Anda di halaman 1dari 4

Prolog:

Sejak awal mula penciptaan dunia, Allah menciptakan segala sesuatunya dalam keanekaragaman dan
perbedaan. Ada terang ada gelap, ada bulan dan bintang, aneka hewan didarat, di air dan di udara, juga
tumbuhan di air dan di darat. Demikian juga dengan manusia, ada pria dan wanita, berbeda sifat dan
anggota tubuhnya, dan perbedaan lainnya. Keanekaragaman itu adalah bentuk kemuliaan, keindahan
dan kebesaran Tuhan. Namun kini… perbedaan bukan dipandang sebagai keindahan lagi. Manusia
memberontak pada kebesaran Tuhan. Manusia menjadi sangat serakah satu dengan yang lain.

Jhon: HAHAHAHA..! Hancurlah kalian. Dengan mudah persatuan kalian kami pecah belah.

Ben : HAHAHA! Betul. Hingga mereka benar-benar pecah. Maka kita mengambil langkah maju untuk
menguasai Kota ini.

(sementara para orang asing meningkalkan panggung, masuk 4 orang yang berbeda suku dan Jabatan.
Dan mereka bertikai)

Batak: Hei kau orang Cina! Tak letihkah kau menguasai pasar negeri ini. Dan tak memberi sedikitpun
ruang untuk kami pribumi untuk berkuasa?

Cina: Apa kau bilang? Dasar olang-olang Batak berpikiran dangkal! Kalian semua pemalas! Begitu
suburnya lahan negeri ini kalian tidak manfaatkan. Kuasai saja sebangsamu yang arogan itu!

Jawa: (dengan lantang namun masih dengan aksen lembut) Tutup Mulut kalian orang-orang munafik!
Kalian ribut mempermasalahkan kekuasaan, uang uang dan uang! Apa kalian pernah berpikir apa yang
telah kalian perbuat bagi negeri ini?

(masyarakat biasa kebetulan lewat membawa cangkul yang miris melihat pejabat-pejabat itu bertikai)

Masyarakat Biasa 1: (dengan nada suara lembut) kalian semua itu sama saja. Kalian mengumpulkan
pundi-pundi kekayaan. Sementara kami, berpeluh sepanjang hari untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tidakkah kalian sadar bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang.

Masyarakat Biasa 2: yah. Kasihanilah kami wahai wakil-wakil rakyat. Kami memilih kalian bukan untuk
menguras peluh kami hingga tak bersisa.

Cina: beraninya kalian olang-olang tolol menilai kami. Pergi kalian! (mendorong keras 2 masyarakat
biasa itu)

( semua pemain meninggalkan panggung)

Keesokan harinya, salah seorang masyarakat ke kebun, kebunnya telah diserang hama.
Masyarakat biasa 2: Bagaimana ini, seluruh ladangku di serang hama. Tak ada satupun yang layak untuk
diolah dan dijual. Hu..hu..hu (menangis sambil terduduk)

(petinggi yang bersuku Batak kebetulan lewat)

Batak: waaaaah. Ini bahaya. Bagaimana bila ladangmu saya beli. Dan saya akan mendirikan pabrik di
tanah ini. Sehingga semua hasil panen di desa ini semuanya, di olah di pabrik saya.

Masyarakat biasa 2: lalu, bagaimana dengan keluargaku? Kami bergantung pada hasil ladangku untuk
hidup..

Batak : haaaah! Miskin aja belagu kali kau . Kamu bisa kerja di pabrik saya nanti!

Masyarakat biasa 2: tidak.. saya tidak akan menjual ladang ini..

Batak : (mendorong pundak masyarakat tersebut hingga terjatuh) haaaah! Besok saya akan mengurus
semuanya hingga ladang ini menjadi milik sayaa!.

Masyarakat biasa 2: Tuhan… dimanakah engkau? Kasihani kami dan lindungi kami dari pada orang-orang
jahat itu.

Di tempat lain…

Jhon: lihat! Hahahaha. Betapa bodohnya mereka. Mereka berpijak pada negeri yang sama. Hanya
dibedakan oleh ras, suku dan keyakinan saja. Tapi mereka berlomba untuk berkuasa dan menindas yang
lemah!

Ben: hahaha. Benar Jhon. Mereka masing-masing memiliki agama. Tapi sama sekali tak tau makna dari
agama yang mereka anut.

Jawa: apa yang tengah kalian perbincangkan? Siapa kalian?

Batak: dan siapa yang kalian katakan bodoh, ha?

Jhon: hahaha. Ternyata selain penjilat, kalian juga gemar menguping.

Ben: tentu kalian semua yang kami sebut bodoh. Bangsa yang gemar menindas orang lemah dan tak
segan-segan saling bertikai untuk menduduki kekuasaan!

Jhon: benar! Kalian pergi beribadah kepada dewa lah, kepada Tuhan manapun itu! Namun tak sedikitpun
kalian mencerminkan kalian makhluk bertuhan!

Ben: ya. Kalian keji. Tuhan mana yang mengajarkan kalian untuk bertikai satu sama lain dan menindas
yang lain?
Cina: hayaa! Diam kalian olang-olang asing. Tentu kami punya Tuhan. Tuhan kami memberi kami
kepintaran sehingga bisa menjadi pemimpin di negeri ini!

Jhon: apa? Kami yang akan menguasai orang-orang bodoh ini dan segala kekayaan alamnya! Kalian tidak
pantas!

Ben: haha manusia-manusia TOLOL!!!

Tiba-tiba suara gemuruh terdengar (bisa dibuat melalui suara keyboard pemusik, lalu 1 orang dibelakang
panggung membuat suara Tuhan) saat suara gemuruh dimainkan, semua yang dipanggung memasang
muka bingung dan ketakutan)

Tuhan: Kalian yang ingin kaya terjatuh ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan,
yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan!!

(Masyarakat biasa 1&2 memasuki panggung dengan wajah kalut bercampur bahagia)

Masyarakat biasa 1: Tuhaaaan! Engkaukah itu?

Masyarakat biasa 2: Tuhaaan… janganlah engkau murka kepada kami makhluk yang berdosa ini. Ampuni..
ampuni kamiii

Jhon: benarkah itu Tuhan? Adakah Tuhan?

Batak: Yaaaa Tuhann ampunilah kamiii. Hamba berdosa. Kami telah berdosa.

(suara gemuruh semakin kencang, dan semua orang memasang wajah mencekam)

TUHAN: siapa menindas orang yang lemah, menghina penciptanya. Janganlah kamu mengasihi dunia dan
apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

Demikianlah kehidupan manusia yang semakin digerus oleh perkembangan zaman. Menjadi hamba uang
dan melakukan hal yang tidah disukai oleh Tuhan. Sebab Tuhan adalah kasih dan takkan henti
memaafkan orang-orang berdosa. Baik engkau kaya ataupun miskin, tidak menjadikan engkau indah
apabila hatimu penuh dengan kejahatan. Hati yang penuh kasih menjadi persembahan berharga untuk
memuliakan nama Tuhan.
(semua pemain bergandengan tangan dan menyanyikan lagu “kasih itu lemah lembut”)

Anda mungkin juga menyukai