PENDAHULUAN
Uap air merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase air menjadi uap
dengan cara pendidihan (boiling). Untuk melakukan proses pendidihan diperlukan
energi panas yang diperoleh dari sumber panas, misalnya dari pembakaran bahan
bakar (padat, cair, gas), tenaga listrik dan gas panas sebagai sisa proses kimia serta
tenaga nuklir.
Boiler menghasilkan uap dan uap yang dihasilkan ini dapat dugunakan
untuk membangkitkan listrik, menggerakkan turbin dan sebagainya. Pada dasarnya
boiler adalah suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air dalam suatu industri
proses. Panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam.
Steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke
suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat
sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah
meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dengan baik.
Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler bisa berupa gas, minyak
dan batu bara. Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai
tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang
akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan
tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high
pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem
boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan
menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan
energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian
memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power boilers).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan
steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas
dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya), sehingga terjadi
perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air
tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas
memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang lebih dingin,
sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki berat
jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang
lebih tinggi akan turun ke dasar.
Siklus air merupakan suatu mata rantai rangkaian siklus fluida kerja. Boiler
mendapat pasokan fluida kerja air dan menghasilkan uap untuk dialirkan ke turbin.
Air sebagai fluida kerja diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi dengan
melalui economiser dan ditampung didalam steam drum.
Perpindahan panas dari api (flue gas) ke air di dalam pipa-pipa boiler terjadi
secara radiasi, konveksi dan konduksi. Akibat pemanasan selain temperatur naik
hingga mendidih juga terjadi sirkulasi air secara alami, yakni dari drum turun
melalui (down comer) ke header bawah dan naik kembali ke drum melalui pipa-
pipa riser. Adanya sirkulasi ini sangat diperlukan agar terjadi pendinginan terhadap
pipa-pipa pemanas dan mempercepat proses perpindahan panas. Kecepatan
sirkulasi akan berpengaruh terhadap produksi uap dan kenaikan tekanan serta
temperaturnya.
BAB III
SPESIFIKASI BOILER
D. Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi udara yang
lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.
E. Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan air dari air yang terkondensasi dari sistem
sebelumnya maupun air umpan baru.
F. Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan
dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan
steam.
G. Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan
yang berada di dalam pipa steam. Untuk mengontrol kualitas air serta
mengurangi kandungan zat padat (Silika) dalam air sehingga tidak
terbentuk kerak hangus pada furnace. Alat ini akan bekerja secara
otomatis saat sensor menunjukkan kandungan silika dalam air melebihi
standar. Ia akan membuang sebagian kecil air dari drum ( 1 % sampai 2
% dari tingkat penguapannya).
Sedangkan untuk komponen bantu dalam sistem ketel uap antara lain:
A. Deaerator
Merupakan pemanas air sebelum dipompa ke dalam ketel sebagai air
pengisian. Media pemanas adalah exhaust steam pada tekanan ± 1
kg/cm2 dengan suhu ± 150°C, sehingga didapatkan air pengisian ketel
yang bersuhu antara 100°C -105°C. Fungsi utamanya adalah
menghilangkan oksigen (O 2) dan untuk menghindari terjadinya
karat pada dinding ketel.
Ketel uap lorong api atau ketel pipa api yaitu ketel-ketel api
dan gas asap yang digunakan untuk memanasi air dan uap akan
melalui silinder apinya. Lorong-lorong api ataupun tabung-tabung
api (fire cylinder, fire duct, fire pipes and fire tubes), yang dibagian
luarnya terdapat air atau api. Tipe ketel-ketel uap yang tergolong
dalam ketel lorong api atau ketel pipa api adalah ketel-ketel uap kecil
serta sederhana, yang hanya mampu memproduksi uap maksimum
sebanyak 10 ton/jam, dengan tekanan rendah.
Ketel-ketel ini merupakan awal dari ketel-ketel selanjutnya.
Ketel-ketel ini umumnya mempunyai isi air yang cukup besar,
sehingga merupakan tangki, oleh karena itu sering-sering pula
disebut ketel-ketel tangki. Ketel pipa api dapat menggunakan bahan
bakar minyak bakar, gas atau bahan bkar padat dalam operasinya.
c) Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan
baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe
boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan
dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
d) Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku
pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair.
Nilai effisiensi dari tipe ini paling rendah jika dbandingkan dengan
semua tipe boiler berdasarkan bahan bakarnya.
b) Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik : bahan baku
utama boiler terbuat menggunakan besi cor pada daerah steam.
A. Pembentukan kerak
Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-
mineral pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan
Mg2+ dan akibat pengaruh gas penguapan.
Disamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme pemekatan didalam
boiler karena adanya pemanasan. Jenis-jenis kerak yang umum dalam boiler
adalah kalsium sulfat, senyawa silikat dan karbonat.
Zat-zat dapat membentuk kerak yang keras dan padat sehingga bila
lama penanganannya akan sulit sekali untuk dihilangkan. Silika diendapkan
bersama dengan kalsium dan magnesium sehingga membuat kerak semakin
keras dan semakin sulit untuk dihilangkan. ( Gaffert,Gustaf A. 1974 ).
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap
perpindahan panas permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu
berkurangnya panas yang dipindahkan dari dapur ke air yang
mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan menurunnya
efisiensi boiler.
Untuk mengurangi terjadinya pembentukan kerak pada boiler dapat
dilakukan pencegahan-pencegahan sebagai berikut :
1. Mengurangi jumlah mineral dengan unit softener
2. Melakukan blowdown secara teratur jumlahnya
3. Memberikan bahan kimia anti kerak
B. Peristiwa Korosi
Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang
terdapat dalam uap yang terkondensasi.
Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya di
alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Peristiwa
korosi dapat terjadi disebabkan oleh :
1. Gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S
2. Kerak dan deposit
3. Perbedaan logam ( korosi galvanis )
4. pH yang terlalu rendah dan lain-lain
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah
general corrosion, pitting ( terbentuknya lubang ) dan embrittlement (
peretakan baja ).
Adanya gas yang terlarut, oksigen dan karbon dioksida pada air umpan
boiler adalah penyebab utama general corrosion dan pitting corrosion ( tipe
oksigen elektro kimia dan diffrensial ).
Kelarutan gas-gas ini di dalam air umpan boiler menurun jika suhu
naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang uap, tetapi sejumlah
kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap pada kantong-
kantong atau dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada
logam-logam boiler. Karena itu penting untuk melakukan proses
deoksigenasi air boiler.
Untuk mengurangi terjadinya peristiwa korosi dapat dilakukan
pencegahan sebagai berikut :
1. Mengurangi gas-gas yang bersifat korosif
2. Mencegah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler
3. Mencegah korosi galvanis
4. Menggunakan zat yang dapat menghambat peristiwa korosif
5. Mengatur pH dan alkalinitas air boiler dan lain-lain
D. Kontaminasi Uap
Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi
dengan konsentrasi yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk
membentuk busa secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan steam
carryover zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam uap.
Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar
bersama dengan uap ke alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain.
Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan kembali pada sistem uap
atau zat-zat itu akan mengontaminasi proses atau material-material yang
diperlukan steam. ( Naibaho, P.M. 1996 ).
Steam carryover dapat dihindari dengan menahan zat-zat padat
terlarut pada air boiler dibawah tingkat tertentu melalui suatu analisa
sistematis dan kontrol pada pemberian zat-zat kimia dan blowdown.
Carryover karbon dioksida dapat mengembalikan uap dan asam-asam
terkondensasi.
AIR INDUSTRI
Air yang ada di sekitar kita sangat bermanfaat untuk kehidupan. Di Dunia
industri pun sebagian besar bahan yang dibutuhkan adalah air. Air sangat vital
dibutuhkan karena sifat dan karakteristik dari air yang sangat menunjang untuk
proses kimia.
Berbagai jenis operasi di industri membutuhkan air yang disebut air industri.
Air industri ini meliputi: air proses, air umpan boiler, air pendingin (cooling water),
air sanitasi dan air limbah. Kelima jenis air ini memerlukan tingkat pengolahan
yang berbeda dan secara umum tingkat pengolahan air industri, akan tergantung
pada sumber air darimana air baku diambil dan juga maksud penggunaan terhadap
air hasil olahan tersebut. Pada prinsipnya, pengolahan air bertujuan untuk
menghilangkan atau mengurangi zat yang terkandung dalam air yang berada dalam
bentuk terlarut (ion), bentuk tersuspensi ataupun bentuk koloid hingga dicapai
kualitas air yang memenuhi dengan persyaratan sesuai dengan maksud
penggunaannya.
1. Air Proses
Air dari utilitas yang sudah di treatment bebas mineral pengotor dan pH
netral sehingga bisa digunakan untuk melarutkan atau mengencerkan zat dalam
proses reaksi kimia.
Pada umumnya air untuk proses dari kegiatan industri diperuntukan sebagai
pelarut, pencampur, pengencer, media pembawa pencuci dan lainnya.
Dengan kualitas air proses yang berbeda tergantung fungsinya dan sangat
ditentukan oleh jenis industri lainnya. Parameter - parameter yang dianggap penting
sangat berbeda pada kegiatan industri yang berbeda, demikian pula jumlah air yang
diperlukan untuk setiap produk yang dihasilkan sangat berbeda. Sebagai contoh:
pada industri kertas memerlukan air proses sekitar 70-90% dari total kebutuhan air
untuk kegiatan industrinya. Demikian juga untuk industri tekstil kebutuhan air
untuk industri proses mencapai persentasi yang sama untuk industri kertas.
Sedang pada industri sabun kebutuhan air prosesnya tidak sebesar industri
kertas dan tekstil yaitu sekitar 30-50% dari total kebutuhan airnya dan untuk
industri ban kebutuhan air proses sangat rendah sekitar 5-10% dari kebutuhan air.
Besi dan mangan merupakan parameter penting pada industri tekstil karena
kehadiran industri besi dan mangan akan mengganggu dalam proses pewarnaan dan
memberikan flek atau noda pada lembar kertas/ tekstil. Demikian pula kesadahan
merupakan parameter penting untuk industri tekstil disamping parameter-
parameter lain seperti alkalinitas, silika, padatan terlarut dan lainnya.
Pengendalian ion-ion dalam air boiler tersebut pada sistem boiler dilakukan
dengan membuang sebagian dari air boiler secara kontinyu dan disebut sebagai
blow-down; Tujuan blow-down adalah untuk menjaga agar ion-ion yang ada dalam
air boiler tidak melebihi batasan batasan yang telah di tentukan.
Batasan-batasan air boiler (disebut sebagai parameter air boiler) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Parameter air boiler
Parameter Satuan Pengendalian Batas
pH Unit 10.5 – 11.5
Conductivity µmhos/cm 5000, max
TDS ppm 3500, max
P – Alkalinity ppm -
M – Alkalinity ppm 800, max
O – Alkalinity ppm 2.5 x SiO2, min
T. Hardness ppm -
Silica ppm 150, max
Besi ppm 2, max
Phosphat residual ppm 20 – 50
Sulfite residual ppm 20 – 50
pH condensate Unit 8.0 – 9.0
Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan
mempengaruhi berbagai hal, misalnya :
1. Korosi
Korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah
menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya
oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat
beberapa kimia.
Beberapa penyebab korosi pada Boiller antara lain:
a) Adanya kadar Oksigen Terlarut yang melebihi batas pada Boiler feed water
( korosi pada pipa economizer)
b) pH/Alkalinity yang melebihi batasan ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan
tinggi )
c) Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat )
d) Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak )
e) Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan
boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor.
2. Kerak ( Scale)
Pengerakan pada sistem boiler disebabkan antara lain oleh:
a. Pengendapan hardness dan mineral-mineral lainnya apabila batasan
konsentrasinya terlampaui.
b. Kerak lazim terdapat pada boiler antara lain : CaCO3, Ca3(PO4)2,
Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4 . Kerak adalah senyawa
berstruktur kristal dan tidak tembus air, sehingga keberadaanya akan
berfungsi seperti isolator dan menurunkan effisiensi perpindahan panas
sehingga effisiensi boiler akan menjadi rendah dan akan lebih banyak
mengkonsumsi bahan baker; Konsekwensi lain dari adanya kerak adalah
terjadinya “hot spot” yaitu panas yang berlebih pada tempat kerak berada
dan hal ini bisa mengakibatkan pipa boiler menggelembung dan pecah.
3. Endapan (Foculant)
Endapan (foculant) adalah hasil pengendapan dari partikel
tersuspensi (suspended solid); Endapan berstruktur “porous” dan tembus
air, sehingga akibat yang ditimbulkan dari adanya endapan berbeda dengan
akibat dari adanya Kerak; Endapan menyebabkan terjadinya korosi yang
sangat destruktif di bawah endapan tersebut dan akan menyebabkan
kebocoran pipa dalam waktu relative singkat.
Beberapa contoh endapan yang umum terdapat pada boiler adalah:
a. Besi Hydroxide (Fe(OH)3 dimana ion Fe nya berasal dari hasil korosi.
b. Partikel padat tersuspensi dari feedwater (Lumpur & kotoran lain) yang
terbawa dalam feedwater.
c. Dari peristiwa- peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya endapan pada
pipa boiler, menyebabkan terjadinya korosi dibawah endapan dan
kebocoran pada pipa.
4. Air Sanitasi
Air bersih (Sanitasi) adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan
sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan
disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
3. Secara Kimia:
Air limbah industri tahu adalah salah satu jenis industri yang membuang
hasil pengolahan limbah cair dan padat nya baik secara langsung maupun tidak
langsung ke badan air, dimana didalam proses produksi tahu banyak sekali
membutuhkan air untuk proses produksinya.