Anda di halaman 1dari 12

Studi Geomedis Gangguan Tiroid di Pemukiman Kaki Bukit Pir

Panjal Range
Rafiq Ahmad Hajam*, Ghulam Mohmad Rather, Tasawoor Ahmed Kanth
Department of Geography and Regional Development, University of Kashmir, Srinagar, India.
Received 20 January, 2015; Accepted 10 July, 2015

Sari

Penelitian ini adalah berusaha untuk menemukan konsentrasi yodium (I) dalam fase tanah
dan air dari lingkungan dan hubungannya dengan kesehatan manusia di pemukiman kaki
bukit Pir Panjal Range di Desa Anantnag lembah Kashmir. Selain itu faktor-faktor penentu
sosial-ekonomi kesehatan juga diperhitungkan. Pertama, daerah itu dibagi menjadi zona-zona
ketinggian dan kelas-kelas tanah. Kemudian, sampel tanah dan air diambil dari masing-
masing jenis tanah di setiap zona ketinggian dan dianalisis dengan Spektroskopi Serapan
Atom (Atomic Absorption Spectrophotometer). Karakter sosio-ekonomi daerah tersebut
dianalisis melalui survei daerah dengan menggunakan jadwal rumah tangga terstruktur. Di
daerah ini, orang-orang bergantung pada makanan yang dibudidayakan secara lokal karena
kondisi ekonomi mereka. Studi ini menyoroti bahwa sekitar 19,5, 42,9 dan 37,6% rumah
tangga di wilayah studi memiliki status pendapatan yang rendah (Rs. <5000/bulan = Rp
1.041.837,25), sedang (Rs.5.000-10.000/bulan = Rp 1.041.837,25 – 2.083.674,50) dan tinggi
(Rs.>10.000/bulan = >Rp2.083.674,50). Studi ini mengungkapkan bahwa kandungan yodium
di semua tanah (0,970-1,230 mg/kg) dan air (1,6-2,2 µ/L) sampel di semua zona ketinggian
kurang dari nilai rata-rata tanah di dunia (2,8 mg/kg) dan air tawar (8,7 μg/L). Sekitar 17,6%
dari populasi di desa sampel menderita Gangguan Defisiensi Iodine (IDDs). IDD ini dapat
dianggap berasal dari kelangkaan yodium di tanah, air minum, dan gaya hidup. Beberapa
upaya telah dilakukan untuk menyarankan langkah-langkah perbaikan tertentu untuk
meminimalkan besarnya penderita IDD di wilayah studi.

Kata kunci: Iodine, Gangguan tiroid, kaki bukit, metode memasak.

PENGANTAR

Trace elements adalah unsur-unsur yang terdapat di tumbuhan atau hewan termasuk
jaringan manusia dalam konsentrasi kurang dari 0,01% (<100 mg/kg) dari berat kering
organisme (Adriano, 2001). Elemen jejak diperlukan untuk kehidupan dalam jumlah kecil.
Mereka adalah komponen dari hemoglobin, asam deoksiribonukleat, asam ribonukleat, dan
berbagai enzim (Warren, 1991). Trace elements memiliki peran penting dalam sintesis
protein dan asam nukleat. Ada persyaratan standar dari setiap elemen jejak untuk kesehatan
manusia (WHO, 1996). Konsentrasi unsur-unsur jejak di tanah, air atau makanan utamanya
ditentukan oleh kondisi geologi daerah (Keller, 1999; Pyle, 1979).

Tubuh manusia tidak membuat yodium sendiri dan tergantung pada sumber makanan.
Tubuh manusia dewasa yang sehat mengandung 15 hingga 20 mg yodium, dimana sekitar 70

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
hingga 80% berada di kelenjar tiroid. Asupan normal dan kebutuhan yodium adalah 100
hingga 150 µg/d (Masoodi, 2012; Fuge, 2005).

Yodium adalah elemen penting untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia.


Kekurangan yodium menyebabkan penurunan sintesis hormon tiroid yang mengarah ke
peningkatan kadar hormon perangsang tiroid dan akan merangsang pertumbuhan tiroid dan
gondok (Jamescon dan Weetman, 2005).

Gangguan ini terutama ditemukan pada orang-orang yang tinggal jauh dari daerah
pantai, yaitu di daerah pegunungan, daerah glasial, dan sejenisnya. Melainkan orang yang
tinggal di daerah pesisir juga dapat menderita IDD karena garam laut tidak mengandung
konten yodium sebanyak yang dipersyaratkan oleh masyarakat dan karena kebiasaan mereka
yang tidak sesuai (UNICEF, 2002). Organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa
sekitar 20 hingga 60% populasi dunia kekurangan yodium (Zimmermann, 2009) dengan
sebagian besar berada di negara berkembang. Pada tahun 2004-2005, Mayer menyatakan
bahwa Desa Anantnag (bagian dari kaki perbukitan) memiliki tingkat gondok tertinggi dan ia
menyatakan bahwa sifat batuan dasar dan tanah berpengaruh pada penyakit gondok ini.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan pada anak-anak sekolah di Desa Kulgam
yang merupakan bagian dari kaki perbukitan Pir Panjal, ditemukan bahwa 18,9% menderita
Total Goiter Rate (TGR); 21,2% anak laki-laki dan 16,7% perempuan (Khan et al., 2014).
Maka dari itu, penelitian ini berusaha untuk menyelidiki kemungkinan penyebab, faktor
geokimia, dan sosio-ekonomi di daerah tersebut.

DAERAH PENELITIAN

Daerah penelitian berada di wilayah Kashmir yang terletak kira-kira antara ketinggian
1.800 meter - 3.000 meter di atas permukaan laut. Daerah ini terletak di antara 33 ° 23 '08' N
- 332 ° 65´90 'N lintang dan 74 ° 55 75 ° 10' 05 '′ - 75 ° 35 ′ 20' 'E bujur, dengan seluas sekitar
547,04 km2 (Gambar 1). Tanah di daerah penelitian cukup bervariasi, mulai dari daerah
alluvial ke danau dan glasial (Gambar 2 dan Tabel 1).

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
Gambar 1. Peta lokasi di kaki perbukitan Pir Panjal range, Anantnag
(SOI toposheets, 1971).

Gambar 2. Peta klasifikasi tanah pada lokasi penelitian


(Soil Map of J & K, ICAR, Nagpur-2010).

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
Tabel 1. Tipe tanah dengan kode dan deskripsi.

METODOLOGI

Metodologi yang komprehensif digunakan untuk melaksanakan penelitian ini. Gambar 3


menunjukkan basis data umum dan skema metodologis dalam beberapa langkah untuk
mencapai tujuan dari penelitian ini.

Gambar 3. Diagram alir metodologi

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
a. Teknik GIS

Wilayah studi digambarkan dari Survey of India (SOI) toposheet skala 1: 50.000 tahun
1971 dengan angka 43 O/2, 43 O/3, 43 O/6 dan 43 O/7 dengan bantuan software Arc
View 3.2a. Kontur dasar diambil sebagai 1.800 (mdpl) dan atas satu sebagai 3.000 mdpl
(Raza et al., 1978). Kedua kontur ini terhubung pada sisi lateral dengan mengambil batas
DAS melalui digitalisasi.

Dengan mendigitalkan 2.400 m kontur, area yang diteliti dibagi menjadi dua zona
ketinggian, yaitu Lower Foot Hills (LFHs) dan Upper Foot Hills (UFHs) bervariasi di
ketinggian mulai dari 1.800 - 2.400 m dan 2.400 - 3.000 m. LFHs ditandai oleh manusia
yang menetap secara permanen, sementara UFHs sebagian besar penduduk yang suka
berpindah-pindah. Dengan mendigitalkan kontur 2.100 m, LFH dibagi lagi menjadi dua
sub-zona yaitu, LFHs-1 dan LFHs-2 pada elevasi dari 1.800 - 2.100 m dan 2.100-2.400
m (Gambar 4a) untuk analisis komparatif.

Gambar 4a. Peta zonasi ketinggian Gambar 4b. Peta pengambilan sample desa

Teknik sampling secara acak terstratifikasi digunakan untuk pemilihan lokasi sampel
(desa, tanah, dan air), serta sample rumah tangga seperti ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3
dan Gambar 4b, 5a dan 5b.

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
Gambar 5. (a) Lokasi pengambilan sample tanah dan (b) Lokasi pengambilan sample air minum

b. Pekerjaan lapangan

Untuk mengurangi variabilitas sampel tanah, sampel komposit diambil dari setiap
lokasi sampel. Sampel komposit terdiri dari lima sub-sampel yang diambil dari setiap
lokasi sampel dalam format 10 m x 10 m. Empat sub-sampel diambil dari empat daerah
dan satu dari pusat. Sampel tanah diambil dari kedalaman 0 – 20 m, 0 - 40 m, dan 0 - 60
cm dalam kaitannya dengan berbagai penggunaan lahan utama, yaitu pertanian,
hortikultura, dan hutan (Brady, 1991; Pennock et al., 2008). Sampel air dikumpulkan
dalam botol plastik bersih yang tidak terpakai dari tempat sampel yang dipilih dan diberi
label dengan benar, dan dibawa ke laboratorium dalam waktu 24 jam. Kedua jenis
sampel dianalisis di Pusat Penelitian Residu dan Laboratorium Analisis Kualitas,
SKUAST, Shalimar. Survei sosio-ekonomi dilakukan untuk memberikan gambaran
sosio-ekonomi daerah dan menilai ketergantungan orang-orang pada makanan lokal,
status pendapatan, metode memasak, penggunaan garam beryodium pada rumah tangga,
dan air minum serta persentase rumah tangga yang membeli makanan dari pasar.

c. Pekerjaan laboratorium

Sampel tanah dikeringkan, dihancurkan dengan roller kayu melewati saringan 10


mesh (<2 mm), dan kemudian digiling dengan mortar batu. Partikel <63 μm yang
terpilah kemudian dipisahkan untuk analisis kimia. Sampel dianalisis di bawah
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS-4141, Electronic Corporation Limited, India).

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
Konsentrasi total Iodin ditentukan setelah pemrosesan 4-asam (HF, HClO4, HNO3 dan
HCl) oleh AAS. Sampel dianalisis untuk unsur yodium, pH, dan bahan organik (OM).

HASIL DAN DISKUSI

a. Konsentrasi Yodium di tanah dan sumber air minum

Penelitian menunjukkan bahwa tanah dan sumber air dari kaki berbukitan Pir
Panjal di daerah Anantnag kekurangan kandungan yodium di semua zona ketinggian
(Tabel 4 dan 5) dan memiliki kandungan yodium kurang dari rata-rata dunia. Bahan
organik dan pH mempengaruhi konsentrasi yodium dalam tanah. Di tanah tipe-61,
kandungan yodium pertama meningkat seiring dengan ketinggian karena peningkatan
OM di tanah, kemudian sedikit menurun seiring ketinggian karena peningkatan
kemiringan, dan tekstur tanah yang lebih kasar. OM mengikat ion yodium dalam
tanah, tetapi peningkatan kemiringan, dan tekstur kasar menyebabkan ion yodium
menurun, dan berpindah tempat dengan mudah selama hujan. Di tanah tipe-106,
konten yodium pertama menurun seiring karena peningkatan keasaman tanah, dan
kemudian meningkat seiring dengan ketinggian. pH asam dalam tanah mengkatalisis
hilangnya ion yodium di tanah. Demikian juga, Tabel 5 menunjukkan konsentrasi
yodium dalam sumber air minum di daerah tersebut. Konten yodium dalam sumber
air minum pertama meningkat seiring dengan ketinggian dan kemudian menurun. Ini
menunjukkan afinitas ke tanah sekitarnya dan karakter fisiko-kimia mereka.

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
b. Prevalensi penyakit defisiensi yodium

Studi ini mengungkapkan bahwa sekitar 17,6% orang menderita IDD berbeda di
semua kelompok usia-jenis kelamin (Tabel 6). Orang-orang ini memiliki
ketergantungan yang lebih besar (66,89%) terhadap bahan pangan yang
dibudidayakan secara lokal karena kondisi ekonomi mereka yang kurang beruntung.
Lebih dari 62,4% rumah tangga yang terdiri dari rumah tangga dengan status
pendapatan rendah dan menengah berada di bawah garis kemiskinan sesuai standar
internasional garis kemiskinan berbasis pendapatan (Rs. 2371,5 bulan-1 orang1).
Mereka juga memiliki pendapatan yang tidak memadai sesuai skenario ekonomi lokal
yang bersangkutan. Hal ini terbukti dari Tabel 6 bahwa di desa sampel wilayah UFH,
sekitar 30,2% orang menderita IDD dibandingkan dengan 24,0% wilayah LFH.
Variasi ini dapat dikaitkan dengan ketergantungan yang lebih besar dari orang-orang
pada item makanan defisit yodium yang dibudidayakan secara lokal, dan lebih sedikit
penggunaan garam beryodium dalam UFH daripada orang-orang di LFHs (Tabel 7).
Di desa sampel di UFH, sekitar 92,9% rumah tangga termasuk dalam kelompok
berpenghasilan rendah dan menengah (Tabel 8) yang memaksa mereka untuk
bergantung pada makanan apa pun yang mereka kembangkan secara lokal. Sekitar
92,85% rumah tangga memiliki> 50% ketergantungan pada makanan defisit yodium
lokal, dan 42,8% orang menggunakan garam beryodium di UFHs dibandingkan
dengan LFH di mana sekitar 81,76% rumah tangga di desa sampel memiliki> 50%
ketergantungan pada makanan lokal dan 75,4% orang menggunakan garam
beryodium (Tabel 7). Prevalensi IDD di LFHs menunjukkan penurunan dari LFHs-1
ke LFHs-2. Sekitar 17,4% orang menderita IDD di LFHs-1 dibandingkan dengan
16,4% di LFHs-2 (Tabel 6). Variasi ini tampaknya merupakan hasil dari gaya hidup
yang berbeda terutama metode memasak makanan. Dalam LFHs-1, sekitar 96,7%
rumah tangga yang disurvei terbiasa dengan metode memasak yang tidak sesuai
seperti periode panjang mendidih, berkeringat, blansing dan menggoreng
dibandingkan dengan LFHs-2 di mana nilainya 83,4% (Tabel 7). Prevalensi IDD di

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
desa sampel di sub-zona menurun dengan ketinggian sehubungan dengan perubahan
konten yodium, pH dan OM di masing-masing jenis tanah dan kondisi sosio-ekonomi
dengan pengecualian SS5-ANG. Dalam LFHs-1, SS1-ANG (tipe tanah-61) mencatat
21,4% dan SS2-ANG (tipe tanah-106) mencatat 16,9% pasien dan pada LFHs-2, SS3-
ANG (tipe tanah-61) mencatat 16,4 % dan SS4-ANG (tipe tanah-106) mencatat
16,5% pasien dan di sub-zona UFH, SS5ANG (tipe tanah-61) mengalami 22,2%
pasien dari total populasi yang disurvei. Peningkatan persentase pasien yang
menderita IDD di SS5 -ANG adalah karena OM (4,90%) yang tinggi di tanah (Tabel
4).

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
Meskipun konsentrasi yodium pada SS5-ANG relatif lebih besar daripada beberapa
situs lain, ia memiliki kerugian karena memiliki OM yang tinggi. OM menurunkan
bioavailabilitas yodium untuk tanaman / tanaman yang mengakibatkan makanan kekurangan
yodium. Ini juga dapat dikaitkan dengan ketergantungan yang lebih besar dari orang-orang
pada makanan lokal (Tabel 7). Perbedaan dalam persentase prevalensi IDD sehubungan
dengan usia dan kelompok seks dapat dikaitkan dengan perbedaan relatif dalam gaya hidup.
Sebuah model diagram (Gambar 6) telah dikembangkan terkait dengan penelitian ini yang
menunjukkan gerakan siklik dari yodium dalam berbagai fase lingkungan, jalur pada
bagaimana yodium mencapai tubuh manusia, kerugiannya pada berbagai tahap gerakan di
tangan ganda. alam dan manusia dan hasil konsekuensinya yaitu, IDD. Diagram ini juga
menyoroti peran kolam alami transfer yodium dan gaya hidup masyarakat daerah yang diteliti
dalam berkontribusi penyebab dari IDD yang berbeda. Kolam lingkungan litosfer dan
atmosfer lingkungan adalah kekurangan yodium sementara kolam hidrospherik efisien dalam
kandungan yodium tetapi tidak cukup untuk menyelamatkan manusia dari IDD. Jadi,
makanan yang berasal dari tanah kekurangan yodium. Manusia individu hanya memperoleh
sekitar 0,5 µg d-1 yodium dari inhalasi (Nordic Project Group, 1995). Makanan laut kaya
yodium tapi sayangnya orang kurang menggunakan makanan laut mungkin karena status
pendapatan mereka yang rendah dan harga makanan yang tinggi. Masalah kekurangan
yodium dan kerugian dari makanan dan air apa pun yang digunakan selanjutnya digabungkan
dengan metode memasak yang tidak sehat dan tidak sehat serta gaya hidup lainnya.

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A
KESIMPULAN

Di semua zona ketinggian, konten yodium di tanah (0,970-1,230 mg kg-1) dan air
segar (minum) air (1,64,2 µg L-1) sampel situs lebih rendah dari rata-rata tingkat dunia dalam
tanah (2,8 mg kg-1) dan sumber air minum (8,7 µg L-1). Kandungan yodium dalam tanah
menunjukkan hubungan yang erat dengan OM dan pH. Yodium dalam tanah memiliki
hubungan langsung dengan OM dan hubungan terbalik dengan pH. Konten yodium dalam
sampel air menunjukkan hubungan dengan konten yodium di tanah sekitarnya. Pencucian dan
pelarian memainkan peran penting dalam transfer yodium dari tanah sekitarnya ke badan air.
Sekitar 17,6% orang yang disurvei menderita gangguan tiroid. Ada penurunan dalam
prevalensi IDD dari LFH ke UFHs dan dari LFHs-1 ke UFHs-2 karena gaya hidup orang. Di
tingkat desa sampel, ada juga penurunan persentase prevalensi IDD dengan ketinggian di
masing-masing jenis tanah kecuali SS5-ANG dari wilayah UFH. Hal ini disebabkan oleh OM
(4,90%) yang tinggi di tanah di SS5-ANG dan ketergantungan pada makanan vegetarian.

REKOMENDASI

Saran-saran sederhana dan berbiaya rendah untuk meminimalkan besarnya penderita


IDD di daerah yang diteliti diperlukan untuk daerah tersebut bersifat pedesaan. Orang-orang
di daerah tersebut harus membuat 100% penggunaan garam beryodium oleh seluruh
penduduk. Perhatian khusus harus diberikan kepada ibu hamil dan menyusui setelah
berkonsultasi dengan praktisi medis yang terdaftar. Mereka harus menghindari periode
panjang mendidih, berkeringat, blansing dan menggoreng makanan untuk menghindari
Nama : Istifari Husna Rekinagara
NIM : 111.150.058
Kelas : A
hilangnya nutrisi terutama yodium. Yodium harus ditambahkan ke air minum dan air irigasi
melalui kesuburan untuk meningkatkan kandungan yodium dalam sistem alami tanah dan air.
Semakin banyak makanan laut, telur, produk susu, selada air, garam beryodium, biji-bijian
dan buah-buahan harus digunakan. Orang-orang juga harus menghindari minum air matang di
area bebas risiko coliform.

Nama : Istifari Husna Rekinagara


NIM : 111.150.058
Kelas : A

Anda mungkin juga menyukai