikarenakan adanya
karbon yang dalam baja s35c tersebut tidak sempat berdifusi sehingga terbentuknya manrtensite
yang ditandai dari besarnya nilai kekerasannya.
KESIMPULAN

Lamanya waktu holding time yang diberikan mempengaruhi pembentukan struktur mikro seperti
perlit kasar dan perlit halus. Perlit kasar membuat struktur atau ukuran butir menjadi lebih seragam
02 membuat spesimen lebih ulet.

Adanya perlakuan annealing terhadap spesimen uji menyebabkan pertumbuhan ferit lebih banyak
dipengaruh bandingkan perlit serta struktur mikro yang lebih homogen sehingga menghasilkan
03 material yang lebih ulet. Pada pengujian ini menghasilkan lebih banyak ferit kasar.
Thank You
“ANNEALING PROCES”
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai